i KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL DALAM MEDIA IKLAN LINE “LET’s GET RICH” ( Studi Analisis Semiotik Pada Iklan Line “Let’s Get Rich” di Televisi / Video Ad Sense Internet Versi Dimas Danang & Imam Darto Dan Bunga Citra Lestari & Arsyaf Sinclair )

(1)

i

KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL DALAM MEDIA IKLAN LINE “LET’s GET RICH” ( Studi Analisis Semiotik Pada Iklan Line “Let’s Get Rich”

di Televisi / Video Ad Sense Internet Versi Dimas Danang & Imam Darto Dan Bunga Citra Lestari & Arsyaf Sinclair )

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai persyaratan untuk mendapatkan Gelar sarjana (S-1)

Disusun oleh : M. YUNIAR FAHMI

NIM 09220411

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN Nama : M. Yuniar Fahmi

NIM : 09220411 Konsentrasi : Audio Visual

Judul Skripsi : KONSTRUKSI REALITASSOSIALDALAM MEDIA IKLAN LINE “LET’s GET RICH” ( Studi Analisis Semiotik

Pada Iklan Line “Let’s Get Rich” di Televisi / Video Ad Sense

Internet Versi Dimas Danang &Imam Darto Dan Bunga Citra Lestari & Arsyaf Sinclair )

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Rabu Tanggal : 6 Mei 2014 Tempat : R.605

Mengetahui,

Dekan FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Dosen Penguji :

1. Drs. Budi Suprapto M,Si : ________________ 2. Isnani Dzuhrina, M.Adv : ________________ 3. Drs. Abdullah Masmuh, M.Si. : ________________ 4. Widiya Yutanti, S.Sos, MA : ________________


(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI Nama : M. Yuniar Fahmi

Nim : 09220411

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL DALAM MEDIA IKLAN LINE “LET’s GET RICH” ( Studi Analisis

Semiotik Pada Iklan Line “Let’s Get Rich” di Televisi / Video

Ad Sense Internet Versi Dimas Danang & Imam Darto Dan Bunga Citra Lestari & Arsyaf Sinclair )

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Abdullah Masmuh, M.Si. Widiya Yutanti, S.Sos, MA

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi


(4)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Nama : M. Yuniar Fahmi Nim : 09220411

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL DALAM MEDIA IKLAN LINE “LET’s GET RICH” ( Studi Analisis Semiotik Pada Iklan Line “Let’s Get Rich”

di Televisi / Video Ad Sense Internet Versi Dimas Danang & Imam Darto Dan Bunga Citra Lestari & Arsyaf Sinclair )

Adalah bukan karya ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 28 April 2015 Yang Menyatakan :


(5)

v

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : M. Yuniar Fahmi Nim : 09220411 Konsentrasi : Audio Visual Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Judul Skripsi :

KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL DALAM MEDIA IKLAN LINE “LET’s GET RICH” ( Studi Analisis Semiotik Pada Iklan Line “Let’s

Get Rich” di Televisi / Video Ad Sense Internet Versi Dimas Danang &

Imam Darto Dan Bunga Citra Lestari & Arsyaf Sinclair ) Kronologi Bimbingan :

Tanggal Paraf

Pembimbing 1 Tanggal

Paraf Pembimbing

2

Keterangan

20 Maret 2015 27 April 2015 Pengajuan judul (APS)

28 Maret 2015 27 April 2015 Acc. Judul

30 Maret 2015 27 April 2015 Bimbingan Bab 1-3

7 April 2015 27 April 2015 Bimbingan dan Revisi bab 1-5

21 April 2015 27 April 2015 Bimbingan dan Revisi 4- 5

22 April 2015 27 April 2015 Bimbingan dan Revisi 5-6

serta Abstraksi

23 April 2015 27 April 2015 Acc. Abstraksi

24 April 2015 28 April 2015 Acc. Keseluruhan Naskah

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’amin, segala puji bagi Allah yang senantiasa maha memberi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul KONSTRUKSI REALITASSOSIALDALAM MEDIA IKLAN LINE “LET’s GET RICH” ( Studi Analisis Semiotik Pada Iklan Line “Let’s Get Rich” di

Televisi / Video Ad Sense Internet Versi Dimas Danang &Imam Darto Dan Bunga Citra Lestari & Arsyaf Sinclair ) sebagai tugas akhir sekaligus syarat untuk meraih gelas Sarjana Ilmu Komunikasi pada Progam Studi Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta dorongan dari semua pihak khususnya oleh dosen pembimbing Bapak Drs. Abdullah Masmuh, M.Si dan juga ibu Widiya Yutanti, S.Sos, MA yang dengan kesabarannya membimbing penulis. Untuk itu penulis sangat berterima kasih banyak.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari skripsi ini adalah sebuah pembelajaran. Kritik dan saran senantiasa diharapkan demi memperbaiki kekurangan yang ada. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

Malang, 6 Mei 2014


(7)

vii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Ucapan syukur dan terimakasih kepada Allah SWT yang tak henti-hentinya memberikan petunjuk dan kelancaran dalam setiap langkah dan keputusanku. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW tokoh terbaik sepanjang masa.

Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta dorongan dari semua pihak khususnya oleh dosen pembimbing Bapak Drs. Abdullah Masmuh, M.Si dan juga ibu Widiya Yutanti, S.Sos, MA yang dengan kesabarannya membimbing penulis. Untuk itu penulis sangat berterima kasih banyak. Kepada dosen penguji bapak Drs. Budi Suprapto M.Si beserta ibu Isnani Dzuhrina, S.Sos, M.Si. yang telah menyisihkan waktunya untuk menguji skripsi saya. Terutama kepada bapak Sugeng Winarno selaku dosen wali, sering saya repotkan. Pak Zen yang mengadakan APS sehingga mempercepat pengerjaan skripsi.

