Proses Implementasi Lanskap Ecopark di Kawasan Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta

(1)

JAKARTA

CINTYA ASTARI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011


(2)

Taman Impian Jaya Ancol Jakarta. Dibimbing oleh SETIA HADI.

Perkembangan kehidupan di kota-kota besar berlangsung sangat cepat, hal ini terutama terjadi di Ibukota Jakarta. Sebagian besar lingkungan perkotaan merupakan lingkungan yang kotor, berpolusi, kemacetan terjadi setiap saat serta tingkat persaingan antar masyarakatnya pun relatif tinggi. Kepenatan yang terjadi akibat semua hal tersebut salah satunya dapat diatasi dengan kegiatan rekreasi. Selain membutuhkan rekreasi, perkotaan seperti Jakarta ini juga membutuhkan suatu RTH yang dapat membuat masyarakatnya berinteraksi langsung dengan alam. Ancol Ecopark merupakan suatu ruang terbuka hijau yang didalamnya terdapat keanekaragaman hayati yang mengusung konsep edutainment yang berwawasan ekologis; sebuah wahana rekreasi yang menyajikan hiburan serta pendidikan tentang keanekaragaman hayati pesisir dari seluruh nusantara. Menjadikan keanekaragaman hayati pesisir nusantara sebagai platform pusat rekreasi merupakan bagian dari kampanye pelestarian lingkungan hidup yang dilakukan oleh pengelola Taman Impian Jaya Ancol.

Selama kegiatan magang berlangsung di bawah bimbingan Kepala Bagian Lanskap Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian Jaya Ancol, mahasiswa melakukan beberapa metode pendekatan, yaitu pendekatan manajerial, pendekatan teknis pekerjaan lapang, dan metode pengambilan data. Pendekatan manajerial meliputi mempelajari organisasi perusahaan dan manajerial proses implementasi lanskap Ancol Ecopark. Untuk pendekatan teknis pekerjaan lapang, mahasiswa berpartisipasi langsung dalam pengawasan proses implementasi perencanaan dan pembangunan Ancol Ecopark dan proses pemiliharaan Ancol Ecopark. Sedangkan pengambilan data dilakukan untuk pengenalan kondisi umum dan biofisik Ancol Ecopark dengan metode survei, yang mencakup pengamatan langsung, pendokumentasian proses kerja, wawancara pekerja, pengukuran dan pengamatan data primer, dan penyebaran kuisioner untuk pengunjung Taman Impian Jaya Ancol.

Metode pengolahan data dilakukan dengan beberapa analisis. Analisis yang dilakukan terhadap proses implementasi lanskap Ancol Ecopark meliputi analisis deskriptif terhadap segala aspek perencanaan yang ada, analisis karakteristik dan minat pengunjung berdasarkan kuisioner untuk mengetahui minat pengunjung Taman Impian Jaya Ancol terhadap Ancol Ecopark saat telah dibuka kelak, dan analisis pengukuran kenyamanan iklim yang diukur dengan penghitungan Temperature Humidity Index (THI). Berdasarkan analisis deskriptif didapatkan potensi dan kendala yang ada pada proses implementasi perencanaan dan pembangunan Ancol Ecopark. Potensi misalnya dengan adanya variasi program rekreasi dan konsep ruang yang unik, kerjasama pengelolaan yang baik, dan kredibilitas Taman Impian Jaya Ancol yang dapat dikatakan sudah baik sebagai kawasan rekreasi. Sementara kendalanya adalah kurangnya tenaga kerja pemeliharaan dan standar baku pemeliharaan yang belum jelas. Unutk permasalahan yang terjadi lebih kepada perbedaan pendapat saat penentuan implementasi desain yang terjadi akibat kurang terkoordinasikannya komunikasi antar pemegang keputusan, perubahan-perubahan desain yang harus dilakukan


(3)

Ecopark nantinya, didapatkan bahwa 90% responden berminat untuk mengunjungi Ancol Ecopark dan 10% lainnya merasaka tidak berminat. Berdasarkan pengukuran kenyaman iklim menggunakan perhitungan THI didapatkan nilai 27,51 yang berarti bahwa area tersebut masih diatas batas kenyamanan yang seharusnya yaitu 27. Berdasarkan analisis kapasitas kerja pemeliharaan yang menunjukkan masih adanya kapasitas tenaga kerja pemeliharaan yang dibawah standard kapasitas kerja yang seharusnya, sementara untuk penghitungan tenaga kerja pemeliharaan didapatkan hasil bahwa tenaga kerja pemeliharaan yang dibutuhkan adalah sebanyak 194 orang.

Dari kegiatan selama magang, mahasiswa mendapat banyak pengetahuan, wawasan dan pengalaman baru terutama dalam hal perencanaan dan implementasi pembangunan lanskap. Selain itu juga dari hasil pengamatan yang dilakukan, diketahui masih terdapat beberapa kendala dan masalah yang terjadi di lapang, misalnya dalam hal penentuan wewenang pengambilan keputusan dalam hal revisi desain perencanaan Ancol Ecopark. Oleh karena, pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol diharapkan dapat meningkatkan koordinasi dan pengelolaan sumber daya yang ada untuk perbaikan pengelolaan Ancol Ecopark kedepannya.

Kata kunci : perencanaan lanskap, implementasi proyek lanskap, pemeliharaan lanskap, rekreasi, ruang terbuka hijau


(4)

JAKARTA

CINTYA ASTARI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011


(5)

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Proses Implementasi Lanskap Ecopark di Kawasan Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta ” adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.

Bogor, September 2011

Cintya Astari A44070060


(6)

© Hak cipta milik IPB, tahun 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan

pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.


(7)

Nama : Cintya Astari

NRP : A44070060

Departemen : Arsitektur Lanskap

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Setia Hadi, Ms NIP 19600424 1986011 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001


(8)

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan ridho dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Proses Implementasi Lanskap Ecopark di Kawasan Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta ini dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini merupakan hasil dari kegiatan magang di Taman Impian Jaya Ancol yang penyusunannya bertujuan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dari Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Setia Hadi, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan masukan, dan arahannya selama penyusunan skripsi ini. Selain itu, terima kasih juga ditujukan kepada pihak-pihak yang telah banyak memberi motivasi, saran dan nasehat yang sangat membantu penulis, Dr. Ir. Nurhayati HS Arifin, M.Sc dan Dr. Syartinilia, SP, M.Si selaku dosen penguji, Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Agr.Sc selaku dosen pembimbing akademik, Ibu Fietry Imerza, Bapak Hargo dan Bapak Chalil El serta seluruh karyawan Taman Impian Jaya Ancol khususnya Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort yang telah membimbing penulis selama kegiatan magang berlangsung, teman-teman Arsitektur Lanskap 44 atas semua kebersamaan dan bantuannya selama ini, seluruh teman-teman yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang selalu memberi dukungan kepada penulis. Ucapan terima kasih terakhir yang tidak mungkin dilupakan adalah ucapan terima kasih kepada Papa, Mama, Mbak Dhita dan seluruh keluarga lainnya yang senantiasa memberikan semangat, dukungan dan doa kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Besar harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak Ancol Ecopark dan semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, September 2011


(9)

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 12 September 1990. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari Ayahanda Mohammad Isa Sidharta dan Ibunda Agustien Riadewi.

Pendidikan penulis diawali pada tahun 1994 dan menyelesaikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Islam Gema Bisikan Rohani Anak pada tahun 1996. Pada tahun 2001 penulis lulus dari SD Islam Gema Bisikan Rohani Anak, Bekasi. Kemudian pada tahun 2004 penulis menyelesaikan studinya di SLTP Negeri 252 Jakarta Timur. Selanjutnya pada tahun 2007 penulis lulus SMAN 71, Jakarta Timur.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2007 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) sebagai mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian. Selama menjalankan studi di IPB, penulis aktif mengikuti kepanitiaan beberapa acara, baik yang diselenggarakan oleh Departemen Arsitektur Lanskap maupun pada tingkat Fakultas Pertanian. Pada tahun 2011, penulis mengikuti kegiatan magang untuk menyelesaikan studinya pada Kawasan Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. Selain itu, penulis juga aktif mengikuti berbagai pelatihan, sarasehan, dan seminar yang mendukung kegiatan akademis.


(10)

DAFTAR TABEL ……….………... xiii

DAFTAR GAMBAR ……….……….….... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………... xvi

I PENDAHULUAN ………...……... 1

1.1 Latar Belakang ………....….. 1

1.2 Tujuan ……….……… 3

1.3 Manfaat ………...… 3

II TINJAUAN PUSTAKA ……….………..… 4

2.1 Pelaksanaan Lanskap ……….………….….……...… 4

2.2 Ecopark ………..…………..………..… 5

2.3 Rekreasi ……….…..…..……….……...… 7

2.4 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap ……….…...…...… 8

III METODOLOGI ………...… 11

3.1 Lokasi dan Waktu Magang ………...… 11

3.2 Metode Magang ………...…….…… 12

3.3 Metode Pengolahan data ………...…….…...… 13

IV KONDISI UMUM LOKASI ……….…...… 16

4.1 Deskripsi Umum Taman Impian Jaya Ancol………..…....… 16

4.2 Sejarah Kawasan Taman Impian Jaya Ancol ………….…...… 17

4.3 Struktur Organisasi Perusahaan ………...… 18

4.4 Letak dan Luas Kawasan Ancol Ecopark ……….… 19

4.5 Aksesibilitas ………..… 20

4.6 Tanah dan Topografi ……….…………...….… 20

4.7 Hidrologi ………..…………..………...… 21

4.8 Iklim ……….…..… 22


(11)

V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK ………...…... 26

5.1 Konsep Pengembangan dan Tata Ruang Ancol Ecopark …….… 26

5.1.1 Area Eco Art ………….………...… 27

5.1.2 Area Eco Care ……….…...… 29

5.1.3 Area Eco Nature ………... 30

5.1.4 Area Eco Energy……….………….…...… 31

5.2 Konsep Sirkulasi dan Aksesibilitas pada Kawasan Ancol Ecopark………... 32

VI IMPLEMENTASI LANSKAP ANCOL ECOPARK………...…...… 35

6.1 Alur Kerja Pembangunan Ancol Ecopark ………...… 35

6.2 Kontraktor Lanskap ………... 36

6.3 Pelaksanaan Pekerjaan Lanskap …………...……... 37

6.3.1 Revisi Perencanaan Ancol Ecopark ………...… 38

6.3.2 Pengawasan Pekerjaan Lanskap ……….……...… 42

6.4 Pemeliharaan Lanskap dan Kebersihan Ancol Ecopark …...… 42

6.4.1 Kontraktor Pemeliharaan Lanskap ………...…... 43

6.4.2 Jadwal Pemeliharaan dan Kebersihan Taman ……...… 44

6.4.3 Tenaga Kerja Pemeliharaan Ancol Ecopark ……...… 45

6.4.4 Keselamatan Kerja Pemeliharaan dan Kebersihan ....…… 46

6.4.5 Kapasitas Kerja dan Kebutuhan Tenaga Kerja Pemeliharaan……..……… …………...… 46

6.4.6 Aktivitas Pemeliharaan Fisik ……….…...… 50

6.4.7 Anggaran Biaya Pemeliharaan ………...… 55

6.4.8 Pengelolaan Peralatan dan Bahan ……….…....… 56

6.5 Fasilitas, Sarana dan Prasarana ………...… 58

6.6 Kendala Permasalahan Selama Proses Pembangunan……...… 61

6.6.1 Perbedaan Pendapat Dalam Proses Implementasi Desain 62


(12)

