18
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Tempat dan Obyek Penelitian
Pengambilan data suara dan pengamatan dilakukan di sebuah akuarium besar yang dimiliki oleh PT. Sea World Indonesia. Sea World Indonesia SWI
berada di dalam Taman Impian Jaya Ancol TIJA, Jakarta. SWI merupakan tempat wisata yang menerapkan konsep “Wisata Didik”. Konsep tersebut
diturunkan dalam 3 misi: Pendidikan, Konservasi dan Rekreasi. Sesuai dengan salah satu misi dari SWI yaitu Konservasi, maka SWI
melakukan penangkaran biota-biota laut yang terancam punah salah satunya adalah dugong. Hal ini dilakukan dengan upaya pelestarian dari biota tersebut dan
pendidikan konservasi kepada masyarakat. Pendidikan konservasi tersebut berupa penjelasan kepada pengunjung SWI mengenai profil biota, status biota dan upaya
konservasinya. Dugong hidup dalam sebuah akuarium besar berbentuk lingkaran.
Akuarium memiliki diameter 10 meter dengan 2 kedalaman, yaitu 2 m untuk bagian belakang dan 5 meter untuk bagian depan. Bagian belakang yang lebih
dangkal merupakan tempat untuk istirahat bagi dugong dan lebih tertutup sehingga lebih gelap dibandingkan bagian depan. Visualisasi 3 dimensi dari
akuarium dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Visualisasi 3 Dimensi Akuarium Dugong
Dasar akuarium dilapisi dengan pasir silika agar sesuai dengan habitat asli dari dugong yaitu padang lamun yang memiliki substrat pasir. Pasir silika juga
berfungsi penyaring filter yang dapat mengikat kotoran-kotoran yang berada di dalam akuarium. Menurut Setiawati 2008, penggunaan pasir sebagai filter
cukup efektif untuk menjaga sistem lingkungan buatan dari bakteri yang merugikan bagi biota.
Menurut Ningrum 2010, pada bagian bawah akuarium terdapat pipa-pipa berukuran 2 inchi yang berfungsi sebagai output air akuarium. Pipa-pipa tersebut
dilapisi jaring dengan mesh size 0,5 mikron. Jaring tersebut berfungsi agar pasir dan kotoran tidak tersedot ke dalam pipa yang akhirnya menyebabkan
tersumbatnya aliran air. Air yang digunakan di akuarium berasal dari Teluk Jakarta yang diambil
menggunakan pipa bawah tanah sejauh 10 km dari tepi pantai. Air tersebut kemudian diproses terlebih dahulu untuk menghilangkan berbagai macam kotoran
dan disesuaikan dengan standar lingkungan dari biota tersebut. Kualitas air akuarium selalu dijaga oleh petugas. Hal tersebut dapat dilihat dari pengukuran
kualitas air yang dilakukan setiap hari senin dan kamis oleh petugas kurator SWI.
SWI memiliki seekor mamalia laut dari jenis Dugong dugon Muller, 1776. Dugong ini berjenis kelamin betina dan diberi nama dugong. Menurut
petugas kurator SWI, saat ini dugong tersebut berumur sekitar 8 tahun dan memiliki panjang tubuh 218 cm serta berat 169 kg. Dugong tersebut ditemukan
pada tahun 2007 di perairan Buton, Sulawesi. Dugong tidak sengaja tersangkut pada jaring nelayan yang sedang melakukan operasi penangkapan ikan. Dugong
tersebut diselamatkan dan dirawat oleh warga setempat untuk sementara, sampai akhirnya dibawa ke SWI.
4.2 Tingkah Laku Dugong