Dalam proses pengerjaannya, skripsi ini tentu melibatkan banyak nama. Dipersembahkan langsung untuk kedua orang tua Lalu Masdar dan Muzdalifah beserta kepada keluarga besar saya dari Lombok, Denpasar, Surabaya, Sidoarjo, Gresik.

Teman- teman seangkatan TK ABA III, SD Muh III Denpasar dan SMPN 7 Denpasar yang menemani hari libur semester selama masa kuliah. Kepada para guru teater pak Johnny, guru editing pak Aka, kak Gede dan kak Indra. Segerombolan teman SMA yang ada di Malang Adit, Kaysar, Rizal, Arif, Asa, Bayu, Edo, Putri, Vera, Rena, Illa, Sandy, Reksa .

Terima kasih kepada beberapa wanita, Chyntia Andarinie yang mau menemani makan malam dan saat kebosanan hidup datang, dan kepada Wulan atas waktu yang singkat ini, Azizah, Yasmin, Diana, Deandra, Ria, Fia, Dhea. Untuk penghuni kontrakan Jaloer Kirie yang dari awal kuliah sampai ditinggal lulus oleh semua penghuni Dadang, Yheyhen, Febri, Syariful, Iyan, Gustria, Satria Budi, Dewi, Iin juga terima kasih pengalaman berteman Ikom.F dan Ikom lainnya. Tanpa melupakan orang – orang dari Sumber Kreatif 2009 terutama Anjar, Ervan, Tedjo, Fanny, Uty, Bima yang selalu berjuang bikin film, solidaritas dari teman BBC; Edit, Ndaru, Eqi, Docky, Ciquita, Nadlir , Dewa. Teman ngopi Angga, Supik beserta SAM. Teman kerja C+M, Cakrawala Tour, Adihutama, DNproStudio. Komputer yang selalu setia, juga tumblr (halte-rgglwc.tumblr.com) yang semakin absurd dan random.


(8)

viii ABSTRAKSI M. Yuniar Fahmi, 09220411

KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL DALAM MEDIA IKLAN LINE “LET’s GET RICH” ( Studi Analisis Semiotik Pada Iklan Line “Let’s

Get Rich” di Televisi / Video Ad Sense Internet Versi Dimas Danang &

Imam Darto Dan Bunga Citra Lestari & Arsyaf Sinclair ) Dosen Pembimbing : Drs. H. Abdullah Masmuh, M.Si.

Widiya Yutanti, S.Sos, MA (116halaman + 10 gambar)

Bibliografi ; 18 buku, 5 jurnal internet, 15 website, 1 karya ilmiah skripsi Kata Kunci : Konstruksi Realitas, Semiotik, Media Iklan, LINE.

Sekarang berbicara tentang iklan adalah hal yang familiar kita temui mulai dari media cetak sampai dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi. Cara pengiklanan juga ikut berkembang. Praktis hal ini membuat kita berjalan tanpa tidak melihat sebuah iklan. Peneliti memilih iklan Line Let’s Get Rich versi Dimas Danang & Imam Darto Dan Bunga Citra Lestari & Arsyaf Sinclair sebagai iklan yang dianalisis karena iklan-iklan tersebut merupakan iklan dengan target sasaran semua usia tanpa pengkotakan gender kemudian untuk membongkar makna pesan yang terkandung dalam iklan LINE Let’s Get Rich dan mengetahui cara iklan mengkonstruksi realitas sosial lewat iklannya. Iklan ini juga menunjukkan adanya kesamaan cara pandang terhadap sosial, budaya yang berada di Indonesia, karena iklan kedua tersebut menampilkan hedonisme dan kapitalsime ala barat dikemas secara filmis ala Hollywood, dengan demikian iklan mengkonstruksi pikiran khalayak atau konsumennya.

Substansi teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas dari Berger dan Luckmann adalah pada proses simultan yang terjadi secara alamiah melalui bahasa dalam kehidupan sehari-hari pada sebuah komunitas primer dan semi sekunder. Bisa dilihatnya melalui eksternalisasi, objetifitas dan interlalisasi. Dibantu dengan teori semiotika Barthes dalam mengetahui isi makna pesan dalam iklan. Dari perspektif semiotika, kita harus memiliki pengertian yang sama tidak saja terhadap setiap kata dan tata bahasa yang di gunakan, tetapi juga masyarakat dan kebudayaan yang melatarbelakanginya agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif atau dapat dijelaskan bahwa metode tersebut memfokuskan pada ”tanda” dan teks sebagai objek kajian serta bagaimana peneliti ”menafsirkan” dan memahami kode dibalik tanda dan teks tersebut dan memberikan kesimpulan yang komprehensif mengenai hasil penafsiran dan pemahaman. Dengan menggunakan pendekatan teori semiotika


(9)

ix

Roland Barthes, penelitian ini di fokuskan pada gambar dalam scene iklan Line Let’s Get Rich sebagai objek sebagaimana peneliti. Kemudian membedahnya lagi untuk mengetahui cara media iklan mengkonstruksi khalayak dengan menggunakan pendekatan L. Berger dan Lukmann dengan melihat variabel atau fenomena media massa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengiklan telah melakukan berbagai cara persuasif untuk menggiring konsumen untuk menggunakan produk iklan sebagai media konstruksi realitas dalam iklan Line makna denotatif dan konotatif menghasilkan mitos, mitos merupakan sebagai unsur konstruksi dan kenyataan yang ada di masyarakat memberikan sebuah cerminan atau mirror of reality iklan pertama gambaran konkrit tentang sebuah lukisan kenyataan. Berisikan informasi tentang relasi dan budaya yang sedang dialami oleh pengguna game Let’s Get Rich. menawarkan iklan ini informasi yang salah, iklan kedua ini merupakan distortion mirror of reality.