6.7.1 Karakteristik Pengunjung ………...……...… 64

6.7.2 Minat Pengunjung ……….………...… 70

VII SIMPULAN DAN SARAN ………..………...… 74

7.1 Simpulan ………...…...… 74

7.2 Saran ……….……...… 74

DAFTAR PUSATAKA ………..…...… 76


(13)

Halaman

1 Jenis Data dan Indikator Pengamatan ………...….….. 15 2 Uraian Luas Area Kawasan Ancol Ecopark………...…...… 19 3 Frekuensi Pemeliharaan Taman di Ancol Ecopark…………...……...… 45 4 Kapasitas Tenaga Kerja Pemeliharaan di Ancol Ecopark………..…...… 47 5 Kebutuhan HOK Pemeliharaan di Ancol EcoparkDalam Satu Tahun… 49 6 Peralatan Pemeliharaan di Ancol Ecopark………..…...… 57


(14)

Halaman

1 Peta Lokasi Ancol Ecopark………...….. 11

2 Data Curah Hujan Rata-Rata Bulanan Kawasan Ancol 2005-2009 …..… 22

3 Data Suhu Udara Rata-Rata Bulanan Kawasan Ancol 2005-2009…...… 23

4 Data Kelembaban Rata-Rata Bulanan Kawasan Ancol 2005-2009 …..… 23

5 Konsep Desain Area Eco Art ………....……... 28

6 Konsep Desain Area Eco Care ………..….….….. 29

7 Konsep Desain Area Eco Nature ……….…...….….. 31

8 Konsep Desain Area Eco Energy ………...…..….. 32

9 Konsep Sirkulasi Kawasan Ancol Ecopark ………...….….… 33

10 Konsep Aksesibilitas Pada Kawasan Ancol Ecopark ………...…… 34

11 Alur Kerja Pembangunan Ancol Ecopark ……….…………...… 36

12 Revisi Desain Lanskap Plaza 1 Ancol Ecopark ………….………...…… 39

13 Penambahan Pohon pada Pedestrian di Area Eco Energy…………...… 41

14 Penambahan Pohon pada Area Pulau Tengah ………...….… 41

15 Penambahan Pohon pada Area Parkir ………...….… 42

16 Aktivitas Pemangkasan di Ancol Ecopark ………..…………...…… 51

17 Aktivitas Pembersihan Jalan dan Rumput di Ancol Ecopark………...… 51

18 Aktivitas Penyiraman di Ancol Ecopark Menggunakan Mobil Tangki.... 52

19 Aktivitas Pendangiran dan Penyetikan di Ancol Ecopark………... 53

20 Penanggulangan Pada Tanaman Asplenium nidus Yang Terserang Hama Ular………...……... 54

21 Penanganan Sampah di Kawasan Ancol Ecopark……...………...… 55

22 Konsep Desain Signage Di Kawasan Ancol Ecopark………...… 60

23 Fasilitas, Sarana dan Prasarana Di Kawasan Ancol Ecopark………....… 61

24 Data Jumlah Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Tahun 2005 – 2009 64 25 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan Usia.. 65

26 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol berdasarkan Tingkat Pendidikan………..…………...…... 65

27 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan Pekerjaan………..……..…...… 66


(15)

29 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Per Tahun………..………..…...… 67 30 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan

Tujuan Berkunjung………...……..……...… 68

31 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan Lama

Kunjungan……….……... 68

32 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan Pendamping Saat Berkunjung ………...…... 69 33 Karakteristik Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Berdasarkan

Kendaraan Yang Digunakan Saat Berkunjung……….. 70 34 Persepsi Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Terhadap Pengertian

Ecopark”………..……...… 70 35 Persepsi Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Terhadap Ancol

Ecopark……….……….…...…. 71

36 Persepsi Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Terhadap Kunjungan Ke Kawasan Ecopark Lainnya………... 72 37 Persepsi Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Terhadap Minat


(16)

Halaman

1 Kuisioner Untuk Pengunjung………...…...… 79

2 Struktur Organisasi PT. Pembangunan Jaya Ancol………....…....… 81

3 Struktur Organisasi Departemen Perencanaan Rekreasi……...…...… 82

4 Daftar Nama Tanaman di Ancol Ecopark………...… 83

5 Desain Lanskap Ancol Ecopark………...………...…... 85

6 Desain Lanskap Area Eco Art………... 86

7 Desain Lanskap Area Eco Care………..………... 87

8 Desain Lanskap Area Eco Nature………..……….….... 88

9 Desain Lanskap Area Eco Energy………..………... 89

10 Desain Penanaman Lanskap Ancol Ecopark…………...….…..……....… 90

11 Desain Penanaman Lanskap Area Eco Art………...………....…. 91

12 Desain Penanaman Lanskap Area Eco Care………....………...… 92

13 Desain Penanaman Lanskap Area Eco Nature………..………..… 93

14 Desain Penanaman Lanskap Area Eco Energy……….……….…..… 94

15 Desain Penanaman Lanskap Area Pulau Tengah……….….…..… 95

16 Surat Perintah Kerja Kontraktor Pemeliharaan………..……...… 96

17 Absensi Tenaga Kerja Pemeliharaan Ancol Ecopark…………...……..… 97


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan kehidupan di kota-kota besar berlangsung sangat cepat, hal ini terutama terjadi di Ibukota Jakarta. Tingkat pembangunan di Ibukota Jakarta cenderung semakin meningkat seiring meningkatnya tingkat aktivitas masyarakat kota. Gedung-gedung bertingkat terus bertambah, pusat perbelanjaan dan perkantoran semakin banyak dan bervariasi. Hal ini membuat Ruang Terbuka Hijau (RTH) semakin sedikit.Seperti diketahui lingkungan perkotaan merupakan lingkungan yang kotor, polusi merajalela, kemacetan terjadi setiap saat serta tingkat persaingan antar masyarakatnya pun relatif tinggi. Hal ini jelas menambah kepenatan masyarakat yang hidup di daerah perkotaan seperti Jakarta.

Salah satu hal yang bisa menjadi alternatif untuk mengatasi kepenatan adalah rekreasi. Rekreasi merupakan suatu kebutuhan yang dirasa semakin penting khususnya bagi masyarakat perkotaan saat ini. Selain membutuhkan rekreasi, perkotaan seperti Jakarta ini juga membutuhkan suatu RTH yang dapat membuat masyarakatnya berinteraksi langsung dengan alam. Sehingga salah satu bentuk refreshing yang cocok untuk masyarakat perkotaan adalah suatu rekreasi yang berhubungan dengan wisata alam.

RTH merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam suatu kota, yang berfungsi sebagai penyangga dan penetralisir lingkungan kota. Karena kepadatan lanskap perkotaan, RTH yang dibuat harus memiliki fungsi yang lebih dan dapat menunjang kehidupan masyarakat perkotaan yang memiliki tingkat aktivitas tinggi. RTH yang ada harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak hanya bermanfaat untuk kelestarian lingkungan tetapi juga dapat mereduksi kepenatan masyarakat perkotaan. Oleh sebab itu, keberadaan taman rekreasi yang dapat memanfaatkan RTH dirasa penting dan menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat umum.

Taman rekreasi menjadi salah satu alternatif wisata untuk melepaskan kepenatan dari rutinitas keseharian. Rekreasi sekarang ini menyuguhkan suatu bentuk rehabilitasi secara mental dan fisik dan telah menjadi fokus utama dalam


(18)

lingkungan industrial yangg modern (Kraus,1977). Sehingga dengan berekreasi diharapkan masyarakat dapat merasa fresh kembali baik secara perasaan maupun dari aspek kesehatan lingkungannya.

Pembangunan suatu kawasan rekreasi terkadang tidak selalu menuju ke arah yang lebih baik karena seringkali pihak pengembang dan perencana lebih fokus pada sisi ekonomi dari pembangunan dan melupakan sisi ekologisnya. Suatu kawasan rekreasi yang ekologis harus tetap mengutamakan sisi ekologisnya ketimbang sisi ekonominya. Ismaun (2008) mengemukakan pendekatan baru dalam model manajemen perubahan tata guna lahan perkotaan adalah untuk mencoba mengintegrasikan vitalitas dan aktivitas perkotaan dengan segala aspeknya melalui kriteria ekologi; sebagai sebuah sistem yang akan dapat menjaga keberlangsungan ekosistem kawasan pada saat kini dan masa datang.

Taman Impian Jaya Ancol merupakan salah satu kawasan rekreasi yang telah berhasil mencitrakan dirinya sebagai suatu tempat berlibur dan rekreasi yang selalu memanjakan para pengunjungnya dan berupaya mengakomodasikan kegiatan pariwisata di Jakarta dengan beragam objek wisata yang ditawarkan. Dengan tingkat permasalahan kota yang ada, Taman Impian Jaya Ancol pun mulai memperhatikan kelestarian lingkungan perkotaan dengan membuka wahana objek wisata baru yang bernama Ancol Ecopark.

Ancol Ecopark yang dibangun oleh pihak Taman Impian Jaya Ancol berupa sebuah taman terbuka yang dilengkapi berbagai fasilitas edutainment, botanical garden dan sarana adventure berbasis green lifestyle. Pemanfaatan Taman Impian Jaya Ancol sebagai daerah wisata tentu memberikan dampak bagi kondisi lingkungannya, terutama bagi kondisi ekologis perkotaan. Sehingga pembangunan Ancol Ecopark ini merupakan suatu alternatif untuk menebus semua dampak yang telah ditimbulkannya.

Kondisi Ancol Ecopark saat ini masih dalam tahap pembangunan dan implementasi perencanaannya. Dalam proses pembangunan ini, dibutuhkan suatu evaluasi dari implementasi perencanaan yang baik, sehingga hasil akhir Ancol Ecopark nantinya dapat sesuai dengan rencana awalnya.


(19)

1.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan magang ini antara lain :

1. Mempelajari perencanaan lanskap kawasan Ancol Ecopark di Taman Impian Jaya Ancol.

2. Mempelajari proses implementasi perencanaan dan perancangan kawasan Ancol Ecopark di Taman Impian Jaya Ancol.

3. Mengevaluasi implementasi perencanaan lanskap kawasan Ancol Ecopark di Taman Impian Jaya Ancol kedepannya.

1.3 Manfaat

Kegiatan magang di Taman Impian Jaya Ancol ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam bidang perencanaan dan implementasi lanskap khususnya yang terjadi pada pembangunan kawasan Ancol Ecopark.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelaksanaan Lanskap

Pelaksanaan lanskap merupakan proses implementasi dari perencanaan lanskap. Perencanaan lanskap menentukan bermacam-macam penggunaan tapak secara mendetail dengan terlebih dahulu mengadakan pemilihan serta analisis suatu tapak, membuat rencana penggunaan lahan, membuat perancangan secara keseluruhan pada tapak.

