BAB II PENGENALAN SISTEM IRIGASI

(1)

BAB II

PENGENALAN SISTEM IRIGASI 2.1 Latar Belakang

Perkembangan pertanian dilihat dari produktifitas lahan dan tanaman yang tumbuh pada suatu lahan. Produktifitas lahan sebagai kemampuan lahan atau luas lahan yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya, sedangkan produktifitas tanaman sebagai kemampuan tanaman dalam memproduksi hasil. Kedua hal penting ini di tentukan oleh suatu pengaturan air atau irigasi, suatu pengaturan air yang baik dan sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman tergantung dari sistem irigasinya,dan sistem irigasi terdiri dari jaringan irigasi dan disini terdapat bangunan-bangunan irigasi.

Irigasi termasuk sesuatu yang penting dalam bidang pertanian. Tanpa adanya sistem irigasi, usaha pertanian merupakan suatu hal yang tidak maksimal, karena irigasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha pertanian. Pengenalan sistem irigasi termasuk hal yang penting bagi seorang mahasiswa yang berkelud di bidang Teknik Pertanian. Irigasi merupakan salah satu usaha untuk mengalirkan air dari suatu sumbernya ke lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan air tanaman menurut jumlah air yang dibutuhkan tanaman tersebut tentunya menurut kondisi lahannya.

Adapun guna dan hubungan keterkaitan dari sistem irigasi pada bidang teknik pertanian adalah sebagai acuan kita dalam melakukan kegiatan pertanian. Dimana yang namanya sistem berarti mencakup semua pengaturan, cara dan metoda. Dengan mengetahui sistem yang benar suatu kegiatan dapat dilakukan sebagaimana harusnnya dan hasilnya juga akan optimal. Sedangan fungsi dari irigasi itu sendiri adalah memenuhi kebutuhan air tanaman, memberantas gulma, mempeerbaiki keadaan fisik tanah, melunakkan bagian tanah yang keras akibat pengolahan dan lain-lain.

Bangunan-bangunan irigasi perlu dipelajari karena setiap bangunan irigasi yang ada disuatu daerah memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan irigasi yang akan dialirkan ke lahan dan disesuaikan juga


(2)

dengan topografi dari daerah tersebut. Bangunan irigasi digunakan untuk mengontrol laju air pada saluran irigasi agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan air pada tanaman. Serta dapat memperkirakan tingkat kebutuhan air yang dibutuhkan disuatu tempat lahan pertanian.

2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pratikum ini adalah sebagai berikut: 1. Mengenal bangunan yang ada pada suatu jaringan irigasi;

2. Mengenal tata cara pemberian nama atau kode pada bangunan irigasi;

3. Mengenal macam fungsi, kegunaan serta cara pengoperasian bangunan irigasi. 2.3 Manfaaat

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Praktikan dapat mengenal bangunan yang ada pada suatu jaringan irigasi; 2. Praktikan dapat mengenal tata cara pemberian nama bangunan irigasi; 3. Praktikan dapat membuat sketsa pada saluran irigasi.

2.4 Tinjauan Pustaka 2.4.1 Pengertian Irigasi

Irigasi adalah segala usaha manusia yang berhubungan dengan perancanaan danpembuatan cara untuk menyalurkan serta membagikan air kebidang-bidang tanahpertanian secara teratur,serta membuang air kelebihan yang tidak dibutuhkan.

Fungsi irigasi antara lain :

1. Memenuhi kebutuhan air tanaman; 2. Mencegah kerusakan tanah akibat frost;

3. Menurunkan suhu tanah;

4. Melunakkan lapisan tanah yang keras pada saat pengolahan tanah; 5. Menjamin ketersediaan air apabila terjadi betatan.


(3)

Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan penggunaannya.

Fungsi jaringan irigasi yang utama adalah memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhan tanaman.Fungsi dari sebuah jaringan irigasi adalah lebih kompleks. Fungsi tersebut antara lain :

1. Mengambil air dari sumber air (diverting). Sumber air yang umumnya digunakan antara sumur air, sungai, waduk, bendungan dan danau.

2. Membawa atau mengalirkan air dari sumber air ke lahan pertanian (conveying). Dalam fungsi ini, air bisa dibawa melalui saluran terbuka (kanal) dan saluran tertutup melalui pipa-pipa (mainline).