Malang, 28 April 2015 Peneliti

M. Yuniar Fahmi Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II


(10)

x DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAKSI ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Konsep tentang konstruksi... 9

2.2 Konstruksi Sosial Media Massa ... 11

2.3 Simmel: Tragedy of Culture and Fashion ... 16

2.4 Komunikasi Massa ... 18

2.5 Semiotika ... 21

2.4.1 Sejarah dan Pengertian Semiotika ... 22

2.4.2 Semiotika Roland Barthes ... 27

2.4.3 Konsep Simulasi Baudrillard ... 31

2.6 Iklan ... 32


(11)

xi

2.5.1 Pendekatan Imajinatif dalam Mengkonstruksi Realitas ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

3.1 Paradigma Penelitian ... 41

3.2 Tipe dan Dasar Penelitian ... 42

3.2.1 Pendekatan Penelitian ... 42

3.2.2 Tipe Penelitian ... 44

3.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 47

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 48

3.5 Sumber Data ... 48

3.6 Unit Analisis ... 48

3.7 Teknik Analisis Data ... 49

3.8 Keterbatasan Penelitian ... 52

3.9 Kelemahan Penelitian ... 53

BAB IV OBJEK PENELITIAN ... 54

4.1 Profil LINE sebagai aplikasi Pesan Instan dan Lisensi perusahaan ... 54

4.1.1 Konsep LINE ... 55

4.1.2 LINE Indonesia ... 56

4.1.3 Game Let’s Get Rich ... 56

4.2 Objek Iklan ... 57

4.2.1 LINE Let’s Get Rich versi Danang & Darto ... 57

4.2.2 LINE Let’s Get Rich versi Bunga Citra L. dan Arsaf Sinclair ... 59

BAB V ANALISI PEMAHAMAN ... 61

5.1 Analisis Data Visual ... 61 5.1.1 Makna dan pembacaan Kode LINE Let’s Get Rich versi Danang &

Darto 61

5.1.2 Makna dan pembacaan Kode LINE Let’s Get Rich versi BCL & Arsyaf 77


(12)

xii

5.2 Analisis Konstruksi Sosial ... 94

5.2.1 Iklan versi Danang & Darto ... 94

5.2.1 Iklan versi Danang & Darto ... 102

BAB VI

PENUTUP

... 111

6.1 Kesimpulan ... 111

6.2 Saran ... 113

6.2.1 Secara Akademis ... 113

6.2.2 Secara Praktis ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 115

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR Tabel Tabel 2.1 Signifikasi dua tahap (two order of signification) ... 28

Tabel 2.2 Peta Tanda Roland Barthes ... 30

Tabel 3.1 Peta Tanda Roland Barthes ... 50

Tabel 3.2 Perbandingan antara Konotasi dan Denotasi ... 52

Tabel 3.3 Skema Semiotika Iklan ... 53

Tabel Kerja Analisis Semiotik 5.1 ... 62

Tabel Kerja Analisis Semiotik 5.2 ... 68

Tabel Kerja Analisis Semiotik 5.3 ... 74

Tabel Kerja Analisis Semiotik 5.4 ... 78

Tabel Kerja Analisis Semiotik 5.5 ... 83

Tabel Kerja Analisis Semiotik 5.6 ... 85

Tabel Kerja Analisis Semiotik 5.7 ... 88


(13)

xiii Gambar

Gambar 4.1 Iklan Darto & Danang ... 57

Gambar 4.2 Iklan BCL & Arsyaf ... 59

Gambar 5.1 Scene 1 ... 62

Gambar 5.2 Scene 2 ... 67

Gambar 5.3 Scene 3 ... 73

Gambar 5.4 Scene 4 ... 77

Gambar 5.5 Scene 5 ... 82

Gambar 5.6 Scene 6 ... 85

Gambar 5.7 Scene 7 ... 87


(14)

xiv DAFTAR PUSTAKA

Berger, P. L., & Luckmann, 2013.Tafsir Sosial Atas Kenyataan.LP3ES.Jakarta.

Bungin, Burhan,2014.Sosiologi Komunikasi.Kencana.Jakarta..

---.2001.Imaji Media Massa: Konstruksi dan Makna Realitas Sosial Iklan Televisi dalam Masyarakat Kapitalistik. Jendela, Yogyakarta ---.2003.Pornomedia: Konstruksi Sosial Teknologi Telematika dan

Perayaan Seks di Media Massa.Prenada Media.Jakarta.

Geetz, Clifford. 1973.The Interpretation of Cultures.Basic Books. New York.

Holmes, David.2012.Teori Komunikasi: Media, Teknologi dan Masyarakat.

Pustaka Pelajar.Yogyakarta.

Jean-P Sartre,2000.Psikologi Imajinasi.Silvester G. Sukur (peny.).Bentang.

Yogyakarta.

Jenkins, F.1996. Advertising (Periklanan).Jakarta:Erlangga.