Menurut Simonds (1983), proses perencanaan dan perancangan merupakan proses yang dipakai sebagai dasar dalam merencana dan merancang, Proses ini meliputi enam tahap, antara lain:

1. Commission, pada tahap ini dilakukan kegiatan yang berhubungan dengan persetujuan kontrak dengan klien dalam bentuk tertulis sebagai dasar pegangan pelaksanaan tugas.

2. Research, pada tahap ini dilakukan pengumpulan berbagai informasi yang didapatkan berupa kegiatan survei, pengumpulan data, wawancara, observasi dan pembuatan dokumentasi.

3. Analysis, pada tahap ini dilakukan analisis terhadap tapak dengan penentuan kendala maupun potensi.

4. Synthesis, pada tahap ini dilakukan pemecahan kendala dan pemanfaatan potensi kemudian dikemukakan dalam berbagai alternatif rencana pembangunan atau pengembangan tapak dilihat dari estimasi biaya yang memungkinkan.

5. Construction, pada tahap ini dipersiapkan dokumen secara detail meliputi perencanaan, gambar detail spesifikasi dan perkiraan biaya yang lebih akurat dari tahap sebelumnya untuk kegiatan konstruksi di lapangan.

6. Operation, pada tahap ini dilakukan kegiatan pemeliharaan terhadap proyek yang telah dikerjakan.


(21)

Tahap implentasi pembangunan lanskap merupakan bagian dari tahap construction, yang mengaplikasikan bagian dari perencanaan dan perancangan yang sudah dibuat sebelumnya. Tahap pelaksanaan pembangunan merupakan tahap yang paling penting untuk diperhatikan karena kualitas dari keseluruhan proyek tergantung pada keahlian dan pengelolaan saat pelaksanaan tersebut berlangsung.

2.2 Ecopark

Ecopark merupakan suatu taman ekologis yang berbasis rekreasi alam yang bertujuan meningkatkan interaksi manusia dengan lingkungannya. Ecopark sendiri dapat dikatakan sebagai taman keanekaragaman hayati yang didalamnya terdapat koleksi tanaman eksitu dan insitu. Pengertian eksitu merupakan usaha pelestarian yang dilakukan di luar habitat aslinya sedangkan insitu adalah usaha pelestarian yang dilakukan pada habitat aslinya.

Menurut Setiawan et al. (2006) secara kuantitatif upaya Indonesia dalam melakukan konservasi sumberdaya genetik telah sangat nyata dilakukan melalui konservasi insitu, yaitu dengan membangun sistem kawasan konservasi. Sampai dengan tahun 2000 Indonesia telah menetapkan 385 unit kawasan dilindungi (protected area) yang mencakup 22.560.545,46 ha. Akan tetapi, perlindungan insitu saja tidak cukup dan belum dapat menjamin pemanfaatan sumberdaya hayati secara lestari. Untuk itu diperlukan upaya-upaya lebih lanjut, yaitu konservasi eksitu yang mengarah pada pemanfaatan sumberdaya alam hayati, khusunya pohon, bagi kesejahteraan umat manusia. Salah satu areal yang potensial dikembangkan sebagai sarana konservasi eksitu adalah ruang terbuka hijau (RTH).

Sebagai sebuah wahana wisata Ancol Ecopark mengusung konsep edutainment yang berwawasan ekologis; sebuah wahana rekreasi yang menyajikan hiburan serta pendidikan tentang keanekaragaman hayati pesisir dari seluruh nusantara. Menjadikan keanekaragaman hayati pesisir nusantara sebagai platform pusat rekreasi merupakan bagian dari kampanye pelestarian lingkungan hidup yang dilakukan oleh pengelola Taman Impian Jaya Ancol.


(22)

Ancol Ecopark merupakan sarana rekreasi baru yang ditawarkan oleh pihak Taman Impian Jaya Ancol yang mengembangkan wahana hiburan berbasis pendidikan (edutainment). Didirikan di areal seluas 33,8 ha yang menjadi taman hijau terbuka yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan lingkungan hidup. Selain memperluas area terbuka untuk kegiatan edukatif, hiburan dan olahraga, Ancol Ecopark juga akan semakin memperkaya lingkungan natural di kawasan Taman Impian Jaya Ancol dan memunculkan pusat paru-paru di kawasan ini. Sedangkan untuk mencapai tujuan Blue Ancol, kehadiran Ancol Ecopark akan dimanfaatkan kebutuhan publik terhadap waterfront management dengan membangun daerah kanal sebesar 20% dari area Ancol Ecopark dengan konsep relink, reform dan create.

Pembangunan kanal tersebut selain akan meningkatkan kemampuan water management sebagai drainase untuk mengantisipasi air pasang, gelombang laut dan curah hujan yang tinggi, juga sekaligus akan menjadi saluran transportasi air yang menghubungkan berbagai unit rekreasi di kawasan Ancol Ecopark Taman Impian Jaya Ancol.

Ekologi adalah ilmu yang masih tergolong baru yang berkonsentrasi kepada hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya. Sisi ekologis suatu tapak harus sangat diperhatikan dalam perencanaan dan pengembangan suatu tapak yang identik dengan pertumbuhan populasi dan pola tata guna lahan (Simonds dan Starke, 2006).

Menurut Frick dan Sukiyanto (2007), ekologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungan. Persoalan tentang wawasan lingkungan pada masa kini mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan mendorong kedudukan ekologi dari segi akademis menjadi perhatian umum.

Basuni (2001) mengemukakan berdasarkan perspektif ekologi, tidak ada yang baru mengenai pariwisata ekologis atau ekoturisme. Yang ada adalah manusia "modern" telah gagal menerapkan prinsip-prinsip ekologi dalam industri pariwisata, khususnya pariwisata alam. Para pihak yang terlibat dan bersangkutan dengan pariwisata alam, khususnya pembuat kebijakan, para pengembang (fasilitas transportasi, akomodasi), para pengelola obyek (daya tarik wisata alam),


(23)

dan pengunjung telah gagal mengembangkan etika ekologis, yaitu kebijaksanaan moril di dalam manusia (para pihak) mencampurtangani ekosistem alam atau bergaul dengan alam sekitarnya. Dengan perkataan lain ekologisme belum dipahami oleh masyarakat luas, termasuk para pihak yang bersangkutan dengan pariwisata alam. Akibatnya sistem transportasi semrawut, keseimbangan ekosistem terganggu, obyek wisata alam rusak sehingga tidak menarik lagi, pengunjung berjejal, vandalisme dimana-mana - di sepanjang perjalanan sampai di daerah tujuan wisata dan pada obyek wisata alam, dan polusi. Apa yang harus dilakukan dengan belajar dari kegagalan ini adalah bahwa ilmu ekologi perlu dikembangkan dan ekologisme perlu diajarkan kepada masyarakat luas.

Oleh karenanya, seorang arsitek lanskap harus selalu menjaga integritas dari lanskap alami maupun buatan. Sebuah tapak tidak bisa lagi diperlakukan semaunya dan anggapan bahwa sebuah tapak dapat dimiliki sepenuhnya oleh pihak tertentu dan dirancang tanpa memperhatikan sisi-sisi ekologis tidak dapat lagi diterima. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan tapak yang baik menjadi hal yang fundamental dan harus benar-benar dipahami dan dibuat secara berkelanjutan (Simonds danStarke, 2006).

Prospektif lanskap perkotaan merupakan basis potensi bagi kawasan yang inginmembangun dirinya sebagai sebuah pembangunan kawasan berbasis lingkungan dan berkelanjutan. Sustainable development merupakan perkembangan yang melahirkan pelayanan terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi tanpa membahayakan keberadaan sistem alam, sosial dan lingkungan terbangun sebagi tempat hidup dan bergantung. Sustainable development bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek dengan tidak memboroskan sumberdaya alam yang tidak terbarukan serta tidak melampaui kapasitas dan daya dukung lingkungan (Uniaty, 2008).

2.3 Rekreasi

Berdasarkan prinsip perencanaan sumber daya rekreasi yang dikeluarkan oleh Asosiasi Nasional Perencana Sumber Daya Rekreasi (NARRP), sumber daya rekreasi adalah sumber daya dalam pengaturan yang menentukan pengalaman seseorang, seperti sumber daya alam dan budaya, nilai-nilai khusus yang melekat


(24)

pada daerah, fasilitas, infrastruktur, personil, peraturan manajemen dan tindakan. Perencanaan sumber daya rekreasi harus mempromosikan, manfaat lingkungan kesehatan manusia dan masyarakat yang bertambah dari partisipasi rekreasi seperti kesehatan fisik dan mental yang baik, kohesi keluarga, kesopanan, integrasi sosial, perkembangan anak, stimulasi ekonomi, produktivitas kerja, pengelolaan sumber daya, dan etika konservasi.

Menurut Gold (1980), pemerintah daerah dan pihak pengembang swasta mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan suatu kawasan rekreasi dan pelayanan waktu luang dalam suatu kota. Seorang perencana kawasan urban dan arsitek lanskap sangatlah berperan dalam penentuan lokasi, preservasi, desain dari sebuah ruang terbuka, pengembangan fasilitas rekreasi dan analisis program sosial untuk memenuhi kebutuhan rekreatif pengunjung. Mereka juga harus berhubungan dengan pihak-pihak lain yang profesional di bidang taman dan kawasan rekreasi juga agen-agen yang mengatur peluang-peluang kegiatan rekreasi.

2.4 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap

Pengelolaan lanskap atau lingkungan hidup merupakan sebuah upaya terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan, pengendalian dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya (Arifin dan Arifin, 2005). Sementara itu, Simonds dan Starke (2006) mengungkapkan bahwa pengelolaan yang efektif hendaknya dipertimbangkan sejak awal perencanaan sehingga pelaksanaannya terprogram.

Berdasarkan prinsip perencanaan sumber daya rekreasi yang dikeluarkan oleh Asosiasi Nasional Perencana Sumber Daya Rekreasi (NARRP), manajemen pada alternatif rekreasi harus jelas, komprehensif, dan menyediakan berbagai pilihan yang layak untuk dipertimbangkan publik. Setiap alternatif dapat dibandingkan dengan tujuan yang diusulkan, kondisi masa depan yang diinginkan, pengalaman rekreasi yang diinginkan, fasilitas, strategi manajemen dan tindakan, standar kualitas, kapasitas pengunjung, nilai ekonomi, kebutuhan anggaran yang diproyeksikan, dan program pemantauan (NARRP, www.narrp.org).