3. Mendistribusikan air ke tanaman (distributing). Dalam sebuah jaringan irigasi, pendistribusian air dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu: a. Continuos flow, merupakan metode distribusi yang sederhana dimana air

dialirkan secara terus menerus ke lahan pertanian tanpa penyesuaian dengan kebutuhan tanaman sesuai fase pertumbuhannya.

b. Rotational flow, merupakan metode distribusi yang dilakukan secara bergantian dari lahan satu ke lahan lainnya berdasarkan perencanaan dan jadwal yang telah disepakati bersama antara sesama petani pemakai air irigasi. Jadwal yang direncanakan tentunya telah disesuaikan dengan fase pertumbuhan dan kebutuhan tanaman.

c. On demand, merupakan metode distribusi yang lebih modern dan kompleks. Gambaran umum metode ini adalah seperti jaringan PDAM di kompleks pemukiman. Dibutuhkan beberapa komponen otomatisasi dalam jaringan, sehingga petani pemakai air dapat mendistribusikan air sewaktu waktu. Keuntungan dari metode adalah kebebasan petani memakai air irigasi dalam aplikasi air tanaman. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah kebutuhan modal yang lebih banyak untuk pembangunan jaringannya, serta potensi terjadinya kekurangan air saat seberapa petani pemakai air menggunakan air secara bersamaan.


(4)

d. Reservoir, merupakan metode gabungan antara continous flow dan on demand. Bak bak penampungan air dibangun di sepanjang lahan pertanian. Bak tersebut akan diisi terus menerus seperti pada metode continous flow. Selanjutnya petani pemakai air mendistribusikan air dari bak penampungan tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka sewaktu-waktu seperti pada metode on demand.

2.4.3 Macam-Macam Irigasi 1. Irigasi Permukaan

Irigai perrmukaan merupakan kegiatan mendistribusikan air kelahan pertanian melalui muka tanah. Pada irigasi permukaan air diperoleh dari permukaan, misalnya danau ataupun sungai.

2. Irigasi Bawah Permukaan

Irigasi bawah permukaan adalah sistem irigasi yang dilakukan dengan cara meresapkan air kedalam tanah.Peresapan air dalam tanah ini dilakukan dibawah zona perakaran menggunakan pipa porus atau melalui sistem saluran pembuka. 3. Irigasi Springkler

Irigasi springkler adalah irigasi menggunakan pompa untuk menyerupai hujan yang dipancarkan.

4. Irigasi Tringkler

Irigasi tringkler atau irigasi tetes adalah proses pendistribusian air yang diberikan pada tanaman dengan meneteskannya, yakni dengan cara mengatur pada tekanan tertentu. Sehingga, air yang menetes secara berkala selama beberapa kali tiap satuan waktu.

5. Irigasi Alur

Irigasi alur merupakan jenis pengirigasian yang dibuat alur ditengah-tengahnya. Irigasi jenis ini biasa dipakai seperti untuk pengirigasian pada sistem penanaman padidengan metode SRI atau metode tanam padi sebatang.

6. Irigasi Pasang Surut

Sistem irigasi ini memanfaatkan pasang surut dari air laut untuk mengairi sawah. Irigasi pasang surut ini dapat dikendalikan sepenuhnya dengan cara pada


(5)

saat air pasang diharapkan lapisan air bagian atas yang masih tawar dapat memenuhi kebutuhan lahan. Sedangkan pada saat surut dilakukan proses drainase.

7. Irigasi Pompa

Ada beberapa jenis pompa bila ditinjau dari sisi tenaga penggeraknya antara lain :

a. Pompa air yang digerakan oleh tenaga manusia (Pompa tangan) b. Pompa air dengan penggerak tenaga air (air terjun dan aliran air) c. Pompa air dengan penggerak berbahan bakar minyak

d. Pompa air dengan penggerak tenaga listrik

Pompa digunakan bila bangunan-bangunan pengelak yang lain tidak dapat memecahkan permasalahan pengambilan air dengan gravitasi, atau kalau pengambilan air relatif sedikit dibandingkan lebar sungai. Dengan instalasi pompa pengambilan air dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Namun, dalam operasionalnya memerlukan biaya operasi dan pemeliharaanya cukup mahal terutama dengan semakin mahalnya bahan bakar dan tenaga listrik.