McLuhan, M.1999. Understanding Media, The Extension of Man. London: The MIT Press.

Moleong, Lexy J. 2011.Metodologi Penelitian Kualitatif.Rosda.Bandung. Morissan.2013.Teori Komunikasi : Individu Hingga Massa.Jakarta.

Piliang, Yasraf Amir. 2003. Hipersemiotika, Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. Yogyakarta: Jalasutra.

Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi.Rosdakarya. Bandung. Sanyoto, Sadjiman Ebdi.2009.Nirmana; Dasar-dasar Seni dan Desain.

Jalasutra.Yogyakarta

Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Rosda Karya. Bandung. ---. 2009. Analisis Teks Media. Rosda Karya. Bandung. Sumartono. 2002. Terperangkap Dalam Iklan, Alfabeta, Bandung

Tedjoworo.2001.Imaji dan Imajinasi : Suatu Telaah Filsafat Postmodern. Kanisius.Yogyakarta.

Jurnal Internet:

Ulviah Muallivah “Fondasi Filosofi Dan Perspektif Kajian Ilmu Komunikasi Perspektif Konstrukstivisme & Kritikal”

Http://Www.Scribd.Com/Doc/15252080/Paradigma-Konstruktivisme-Paradigma-Kritikal#Scribd

Dedy Nur Hidayat “Teori-Teori Kritis Dan Teori-Teori "Ilmiah” “https ://Ashadisiregar.Files.Wordpress.Com/2009/03/Microsoft-Word-

Dedynurhidayat_Teori-Kritis3.Pdf

Bjørn Schiermer “Simmel's Theory Of Culture:Toward A Theory Of Aestheticist

Sensibilities”http://socioaesthetics.ku.dk/uploads/Schiermer_Socio -


(15)

xv aesthetics.pdf

Fani Zaldi, academia.co.id “Konstruksi Sosial Media Massa”http://www.academia.edu/7449879/Konstruksi_Sosial_Med ia_Massa

Willaim Moriaty “Advertising & IMC: Principles and Practice” https://afexaki.files.wordpress.com/2014/06/advertising-imc-principles-and-

practice.pdf (diakses 8 april 2015 19:00) 116 Rujukan karya ilmiah skripsi

Pritha Ayunita.2012.Konstruksi Metroseksual Dalam Iklan (Studi Iklan Men’s

Biore).Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik: Departemen Ilmu Komunikasi. Universitas Indonesia. Jakarta

Artikel internet :

MAXCOM “Ingin memimpin Industri Digital Advertising”http://mix.co.id/headline/i ngin-memimpin-industri-digital- advertising-adplus-bersinergi-dengan-wisebirds/ http://www.marketing.co.id/lets-get-rich-line-luncurkan-iklan-tv/ http://www.marketing.co.id/era-komunikasi-dengan-realitas-tertambah/ http://babarusyda.blogspot.com/2007/05/partisipasi-media-membangun- mitos.html http://sociozine.com/kajian/meningkatnya-penggunaan-aplikasi- messenger-dan-mobile-games-sebagai-produk-budaya-massa-yang-dibutuhkan/ http://tagratis.wordpress.com/2010/09/30/pengertian-semiotik/ http://www.marxist.org/reference/subject/philosophy/works/fr/barthes.htm http://blog.riodesign-web.com/makna-warna-dalam-desain http://informasitips.com/apa-arti-warna-orang http://tekno.liputan6.com/read/547874/ingin-meng-indonesia-aplikasi-line-akan-buka-kantor-di-jakarta https://play.google.com/store/apps/details?id=jp.naver.line.android&featur e=search_result#?t=W251bGwsMSwxLDEsImpwLm5hdmVyLmx pbmUuYW5kcm9pZCJd http://line.me/id/ http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20141111122535-185-10740/pengguna-facebook-messenger-buntuti-whatsapp/ http://www.infokomputer.com/tag/instant-messaging/ http://keithelder.net/blog/archive/2008/03/14/Dinner-vs-Supper.aspx


(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sekarang berbicara tentang iklan adalah hal yang familiar kita temui mulai dari media cetak sampai dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi yang menghadirkan produk ponsel pintar (Smartphone), melalui piranti teknologi canggih–televisi, satelit, internet dan piranti lainnya. Global village-nya McLuhan secara definitif benar-benar terjadi. Menurut Daniel Boorstin, pemikiran tentang citra atau image dengan perkembangan teknologi telah menyebabkan “graphic revolution”.1 Dimana alur informasi yang mengalir deras mampu menerobos batasan-batasan geografis, sehingga proses transformasi informasi, etika, nilai, budaya dan peradaban menjadi sulit dikendalikan.Salah satu karakteristiknya adalah munculnya determinasi teknologi komunikasi yang memungkinkan media melakukan simulasi atau pencitraan sehingga muncul ruang hyper-realitas, sebuah ruang yang memungkinkan sesuatu dicitrakan melebihi realitas sebenarnya.2

Hal itu belum cukup bagi para pengembang layanan sistem operatik lalu menambahkan game-online yang berbasis MMO (Multiple-Massive Online) masuk ke dalam layanan ponsel pintar, yang kemudian menjadi tren dikalangan penggunanya, bisa berinteraksi langsung maupun membuat suatu komunitas/grup

1 Hedi Pudjo Santoso, Simulasi dan Tabloidisasi Informasi Hiburan di Televisi, Disertasi Program

Komunikasi UGM, Yogyakarta, 2004, hal. 2.

