Gambar 2 Diagram alir penelitian.
1. Persiapan
a.
Persiapan kapang A. flavus BIO 2237 dan BCC F0213 dan kamir S. cerevisiae ATCC 9376 Modifikasi Kusumaningtyas et al. 2006.
Modifikasi yang dilakukan oleh Kusumaningtyas et al. 2006 adalah A. flavus
F0213 dan S. cerevisiae F0206 ditumbuhkan pada media sintetik dan diinkubasi selama 5 dan 3 hari. Kultur kapang A. flavus BIO 2237 dan BCC
F0213 dan kamir S.cerevisiae ATCC 9376 sebelum digunakan disegarkan terlebih dahulu. Kapang A. flavus BIO 2237 dan BCC F0213 ditumbuhkan pada
CDA miring, kemudian A. flavus BIO 2237 dan BCC F0213 diinkubasi pada suhu ruang 30
o
C selama 5 hari. Pemanenan spora dilakukan dengan cara menambahkan akuades steril ke dalam agar miring tersebut. Sementara itu untuk
persiapan kultur kerja S. cerevisiae ATCC 9376 ditumbuhkan pada media cair PDB masa inkubasi 3 hari pada suhu 30
o
C. Tahap persiapan
• Persiapan kapang A. flavus BIO 2237 dan BCC F0213, serta S. cerevisiae ATCC 9376
• Persiapan larutan garam untuk mengatur kelembaban relatif RH • Persiapan media pangan
‐ Pengukuran kadar air dan a
w
pada jagung dan kedelai ‐ Iradiasi jagung dan kedelai
Pengaruh suhu dan RH terhadap pertumbuhan
A. flavus BIO 2237 dan
BCC F0231
Pengaruh suhu dan RH terhadap produksi
aflatoksin • Pengujian pertumbuhan kapang pada
CDA dengan mengukur diameter koloni • Pengujian pertumbuhan kapang pada
jagung dan kedelai dengan mengukur massa sel yang terbentuk.
Pengujian pembentukan aflatoksin pada jagung dan kedelai.
Pengendalian A. flavus BIO 2237 dan BCC
F0213 oleh S. cerevisiae ATCC 9376
Pengujian efisiensi S. cerevisiae ATCC 9276 sebagai mikroba antagonis terhadap
pertumbuhan A. flavus BIO 2237 dan BCC F0213 pada media PDA, jagung, dan
kedelai
b. Persiapan larutan garam untuk pengaturan kelembaban relatif RH
Modifikasi Greenspan 1976; Wexler dan Hasegawa 1954.
Suhu yang digunakan pada penelitian ini adalah 20, 30, dan 40
o
C, sedangkan RH yang digunakan adalah 70, 80, dan 90. Pengaturan RH pada
penelitian ini menggunakan 6 jenis larutan garam jenuh. Setiap jenis garam ditimbang dengan berat tertentu dan dilarutkan dalam 100 mL air hingga jenuh.
Larutan garam tersebut kemudian disterilisasi untuk menghindari kemungkinan kontaminasi awal oleh mikroba. Sterilisasi larutan garam jenuh dilakukan
menggunakan autoklaf 121
o
C, 15 menit, sedangkan wadah plastik sebagai mini desikator disterilisasi dengan menggunakan alkohol 70. Kemudian tiap
larutan garam yang telah steril dimasukan dalam wadah mini desikator hingga ketinggian 2 cm.
c. Persiapan Media Pangan
i. Perhitungan kadar air pada jagung dan kedelai SNI 3729:2008
Kadar air ditentukan dengan cara gravimetri mengikuti metode SNI, dengan menggunakan oven pada suhu 105
o
C. Perhitungan kadar air
dilakukan dengan basis kering. ii.
Iradiasi jagung dan kedelai
Iradiasi dilakukan di Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN di Jakarta. Tujuan iradiasi adalah untuk menghilangkan berbagai kontaminasi
pada jagung dan kedelai. Jagung dan kedelai masing-masing sebanyak 25 g dalam bentuk utuh dikemas dalam plastik polietilen PE, lalu ditutup rapat
dan kemudian diiradiasi dengan sinar gamma cobalt-60. Dosis yang digunakan untuk iradiasi sampel tersebut adalah 25 kGy.
2. Pengaruh suhu dan RH terhadap pertumbuhan A. flavusBIO 2237 dan BCC