(25)

Sedangkan untuk pemeliharaan lanskap adalah suatu upaya untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan rancangan atau desain semula (Arifin dan Arifin, 2005). Pemeliharaan taman meliputi pembersihan areal taman, penyiangan, penggemburan tanah, penyiraman, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, pemindahan tanaman, pembibitan dan pemeliharaan peralatan.

Prinsip-prinsip pemeliharaan taman untuk mencapai efektivitas di dalam pemeliharaan taman antara lain :

1. Penetapan tujuan dan standar pemeliharaan.

2. Pemeliharaan harus dilakukan secara ekonomis, baik waktu, tenaga, peralatan maupun bahan.

3. Operasional pemeliharaan hendaknya didasarkan pada rencana pemeliharaan telah disusun.

4. Jadwal pekerjaan pemeliharaan taman harus didasarkan pada kebijaksanaan dan prioritas yang benar.

5. Penekanan pada pemeliharaan pencegahan.

6. Sistem pemeliharaan harus diorganisasikan dengan baik.

7. Dana harus cukup tersedia untuk mendukung program pemeliharaan yang telah ditetapkan.

8. Ketersediaan tenaga kerja yang cukup untuk menjalankan fungsi-fungsi pemeliharaan.

9. Program pemeliharaan harus dirancang melindungi lingkungan alami.

10. Pengelola pemeliharan taman bertanggung jawab terhadap keamanan umum dan para operator pemelihara taman.

11. Pemeliharaan harus menjadi pertimbangan dalam perencanaan awal.

12. Operator pemeliharaan bertanggung jawab pada pengelola pemeliharaan taman.

Di dalam lanskap dikenal adanya pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Menurut Arifin dan Arifin (2005), pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan desain semula, karenanya pada waktu tertentu perlu


(26)

diadakan suatu evaluasi. Sedangkan pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan taman untuk mengimbangi pemeliharaan ideal sehingga taman tetap rapi, indah, asri dan nyaman.

Pemeliharaan ideal didukung oleh upaya-upaya seperti berikut:

1. Perencanaan dan perancangan taman dengan pola yang sederhana sehingga memudahkan pemeliharaan fisik.

2. Penggunaan elemen taman, baik elemen keras maupun elemen tanaman, hendaknya yang tidak sulit dicari agar tidak menyulitkan dalam penggantian atau penyulaman tanaman.

3. Pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan-bahan perkerasan yang sesuai.

4. Pembuatan pola sirkulasi yang jelas dan rasional sehingga alur kegiatan di dalam taman selalu lancar.

5. Perlengkapan taman yang memadai, meliputi penerangan lampu pada malam hari, jaringan utilitas yang ada di bawah taman direncanakan dengan baik sehingga tidak terjadi bongkar pasang pada permukaan tanah.

Kapasitas kerja para operator taman mempengaruhi efisiensi biaya pemeliharaan taman. Tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kemampuan tenaga dan keterampilan membuat anggaran pemeliharaan optimal Efisiensi dan efektivitas pemeliharaan taman dipengaruhi oleh penguasaan teknik pemeliharaan yang baik dan peralatan yang memadai. Oleh karena itu, pemelihara taman hendaknya memiliki peralatan pemeliharaan yang tepat, mengetahui jenis peralatan yang digunakan, fungsi, serta kerjanya. Efektivitas kerja operator pemeliharaan taman menurut Arifin dan Arifin (2005) sangat ditentukan oleh: 1. Motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki para pegawai

pemeliharaan taman.

2. Sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan taman. 3. Ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan. 4. Tingkat pengawasan pekerjaan di lapang.

5. Kelancaran komunikasi antara pimpinan (manajer) dengan para mandor serta antara mandor dengan operator pemeliharaan taman di lapang.


(27)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu Magang

Kegiatan magang dilaksanakan di Kawasan Ancol Ecopark Taman Impian Jaya Ancol, Kecamatan Ancol, Jakarta Utara. Pelaksanaan kegiatan magang dilakukan selama 12 minggu, yaitu sejak tanggal 21 Februari hingga 13 Mei 2011, yang secara rutin dilakukan setiap hari Senin sampai Jumat pukul 08.00-17.00 WIB. Kegiatan magang ini dilakukan dibawah bimbingan kepala bagian lanskap di Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian Jaya Ancol. Adapun peta lokasinya seperti pada Gambar 1.

Peta Jakarta PetaTaman Impian Jaya Ancol

Peta Ancol Ecopark

Sumber : http://www.google.com/, 2011

Gambar 1 Peta Lokasi Ancol Ecopark Keterangan Gambar

Batas Area Taman Impian Jaya Ancol Batas Area Ancol Ecopark


(28)

3.2 Metode Magang

Pada kegiatan magang ini status mahasiswa adalah “research student” yang mengikuti kegiatan perencanaan dan pengelolaan lanskap Ancol Ecopark. Namun pada skripsi ini pembahasannya akan fokus pada proses implementasi pembangunan lanskapnya. Metode magang yang dilakukan menggunakan beberapa pendekatan teknis dan analisis data yang telah diambil.

3.2.1 Pendekatan teknis manajerial, yaitu :

a. Mempelajari organisasi perusahaan dan sistem kerja, khususnya bagian perencanaan rekreasi dan pemeliharaan taman,

b. Mempelajari manajerial proses implementasi perencanaan Ancol Ecopark yang mencakup perencanaan awal, proses implementasi perencanaan, pengawasan pembangunan, dan pemeliharaan taman. 3.2.2 Pendekatan teknis pekerjaan lapang, yaitu :

a. Manajemen kerja di lapang khususnya yang mencakup proses pemeliharaan taman, pengkoordinasian dan penjadwalan tenaga kerja pemeliharaan,

b. Berpartisipasi langsung dalam pengawasan proses implementasi perencanaan Ancol Ecopark dan redesain beberapa spot pada perencanaan awal.

3.2.3 Metode pengambilan data yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk analisis lebih lanjut (Tabel 1). Pengambilan data dilakukan dengan cara:

a. Pengenalan kondisi umum dan kondisi biofisik Ancol Ecopark, Taman Impian Jaya Ancol,

b. Kegiatan survei yang dilakukan dengan cara :

1. Pengamatan langsung terhadap sistem pemeliharaan lanskap di Ancol Ecopark, seperti proses berlangsungnya pemeliharaan dan implementasi desain perencanaan awal,

2. Pendokumentasian kondisi lanskap Ancol Ecopark beserta hal-hal yang mencakup pemeliharaan lanskap.


(29)

3. Wawancara terhadap karyawan Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort Taman Impian Jaya Ancol mengenai proses perencanaan dan pembangunan Ancol Ecopark, misalnya, konsep dasar, program atraksi, desain penanaman. Wawancara juga dilakukan dengan bagian pelaksanaan pembangunan, untuk mengetahui kelancaran dan pengelolaan proses pembangunan yang sedang berlangsung. Selain itu wawancara juga dilakukan dengan pengawas, pekerja dan pihak kontraktor pemeliharaan, yaitu PT. Budimanunggal Primasentosa. 4. Pengukuran dan penghitungan langsung data-data yang akan dianalisis

lebih lanjut. Misalnya data kelembaban dan suhu udara (iklim mikro). 5. Penyebaran kuisioner secara acak kepada pengunjung Taman Impian

Jaya Ancol untuk mengetahui latar belakang sosial pengunjung dan memprediksi minat pengunjung terhadap Ancol Ecopark.

3.3 Metode Pengolahan data

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan beberapa analisis untuk mengetahui potensi dan kendala yang ada di dalam kawasan rekreasiAncol Ecopark. Analisis yang dilakukan antara lain sebagai berikut:

a. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengolah data hasil pengamatan selama magang yang didapat melalui studi pustaka, wawancara dengan pengelola dan pengunjung, dan pengamatan langsung. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis sistem kerja selama kegiatan implementasi perencanaan lanskap Ancol Ecopark berlangsung.

b. Analisis Karakteristik dan Persepsi Minat Pengunjung

Analisis ini dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner kepada 30 orang pengunjung Taman Impian Jaya Ancol secara acak. Pengisian kuisioner tersebut dilakukan untuk mengetahui karakteristik pengunjung Taman Impian Jaya Ancol secara umum dan mengetahui minat mereka terhadap Ancol Ecopark. Contoh kuisioner terlampir (Lampiran 1).


(30)

c. Pengukuran Kenyamanan Iklim

Temperature Humidity Index (THI) adalah indeks yang menunjukkan tingkat kenyamanan suatu area secara kuantitatif berdasarkan nilai suhu dan kelembaban udara relatif. Kenyamanan menyatakan pengaruh keadaan lingkungan fisik atmosfer atau iklim terhadap manusia. Keadaan yang nyaman adalah apabila sebagian energi manusia dibebaskan untuk kerja produktif & usaha pengaturan suhu tubuh berada pada tingkat minimum. (Fandeli, 2009)

Tingkat kenyamanan berdasarkan iklim dapat diukur dengan: Temperature Humidity Index (THI)

Keterangan:

T = suhu udara (ºC)

RH = kelembaban Nisbi Udara (%)

d. Kapasitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja

Menurut Arifin dan Arifin (2005), tingkat efektivitas kerja para tenaga kerja dapat mempengaruhi optimalisasi biaya pemeliharaan taman, karena dengan memliki tenaga kerja yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang sesuai maka pemanfaatan biaya pemeliharaan dapat dilakukan seoptimal mungkin. Sedangkan kapasitas kerja dapat dikatakan baik jika tenaga kerja bekerja secara efektif. Dengan mengetahui kapasitas kerja maka dapat direncanakan jumlah kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan luasan taman yang akan diperlihara. Perhitungan kapasitas kerja dilakukan untuk mengetahui kebutuhan tenaga kerja yang ideal untuk pemeliharaan kawasan Ancol Ecopark. Dari kapasitas kerja dan kebutuhan tenaga kerja ini dapat diketahui tingkat efektivitas tenaga kerja yang sudah ada saat ini.


(31)

Jenis Data Indikator Pengamatan Sumber Data Kondisi Umum Deskripsi dan Sejarah

Perusahaan Taman Impian Jaya Ancol

Letak dan luas area Taman Impian Jaya Ancol

Aksesibilitas Taman Impian Jaya Ancol

Kondisi Biofisik Tanah dan Topografi Taman Impian Jaya Ancol

Hidrologi Taman Impian Jaya Ancol

Iklim BMKG Kemayoran

Vegetasi dan Satwa Taman Impian Jaya Ancol

Kondisi Sosial dan Ekonomi

Data Jumlah Pengunjung

TIJA Taman Impian Jaya Ancol

Karakteristik Pengunjung Kuisioner Pengunjung TIJA

Minat Pengunjung Kuisioner Pengunjung TIJA

Konsep Pengembangan

Ecopark Master plan Taman Impian Jaya Ancol

Konsep Desain Konsultan Lanskap

Administrasi Struktur Organisasi Taman Impian Jaya Ancol Aspek Pemeliharaan Biaya Pemeliharaan Ancol Ecopark

SPK Pemeliharaan Ancol Ecopark

Absensi dan Penjadwalan

Tenaga Kerja Ancol Ecopark

Pelaksanaan Fisik

Pemeliharaan Ancol Ecopark


(32)

BAB IV

KONDISI UMUM LOKASI

4.1 Deskripsi Umum Taman Impian Jaya Ancol

PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pembangunan dan jasa konsultasi bidang perencanaan dan pembangunan serta di bidang usaha kawasan pariwisata, perhotelan dan sarana olahraga melalui anak perusahaannya. Taman Impian Jaya Ancol mengelola “area pariwisata terintegrasi” seluas 552 Ha. Kawasan rekreasi ini dilengkapi dengan fasilitas rekreasi pantai, penginapan, olahraga dan seni, wisata belanja dan wisata pendidikan.