2 Ratna Noviani, Jalan Tengah Memahami Iklan: Antara Realitas, Representasi Dan Simulasi.


(17)

2

chat lewat layanan platform pesan instan yang tersedia, contohnya game fenomenal Line Let’s GetRich, atau Clash of Clan oleh sekelompok orang membuat grup tertutup yang hanya dimasuki oleh anggota clan dalam game menggunakan platform pesan instan yang mereka tentukan, yang popular seperti BBM, WhatsApp, LINE, Facebook Messenger. Hal ini mendorong terjadinya industrialisasi terhadap layanan mobile game, para pengembang salah satunya kita tahu LINE, merupakan salah satu platform pesan instan di dunia dengan lebih dari 100 juta downloadyang terhitung di PlayStore, juga melakukan hal itu mengubah segmentasinya ke pengguna social gaming karena melihat faktor ekonomis yang potensial ketimbang menjual sticker chat atau merchandise unik yang merupakan keunggulan mereka, selanjutnyaproduk dalam game mereka juga membuka fitur premium yang berbayar, dimana pengguna mendapat atau mempunyai hak menggunakan fitur maupun item berguna dalam game. Seperti layaknya produk brand, walaupun berkembang lewat komunitas itu belum mencukupi oleh sebagian pengembang platform, gencar melakukan promosi, dengan iklan cetak maupun video untuk menarik pengguna baru atau sekedar memberi informasi pembaharuan fitur. Cara pengiklanan juga ikut berkembang berkat ponsel pintar sebuah iklan dapat langsung muncul pada layar ponsel pribadi kita tidak melulu harus hadir dalam televisi, radio, ataupun media cetak.Praktis hal ini membuat kita berjalan tanpa tidak melihat sebuah iklan.

Pada dasarnya iklan bertujuan memberikan informasi kepada khalayak mengenai suatu produk. Tetapi dalam suatu iklan terdapat pesan-pesan yang dituangkan dalam tanda atau simbol yang mempunyai makna tertentu. Tayangan


(18)

3

iklan lewat televisi yang kita saksikan setiap hari di layar kaca merupakan bagian dari strategi promosi dan pemasaran yang bernilai ekonomis. Namun ketika iklan telah dikemas dengan seksama, iklan mampu menggambarkan realitas kehidupan dan memiliki fungsi sosial yang lekat di masyarakat. Hal ini disebabkan sifat audio visualnya yang tidak dimilki oleh media massa lainnya, sedangkan penayangannya mempunyai jangkuan yang relatif tidak terbatas. Dengan model audio visual yang dimilikinya siaran televisi sangat komunikatif dalam memberikan pesan – pesannya karena itulah televisi bermanfaat sebagai pembentukan sikap, perilaku, dan sekaligus pola pikir. Tidakada yang menyagkal bahwa iklan televisi adalah salah satu pilihan dalam mempersuasi pemirsanya kekuatan audio visual-nya terasa amat ampuh dalam menyajikan pesan yang demonstratif. Kreasi yang dihasilkan merupakan perpaduan teknik rekayasa dengan realitas yang sesungguhnya. Oleh karena itu, terpangaruh tidaknya pemirsa sangat ditentukan sejauhmana iklan televisi mampumengaplikasikan komunikasi persuasif dalam menggugah minat dan keinginan khalayak sasaran.3 Namun, sekarang dibandingkan 5-10 tahun lalu, perubahan teknologi informasi internet memberikan dampak perubahan cepat dan variatif bagi dunia periklanan, Bila dimasa lampau, iklan dalam media TV, koran, Majalah, Radio tidak banyak berubah, maka sejak munculnya internet, yaitu AdSense berawal dari bentuk sederhana pemasangan banner digital di web/situs/portal. Metode pemasangan banner dinilai dari jumlah penampilan, jumlah klik, jumlah interaksi dan jumlah penjualan. Gagasan menampilkan iklan relevan dengan apa yang sedang dicari oleh pengunjung pada suatu search engine,

3


(19)

4

munculnya blog dan social media yang dimanfaatkan marketer untuk menitipkan pesan kepada individu secara natural, munculnya berbagai macam konten audio/video dibuat oleh individu amatir atau professional yang dapat disisipkan (pre-roll) materi iklan, Industri digital advertising secara pasif dan perlahan membantu suatu kesadaran.4

Seperti contoh, iklan LINE Let’s Get Rich versi 60 detikDanang & Darto, dalam tayangannya terdapat di televisi maupun internet (Adsense, Youtube) menceritakan gambaran realitas kehidupan sehari-hari yang mengandung pesan persuasifuntuk meninggalkan permainan papan monopoli klasik berganti dengan permainan monopoli yang digital dan bermakna gaya hidup sekarang dimana semua serba praktis dan juga memberikan kita interpretasi bahwa bermain Let’s Get Rich bisa di tempat nongkrong atau umum. Iklan ini memberi dampak LINE Let’s Get Rich dikenal secara menyeluruh di Indonesia dan menjadi permainan mobile paling popular sejak pertama kali diperkenalkan pada bulan Juli 2014 lalu. Permainan mobile berjenis board game ini telah menarik banyak perhatian para penggiat game di Indonesia setelah melihat iklan tersebut lewat televise, dalam iklan tersebut memuat informasi bahwa orang dapat memilih apakah bisa bermain secara individu atau dengan sekelompok teman untuk menambah keseruan tanpa harus mereka hadir bertatap muka. Pada dasarnya pesan, makna dan interpretasi terhadap suatu realitas atau fakta secara sosial akan terekonstruksi melalui interaksi atau penggunaan simbol-simbol dan iklan berpeluang besar untuk melakukan konstruksi

4 MIX MARCOM “Ingin memimpin Industri Digital Advertising”

http://mix.co.id/headline/ingin-memimpin-industri-digital-advertising-adplus-bersinergi-dengan-wisebirds/ (4 April 2015 jam 16.55)


(20)

5

tersebut karena iklan berurusan setiap saat dengan realitas, simbol, bahasa dan makna.

