Tari Saman Atraksi Wisata Unggulan Di Kabupaten Aceh Tengah Nanggroe Aceh Darussalam

(1)

TARI SAMAN SEBAGAI ATRAKSI WISATA UNGGULAN

DI KABUPATEN ACEH TENGAH

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

KERTAS KARYA

OLEH

NANDA RAHMI

092204016

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

TARI SAMAN SEBAGAI ATRAKSI WISATA UNGGULAN

DI KABUPATEN ACEH TENGAH

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

OLEH

NANDA RAHMI

092204016

Dosen Pembimbing

Dosen Pembaca

Drs. Muktar, S.Sos., S. Par., M.A

NIP.195806151987031001

NIP.196408211998022001

Arwina Sufika, S.E.,M.Si


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KERTAS KARYA : TARI SAMAN SEBAGAI ATRAKSI

WISATA UNGGULAN DI

KABUPATEN ACEH TENGAH

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

OLEH

: NANDA RAHMI

NIM

: 092204016

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

NIP. 195110131976031001

Dr. Syahron Lubis, M.A

Program Studi D-III PARIWISATA

Ketua,

Nip. 196408211998022001

Arwina Sufika,S.E.,M.Si


(4)

KATA PENGANTAR

Bismilahirahmanirrahim,

Dengan Asma Allah yang maha Pengasih lagi maha Penyayang, penulis menyampaikan rasa syukur kehadirat Allah, karena Keridhoan-Nyalah kertas Karya yang berjudul “TARI SAMAN ATRAKSI WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN ACEH TENGAH NANGGROE ACEH DARUSSALAM”, sebagaimana mestinya

Kertas Karya ini dibuat untuk melengkapi tugas akhir semester dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Pariwisata Diploma III, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Penulis juga berterima kasih kepada orang tua, dosen pembimbing, dosen pembaca dan kawan – kawan semua yang telah membantu dalam menyelesaikan Kertas Karya ini. Penulis menyadari dalam penulisan kertas karya ini masih banyak yang kurang, baik informasi, teknik penyusunan, maupun penggunaan kalimat, karena ilmu yang dikuasai juga sangat terbatas. Oleh sebab itu penulis dengan rendah hati menerima kritikan dan saran akan diterima dengan tangan terbuka dan hati yang lapang.

Akhir kata, demikianlah yang bisa saya terangkan di Kertas Karya ini. Jika ada kekeliruan ataupun kekurangan dalam penyajian data dalam Kertas Karya ini, semuanya itu semata – mata karena keterbatasan saya. Oleh karena itu, saya memohon maaf yang sebesar – besarnya.

Wassalam

Medan, 16 April 2012

Nanda Rahmi NIM : 092204016


(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Abstrak ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Metode Penelitian ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II URAIAN TEORITIS ... 6

2.1 Pengertian Tari ... 6

2.2 Pengertian Tari Saman ... 8

2.3 Kepariwisataan ... 8

2.4 Objek dan daya tarik Wisatawan ... 9

2.5 Pengertian Atraksi Wisata ... 10


(6)

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA TAKENGON ... 15

3.1 Letak Geografis Aceh Tengah ... 15

3.2 Sejarah Kota Takengon... 15

3.3 Keadaan alam dan iklim ... 17

3.4 Kependudukan... 19

BAB IV TARI SAMAN SEBAGAI ATRAKSI WISATA UNGGULAN DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ... 21

4.1 Pengertian Tari Saman ... 21

4.2 Sejarah Tari Saman... 22

4.3 Makna dan Fungsi Tari Saman ... 25

4.4 Nyanyian Tari Saman ... 26

4.5 Gerakan dan Penari Tari Saman ... 27

4.6 Jenis – jenis Tari ... 28

4.7 Nama – nama Pemain Tari Saman ... 29

4.8 Peran Tari Saman dalam masyarakat Gayo ... 32

4.9 Waktu Pementasan Saman ... 33

BAB V PENUTUP ... 37

5.1 Kesimpulan ... 37

5.2 Saran ... 38


(7)

ABSTRAK

Aceh Tengah merupakan salah satu dari begitu banyak tempat wisata budaya yang ada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang memiliki Daya Tarik dan Daerah Tujuan Wisata bagi wisatawan, yang memiliki potensi dan peluang besar dalam pengembangan kepariwisataan, dengan keindahan alam yang sangat mempesona, tari – tarian yang unik yang juga bisa diandalkan untuk menarik arus kunjungan wisatawan. Tari Saman adalah sebuah tarian adat yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Namun seiring perkembangan zaman, Tari Saman pun ikut berkembang hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, Tari Saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu. Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syekh.