8. Irigasi Kendi

Irigasi kendi yaitu irigasi yang menggunakan alat bantu kendi yang digunakan sebagai wadah penampungan air, dan kendi tersebut di benamkan ke dalam tanah yang berdekatan dengan perakaran tanaman agar air rembesan dari kendi tersebut dapat si serap langsung oleh perakaran tanaman.

9. Irigasi Tadah Hujan

Irigasi tadah hujan ini merupakan suatu irigasi yang mengandalkan air hujan sebagai sumber utama air pada areal pertanian. Penggunaan irigasi tadah hujan ini biasanya hanya dipergunakan pada suatu daerah yang jauh dari sumber air irigasi pemerintah. Penggunaan sumber air hujan ini sangat tidak efektif bagi petani karena tidak dapatnya mengatur dan memantau berapa penggunaan air yang sebenarnya, sehingga kebutuhan air tanaman tidak dapat terpenuhi dengan sepenuhnya.


(6)

10. Irigasi Kincir air

Irigasi kincir air merupakan irigasi yang menggunakan kincir air sebagai alat pembagi air ke lahan pertanian. Kincir air sendiri bergerak pada porosnya yang digerakkan oleh dorongan air sungai. Kincir air digunakan untuk mengairi sawah irigasi yaitu sawah yang tidak mengandalkan air hujan (tadah hujan) atau yang tidak mempunyai sumber yang dialirkan lewat parit.

2.4.4 Klasifikasi Saluran Irigasi Saluran irigasi terdiri atas : 1. Saluran Primer

Saluran primer merupakan saluran yang membawa air dari bangunan utama hingga ke saluran sekunder dan sebagai penghubung ke saluran sekunder.

2. Saluran Sekunder

Saluran sekunder merupakan lanjutan dari saluran primer yang berfungsi untuk membawa air dari saluran primer dan berfungsi sebagai penghubung ke saluran tersier. Saluran sekunder meerupakan saluran yang terdapat setelah bangunan bagi ataupun bagi sadap.

3. Saluran Tersier

Saluran tersier merupakan lanjutan dari saluran sekunder yang berfungsi untuk membawa air dari saluran sekunder dan berfungsi sebagai penghubung ke saluran kuarter. Saluran ini merupakan terusan atau percabangan yang terletak di saluran sekunder, dan biasanya langsung dialirkan ke kolam ikan, sawah dan sebagainya.

4. Saluran Kuarter

Saluran kuarter merupakan lanjutan dari saluran tersier yang berfungsi untuk membawa air dari petakan sawah ataupun kolam untuk dialirkan ke tempat berikutnya.

5. Saluran cacing

Saluran cacing adalah saluran menyilang dan membujur dipetakan sawah. 2.4.5 Pengertian Bendung dan Bendungan


(7)

Bendung adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud untuk meninggikan elevasi muka air sungai tanpa reservoir lalu diarahkan ke saluran irigasi. Sebuah bendung memiliki fungsi, yaitu untuk meninggikan muka air sungai dan mengalirkan sebagian aliran air sungai yang ada ke arah tepi kanan dan tepi kiri sungai untuk mengalirkannya ke dalam saluran melalui sebuah bangunan pengambilan jaringan irigasi.

Gambar . Bendung

sumber:http://putusukmakurniawan.blogspot.com/2010/09/perencanaan-bendung.html Bendungan adalah usaha untuk meninggikan muka air mengarahkan air sungai kemudian menyimpan dengan reservoir. Sebuah bendungan berfungsi sebagai penangkap air dan menyimpannya di musim hujan waktu air sungai mengalir dalam jumlah besar dan yang melebihi kebutuhan. Air yang ditampung di dalam bendungan ini dipergunakan untuk keperluan irigasi, air minum, industri, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Kelebihan dari sebuah bendungan, yaitu dengan memiliki daya tampung tersebut, sejumlah besar air sungai yang melebihi kebutuhan dapat disimpan dalam waduk dan baru dilepas mengalir ke dalam sungai lagi di hilirnya sesuai dengan kebutuhan saja pada waktu yang diperlukan.