PT. Pembangunan Jaya Ancol memilki visi untuk menjadi perusahaan pengembang kawasan wisata terpadu terbesar dan terbaik se-Asia Tenggara yang memiliki jaringan sentra rekreasi terluas pada tahun 2015. Dengan misinya adalah sebagai komunitas pembaharuan kehidupan masyarakat yang menjadi kebanggaan bangsa dan senantiasa menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik melalui sajian hiburan berkualitas yang berunsur seni, budaya, pengetahuan, dalam rangka mewujudkan komunitas „Life Re-Creation‟ yang menjadi kebanggaan bangsa.

Sampai bulan Mei 2011 ini, Taman Impian Jaya Ancol telah memiliki fasilitas rekreasi berupa:

a. Pantai dan Taman.

Pantai dan Taman memiliki 5 pantai (Pantai Festival, Indah, Elok, Ria dan Carnival Beach Club) dan Danau Impian.

b. Dunia Fantasi c. Ocean Dream d. Samudra Atlantis e. Sea World

f. Putri Duyung Cottages g. Marina Beach

h. Pasar Seni

i. Hailai Executive Club

j. Kereta Gantung (Gondola-sky lift) k. Wisata Kuliner


(33)

Sejak tahun 2010 Taman Impian Jaya Ancol membuat sebuah wahana baru yang diberi nama Ancol Ecopark. Ancol Ecopark merupakan sebuah taman rekreasi yang berbasis ekologi yang menawarkan hiburan bertema pendidikan dan seni bagi pengunjung kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. Untuk total luasan Ancol Ecopark sendiri berkisar 33,8 ha yang mengambil lahan bekas lapangan golf. Pengerjaan area ini sudah dimulai dari beberapa bulan yang lalu dan masih terus berjalan hingga saat ini dengan rencana pembukaan tahap pertama pada bulan Juni 2011. Pembuatan Ancol Ecopark ini merupakan pengaplikasian langsung tentang kampanye hijau yang sedang digalakkan oleh pihak Taman Impian Jaya Ancol.

4. 2 Sejarah Kawasan Taman Impian Jaya Ancol

Berdasarkan data sejarah yang diperoleh dari pengelola dan website resmi Taman Impian Jaya Ancol, pada masa perjuangan dan awal kemerdekaan, Ancol merupakan sebuah kawasan rawa yang tidak terawat dan tempat bersarangnya nyamuk yang menyebabkan penyakit malaria. Oleh karena itu, Presiden pertama Republik Indonesia, Ir.Soekarno, menunjuk Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta dalam hal ini Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo sebagai gubernur DKI Jakarta saat itu untuk melaksanakan gagasannya, yaitu mengembangkan kawasan Ancol yang meliputi areal seluas 552 ha sebagai daerah wisata.

Sejak awal berdirinya di tahun 1966, Ancol Taman Impian atau biasa disebut Ancol sudah ditujukan sebagai sebuah kawasan wisata terpadu oleh Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Pemda DKI menunjuk PT Pembangunan Jaya sebagai Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan peningkatan perekonomian nasional serta daya beli masyarakat.

Sejalan dengan perkembangan perusahaan yang semakin meningkat di tahun 1992 status Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol diubah menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol sesuai dengan akta perubahan No. 33 tanggal 10 Juli 1992 sehingga terjadi perubahan kepemilikan dan prosentase kepemilikan saham, yakni 20% dimiliki oleh PT Pembangunan Jaya dan 80% dimiliki oleh Pemda DKI Jakarta.


(34)

Pada 2 Juli 2004 Ancol melakukan “go public” dan mengganti statusnya menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., dengan kepemilikan saham 72% oleh Pemda DKI Jakarta dan 18% oleh PT Pembangunan Jaya dan 10% oleh masyarakat. Langkah “go public” ini dilakukan untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan, karena akan lebih terkontrol, terukur, efisien dan efektif dengan tingkat profesionalisme yang tinggi serta menciptakan sebuah Good & Clean Governance. Kinerja dan citra yang positif ini akan menjadikan perusahaan terus tumbuh dan berkembang secara sehat di masa depan.

4.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Ancol Ecopark merupakan salah satu kawasan rekreasi yang berada di kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. PT. Taman Impian Jaya Ancol merupakan salah satu anak usaha dari PT. Pembangunan Jaya Ancol yang sekarang berstatus Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). PT. Pembangunan Jaya Ancol merupakan hasil kerjasama Pemda DKI Jakarta dengan PT. Pembangunan Jaya, dengan status kepemilikan 72% Pemda DKI Jakarta, 18% PT. Pembangunan Jaya dan 10% publik. Tingkatan pimpinan di Taman Impian Jaya Ancol ini adalah Direktur Utama, Direktur, Direktorat, Kepala Divisi, Kepala Departemen/General Manager (Lampiran 2).

Hingga saat ini, Ancol Ecopark belum memiliki divisi manajemen khusus yang menanganinya. Pembentukan manajemen Ancol Ecopark masih dalam proses penyusunan lebih lanjut. Oleh karenanya, saat ini proses pembangunan Ancol Ecopark masih dipegang oleh pihak Taman Impian Jaya Ancol. Maka dari itu, mahasiswa melakukan magang di Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian Jaya Ancol untuk mempelajari tentang proses pembangunan Ancol Ecopark. Pada Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, tingkatan kepemimpinannya adalah Kepala Departemen, Kepala Bidang, Kepala Bagian, dan Kepala Seksi (Lampiran 3). Sementara pada proses magang ini, mahasiswa berada dibawah bimbingan Kepala Bagian Lanskap di Deapartemen Perencanaan Rekreasi dan Resort. Bagian Lanskap di Taman Impian Jaya Ancol lebih fokus pada perencanaan tanaman, sedangkan untuk elemen lainnya bekerjasama dengan bagian arsitektur, sipil dan desain.


(35)

4.4 Letak dan Luas Kawasan Ancol Ecopark

Taman Impian Jaya Ancol merupakan kawasan rekreasi yang berada di Jakarta Utara dengan posisi yang berbatasan langsung dengan pantai utara Pulau Jawa. Posisi Ancol Ecopark tidak jauh dari pinggir pantai Festival. Alamatnya terletak di Jalan Lodan Timur, Jakarta Utara. Adapun batasan kawasan Ancol Ecopark adalah sebagi berikut :

 Utara : Hotel Mercure

 Selatan : Kali Ancol

 Barat : Dunia Fantasi dan Hailai

 Timur : Pasar Seni dan Atlantis

Dilihat dari ekosistem lingkungannya yang terletak di dekat pantai, maka sedikit banyak karakteristik ekosistem pantai mempengaruhi lingkungan Ancol Ecopark, seperti kekuatan hembusan angin, kandungan garam pada tanah, serta vegetasi utama daerah pantai yaitu pohon kelapa. Pada konsepnya Green Mission Paintball merupakan bagian dari Ancol Ecopark, namun GM Paintball saat ini telah dibuka dan memiliki loket masuk yang berbeda dengan Ancol Ecopark.

Kawasan Ancol Ecopark memiliki luas 33,8 ha (berdasarkan luasan siteplan) dengan sebuah kanal dengan panjang 2,5 km yang berfungsi sebagai tampungan air tadah hujan. Luas Ancol Ecopark memiliki uraian yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Uraian Luas Area Kawasan Ancol Ecopark

Sumber : Dept. Perencanaan Rekreasi dan Resort Taman Impian Jaya Ancol

No Uraian Luas Satuan

1 Kanal 37,645 m²

2 Danau 15,92 m²

3 Pedestrian 14,939 m²

4 Jalur Sepeda 5,254 m²

5 Learning Farm 2,813 m²

6 Aquascan 2,297 m²

7 Toilet Barat, Musholla dan Perkerasan 201 m²

8 Toilet Timur 101 m²

9 Power Plant 171 m²

10 Exhibition Hall 6,372 m²

11 Parkir (perkerasan) 26,095 m²

12 Paintball 11,101 m²

13 Area Hijau 215,381 m²


(36)

4.5 Aksesibilitas

Aksesibilitas dapat dikatakan berupa segala infrastruktur yang transportasi yang mengakomodir wisatawan dari, ke dan selama kegiatan rekreasi di dalam area wisata berlangsung. Taman Impian Jaya Ancol memiliki lokasi yang strategis karena berada dekat dengan pusat Kota Jakarta. Selain lokasinya yang strategis, Taman Impian Jaya Ancol juga dilengkapi kemudahan akses transportasi untuk beberapa jenis transportasi.

Bagi pengunjung yang membawa kendaraan pribadi, kemudahan akses dapat melalui Jalan Tol Tanjung Priok dan keluar langsung di exit tol Ancol. Setelah itu saat ini pengunjung dapat masuk Taman Impian Jaya Ancol melalui 3 gerbang, yaitu gerbang carnaval, gerbang PMK dan gerbang Hailai (Ancol Barat). Sebenarnya Taman Impian Jaya Ancol memiliki satu gebang lagi yaitu gerbang Ancol Timur yang biasa menjadi gerbang utama, namun saat ini sedang dalam tahap renovasi, sehingga dialihkan ke gerbang PMK.

Bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan umum, kemudahan akses dapat dirasakan dengan beroperasinya Transjakarta Busway koridor V jurusan PGC-Ancol dan koridor VII dengan jurusan Kampung Melayu-Ancol. Pemberhentian kedua jalur tersebut berada pada shelter di depan Dunia Fantasi Ancol (DUFAN).

Selain itu, ada pula kemudahan transportasi umum yang dapat digunakan pengunjung, yaitu dengan adanya kereta wisata. Pihak PT. Taman Impian Jaya Ancol melakukan kerjasama dengan PT.KAI untuk menyediakan kereta wisata dengan jurusan Bogor-Ancol yang langsung masuk kedalam kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Namun kereta wisata ini hanya tersedia pada hari Sabtu, Minggu dan Libur.

4.6 Tanah dan Topografi

Tanah yang berada di Kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta pada awalnya berupa tanah rawa. Tanah asli kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta memiliki sifat massa tanah yang mudah terpisah karena memiliki tekstur pasir yang dominan dan miskin terhadap unsur hara. Untuk menunjang pelaksanaan pembangunan proyek TIJA, Jakarta Baycity, kawasan ini mengalami


(37)

reklamasi dengan menggunakan pasir dari laut Ancol sebanyak 100,7 juta m3 dengan ketebalan mencapai 2,5 m. Proses ini memerlukan waktu hingga 5 tahun, selanjutnya ditimbun kembali dengan tanah urugan dan tanah latosol yang berasal dari Bekasi dan Tengerang.