Dalam kenyataannya, masyarakat selalu berupaya mengenalkan dirimelalui barang yang mereka miliki. Mekanisme pernyataan posisi seseorang ditengah masyarakat yang telah berubah dan berada dalam pengendalian sosial,kini terletak pada kebutuhan baru secara konsumtif. Dengan demikian pernyataanposisi seseorang dalam masyarakat, dapat pula dikonstruksi melalui iklan televisi5.

Tentang proses konstruksi realitas, prinsipnya adalah setiap upaya “menceritakan” (konseptualisasi) sebuah peristiwa, keadaan, atau benda6. Iklanmemiliki kekuatan untuk menciptakan suatu realitas sosial yang oleh banyak ahlidinamakan dengan realitas maya, serta mampu menghidupkan khalayak apada sebuah realitas yang dibangun berdasarkan kesadaran palsu (pseudo-reality).7 Kekuatan kontruksi sosial

media massa mampu melumpuhkan daya kritis khalayak. Jadi, persoalannya adalah ketika kemampuan massa itu digunakanuntuk mengkonstruksi maka kekuatan konstruksi sosial media iklanmampu membangun sebuah kesadaran palsu khalayak bahwa bermain game ditempat nongkrong adalahsebuah kebenaran. Secara tidak langsung mengubah gaya hidup bersosial. Iklan menjadi sebuah jalan untuk menciptakan dan mengkonstruksi kondisi budaya atau sosial yang ideal dan menjadikan seseorang menjadi seperti yang diinginkan. Nilai ideal yang seperti apa? Dalam sebuah iklan nilai ideal dibangun untuk menciptakan

5 Burhan Bungin. Imaji Media Massa: Konstruksi dan Makna Realitas Sosial Iklan Televisi dalam

Masyarakat Kapitalistik, Yogyakarta, Jendela, 2001, hal 24

6Ibnu Hamad, “Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa”, Jakarta, Granit, 2004, hal 11 7 Burhan Bungin Pornomedia: Konstruksi Sosial Teknologi Telematika dan Perayaan Seks di


(21)

6

kesadaran palsu bagi konsumen. Konsumen atau khalayak dikondisikan, didoktrinasi atau diubah perilakunya oleh tayangan iklan yang berujung pada terbentuknya suatu perasaan imajiner tentang kenyataan/realitas yang ada dalam sebuah iklan. Hampir setiap realitas yang dibentuk dalam sebuah iklan selalu melampaui batas-batas kewajaran atau batas-batas realitas yang ada di masyarakat. Hal itu terjadi di iklan LINE Let’s Get Rich versi Bunga Citra Lestari & Arsyaf Sinclair, dalam iklan tersebut para pemeran iklan mencerminkan para karakter dalam permainan Di dalam iklan-iklan tersebut seolah-olah ketegangan mencari sinyal, gaya hidup mafia, mindset money-oriented dan sensualitas perempuan dijadikan sebuah penanda (signifier) atas suatu produk (signified).

Peneliti memilih iklan Line Let’s Get Rich versi Dimas Danang & Imam Darto Dan Bunga Citra Lestari & Arsyaf Sinclair sebagai iklan yang dianalisis karena terdapat hal menarik terdapat kode kultural pada iklan kedua versi Bunga Citra L. & Arsyaf tersebut menampilkan hedonisme dan kapitalsime ala barat Iklan ini juga menunjukkan adanya ketimpangan cara pandang terhadap sosial, budaya dan politik yang berada di Indonesia, terdapat pengambilan gambar yang hanya menunjuk dengan demikian iklan mengkonstruksi pikiran khalayak atau konsumennya selain iklan pertamanya memberikan pesan informatif pada produknya, dalam hal ini pencarian tanda-tanda pada kedua iklan tersebut memberikan gambaran tentang keadaan atau status fenomena, menggunakan pendekatan konstruksi social atas realitas Peter L. Berger dan Thomas Luckman yang membawa analisis kepada konstruksi makna serta pembentukan makna oleh realitas sosial yang terkonstruksi. Melihat iklan ini unik sebelumnya iklan layanan


(22)

7

android jarang ditemui dan merupakan 2 iklan LINE versi Indonesia dengan setting dan pemeran dari Indonesia. Disinilah peran penulis untuk memberikan pengetahuan mengenai pesan yang terdapat dalam sebuah iklan agar masyarakat tidak hanya menjadi konsumen sebuah iklan semata atau kita sebut sebagai korban konstruksi gagasan iklan, tapi juga menjadi seorang yang mengerti maksud dari sebuah iklan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka penelitian ini ingin menjawab beberapa pertanyaan. Bagaimana makna pesan yang

terkandung iklan kedua versi iklan LINE Let’s Get Rich dalam Semiotika

Barthez? Dan bagaimana konstruksi realitas sosial dalam media iklan televisi LINE Let’s Get Rich Versi Dimas Danang & Imam Darto Dan Bunga Citra Lestari & Arsyaf Sinclair?