(8)

Gambar . Bendungan

sumber:http://pemberian- air-irigasi.wordpress.com 2.4.6 Bangunan Irigasi

Keberadaan bangunan ingasi diperlukan untuk menunjang pengambilan dan pengaturan air irigasi Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering dijurnpai dalam praktek irigasi antara lain :

1. Bangunan Utama

Bangunan utama dimaksudkan sebagai penyadap dari suatu sumber air untuk dialirkan ke seluruh daerah irigasi yang dilayani. Berdasarkan sumber airnya, bangunan utarna dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, yaitu :

a. Bendung

Bendung adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud untuk meninggikan elevasi muka air sungai.

b. Pengambilan Bebas

Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai menyadap air sungai untuk dialirkan ke daerah irigasi yang dilayani. Perbedaan dengan bendung adalah pada bangunan pengambilan bebas tidak dilakukan pengaturan tinggi muka air di sungai.

c. Pengambilan dari Waduk

Salah satu fungsi waduk adalah menampung air pada saat terjadi kelebih an air dan mengalirkannya pada saat diperlukan. Dilihat dari kegunaannya, waduk dapat bersifat eka guna dan multiguna.


(9)

Bangunan pengambilan air dengan pompa menjadi pilihan apabila upaya-upaya penyadapan air secara gravitasi tidak memungkinkan untuk dilakukan, baik dari segi teknik maupun ekonomis. Salah satu karakteristik pengambilan irigasi dengan pompa adalah investasi awal yang tidak begitu besar namun biaya operasi dan eksploitasi yang sangat besar.

2. Jaringan Pembawa

Jaringan pembawa terdiri dari jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan saluran utama terdiri dari saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri atas saluran tersier serta saluran kuarter di petak tersier. Dalam saluran tersebut dilengkapi dengan saluran pembagi, bangunan sadap tersier, bangunan bagi sadap dan boks – boks tersier. Bangunan sadap tersebut dapat pula berfungsi sebagai bangunan ukur atau hanya dapat berfungsi sebagai pengatur debit. Dalam saluran primer atau sekunder dilengkapi dengan bangunan pengatur muka dan pada saluran pembawa dengan aliran super kritis dilengkapi bangunan terjun, got miring. Pada saluran pembawa sub kritis dilengkapi dengan bangunan talang, jembatan, bangunan pelimpah, bangunan penguras, saluran pembuang samping dan jalan jembatan.

3. Saluran Pembuang

Saluran pembuang terdiri dari saluran pembuang utama, yaitu saluran yang menampung kelebihann air dari jaringan sekunder dan tersier keluar daerah irigasi. Saluran pembuang tersier adalah saluran yang menampung dan membuang kelebihan air dari petak sawah ke saluran pembuang primer atau sekunder.

4. Petak Tersier

Petak tersier terdiri dari kumpulan petak sawah (100 ha - 150 ha) yang dilengkapi dengan saluran tersier, serta saluran kuarter. Dalam operasi dan pemeliharaannya, petak tersier ini sudah menjadi tanggung jawab dari petani pemakai air.


(10)

Jaringan irigasi dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan pengaturan, pengukuran, serta kelengkapan fasilitas, yaitu (1) jaringan irigasi sederhana, (2) jaringan irigasi semi teknis dan (3) jaringan irigasi teknis.

1. Jaringan Irigasi Sederhana

Bangunan pada jaringan irigasi sederhana ini masih terbuat dari tanah (belum permanen) sehingga umurnya singkat karna pengikisan. Biasanya diusahakan secara mandiri oleh suatu kelompok petani pemakai air, sehingga kelengkapan maupun kemampuan dalam mengukur dan mengatur masih sangat terbatas. Ketersediaan air biasanya melimpah dan mempunyai kemiringan yang sedang sampai curam, sehingga mudah untuk mengalirkan dan membagi air. Namun, efisiensinya rendah.

2. Jaringan Irigasi Semi Teknis

Jaringan irigasi semi teknis ini merupakan jaringan yang sudah agak bagus baik dari pengaturan dan kelengkapan bangunannya dibandingkan jaringan irigasi sederhana.Jaringan memiliki bangunan sadap yang permanen ataupun semi permanen. Bangunan sadap pada umumnya sudah dilengkapi dengan bangunan pengambil dan pengukur. Jaringan saluran sudah terdapat beberapa bangunan permanen, namun sistem pembagiannya belum sepenuhnya mampu mengatur dan mengukur. Karena belum mampu mengatur dan mengukur dengan baik, sistem pengorganisasian biasanya lebih rumit.