Pada kawasan Ancol Ecopark khususnya, membutuhkan tanah yang lebih stabil yang sesuai untuk habitat tumbuhan. Oleh karenanya, hampir secara keseluruhan tanah rawa eksisting di Kawasan Ancol Ecopark ini ditimbun menggunakan tanah merah super. Tanah merah super sendiri merupakan jenis dari tingkatan kualitas tanah itu sendiri.

Topografi di Kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Baycity relatif datar dengan ketinggian 0-5 mdpl. Di beberapa area TIJA seperti pada kawasan Ancol Ecopark, topografinya di desain berbukit-bukit guna kepentingan estetika dan fungsional.

4.7 Hidrologi

Kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta mengalami pencampuran air laut sehingga daerah tepi pantai memiliki kandungan garam yang tinggi. Oleh karena itu, air tanah dan air laut yang berada di Kawasan Taman Impian Jaya Ancol bersifat payau.

Kawasan Ancol memiliki dua sistem saluran DAS, yaitu Kali Ancol dan Kali Bintang Mas. Kali Bintang Mas merupakan saluran penting di Kawasan Ancol karena berfungsi sebagai badan penerima air buangan limbah rumah tangga dan banjir kanal dari kawasan Gunung Sahari dan Sungai Ciliwung. Drainase yang terdapat di Kawasan Taman Impian Jaya Ancol menggunakan sistem drainase terbuka. Pembuangan dari drainase ini menuju ke Kali Martadinata.

Untuk kawasan Ancol Ecopark sendiri, drainase berupa kanal dengan air yang berasal dari tadahan air hujan. Namun, karena lokasinya yang berbatasan langsung dengan laut sehingga air yang tertampung pun bersifat payau. Air kanal tersebut biasa digunakan untuk penyiraman beberapa tanaman di Ancol Ecopark. Tetapi beberapa tanaman yang baru di tanam masih membutuhkan adaptasi dengan air payau. Sehingga ada beberapa tanaman di Ancol Ecopark yang harus disiram dengan air yang berasal dari truk air taman yang sumber airnya berasal


(38)

dari PT. PAM. Hal ini terutama dilakukan pada tanaman-tanaman yang letaknya jauh dari kanal.

Selain itu pada Ancol Ecopark, terdapat saluran pompa drainase besar yang berfungsi untuk membuang air kanal yang berlebih ke laut. Hal ini terutama terjadi ketika curah hujan tinggi di Kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Pompa drainase besar tersebut secara otomatis mengalirkan air kanal ke laut ketika jumlah air yang tertampung telah melebihi ambang batas.

Pada rencana kedepannya, pola penyiraman tanaman di Ancol Ecopark akan dibantu dengan adanya sprinkler. Dengan adanya sprinkler, penyiraman tanaman akan lebih mudah bagi pemelihara, karena dengan begitu, pemelihara hanya perlu mengaktifkan satu kontrol pusat untuk melakukan penyiraman di seluruh Kawasan Ancol Ecopark.

4.8 Iklim

Kondisi iklim Jakarta Utara - Tanjung Priok berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika, Kemayoran yang terletak pada posisi 6,10º LS dan 106,83º BT dengan ketinggian stasiun pada 2 mdpl menunjukkan Kawasan Ancol memiliki curah hujan rata-rata bulanan selama tahun 2009 sebagai berikut :

(Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Kemayoran, Jakarta, 2011)


(39)

Terlihat bahwa curah hujan tertinggi rata-rata terjadi pada bulan Februari sebesar 498,52 mm dan terendah pada bulan Juli sebesar 18,42 mm. Sementara itu untuk suhu udara rata-rata bulanan di kawasan Ancol ini memiliki data sebagai berikut :

(Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Kemayoran, Jakarta, 2011)

Gambar 3 Data Suhu Udara Rata-Rata Bulanan Kawasan Ancol 2005-2009

Dari data tersebut terlihat bahwa suhu udara rata-rata bulanan tertinggi di kawasan Ancol terjadi pada bulan September dengan suhu 29,5 ºC dan suhu terendah pada bulan Februari dengan suhu sebesar 27,3ºC. Kemudian untuk data kelembaban rata-rata bulanan pada Kawasan Ancol didapatkan data sebagai berikut :

(Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Kemayoran, Jakarta, 2011)


(40)

Dari data tersebut terlihat bahwa kelembaban rata-rata bulanan tertinggi di Kawasan Ancol terjadi pada bulan Februari dengan kelembaban 82%dan terendah terjadi pada bulan Agustus dan Oktober yaitu sebesar 70%.

4. 9 Vegetasi dan Satwa

Ancol Ecopark memiliki berbagai koleksi vegetasi yang dapat dikatakan sangat beragam spesiesnya. Secara umum vegetasi yang ada dalam taman ini terdiri dari vegetasi rumput, penutup tanah (ground cover), semak, perdu, tanaman merambat (climber), tanaman air (aquatic), dan pohon. Spesies vegetasinya pun masih terus dikembangkan oleh pihak perencanaannya.

Karena Ancol Ecopark ini merupakan lahan bekas lapangan golf, maka vegetasi eksistingnya didominasi oleh pohon kelapa (Cocos nucifera). Ancol Ecopark bertujuan utama sebagai taman ekologi dengan elemen utamanya adalah vegetasi yang bervariasi. Sehingga pada proses perencanaannya banyak sekali ditanam vegetasi baru yang menyesuaikan 4 pilar konsep area pada Ancol Ecopark yaitu Eco Art, Eco Nature, Eco Energy, dan Eco Care. Untuk tanaman yang kurang sesuai dengan konsep, pihak perencanaan melakukan pemindahan tanaman tersebut. Namun ada juga beberapa tanaman yang harus ditiadakan, yaitu tanaman yang tidak sesuai konsep dan kondisinya pun sudah buruk. Untuk daftar nama tanaman yang terdapat di Ancol Ecopark dapat dilihat di Lampiran 4.

Sementara, untuk jenis satwa yang sudah ada di Ancol Ecopark saat ini adalah rusa pada deer island, angsa putih, beberapa spesies burung dan monyet liar, ikan-ikan seperti ikan nila, ikan mujair, ikan lele, burung pelikan. Untuk kedepannya masih akan ada lagi satwa-satwa yang dipelihara di Ancol Ecopark yang akan menambah variasi atraksi wisata bagi pengunjung.

4. 10 View

Pemandangan di dalam kawasan Ancol Ecopark didominasi oleh vegetasi. Bad view dari luar kawasan Ancol Ecopark yang berupa gedung-gedung dan pemukiman pun berusaha ditutupi oleh screen berupa pohon-pohon tinggi yang mengelilingi seluruh kawasan Ancol Ecopark. Kebisingan yang timbul dari Jalan Tol Tanjung Priok pun berusaha diredam dengar deretan pohon-pohon tinggi, dan


(41)

ditutupi oleh Exhibition Hall yang nantinya akan dilapisi vertical garden pada dindingnya.

Kondisi hijau seperti itu jelas jarang sekali kita jumpai di tengah padatnya Kota Jakarta ini, sehingga semua pemandangan hijau yang terdapat di Ancol Ecopark bisa dikatakan sebagai Good view yang akan menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya.

4. 11 Sosial dan Ekonomi

Kondisi saat ini memperlihatkan bahwa kawasan di sekitar lokasi Taman Impian Jaya Ancol telah berkembang menjadi sebuah kawasan yang lebih maju dan padat. Kepadatan ini dapat dilihat dari jumlah pemukiman, pusat perbelanjaan dan kawasan perdagangan yang semakin berkembang di sekitar kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Sebagian besar tenaga kerja di Taman Impian Jaya Ancol merupakan penduduk sekitar lokasi yang merupakan warga Kelurahan Ancol. Terserapnya tenaga kerja lokal yang berasal dari penduduk sekitar lokasi kegiatan kawasan Taman Impian Jaya Ancol merupakan tujuan dan tuntutan diawal pembangunan kawasan ini. Setidaknya 20% dari tenaga kerja di Kawasan Taman Impian Jaya Ancol merupakan penduduk lokal yang tinggal di sekitar kawasan tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberikan manfaat dari keberadaan Taman Impian Jaya Ancol bagi warga sekitarnya.

Keberadaan Taman Impian Jaya Ancol ditujukan untuk segala lapisan masyarakat dengan berbagai tingkatan umur. Berbagai area yang ada di Taman Impian Jaya Ancol ditujukan untuk dapat mengakomodir segala tujuan wisata bagi setiap pengunjung. Berdasarkan data bulan Mei 2011, harga tiket masuk Taman Impian Jaya Ancol adalah Rp. 15.000 per orang, Rp. 15.000 per mobil serta Rp. 10.000 untuk motor.

Ancol Ecopark nantinya pun ditujukan untuk berbagai lapisan masyarakat yang ingin lebih mengenal lingkungan alam. Pihak Pembangunan Jaya Ancol menargetkan bahwa pengunjung yang akan datang ke Ancol Ecopark dapat mencapai 15 juta orang pada tahun pertama pembukaannya, dengan puncak kunjungan pada musim liburan sekolah.


(42)

BAB V

PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark

Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal, pihak PT.Pembangunan Jaya Ancol dibantu oleh pihak konsultan lanskap PT.AECOM yang berasal dari Singapura. Konsultan lanskap sendiri adalah pengembang swasta yang memiliki tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota (Gold, 1980). Perencana kota dan arsitek lanskap berperan penting dalam kegiatan preservasi, perencanaan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial sebagai pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia. Penciptaan konsep pada Ancol Ecopark ini bertujuan untuk menambah pengalaman rekreasi yang baru bagi para pengunjungnya. Gambar desain lanskap per area dari PT.AECOM dapat dilihat pada lampiran, untuk desain lanskap keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 5, sedangkan desain lanskap Area Eco Art pada Lampiran 6, desain lanskap Area Eco Care pada Lampiran 7, desain lanskap Area Eco Nature pada Lampiran 8, dan desain lanskap Area Eco Energy pada Lampiran 9. Dari konsep dan pengembangan desain yang diberikan oleh PT.AECOM pihak Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian Jaya Ancol pun melakukan beberapa penyesuaian desain dengan beberapa alasan sehingga akhirnya dihasilkan sebuah rencana lanskap akhir berupa gambar final yang nantinya digunakan sebagai panduan dalam proses pembangunannya.

