Masyarakat wilayah Depok dan Jakarta Utara selain melakukan pemukulan secara langsung juga melakukan tindakan lain seperti penyiraman air
panas, sanitasi, dan pengusiran. Penyiraman air panas dilakukan terhadap hama tikus. Penyiraman dengan air panas dilakukan jika tikus yang diperoleh dari
perangkap maupun lem tikus tidak langsung mati. Untuk sanitasi dan pengusiran tidak berbeda dengan masyarakat Bogor.
Rata-rata masyarakat yang tinggal di kawasan perumahan mewah dan sedang tindakan alternatif yang dilakukan adalah sanitasi setelah tindakan
pemukulan secara langsung terhadap hama. Untuk masyarakat yang tinggal di daerah kumuh lebih menyukai pemukulan secara langsung dan pengusiran. Hal
ini dilakukan karena masyarakat tersebut sudah tidak menganggap hama sebagai gangguan.
12. Tempat Penyimpanan Pestisida oleh Masyarakat
Pendapat masyarakat di wilayah Bogor, Depok, dan Jakarta Utara mengenai tempat penyimpanan pestisida setelah digunakan rata-rata menyebutkan di dalam
rumah. Untuk masyarakat di Bogor dan Depok ada yang menyebutkan tempat penyimpanan lain yaitu di luar rumah, dapur, gudang, dan di mana saja.
Sementara itu masyarakat Jakarta Utara melakukan penyimpanan di dalam rumah, di luar rumah, gudang, dan di mana saja Gambar 18.
Masyarakat menyimpan pestisida di dalam rumah maksudnya di mana saja di seluruh bagian rumah. Untuk di luar rumah hampir sama yaitu di mana saja di
bagian luar rumah. Sebagian masyarakat menyimpan pestisida di dapur, biasanya diletakkan di bawah wastafel atau di sela-sela tembok dapur. Untuk penyimpanan
di gudang dilakukan oleh masyarakat yang memiliki gudang di luar rumah. Sedangkan masyarakat melakukan penyimpanan di mana saja maksudnya bisa di
dalam atau di luar rumah. Pada prinsipnya, masyarakat melakukan penyimpanan pestisida di tempat yang tersembunyi agar terhindar dari bahaya bagi anggota
keluarga.
20 40
60
Persenta se
mewah sedang
kumuh
20 40
60
Dalam rumah
Luar rumah
Dapur Gudang
Di mana
saja Persenta
se
Lokasi penyimpanan
20 40
60
Persentase
a
b
c
Gambar 18 Tempat penyimpanan pestisida setelah pakai oleh masyarakat di wilayah a. Bogor, b. Depok, c. Jakarta Utara
Jika melihat dari hasil survei tersebut dapat diketahui kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai bahaya pestisida. Masyarakat berpikir bahwa
jika pestisida sudah disimpan di tempat yang tersembunyi walaupun di dalam rumah sudah aman, sebenarnya pestisida dapat menguap dan meracuni anggota
20 40
60 80
100
Perse ntase
20 40
60 80
100
Persentase mewah
sedang kumuh
20 40
60 80
100
10.000 10.000
‐50.000 50.000
Persentase
Jumlah biaya Rp
keluarga. Penyimpanan di dapur juga berbahaya karena dekat dengan sumber makanan.
13. Jumlah Biaya yang Dikeluarkan Untuk Mengendalikan Hama
Permukiman
Jumlah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk melakukan pengendalian terhadap hama permukiman berbeda-beda tergantung dari
pendapatan masyarakat tersebut. Survei diakukan dengan kisaran pengeluaran per bulan kurang dari 10.000, antara 10.000 sampai 50.000, dan lebih dari 50.000.
a
b
c Gambar 19 Jumlah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk
mengendalikan hama permukiman di wilayah a. Bogor, b. Depok, c. Jakarta Utara
Untuk masyarakat mewah di daerah Bogor biaya yang dikeluarkan berkisar antara 10.000 sampai 50.000 dan lebih dari 50.000. Sedangkan untuk
masyarakat kalangan menengah ke bawah berkisar di kurang dari 10.000 dan antara 10.000 sampai 50.000. Di daerah Depok, hampir sama dengan daerah
Bogor, tetapi ada sebagian masyarakat mewah yang biaya pengeluarannya kurang dari 10.000. Daerah Jakarta Utara untuk masyarakat mewah dan sedang biaya
yang dikeluarkan berkisar diantara 10.000 sampai 50.000 dan lebih dari 50.000 dan masyarakat kumuh biaya yang dikeluarkan kurang dari 10.000.
Sebagai perbandingan, hasil survei di Surakarta mengenai besaran dana yang dipakai untuk berbelanja pestisida rumah tangga oleh masyarakat cukup
bervariatif. Sekitar 54 masyarakat mengeluarkan biaya 10.000-50.000, tetapi ada yang kurang dari 10.000 dan lebih dari 50.000 Wahyuningsih 2007.
Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk pengendalian hama tergantung dari tingkat pendapatan masyarakat itu sendiri.
Untuk masyarakat kalangan mewah mampu mengeluarkan biaya yang tinggi untuk mengendalikan hama karena seimbang dengan pendapatan yang diperoleh
masyarakat tersebut, sedangkan untuk masyarakat sedang rata-rata biaya yang dikeluarkan tidak lebih dari masyarakat yang tinggal di perumahan mewah.
Untuk masyarakat yang tinggal di kawasan kumuh mengeluarkan biaya kurang dari 10.000, karena jika dilihat dari pendapatan masyarakatnya tidak mencukupi
untuk melakukan pengendalian dengan biaya yang tinggi. Selain itu, jenis hama yang dikendalikan juga mempengaruhi jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
pengendalian. Hal ini terkait dengan tingkat toleransi penghuni rumah terhadap kehadiran hama permukiman. Untuk masyarakat mewah, biaya yang dikeluarkan
tinggi karena jenis hama yang dikendalikan lebih sulit penanganannya, seperti rayap. Untuk masyarakat sedang dan kumuh hanya mengendalikan hama yang
terlihat dan mudah dikendalikan seperti nyamuk, kecoa, tikus, dan lalat.
14. Survei Rumah Sakit di Wilayah Bogor dan Jakarta Utara