Keadaan Umum Lokasi Penelitian
bersertifikat organik 97,5 merupakan responden yang berpendidikan hanya tamatan SD, dan 2,5 berpendidikan SLTP. Sesuai data tersebut, terlihat ada perbedaan tingkat
pendidikan antara kelompok tani yang bersertifikat organik dengan kelompok yang tidak bersertifikat organik. Responden yang bersertifikat organik memiliki anggota
yang berpendidikan sarjana, yang merupakan pengurus kelompok tani, dan berperan besar sebagai motor penggerak dalam kelompok untuk menerapkan pertanian organik
sehingga berhasil disertifikasi organik. Secara umum tingkat pendidikan pada semua kelompok relatif masih rendah yaitu tamatan SD. Secara lengkap data tingkat
pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Data Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Jenis Kelompok Total
Persentase Bersertifikat
Tidak Bersertifikat Jumlah
Persentase Jumlah
Persentase
Tidak sekolah tidak lulus SD
Tamatan SD 38
95 38
95 76
95 SLTP
2 5
2 2,5
SLTA Sarjana S1
2 5
2 2,5
Jumlah 40
100 40
100 80
100 Sumber : Data primer diolah 2011
Karakteristik responden berdasarkan tingkat tanggungan keluarga dari kelompok bersertifikat organik, 32,5 merupakan responden yang memiliki tanggungan kurang
dari 3 orang, 60 responden memiliki tanggungan 3 orang - 5 orang dan 7,5 memiliki tanggungan lebih dari 5 orang. Responden dari kelompok yang tidak
bersertifikat organik, 60 responden memiliki tanggungan kurang dari 3 orang, 32,5 memiliki tanggungan 3 orang
– 5 orang dan 7,5 memiliki tangggungan lebih dari 5 orang. Secara keseluruhan dari total responden, 46,5, memiliki tanggungan kurang
dari 3 orang, 46,5 memiliki tanggungan 3 orang – 5 orang, dan 7,5 memiliki
tanggungan lebih dari 5 orang. Data lengkap jumlah tanggungan responden seperti Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Data Responden berdasarkan Jumlah Tanggungan
Jumlah Tanggungan
orang Jenis Kelompok
Total Persentase
Bersertifikat Tidak Bersertifikat
Jumlah Persentase
Jumlah Persentase
3 13
32,5 24
60 37
46,25 3- 5
24 60
13 32,5
37 46,25
5 3
7,5 3
7,5 6
7,5 Jumlah
40 100
40 100
80 100
Sumber : Data primer diolah 2011
Berdasarkan luas lahan organik yang diusahakan responden, diperoleh data bahwa untuk kelompok yang bersertifikat organik maupun yang tidak bersertifikat
organik sebagian besar memiliki lahan yang sempit yaitu kurang dari 0,25 ha. Responden dari kelompok bersertifikat organik, 62,5 memiliki lahan kurang dari 0,25
ha, 32,5 memiliki lahan antara 0,25 ha – 0,5 ha, 5 memiliki lahan antara 0,51 ha –
0,75 ha berjumlah, dan tak seorangpun dari responden yang memiliki lahan lebih dari 0,75 ha. Kepemilikan lahan dari responden yang tidak bersertifikat organik, 66,25
memiliki lahan kurang dari 0,25 ha, 31,25 memiliki lahan 0,26 ha – 0,50 ha, dan tak
satupun responden yang memiliki lahan lebih dari 0,5 ha. Kepemilihan lahan yang makin sempit ini berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani karena akan
menyebabkan kurang efisiennya usahatani yang diusahakan. Rata-rata luas lahan untuk kelompok bersertifikat organik adalah 0,24 ha sedangkan untuk petani yang belum
bersertifikat organik luas rata-rata adalah 0,19 ha. Apabila dilihat dari status kepemilikan lahan, semua lahan yang dimiliki responden merupakan lahan milik
sendiri. Sebagian besar responden mencukupi kebutuhan hidupnya dengan melakukan pekerjaan sampingan seperti menjadi buruh upah dan pedagang. Data lengkap
kepemilikan lahan sebagaimana tercantum dalam Tabel 8.