2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kondisi umum perairan Pulau Moyo
Pulau Moyo adalah sebuah pulau yang terletak sekitar 2,5 km di sebelah utara Pulau Sumbawa dengan panjang dari selatan ke utara + 27 km dan lebar bervariasi
antara 10 – 20 km Tim Peneliti Ekspedisi Pulau Moyo, 1993. Daerah ini secara umum dipengaruhi oleh Angin Barat Laut yang bertiup antara bulan Januari
sampai Juli dan Angin Tenggara yang bertiup antara bulan Juli sampai Januari. Perairan ini juga dipengaruhi oleh kondisi pasang surut dari Laut Jawa dan Laut
Flores. Berdasarkan data pasang surut dari stasiun Badas, diketahui bahwa pasang surut di perairan pesisir Pulau Sumbawa dan sekitarnya mempunyai tipe
campuran dengan dominasi ganda Pemerintah Kabupaten Sumbawa, 2003. Massa air di perairan Teluk Saleh yang berada di bagian tenggara Pulau Moyo
dipengaruhi oleh daratan seperti yang ditunjukan dengan rendahnya kecerahan airnya berdasarkan kedalaman secchi disk kurang dari 15 m. Sebagai
pembanding, pembacaan secchi disk di Laut Flores lebih dari 30 m. Suhu air pada kedalaman 20 m berada dibawah 27,8
C dan salinitas diatas 34,4. Di perairan Teluk Saleh tebal lapisan homogen sekitar 50 m dan posisi lapisan termoklin
antara kedalaman 75 m hingga 200 m. Perbedaan nilai suhu dan salinitas air laut secara horizontal relatif kecil. Perbedaan nilai suhu air lautnya kurang dari
0,5 C dan perbedaan nilai salinitasnya kurang dari 0,1. Distribusi vertikal
salinitas yang berasal dari lokasi di luar Teluk Saleh didapati massa air bersalinitas maksimum pada kedalaman sekitar 200 m yang berasal dari perairan
Pasifik Barat. Jenis massa air ini merupakan karakteristik perairan Kawasan Timur Indonesia Tim Peneliti Ekspedisi Pulau Moyo, 1993.
2.2. Fitoplankton dan klorofil-a
Fitoplankton merupakan tumbuhan mikroskopis yang pergerakannya sangat dipengaruhi oleh arus Odum, 1971. Fitoplankton bebas melayang dan hanyut
dalam laut serta memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis dengan bantuan sinar matahari Nybakken, 1992. Fitoplankton memiliki kemampuan membentuk
zat organik dari zat anorganik, sehingga fitoplankton disebut juga sebagai produsen primer Nontji, 2002. Menurut Devlin 1975 in Nontji 2002 di dalam
tumbuhan, klorofil terdapat dalam 4 macam yaitu a, b, c, dan d. Klorofil-a merupakan salah satu pigmen fotosintesis yang paling penting bagi tumbuhan
yang ada di perairan. Klorofil-a merupakan pigmen yang paling umum terdapat pada fitoplankton sehingga hasil pengukuran kandungan klorofil-a sering
digunakan untuk menduga biomassa fitoplankton suatu perairan. Menurut Arinardi et al. 1997, perairan Indonesia yang memiliki kandungan
klorofil-a yang tinggi hampir selalu berkaitan dengan adanya pengadukan dasar perairan, dampak aliran sungai Pantai Utara Jawa, Pantai Timur Sumatera bagian
Selatan, Kalimantan Selatan dan Papua serta berlangsungnya proses penaikan massa air lapisan dalam ke permukaan Laut Banda, Laut Arafura, Selat Bali dan
Selatan Jawa.
2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi klorofil-a 2.3.1 Cahaya matahari