Tujuan dari konsep rencana ini adalah untuk memberikan inovasi baru bagi Taman Impian Jaya Ancol agar dapat terus menjadi kawasan tujuan rekreasi utama di Indonesia dan mencapai keberhasilan dari segi desain kawasan dan keunggulan komersial. Penciptaan konsep Ancol Ecopark ini mengambil referensi dari beberapa kawasan rekreasi di dunia salah satunya adalah Sentosa Island dan Jurong Bird Park di Singapura. Desain penanaman lanskap Ancol Ecopark dapat dilihat pada Lampiran 10. Konsep awal pembuatan Ancol Ecopark ini dilakukan oleh pihak konsultan lanskap PT.AECOM dengan mengacu pada tujuan dari


(43)

pengelola Taman Impian Jaya Ancol yang bertindak sebagai klien. Dari tujuan yang diinginkan tersebut, PT.AECOM berusaha menerjemahkannya kedalam bentuk spasial dengan desain yang bertujuan menciptakan kawasan rekreasi yang berbasis lingkungan.

Secara keseluruhan perencanaan konsep desain kawasan Ancol Ecopark dibuat oleh pihak konsultan PT.AECOM, Singapura yang mengikuti kehendak pengelola Taman Impian Jaya Ancol sebagai klien. Selain proses desain, terjadi perubahan desain, baik karena penyesuaian tapak maupun untuk menyesuaikan keinginan klien. Baik pihak klien maupun konsultan terus melakukan perkembangan ide, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas perencanaan dari kawasan Ancol Ecopark itu sendiri.

Perkembangan ide, rapat koordinasi, penyesuaian lapang, pencarian referensi dari kawasan rekreasi lain terus dilakukan untuk mendapatkan inovasi-inovasi kreatif baru yang memperbaiki kualitas desain kawasan Ancol Ecopark. Saat ini tahap desain dari PT. AECOM telah berakhir, konsep desain yang diberikan kepada pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol sudah mencapai tahap final, sehingga perubahan dan penyesuaian desain sudah menjadi tanggung jawab pihak Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian Jaya Ancol dan pengelola Ancol Ecopark sendiri.

Berbagai program atraksi utama direncanakan untuk dihadirkan pada kawasan Ancol Ecopark ini. Keberadaan penghijauan yang baik di suatu areal bermain tidak hanya bersifat sebagai material struktur saja, tetapi juga dipakai sebagai media pengetahuan (Marcus dan Francis, 1998).

Dari segi konsep ruang Ancol Ecopark dibagi menjadi 4 area, yaitu Eco Art, Eco Care, Eco Nature, dan Eco Energy. Setiap area memiliki konsep memiliki program rekreasi masing-masing dan konsep desain yang berbeda.

5.1.1 Area Eco Art

Area Eco Art adalah sebuah galeri ruang terbuka yang menampilkan kesenian berupa (sculpture) seni lingkungan, pemainan komposisi pada desain penanaman dan open space area yang multifungsi. Area Eco Art merupakan suatu area yang menawarkan perpaduan antara atraksi seni yang tetap berinteraksi


(44)

dengan sumber daya alam. Pedoman desain pada area Eco Art adalah menciptakan kenyamanan, minimalis dengan penggunaan bahan modern.

Konsep utama pada area ini adalah Garden Art yang merupakan sebuah taman yang menonjolkan unsur warna, bentukan, tekstur dan patung (sculpture). Dengan menciptakan bentukan pada vegetasi (topiary), permainan bentuk dan warna yang tidak biasa pada elemen yang tedapat di area tersebut, penciptaan suatu nilai seni dari sumber daya alam yang ada. Konsep desain penanaman pada area ini menitik beratkan pada unsur bentuk dan warna. Konsep desain Eco Art oleh PT.AECOM dapat dilihat pada Gambar 5.

Dengan desain yang relatif detail, maka pihak pengelola harus melakukan pemeliharaan yang intensif pada area ini. baik dari segi frekuensi pemeliharaan maupun standar baku pemeliharaan yang harus dilakukan oleh kontraktor pemeliharaan. Desain penanaman lanskap Area Eco Art dapat dilihat pada Lampiran 11.

(Sumber: PT.AECOM, 2011)


(45)

5.1.2 Area Eco Care

Area Eco Care memiliki kegiatan rekreasi alam yang fokus utamanya adalah interaksi dengan vegetasi dan satwa. Di area ini terdapat penangkaran rusa, angsa, dan burung pelikan. Selain itu juga terdapat bagian yang nantinya akan dikhususkan untuk penangkaran satwa oleh WWF. Area Eco Care memiliki konsep utama berupa keseimbangan tanaman dan hewan yang menonjolkan keanekaragaman hayati lokal. Menjadi tempat persinggahan bagi burung asli dan migran. Memiliki sumber daya tanaman yang digunakan sebagai habitat hidup hewan. Untuk konsep desain penanamannya adalah berkarakter hutan alami, menggunakan tanaman asli lokal, dan penanamannya secara berkelompok. Konsep desain area Eco Care oleh PT.AECOM dapat dilihat pada Gambar 6.

Pada area Eco Care ditunjukkan bagaimana perlakuan manusia terhadap lingkungan sekitarnya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjaga dan melestarikan keseimbangan dan kesehatan habitat makhluk hidup lain yang ada. Pembentukan vegetasi dengan karakter hutan hujan yang memiliki kesan alami. Selain itu juga terdapat pulau-pulau kecil yang berfungsi sebagai habitat hewan yang dipelihara. Desain penanaman lanskap Area Eco Care dapat dilihat pada Lampiran 12.

(Sumber: PT.AECOM, 2011)


(46)

5.1.3 Area Eco Nature

Area Eco Nature menampilkan siklus hidup tanaman; dari pembungaan, penyerbukan, kemudian menjadi buah dan biji. Dari buah yang hidup dan bunga warna-warni yang unik, tanaman akan dipilih sehingga selalu ada sesuatu yang luar biasa untuk dilihat. Area ini memiliki program utama berupa Learning Farm, dimana pengunjung dapat belajar bercocok tanam dan mengetahui dan berperan aktif dalam proses pembuatan pupuk kompos.

Pada area Eco Nature konsep utamanya terletak pada tanaman buah-buahan dan bunga-bungaan yang mengagumkan. Permainan warna pada jenis tanaman yang digunakan menjadi salah satu bagian yang menarik pada area ini. pemilihan tanaman buah-buahan bertujuan untuk menarik perhatian serangga dan burung liar yang dapat menambah kesan alami pada area ini. Sehingga salah satu hal yang menarik pada area ini adalah bunyi kicauan berbagai burung liar. Menurut Setiawan et al. (2006), sebagai komponen habitat burung, pohon dapat berfungsi sebagai cover (tempat berlindung dari cuaca dan predator, bersarang, bermain beristirahat, dan mengasuh anak). Selain menyediakan bagian-bagian pohon (daun, bunga, dan buah) suatu pohon dapat berfungsi sebagai habitat (atau niche habitat) berbagai jenis organisme lain yang merupakan makanan tersedia bagi burung. Dengan makin banyak jenis pohon berarti akan tercipta banyak relung ekologi yang memungkinkan berbagai jenis burung dapat hidup secara bersama. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keanekaragaman jenis burung di areal perkotaan, perlu dilakukan penganekaragaman jenis pohon, terutama dengan pohon bebuahan. Konsep desain area Eco Nature oleh PT.AECOM dapat dilihat pada Gambar 7.

Pada konsep desain penanamannya, vegetasi utama yang ditunjukan adalah tanaman berbunga, tanaman berbuah dan hamparan bunga sebagai ground cover. Dengan meningkatnya jenis tanaman yang ditanam, diharapkan dapat meningkatkan jenis burung atau serangga hias lainnya yang dapat meningkatkan keindahan alami yang ada di Area Eco Nature. Rencana lanskap Area Eco Nature dapat dilihat pada Lampiran 13.


(47)

(Sumber: PT.AECOM, 2011)

Gambar 7 Konsep Desain Area Eco Nature

5.1.4 Area Eco Energy

Program utama pada area Eco Energy adalah atraksi Fantastique. Pada bangunan Fantastique terdapat tribun untuk menyaksikan pertunjukan spektakuler yang diadakan pada malam hari, fasilitas penjualan makanan, dan adanya atraksi wisata yang terdapat pada plaza utama yang menjadi ruang sirkulasi utama menuju Fantastique yang bisa dimanfaatkan untuk berkumpulnya pengunjung saat sebelum dan sesudah pertunjukan pada Fantastique. Hal utama yang ditampilkan dalam area ini adalah unsur teknologi. Pedoman utama pada area ini adalah karakter desain untuk zona Eco Energy adalah kontemporer pedesaan. Kontemporer karena zona berdekatan dan juga menjembatani tepi perkotaan, pedesaan karena adanya padang rumput dan tanaman, dan komodo menjadi maskot utama pada Fantastique plaza. Konsep desain area Eco Energy oleh PT.AECOM dapat dilihat pada Gambar 8.

Pada strategi penanamannya, digunakan tanaman yang dapat digunakan pada generasi energi biomassa sebagai konversi untuk biofuel, untuk menciptakan


(48)

efek visual dan latar pada area Fantastique, diciptakan sebagai edge (pembatas) dari area Fantastique dan berfungsi untuk sedikit menonjolkan bangunan Fantastique. Konsep desain penanamannya adalah dengan disusun secara grid dan ditanam secara masal. Rencana lanskap Area Eco Energy dapat dilihat pada Lampiran 14.

(Sumber: PT.AECOM, 2011)

Gambar 8 Konsep Desain Area Eco Energy

5.2 Konsep Sirkulasi dan Aksesibilitas pada Kawasan Ancol Ecopark

Sirkulasi dan aksesibilitas merupakan suatu peranan penting pada sebuah lanskap. Pola sirkulasi juga menetukan cara seseorang dalam menikmati sebuah lanskap. Pola sirkulasi pada Area Ancol Ecopark digolongkan dalam tiga jenis sirkulasi yaitu sirkulasi untuk pedestrian, sirkulasi untuk sepeda dan sirkulasi air untuk perahu. Seluruh konsep sirkulasi ini dibuat berdasarkan konsep desain dari konsultan lanskap PT.AECOM dengan beberapa revisi desain untuk penyesuaian tapak.

Secara umum, pola sirkulasi pada kawasan Ancol Ecopark dibuat dengan pola desain organik, hal ini ditujukan untuk meningkatkan keindahan dan kenyamanan bagi pengunjung. Dengan pola desain organik juga dapat memberikan kesan santai dan alami (Gambar 9).


(49)

(Sumber: PT.AECOM, 2011)

Gambar 9 Konsep Sirkulasi Kawasan Ancol Ecopark

Selain sirkulasi, adanya aksesibilitas berupa akses masuk kawasan Ancol Ecopark juga merupakan hal penting yang harus diperhitungkan oleh pihak perencana. Selain memberikan kemudahan akses masuk, pintu masuk juga juga mempengaruhi tingkat keamanan kawasan, semakin banyak pintu masuk maka pola keamanannya pun harus semakin ditingkatkan. Ancol Ecopark sendiri nantinya akan memiliki 7 akses pintu masuk, yang terdiri dari 4 pintu masuk utama, 3 pintu masuk cadangan. 4 pintu masuk utama tersebut antara lain pintu masuk dari arah Pasar Seni, pintu masuk dari area parkir utama Ancol Ecopark, pintu masuk Fantastique Show di area Eco Energy, dan yang terakhir adalah pintu masuk pada area Eco Care yang terletak dekat Dunia Fantasi (Gambar 10). Pada masing-masing pintu masuk ini nantinya akan terdapat ticket box masing-masing.