1.3 TUJUAN PENELITIAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui makna pesan yang terkandung dalam iklan LINE Let’s Get Rich Versi Dimas Danang & Imam Darto dan Bunga Citra Lestari & Arsyaf Sinclair. Untuk mengetahui iklan mengkonstruksi realitas sosial terkandung lewat iklan LINE Let’s Get Rich.


(23)

8 1.3.2 Kegunaan Penelitian

a. Secara praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana iklan dibentuk atau merekonstruksi tatanan sosial yang ada, memberikan pengertian untuk pemirsa agar tidak mudah terpengaruh oleh iklan dan bersikap kritis dalam memaknai iklan-iklan tersebut.

b. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat di bidang akademik, yaitu sebagai salah satu sumbangsih bagi perkembangan ilmu komunikasi, terutama perkembangan ilmu komunikasi tentang penggunaan metode analisis Semiotik Struktural terhadap iklan televisi yang notabene adalah suatu bentuk penyampaian pesan.


(1)

iklan lewat televisi yang kita saksikan setiap hari di layar kaca merupakan bagian dari strategi promosi dan pemasaran yang bernilai ekonomis. Namun ketika iklan telah dikemas dengan seksama, iklan mampu menggambarkan realitas kehidupan dan memiliki fungsi sosial yang lekat di masyarakat. Hal ini disebabkan sifat audio visualnya yang tidak dimilki oleh media massa lainnya, sedangkan penayangannya mempunyai jangkuan yang relatif tidak terbatas. Dengan model audio visual yang dimilikinya siaran televisi sangat komunikatif dalam memberikan pesan – pesannya karena itulah televisi bermanfaat sebagai pembentukan sikap, perilaku, dan sekaligus pola pikir. Tidakada yang menyagkal bahwa iklan televisi adalah salah satu pilihan dalam mempersuasi pemirsanya kekuatan audio visual-nya terasa amat ampuh dalam menyajikan pesan yang demonstratif. Kreasi yang dihasilkan merupakan perpaduan teknik rekayasa dengan realitas yang sesungguhnya. Oleh karena itu, terpangaruh tidaknya pemirsa sangat ditentukan sejauhmana iklan televisi mampumengaplikasikan komunikasi persuasif dalam menggugah minat dan keinginan khalayak sasaran.3 Namun, sekarang dibandingkan 5-10 tahun lalu, perubahan teknologi informasi internet memberikan dampak perubahan cepat dan variatif bagi dunia periklanan, Bila dimasa lampau, iklan dalam media TV, koran, Majalah, Radio tidak banyak berubah, maka sejak munculnya internet, yaitu AdSense berawal dari bentuk sederhana pemasangan banner digital di web/situs/portal. Metode pemasangan banner dinilai dari jumlah penampilan, jumlah klik, jumlah interaksi dan jumlah penjualan. Gagasan menampilkan iklan relevan dengan apa yang sedang dicari oleh pengunjung pada suatu search engine,

3


(2)

munculnya blog dan social media yang dimanfaatkan marketer untuk menitipkan pesan kepada individu secara natural, munculnya berbagai macam konten audio/video dibuat oleh individu amatir atau professional yang dapat disisipkan (pre-roll) materi iklan, Industri digital advertising secara pasif dan perlahan membantu suatu kesadaran.4

Seperti contoh, iklan LINE Let’s Get Rich versi 60 detikDanang & Darto, dalam tayangannya terdapat di televisi maupun internet (Adsense, Youtube) menceritakan gambaran realitas kehidupan sehari-hari yang mengandung pesan persuasifuntuk meninggalkan permainan papan monopoli klasik berganti dengan permainan monopoli yang digital dan bermakna gaya hidup sekarang dimana semua serba praktis dan juga memberikan kita interpretasi bahwa bermain Let’s Get Rich bisa di tempat nongkrong atau umum. Iklan ini memberi dampak LINE Let’s Get Rich dikenal secara menyeluruh di Indonesia dan menjadi permainan mobile paling popular sejak pertama kali diperkenalkan pada bulan Juli 2014 lalu. Permainan mobile berjenis board game ini telah menarik banyak perhatian para penggiat game di Indonesia setelah melihat iklan tersebut lewat televise, dalam iklan tersebut memuat informasi bahwa orang dapat memilih apakah bisa bermain secara individu atau dengan sekelompok teman untuk menambah keseruan tanpa harus mereka hadir bertatap muka. Pada dasarnya pesan, makna dan interpretasi terhadap suatu realitas atau fakta secara sosial akan terekonstruksi melalui interaksi atau penggunaan simbol-simbol dan iklan berpeluang besar untuk melakukan konstruksi

4 MIX MARCOM “Ingin memimpin Industri Digital Advertising”http://mix.co.id/headline/ingin-memimpin-industri-digital-advertising-adplus-bersinergi-dengan-wisebirds/ (4 April 2015 jam 16.55)


(3)

tersebut karena iklan berurusan setiap saat dengan realitas, simbol, bahasa dan makna.