3. Jaringan irigasi teknis

Jaringan irigasi teknis bangunan yang kokoh dari beton mempunyai bangunan sadap yang permanen. Bangunan sadap serta bangunan bagi mampu mengatur dan mengukur. Disamping itu terdapat pemisahan antara saluran pemberi dan pembuang. Pengaturan dan pengukuran dilakukan dari bangunan penyadap sampai ke petak tersier. Untuk memudahkan sistem pelayanan irigasi kepada lahan pertanian, disusun suatu organisasi petak yang terdiri dari petak primer, petak sekunder, petak tersier, petak kuarter dan petak sawah sebagai satuan terkecil.


(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

Gambar . Simbol – Simbol Kriteria Perencanaan Irigasi Sumber: KP-07


(16)

2.5.1 Lokasi dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di saluran irigasi gunung nago pada hari Sabtu,tanggal 29 Agustus 2015 jam 06:30. Praktikum mandiri atau survei irigasi dari jembatan jamsek sampai ke mesjid Al-muttaqin pada hari senin 26 Oktober 2015 Pukul 15:00 sampai dengan pukul 16:00.

2.5.2 Alat dan Bahan 1. Peta jaringan.

2. Roll meter (50 meter). 3. Alat tulis.

4. Kertas milimeter. 5. kamera

2.5.3 Cara kerja

1. Penetap jaringan irigasi yang ditinjau.

2. Menelusuri jaringan dari penyadap utama samapai ke petak tersier. 3. Catat :

a. Nomer kode bangunan. b. Nama bangunan.

c. Kondisi dan fungsi bangunan. d. Gambar bangunan tersebut. 2.6 Hasil dan Pembahasan 2.6.1 Hasil

Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah sketsa pengenalan sistem jaringan irigasi, dan mengetahui simbol-simbol dalam membuat sketsa sistem jaringan irigasi, mengenal bangunan-bangunan dan komponen-komponen yang terdapat pada suatu jaringan irigasi dan hasil terakhir adalah pembuatan sketsa gabungan dari kelompok 1 sampai kelompok 6 jaringan irigasi Gunung Nago.

Disepanjang jaringan irigasi ini banyak terdapat kegiatan dan aktivitas dari masyarakat yang memanfaatkan air dari jaringan irigasi ini baik untuk mengairi daerah pertanian, mencuci, mandi, buang air, menyiram tanaman serta banyak


(17)

kegiatan lainya. Oleh sebab itu, kami mewawancarai 3 orang yang berbeda terkait pemanfaatan air jaringan irigasi tersebut.

a. Nama : Jusmayeni

Umur : 33 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Kepala Koto

Kegunaan air : Mencuci dan mengairi sawah b. Nama : Hendru

Umur : 53 tahun

Pekerjaan : Pensiun Alamat : Pasar Baru Kegunaan air : Kolam ikan

c. Nama : Yasrul

Umur : 56 tahun

Pekerjaan : Penjual nasi Alamat : Kepala Koto

Kegunaan air : Untuk lahan pertanian 2.6.2 Pembahasan

Jaringan irigasi Gunung Nago bisa dikatakan jaringan irigasi yang cukup lengkap dari segi bangunan, dan pemanfaatan irigasi itu sendiri. Namun kalau dari segi kualitas bangunan maupun kemampuan masing-masing bangunan dalam memberikan fungsi sudah tidak layak lagi,karena banyak di antara bangunan yang sudah rusak, mulai dari rusak ringan sampai rusak parah,dan yang paling fatal lagi ada beberapa komponen yang sudah tidak berfungsi lagi. Adapun kerusakan disebabkan pemanfaatan irigasi yang tidak tepat, seperti masyarakat menggunakan sebagai tempat mandi, mencuci, membuang sampah dan sebagainya. Pemanfaatan ini jelas salah karena irigasi digunakan untuk kegiatan pertanian. Kegiatan seperti itu dapat merusak jaringan irigasi itu sendiri, mencemari kualitas air yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap pertanian. Adapun diantaranya kerusakan tersebut dikarenakan masyarakat yang kurang peduli dengan lingkungan sekitar terutamanya air yang menjadi sumber kebutuhan utama masyarakat dan untuk pengairan sawah.


