Analisa Curah Hujan PENDAHULUAN

47

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Curah Hujan

Data hujan yang diperoleh dari 1 stasiun stasiun penakar hujan, yaitu Bandara Lasikin Simeulue, Simeulue Tengah, digunakan untuk menghitung curah hujan regional untuk DAS. Curah hujan yang tercatat diproses berdasarkan areal yang mendapatkan hujan sehingga didapat curah hujan rata-rata dan diramalkan besarnya curah hujan pada periode tertentu Dalam Menganalisa curah hujan rata-rata dapat diketahui dengan perhitungan Metode aljabar yang terlebih dahulu harus diketahui luas daerah yang mewakili tiap titik pengamatan. Untuk itu dapat kita ketahui dari metode Poligon Thiessen. Data curah hujan bulanan tiap stasiun pengamatan tertera pada tabel. Metode Thiessen dipilih berdasarkan luas DAS juga mengingat stasiun pengamatan menyebar tidak merata sehingga daerah pengaruh diperhitungkan, di samping itu juga relatif sederhana tetapi akurat. Cara ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus pada tengah-tengah garis penghubung dua stasiun hujan. Curah hujan rata-rata di peroleh dengan menjumlahkan pada masing-masing penakar yang mempunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung terhadap dua pos penakar. Berikut dijabarkan perhitungan data curah hujan rata-rata, debit andalan. Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Perhitungan Curah Hujan Rata-rata

Data hujan yang diperoleh dari 1 satu stasiun penakar hujan, yaitu St. Bandar Udara Lasikin, digunakan untuk menghitung curah hujan regional untuk DAS Seibulu. Metode yang digunakan adalah metode rata-rata aljabar. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.1 . Tabel 4.1. Curah Hujan Rata-rata DAS embung Seifulu Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nov Des 2001 194 99 86 114 68 14 48 49 70 222 194 105 2002 181 156 121 121 7 47 56 106 82 265 169 149 2003 88 128 234 77 120 143 47 35 178 107 215 198 2004 155 41 139 115 121 130 39 32 94 178 209 200 2005 144 148 151 127 66 126 38 23 126 182 204 146 2006 191 28 123 93 214 95 53 31 59 112 182 197 2007 156 52 133 88 72 15 45 56 70 89 203 217 2008 254 140 118 197 89 28 8 132 117 76 158 164 2009 142 68 102 221 202 190 99 78 90 107 265 184 2010 198 88 217 189 78 20 70 74 121 80 207 212 Rata-rata 170 95 142 134 104 81 50 61 100 142 200 177 Sumber : Hasil perhitungan Dari hasil perhitungan diketahui bahwa curah hujan selama 10 tahun pada tabel di atas, terlihat bahwa curah hujan maksimum rata-rata terjadi di pada bulan November sebesar 200 mm dan terendah terjadi pada bulan Juli sebesar 50 mm. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Analisa Curah Hujan bulanan Maksimum No. Bulan Curah Hujan Maksimum 1 Januari 170 2 Februari 95 3 Maret 142 4 April 134 5 Mei 104 6 Juni 81 7 Juli 50 8 Agustus 61 9 September 100 10 Oktober 142 11 November 200 12 Desember 177 Total 1456 Tabel 4.2 merupakan urutan peringkat curah hujan bulanan maksimum rata-rata dari kedua stasiun selama 10 tahun pengamatan. Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Curah Hujan Efektif

Curah hujan efektif merupakan curah hujan yang jatuh pada suatu daerah dan dapat digunakan tanaman untuk pertumbuhannya. Curah hujan yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk memenuhi kehilangan air akibat evapotranspirasi tanaman, perkolasi dan lain-lain. Besaran pada curah hujan efektif diprediksikan sebesar 70 dari curah hujan tengah bulanan dengan probabilitas 80. Untuk menghitung curah hujan efektif diperoleh dengan mengurutkan data curah hujan bulanan dari yang nilai yang terbesar hingga terkecil. Besarnya probabilitas diperoleh dari nomor urut sampel yang telah diurutkan dari terbesar hingga terkecil. Tabel 4.3 Curah Hujan Efektif Nomor Urut Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nov Des Prob 1 254 156 234 221 214 190 99 132 178 265 265 217 10 2 198 148 217 197 202 143 70 106 126 222 215 212 20 3 194 140 151 189 121 130 56 78 121 182 209 200 30 4 191 128 139 127 120 126 53 74 117 178 207 198 40 5 181 99 133 121 89 95 48 56 94 112 204 197 50 6 156 88 123 115 78 47 47 49 90 107 203 184 60 7 155 68 121 114 72 28 45 35 82 107 194 164 70 8 144 52 118 93 68 20 39 32 70 89 182 149 80 9 142 41 102 88 66 15 38 31 70 80 169 146 90 10 88 28 86 77 7 14 8 23 59 76 158 105 100 R-80 144,0 51,5 117,5 93,0 67,5 20,0 38,5 31,5 69,5 88,5 182,0 148,5 R-eff mm 105,1 37,6 85,8 67,9 49,3 14,6 28,1 23,0 50,7 64,6 132,9 108,4 R-eff mmhari 7,0 2,5 5,7 4,5 3,3 1,0 1,9 1,5 3,4 4,3 8,6 7,2 Sumber : HasilPerhitungan Universitas Sumatera Utara Curah hujan efektif yang diperoleh probabilitas 80 yang nilainya terbesar adalah R-80 = 182 pada bulan november. Pada tabel 4.3 analisa curah hujan efektif diperoleh dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut : Contoh pada perhitungan berikut ini dipakai R-80 = 182 pada bulan november. R -eff = 80 15 1 73 ,  R x x = 0,73 x x 182 = 8,85 harimm Berikut dibawah ini perhitungan curah hujan efektif dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4 Rekapitulasi Curah Hujan Efektif No. Bulan Curah Hujan Efektif 1 Januari 7,01 2 Februari 2,51 3 Maret 5,72 4 April 4,53 5 Mei 3,29 6 Juni 0,97 7 Juli 1,87 8 Agustus 1,53 9 September 3,38 10 Oktober 4,31 11 November 8,85 12 Desember 7,23 Sumber : Analisa Curah Hujan Efektif Universitas Sumatera Utara

4.2 Analisa Evapotranspirasi