(8)

ABSTRAK

Aceh Tengah merupakan salah satu dari begitu banyak tempat wisata budaya yang ada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang memiliki Daya Tarik dan Daerah Tujuan Wisata bagi wisatawan, yang memiliki potensi dan peluang besar dalam pengembangan kepariwisataan, dengan keindahan alam yang sangat mempesona, tari – tarian yang unik yang juga bisa diandalkan untuk menarik arus kunjungan wisatawan. Tari Saman adalah sebuah tarian adat yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Namun seiring perkembangan zaman, Tari Saman pun ikut berkembang hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, Tari Saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu. Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syekh.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan ini merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di suatu negara. Bagi negara – negara di kepulauan Karibia, pariwisata merupakan penyumbang terbesar dalam penciptaan pendapatan masyarakat dan negara. Di daerah kepulauan Karibia, pariwisata telah menciptakan 2,5 juta kesempatan kerja atau 25% dari total kesempatan kerja tahun 2001 (Monsen,2004).

Pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai Negara sudah tidak diragukan lagi. Banyak Negara sejak beberapa tahun terakhir menggarap pariwisata dengan serius dan menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan dalam perolehan devisa, penciptaan lapangan kerja, maupun pengentasan kemiskinan. Tetapi pada dasarnya pariwisata bukan hanya masalah ekonomi, melainkan masalah sosial, budaya, politik, dan sebagainya. Pariwisata adalah suatu sistem yang multi kompleks, dengan berbagai aspek yang saling terkait dan saling mempengaruhi antar sesama.

Bisnis pariwisata adalah bisnis jasa (service). Mulai dari bandar udara, kultur lokal, akomodasi dan seterusnya. Pemerintah harus melihat sektor pariwisata sebagai penggerak ekonomi. Pariwisata pasti akan menimbulkan multiplier effect. Tidak diragukan lagi, pariwisata akan membuat ekonomi masyarakat bergairah.


(10)

Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkah – langkah yang terarah dan terpadu terutama mengenai pendidikan tenaga kerja dan perencanaan pengembangan fisik. Kedua hal tersebut hendaknya saling terkait sehingga pengembangan tersebut menjadi realistis dan proporsional.

Indonesia memiliki potensi pariwisata yang cukup besar berupa keindahan alam dan keanekaragaman budaya daerah.

Salah satu provinsi yang sangat berpotensi di bidang pariwisata adalah Aceh Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Aceh Tengah juga memilki atraksi wisata yang cukup potensial, terutama atraksi seperti tarian tardisional, selain objek wisata, tarian tradisional merupakan salah satu atraksi yang dapat dijual untuk menarik wisatawan manca negara ataupun domestik. Aceh Tengah mempunyai beberapa tarian tradisional yaitu salah satunya adalah Tari Saman. Tari Saman ini merupakan tarian yang popular di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Di antara beranekaragam tarian dari pelosok Indonesia, Tari Saman termasuk dalam kategori seni tari yang sangat menarik. Keunikan Tari Saman terletak pada kekompakan gerakannya yang sangat menakjubkan. Gerakan – gerakan teratur itu seolah digerakkan satu tubuh, terus menari kompak, mengikuti dendang lagu yang dinamis, tak salah jika Tari Saman banyak memikat hati para penikmat seni Tari. Bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari mancanegara.

Tari Saman sangat berperan penting dalam dunia kepariwisataan dan berperan sebagai media hiburan bagi para pengunjung. Tarian ini sangat menarik perhatian karena memiliki gerak yang sangat unik, selain itu Tari Saman juga memiliki sejarah


(11)

tersendiri sehingga membuat tarian ini semakin diminati oleh wisatawan dan menjadi salah satu tarian warisan bangsa.

Atas dasar itulah penulis memilih judul “TARI SAMAN SEBAGAI ATRAKSI WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN ACEH TENGAH NANGGROE ACEH DARUSSALAM” dengan beberapa alasan yaitu:

• Tari Saman sebagai salah satu atraksi wisata dan daya tarik wisata pada masyarakat yang datang berkunjung.

• Memperkenalkan arti dan makna kebudayaan serta menumbuh kembangkan kesadaran rasa cinta tanah air dan budaya bangsa.

• Mengetahaui pengembangan Tari Saman sebagai salah satu atraksi wisata kepada para pengunjung.

1.2. Pembatasan Masalah

Agar penulisan kertas karya ini lebih terarah, maka penulis membatasi masalah kertas karya ini, yaitu tentang “Bagaimana pengembangan Tari saman sehingga bisa menjadi atraksi dan daya tarik yang sangat menarik di Provinsi Aceh yang nantinya layak untuk dipertunjukkan”.