(18)

Selain dengan cara tersebut diatas masalah ini dapat diatasi apabila masyarakat sekitar menyadari pentingnya irigasi terhadap pertanian. Kemudian pemerintah juga dapat memberi solusi dengan cara mengadakan penyuluhan tentang sistem irigasi, membuat peraturan-peraturan serta sanksi terhadap pelanggaran pada sistem irigasi dan mengadakan pengontrolan terhadap jaringan irigasi secara teratur. Solusi yang tepat untuk masyarakat agar dapat mengatasi hal ini dapat dilakukan pengadaan tempat untuk mencuci ini tersendiri, karena memang ada sketsa untuk pembuatan pencucian. Sehingga air yang telah tercemar karena deterjen tidak lagi masuk kelahan pertanian, melainkan dialiran kesatu saluran drainase lainnya. Dan hendaknya masyarakat tidak membuang air ke saluran irigasi karena dapat menghmbat aliran air irigasi.

Selanjutnya untuk menambah pemahaman akan pemanfaatan irigasi Gunung Nago telah melakukan wawancara kepada masyarakat sekitar sebagai narasumber. Narasumber pertama yang kami wawancarai dengan Ibu Jusmayeni berumur 33 tahun pekerjaan Ibu Rumah Tangga. Ibu yeni bercerita seputar saluran irigasi tersebut yaitu digunakan untuk mencuci dan mengairi sawah, tetapi skarang sudah tidak banyak lagi orang-orang yang menggunakan untuk mencuci karena air yang mulai kotor. Jawaban ibu yeni cukup singkat karena pada saat itu Ibu itu lagi melakukan aktivitasnya.

Wawancara yang kedua dengan Pak Hendru berumur 53 tahun, seorang pensiunan bapak ini bercerita bahwa dulu irigasi itu digunakan untuk pemeliharaan ikan pada kolam yang berada disekitar sungai dan sepanjang irigasi gunung Nago, tetapi sekarang sudah tidak lagi karena ikan-ikan tersebut banyak yang mati karena terkena penyakit. Ikan-ikan tersebut mati karena air irigasi yang tercemar karena air sabun.

Wawancara yang ketiga dengan Pak Yasrul berumur 56 tahun seorang Penjual nasi bapak ini menceritakan bahwa pada saat dulu irigasi itu digunakan untuk kebutuhan pertanian tetapi sekarang irigasi itu sudah digunakan warga untuk melakukan aktivitas sehari – hari. Seperti mandi, mencuci, mencuci piring. Dan lain-lain.


(19)

2.7 Kesimpulan dan Saran 2.7.1 Kesimpulan

Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwasanya pengenalan terhadap sistem irigasi sesuai dengan apa yang terdapat pada tempat sistem irigasi tersebut. Dari pantauan yang telah dilakukan terhadap masyarakat mengenai hal kondisi pada sistem irigasi masih dapat digunakan. Namun, tidak secara optimal. Karena banyak ditemukan kerusakan terhadap bangunan irigasi tersebut. Perawatan terhadap bangunan sistem irigasi ini juga kurang baik, tetapi sampai saat ini masyarakat tetap diharuskan memberikan dan melakukan perawatan agar irigasi ini dapat digunakan untuk waktu kedepannya dan dalam tempo yang lama.

Dari penjelasan narasumber kami memperoleh kesimpulan bahwa kebutuhan air irigasi sebagai sumber utama bagi mereka, dan kebutuhan terpenuhi dengan baik. Namun disisi lain mereka mengharapkan adanya pengawasan dan pengaturan yang lebih baik lagi untuk pemenuhan kebutuhan tidak saja dari kuantitas namun juga kualitas air irigasi tersebut. Dan disini terlihat kurangnya kesadaran dari masyarakat dalam menajaga lingkungan terutama air irigasi.

2.7.2 Saran

1. Praktikan mempersiapkan segala sesuatunya sebelum praktikum dimulai, seperti alat tulis dan kertas milimeter;

2. Siapkan KP07 dan kertas milimeter sebelum memulai praktikum, agar bisa langsung gambar dan sketsa jaringan irigasinya selesai hari itu juga;

3. Untuk keberlanjutan praktikum selanjutnya, praktikan hendaknya datang lebih awal ke lokasi 10 menit sebelum praktikum dimulai agar tidak ada yang disuruh pulang karena terlambat;

4. Untuk masyarakat yang ada disekitar saluran irigasi Gunung Nago hendaknya menjaga kebersihan saluran irigasi dengan tidak membuang sampah rumah tangga ataupun sampah lainnya ke saluran irigasi agar airnya tidak tercemar.