Dalam kenyataannya, masyarakat selalu berupaya mengenalkan dirimelalui barang yang mereka miliki. Mekanisme pernyataan posisi seseorang ditengah masyarakat yang telah berubah dan berada dalam pengendalian sosial,kini terletak pada kebutuhan baru secara konsumtif. Dengan demikian pernyataanposisi seseorang dalam masyarakat, dapat pula dikonstruksi melalui iklan televisi5. Tentang proses konstruksi realitas, prinsipnya adalah setiap upaya “menceritakan” (konseptualisasi) sebuah peristiwa, keadaan, atau benda6. Iklanmemiliki kekuatan untuk menciptakan suatu realitas sosial yang oleh banyak ahlidinamakan dengan realitas maya, serta mampu menghidupkan khalayak apada sebuah realitas yang dibangun berdasarkan kesadaran palsu (pseudo-reality).7 Kekuatan kontruksi sosial media massa mampu melumpuhkan daya kritis khalayak. Jadi, persoalannya adalah ketika kemampuan massa itu digunakanuntuk mengkonstruksi maka kekuatan konstruksi sosial media iklanmampu membangun sebuah kesadaran palsu khalayak bahwa bermain game ditempat nongkrong adalahsebuah kebenaran. Secara tidak langsung mengubah gaya hidup bersosial. Iklan menjadi sebuah jalan untuk menciptakan dan mengkonstruksi kondisi budaya atau sosial yang ideal dan menjadikan seseorang menjadi seperti yang diinginkan. Nilai ideal yang seperti apa? Dalam sebuah iklan nilai ideal dibangun untuk menciptakan

5 Burhan Bungin. Imaji Media Massa: Konstruksi dan Makna Realitas Sosial Iklan Televisi dalam Masyarakat Kapitalistik, Yogyakarta, Jendela, 2001, hal 24

6 Ibnu Hamad, “Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa”, Jakarta, Granit, 2004, hal 11 7 Burhan Bungin Pornomedia: Konstruksi Sosial Teknologi Telematika dan Perayaan Seks di Media Massa, Jakarta, Prenada Media, 2003, hal 180


(4)

kesadaran palsu bagi konsumen. Konsumen atau khalayak dikondisikan, didoktrinasi atau diubah perilakunya oleh tayangan iklan yang berujung pada terbentuknya suatu perasaan imajiner tentang kenyataan/realitas yang ada dalam sebuah iklan. Hampir setiap realitas yang dibentuk dalam sebuah iklan selalu melampaui batas-batas kewajaran atau batas-batas realitas yang ada di masyarakat.

Hal itu terjadi di iklan LINE Let’s Get Rich versi Bunga Citra Lestari & Arsyaf Sinclair, dalam iklan tersebut para pemeran iklan mencerminkan para karakter dalam permainan Di dalam iklan-iklan tersebut seolah-olah ketegangan mencari sinyal, gaya hidup mafia, mindset money-oriented dan sensualitas perempuan dijadikan sebuah penanda (signifier) atas suatu produk (signified).

Peneliti memilih iklan Line Let’s Get Rich versi Dimas Danang & Imam Darto Dan Bunga Citra Lestari & Arsyaf Sinclair sebagai iklan yang dianalisis karena terdapat hal menarik terdapat kode kultural pada iklan kedua versi Bunga Citra L. & Arsyaf tersebut menampilkan hedonisme dan kapitalsime ala barat Iklan ini juga menunjukkan adanya ketimpangan cara pandang terhadap sosial, budaya dan politik yang berada di Indonesia, terdapat pengambilan gambar yang hanya menunjuk dengan demikian iklan mengkonstruksi pikiran khalayak atau konsumennya selain iklan pertamanya memberikan pesan informatif pada produknya, dalam hal ini pencarian tanda-tanda pada kedua iklan tersebut memberikan gambaran tentang keadaan atau status fenomena, menggunakan pendekatan konstruksi social atas realitas Peter L. Berger dan Thomas Luckman yang membawa analisis kepada konstruksi makna serta pembentukan makna oleh realitas sosial yang terkonstruksi. Melihat iklan ini unik sebelumnya iklan layanan


(5)

android jarang ditemui dan merupakan 2 iklan LINE versi Indonesia dengan setting dan pemeran dari Indonesia. Disinilah peran penulis untuk memberikan pengetahuan mengenai pesan yang terdapat dalam sebuah iklan agar masyarakat tidak hanya menjadi konsumen sebuah iklan semata atau kita sebut sebagai korban konstruksi gagasan iklan, tapi juga menjadi seorang yang mengerti maksud dari sebuah iklan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka penelitian ini ingin menjawab beberapa pertanyaan. Bagaimana makna pesan yang

terkandung iklan kedua versi iklan LINE Let’s Get Rich dalam Semiotika

Barthez? Dan bagaimana konstruksi realitas sosial dalam media iklan televisi LINE Let’s Get Rich Versi Dimas Danang & Imam Darto Dan Bunga Citra Lestari & Arsyaf Sinclair?

1.3 TUJUAN PENELITIAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui makna pesan yang terkandung dalam iklan LINE Let’s

Get Rich Versi Dimas Danang & Imam Darto dan Bunga Citra Lestari & Arsyaf

Sinclair. Untuk mengetahui iklan mengkonstruksi realitas sosial terkandung lewat iklan LINE Let’s Get Rich.


(6)

1.3.2 Kegunaan Penelitian

a. Secara praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana iklan dibentuk atau merekonstruksi tatanan sosial yang ada, memberikan pengertian untuk pemirsa agar tidak mudah terpengaruh oleh iklan dan bersikap kritis dalam memaknai iklan-iklan tersebut.

b. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat di bidang akademik, yaitu sebagai salah satu sumbangsih bagi perkembangan ilmu komunikasi, terutama perkembangan ilmu komunikasi tentang penggunaan metode analisis Semiotik Struktural terhadap iklan televisi yang notabene adalah suatu bentuk penyampaian pesan.