(50)

(Sumber: PT.AECOM, 2011)

Gambar 10 Konsep Aksesibilitas Pada Kawasan Ancol Ecopark

Keseluruhan konsep desain sirkulasi dan aksesibilitas dibuat oleh pihak konsultan lanskap PT.AECOM. Namun untuk penyempurnaan desain pihak Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian Jaya Ancol melakukan beberapa perubahan desain. Hal ini tejadi karena adanya beberapa alasan, misalnya adanya galian listrik bawah tanah atau pipa drainase yang membuat area tersebut tidak bisa dibuat sebagai jalur sirkulasi. Untuk jalur sirkulasi sepeda, pola desainnya dibuat dengan variasi ketinggian 0-50cm, hal ini dilakukan guna kepentingan estetika dan kenyamanan pengunjung bersepeda.

Kawasan Ancol Ecopark memang tidak dirancang untuk dimasuki kendaraan berat seperti mobil atau motor kedalam areanya, pihak pengelola berharap pengunjung yang datang ke Ancol Ecopark mau berjalanan kaki atau bersepeda agar kesan ramah lingkungan lebih tercipta. Sedangkan untuk sirkulasi di air menggunakan kapal yang didesain dengan bentuk unik, dengan kapal tersebut pengunjunga dapat berkeliling kanal serta mengunjungi pulau yang berada di tengah kawasan Ancol Ecopark, seperti pulau penangkaran rusa (deer island) yang aksesnya hanya bisa dicapai menggunakan kapal.


(51)

BAB VI

IMPLEMENTASI LANSKAP ANCOL ECOPARK

6.1 Alur Kerja Pembangunan Ancol Ecopark

Ancol Ecopark merupakan salah satu kawasan yang potensial untuk rekreasi alam berbasis ekologi yang ada di Indonesia. Kawasan ini sengaja dibuat oleh pihak pengelola yaitu PT. Pembangunan Jaya Ancol untuk menunjukkan kampanye kepedulian lingkungannya yang saat ini juga sedang menjadi perhatian masyarakat luas. Pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol mempercayakan pembuatan konsep dan ide desain Ancol Ecopark ini kepada konsultan lanskap PT. AECOM yang memiliki lokasi kerja di Singapura.

Konsep dan ide desain dari PT.AECOM tersebut tentu saja telah mengalami beberapa revisi dalam penyesuaian konsep sesuai keinginan PT.Pembangunan Jaya Ancol yang bertindak sebagai klien. Kemudian hasil akhir dari konsep desain tersebut dikembangkan kembali oleh pihak Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian Jaya Ancol sesuai dengan kebutuhan, penyesuaian tapak dan beberapa pertimbangan untuk selanjutnya dibuat gambar kerja final. Gambar kerja itulah yang selanjutnya dicetak untuk dilakukannya pembukaan tender bagi kontraktor yang nantinya akan membangun Ancol Ecopark. Untuk kontraktor lanskap sendiri, pekerjaanya fokus menangani bagian vegetasi yang ada di kawasan Ancol Ecopark. Setelah ditentukan pemenang tender, yaitu kontraktor yang dapat memberikan harga dan kualitas produk yang sesuai dengan yang diinginkan, maka dilakukanlah pembangunan proyek. Pembangunan proyek dilakukan dibawah pengawasan Departemen Pembangunan Rekreasi, Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort serta pengawas dari kontrator Pembangunan Jaya CM. Setiap tender proyek diberlakukan masa garansi maintenance selama 3 bulan kepada kontraktor lanskap. Setelah masa garansi tersebut habis, maka pengelolaan Ancol Ecopark akan diserahkan seluruhnya kepada pihak pengelola Ancol Ecopark dibawah pengawasan PT. Pembangunan Jaya Ancol sebagai pengelola Taman Impian Jaya Ancol. Diagram alur kerja pembangunan Ancol Ecopark dapat dilihat pada Gambar 11.


(52)

Gambar 11 Alur Kerja Pembangunan Ancol Ecopark

6.2 Kontraktor Lanskap

Saat ini Ancol Ecopark masih dalam tahap pengembangan pembangunan, dalam tahap pembangunan ini seluruh pekerjaan dilakukan oleh pihak kontraktor. Begitu pula dalam proses pembangunan lanskap, seluruh pembangunannya dikerjakan oleh kontraktor lanskap yang dipilih melalui tender terbuka.


(53)

Kontraktor lanskap tersebut diantaranya adalah CV. Aliansi Global, PT.Pesona Tamanindo, PT. Anugrah Bina Makmur, PT.Yoga, PT. Budimanunggal Primasentosa, dan CV. Dwikarya.

Masing-masing kontraktor memiliki wewenang wilayah yang berbeda. Kontraktor lanskap disini fokus dalam hal pekerjaan yang berhubungan dengan vegetasi. Dikarenakan vegetasi merupakan elemen utama yang ditawarkan pada kawasan Ancol Ecopark ini, maka pengerjaannya pun menjadi perhatian utama pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol. Setiap bagian area proyek pengerjaan di Ancol Ecopark ini memiliki nilai tender dibawah 75 juta rupiah

6.3 Pelaksanaan Pekerjaan Lanskap

Pelaksanaan pekerjaan lanskap meliputi proses perencanaan hingga pembangunan. Perencanaan lanskap didasarkan pada gambar akhir yang dibuat oleh Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian Jaya Ancol yang selanjutnya dilelang kepada kontraktor untuk melakukan pembangunannya. Pelelangan dilakukan dengan tender terbuka oleh Departemen Pelelangan dibawah pengawasan Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort untuk penjelasan spesifikasi gambar kerja yang akan dilelang.

Sampai saat ini pembangunan Ancol Ecopark masih dalam proses dan pengembangan lebih lanjut. Lingkup kerja dan proyek bagian lanskap di Taman Impian Jaya Ancol memfokuskan pada elemen softscape yang berupa vegetasi. Penanaman vegetasi sudah dilakukan di seluruh bagian, namun penanaman untuk penambahan dan pengembangan desain penanaman masih terus dilakukan.

Secara keseluruhan pekerjaan pembangunan lanskap dilakukan oleh kontraktor lanskap. Pembagian spot area proyek berdasarkan jumlah anggaran, nilai setiap proyek yang ditender nilainya tidak lebih dari 75 juta rupiah. Setiap kontraktor lanskap yang memenangkan proyek harus melaksanakan kontrak kerja sesuai dengan setiap Surat Perintah Kerja (SPK) yang diterbitkan oleh pengelola Taman Impian Jaya Ancol. Selama pekerjaan lanskap dilakukan, pihak kontraktor lanskap diawasi oleh Departemen Pembangunan dan pengawas dari kontraktor Pembangunan Jaya CM. Dalam proses pekerjaan lanskap terjadi beberapa perubahan dalam perencanaannya. Hal ini bisa terjadi akibat penyesuaian tapak


(54)

ataupun keinginan dari pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol dengan pertimbangan yang matang. Perubahan perencanaan ini dilakukan dengan persetujuan pihak Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort terlebih dahulu.

Setiap kontraktor lanskap yang melaksanakan pekerjaan lanskap di kawasan Ancol Ecopark bertanggung jawab terhadap kualitas seluruh vegetasi yang ditanam. Untuk penjaminan tersebut, setiap kontraktor lanskap berkewajiban memberikan garansi selama 3 bulan untuk seluruh vegetasi dan 6 bulan khusus untuk penanaman pohon besar. Oleh karena itu, jika terjadi gagal tanam, kerusakan tanaman ataupun spesifikasi yang tidak sesuai dengan perjanjian kontrak, pihak pengelola Ancol Ecopark berhak menuntut pihak kontraktor untuk melakukan ganti rugi. Garansi ini juga berlaku untuk pemeliharaannya. Selama masih dalam masa garansi, pemeliharaan area proyek dipelihara oleh kontraktor masing-masing proyek tersebut.

6.3.1 Revisi Rencana Lanskap Ancol Ecopark

Selain melakukan revisi pada tahap desain oleh konsultan lanskap, perencanaan Ancol Ecopark juga mengalami revisi saat akan dibuat gambar kerja oleh Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian Jaya Ancol yang didalamnya terdapat bagian lanskap, desain (estetika), arsitektur bangunan, dan sipil. Setiap bagian memiliki porsi kerjanya masing-masing. Seperti bagian lanskap misalnya, di Taman Impian Jaya Ancol, bagian lanskap hanya fokus menangani tanaman dan memberikan pertimbangan penyesuaian elemen lain dengan tanaman pada tapak.

Revisi desain kawasan Ancol Ecopark dilatarbelakangi oleh beberapa hal, antara lain penyesuaian tapak, ketersediaan elemen, perkembangan ide dan keinginan pihak direksi atau yang terkait. Sampai saat ini perencanaan kawasan Ancol Ecopark masih terus dikembangkan oleh Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort. Beberapa area yang mengalami revisi desain, khususnya pada bagian lanskap antara lain penambahan pohon pada area plaza 1, penambahan pohon pada pedestrian area Eco Energy, pulau tengah dan area parkir.


(55)

Gambar 12 Revisi Desain Lanskap Plaza 1 Ancol Ecopark

Pada desain lanskap Plaza 1 (Gambar12) dapat dilihat adanya penambahan pohon Pulai (Alstonia scholaris) diantara perkerasannya. Hal ini dilakukan oleh pihak Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort dengan pertimbangan keteduhan dan kenyamanan pengunjung. Dengan ditambahkannya pohon besar diharapkan dapat meminimalisir hawa panas saat siang hari berada di kawasan Ancol Ecopark. Pihak Departemen Perencanaan Taman Impian Jaya Ancol juga berharap dengan penambahan jumlah pohon yang ditanam diharapkan nilai kenyaman iklim mikronya pun akan meningkat. Penambahan pohon ini memilih pohon besar yang memiliki fungsi peneduh. Fungsi peneduh dan jumlah vegetasi ini terkait dengan Faktor kenyamanan iklim. Untuk pertimbangan kondisi kenyaman iklim mikro yang ada saat ini di kawasan Ancol Ecopark, maka dilakukan penghitungan tingkat kenyamanan iklim mikro dengan menggunakan data primer.

Faktor kenyamanan iklim diukur dengan menggunakan analisis Temperature Humidity Index (THI) dengan memperhitungkan nilai suhu dan kelembaban pada iklim mikro di Ancol Ecopark. Pengukuran ini bertujuan sebagai kontrol dalam hal rencana penanaman lanskap di Area Ancol Ecopark, pengukuran ini dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Pengambilan data suhu dan kelembaban diambil dengan alat hygrometer sederhana.


(1)

(2)

(3)

(4)

Lampiran 16 Surat Perintah Kerja Kontraktor Pemeliharaan

9


(5)

(6)