(1)

(2)

Gambar . Simbol – Simbol Kriteria Perencanaan Irigasi Sumber: KP-07


(3)

2.5.1 Lokasi dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di saluran irigasi gunung nago pada hari Sabtu,tanggal 29 Agustus 2015 jam 06:30. Praktikum mandiri atau survei irigasi dari jembatan jamsek sampai ke mesjid Al-muttaqin pada hari senin 26 Oktober 2015 Pukul 15:00 sampai dengan pukul 16:00.

2.5.2 Alat dan Bahan 1. Peta jaringan.

2. Roll meter (50 meter). 3. Alat tulis.

4. Kertas milimeter. 5. kamera

2.5.3 Cara kerja

1. Penetap jaringan irigasi yang ditinjau.

2. Menelusuri jaringan dari penyadap utama samapai ke petak tersier. 3. Catat :

a. Nomer kode bangunan. b. Nama bangunan.

c. Kondisi dan fungsi bangunan. d. Gambar bangunan tersebut. 2.6 Hasil dan Pembahasan 2.6.1 Hasil

Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah sketsa pengenalan sistem jaringan irigasi, dan mengetahui simbol-simbol dalam membuat sketsa sistem jaringan irigasi, mengenal bangunan-bangunan dan komponen-komponen yang terdapat pada suatu jaringan irigasi dan hasil terakhir adalah pembuatan sketsa gabungan dari kelompok 1 sampai kelompok 6 jaringan irigasi Gunung Nago.

Disepanjang jaringan irigasi ini banyak terdapat kegiatan dan aktivitas dari masyarakat yang memanfaatkan air dari jaringan irigasi ini baik untuk mengairi daerah pertanian, mencuci, mandi, buang air, menyiram tanaman serta banyak


(4)

kegiatan lainya. Oleh sebab itu, kami mewawancarai 3 orang yang berbeda terkait pemanfaatan air jaringan irigasi tersebut.

a. Nama : Jusmayeni

Umur : 33 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Kepala Koto

Kegunaan air : Mencuci dan mengairi sawah b. Nama : Hendru

Umur : 53 tahun

Pekerjaan : Pensiun Alamat : Pasar Baru Kegunaan air : Kolam ikan

c. Nama : Yasrul

Umur : 56 tahun

Pekerjaan : Penjual nasi Alamat : Kepala Koto

Kegunaan air : Untuk lahan pertanian 2.6.2 Pembahasan

Jaringan irigasi Gunung Nago bisa dikatakan jaringan irigasi yang cukup lengkap dari segi bangunan, dan pemanfaatan irigasi itu sendiri. Namun kalau dari segi kualitas bangunan maupun kemampuan masing-masing bangunan dalam memberikan fungsi sudah tidak layak lagi,karena banyak di antara bangunan yang sudah rusak, mulai dari rusak ringan sampai rusak parah,dan yang paling fatal lagi ada beberapa komponen yang sudah tidak berfungsi lagi. Adapun kerusakan disebabkan pemanfaatan irigasi yang tidak tepat, seperti masyarakat menggunakan sebagai tempat mandi, mencuci, membuang sampah dan sebagainya. Pemanfaatan ini jelas salah karena irigasi digunakan untuk kegiatan pertanian. Kegiatan seperti itu dapat merusak jaringan irigasi itu sendiri, mencemari kualitas air yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap pertanian. Adapun diantaranya kerusakan tersebut dikarenakan masyarakat yang kurang peduli dengan lingkungan sekitar terutamanya air yang menjadi sumber kebutuhan utama masyarakat dan untuk pengairan sawah.


(5)

Selain dengan cara tersebut diatas masalah ini dapat diatasi apabila masyarakat sekitar menyadari pentingnya irigasi terhadap pertanian. Kemudian pemerintah juga dapat memberi solusi dengan cara mengadakan penyuluhan tentang sistem irigasi, membuat peraturan-peraturan serta sanksi terhadap pelanggaran pada sistem irigasi dan mengadakan pengontrolan terhadap jaringan irigasi secara teratur. Solusi yang tepat untuk masyarakat agar dapat mengatasi hal ini dapat dilakukan pengadaan tempat untuk mencuci ini tersendiri, karena memang ada sketsa untuk pembuatan pencucian. Sehingga air yang telah tercemar karena deterjen tidak lagi masuk kelahan pertanian, melainkan dialiran kesatu saluran drainase lainnya. Dan hendaknya masyarakat tidak membuang air ke saluran irigasi karena dapat menghmbat aliran air irigasi.

Selanjutnya untuk menambah pemahaman akan pemanfaatan irigasi Gunung Nago telah melakukan wawancara kepada masyarakat sekitar sebagai narasumber. Narasumber pertama yang kami wawancarai dengan Ibu Jusmayeni berumur 33 tahun pekerjaan Ibu Rumah Tangga. Ibu yeni bercerita seputar saluran irigasi tersebut yaitu digunakan untuk mencuci dan mengairi sawah, tetapi skarang sudah tidak banyak lagi orang-orang yang menggunakan untuk mencuci karena air yang mulai kotor. Jawaban ibu yeni cukup singkat karena pada saat itu Ibu itu lagi melakukan aktivitasnya.

Wawancara yang kedua dengan Pak Hendru berumur 53 tahun, seorang pensiunan bapak ini bercerita bahwa dulu irigasi itu digunakan untuk pemeliharaan ikan pada kolam yang berada disekitar sungai dan sepanjang irigasi gunung Nago, tetapi sekarang sudah tidak lagi karena ikan-ikan tersebut banyak yang mati karena terkena penyakit. Ikan-ikan tersebut mati karena air irigasi yang tercemar karena air sabun.

Wawancara yang ketiga dengan Pak Yasrul berumur 56 tahun seorang Penjual nasi bapak ini menceritakan bahwa pada saat dulu irigasi itu digunakan untuk kebutuhan pertanian tetapi sekarang irigasi itu sudah digunakan warga untuk melakukan aktivitas sehari – hari. Seperti mandi, mencuci, mencuci piring. Dan lain-lain.


(6)

2.7 Kesimpulan dan Saran 2.7.1 Kesimpulan

Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwasanya pengenalan terhadap sistem irigasi sesuai dengan apa yang terdapat pada tempat sistem irigasi tersebut. Dari pantauan yang telah dilakukan terhadap masyarakat mengenai hal kondisi pada sistem irigasi masih dapat digunakan. Namun, tidak secara optimal. Karena banyak ditemukan kerusakan terhadap bangunan irigasi tersebut. Perawatan terhadap bangunan sistem irigasi ini juga kurang baik, tetapi sampai saat ini masyarakat tetap diharuskan memberikan dan melakukan perawatan agar irigasi ini dapat digunakan untuk waktu kedepannya dan dalam tempo yang lama.

Dari penjelasan narasumber kami memperoleh kesimpulan bahwa kebutuhan air irigasi sebagai sumber utama bagi mereka, dan kebutuhan terpenuhi dengan baik. Namun disisi lain mereka mengharapkan adanya pengawasan dan pengaturan yang lebih baik lagi untuk pemenuhan kebutuhan tidak saja dari kuantitas namun juga kualitas air irigasi tersebut. Dan disini terlihat kurangnya kesadaran dari masyarakat dalam menajaga lingkungan terutama air irigasi.

2.7.2 Saran

1. Praktikan mempersiapkan segala sesuatunya sebelum praktikum dimulai, seperti alat tulis dan kertas milimeter;

2. Siapkan KP07 dan kertas milimeter sebelum memulai praktikum, agar bisa langsung gambar dan sketsa jaringan irigasinya selesai hari itu juga;

3. Untuk keberlanjutan praktikum selanjutnya, praktikan hendaknya datang lebih awal ke lokasi 10 menit sebelum praktikum dimulai agar tidak ada yang disuruh pulang karena terlambat;

4. Untuk masyarakat yang ada disekitar saluran irigasi Gunung Nago hendaknya menjaga kebersihan saluran irigasi dengan tidak membuang sampah rumah tangga ataupun sampah lainnya ke saluran irigasi agar airnya tidak tercemar.