1.3 Tujuan Penelitian

Di dalam pembahasan yang telah dibuat harus mempunyai arah dan tujuan yang jelas sehingga tujuan itu berupa:

1. Ingin mengetahui sejarah Tari Saman

2. Makna dan Fungsi yang terkandung dalam tari Saman 3. Di gunakan untuk apa saja Tari Saman tersebut


(12)

4. Sedikit mengulas seluk – beluk Tari Saman

5. Menghimbau agar pemerintah dapat memberikan perhatian yang lebih dalam pengembangan seni budaya khususnya tarian, seperti Tari Saman.

6. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Program D-III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

7. Memperkenalkan dan mempromosikan Tari saman sebagai salah satu atraksi wisata di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

8. Memacu pengembangan Tari Saman sebagai atraksi wisata yang dapat diandalkan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

1.4 Metode Penelitian

Dalam kertas karya metode yang telah dilakukan penulis untuk mendapatkan informasi adalah sebagai berikut:

i. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Hal ini dilakukan oleh penulis dengan cara mengumpulkan data – data dari beberapa buku pedoman yang berkaitan dengan kepariwisataan dan brosur – brosur yang sesuai dengan judul kertas karya untuk mendapatkan informasi.

ii. Penelitian Lapangan (Field Research)

Ini merupakan pengumpulan data langsung dari lokasi penelitian yang terdiri dari : pengamatan (observasi) yaitu dengan pengamatan langsung pada pihak – pihak (narasumber) yang dapat membantu melengkapi kertas karya ini.


(13)

1.5. Sistematika Penulisan

Agar memudahkan pemahaman serta terarah sedemikian rupa atas kertas karya ini, maka penulis membaginya sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri atas alasan Pemilihan judul, pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : URAIAN TEORITIS

Menguraikan tentang pengertian Tari, Pengertian tentang Tari Saman, objek dan daya tarik wisata, pengertian atraksi wisata.

BAB III : GAMBARAN UMUM ACEH TENGAH

Membahas tentang letak Geografis Takengon, Sejarah kota Takengon, keadaan alam dan iklim, kependudukan, hubungan kepariwisataan dengan kebudayaan.

BAB IV : TARI SAMAN ATRAKSI WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN ACEH TENGAH NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Menjelaskan tentang sejarah Tari saman, makna dan fungsi Tari Saman, Nyanyian Tari Saman, Pemakaian Tari saman, serta Gerakan dan Penari Tari Saman.

BAB V : PENUTUP


(14)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Tari

Seni tari merupakan seni menggerakkan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan atau emosi, atau menceritakan suatu kisah, dapat pula digunakan untuk mencapai keadaan semacam mabuk atau tak sadar bagi yang menarikannya. Kemungkinan-kemungkinan yang demikian itu, menjadikan tari sebagai ciri pokok pada kehidupan agama, masyarakat dan seni dalam kebudayaan pada umumnya .

Menurut para ahli seni tari adalah sesuatu yang memberi kita kesenangan (M. Adler); sesuatu yang apabila dilihat membuat senang (T. Aquines); sesuatu selain baik juga menyenangkan (Aristoteles); sesuatu yang menyenangkan seketika, dan semesta (I. Kant); gejala yang dapat dicerna oleh indera dengan baik (Eric W).

Secara keseluruhan tari itu dapat dibagi atas tiga kelompok besar yaitu: 1. Tari sepenuhnya, yang dapat dibagi atas dua golongan yaitu:

a. Yang tidak mengandung cerita b. Yang mengandung cerita

2. Tari yang terpadu dengan unsur seni lainnya, yang dapat dibagi atas tiga golongan yaitu:

a. Terpadu dengan dialog b. Terpadu dengan nyanyian

c. Terpadu dengan dialog dan nyanyian

3. Tari yang terpadu dengan permainan, yang dapat dibagi atas tiga golongan yaitu: a. Dengan akrobatik

b. Dengan demonstrasi kekebalan c. Dengan sulapan.


(15)

Dari sudut bentuk dan perwujudannya perkembangan tari di Indonesia dapat dibagi atas lima tahap (Sedyawati) , yaitu:

(1) tahap kehidupan terpencil dalam wilayah-wilayah etnik, (2) tahap masuknya pengaruh-pengaruh luar sebagai unsur asing, (3) tahap penembusan secara sengaja batas-batas kesukuan, sehubungan dengan tampilnya nasionalisme Indonesia,

(4) tahap gagasan mengenal pengembangan tari untuk taraf nasional, dan

(5) tahap kedewasaan baru yang ditandai oleh pencaharian nilai-nilai di dalam tari itu sendiri.

Ciri khusus tarian Indonesia menurut Claire Holt (1967) adalah terikat dengan tanah dan tidak menjauhinya, posisinya duduk, berlutut, membungkuk ataupun setengah membungkuk. Serta kaki dan tangan sama pentingnya.

2.2 Pengertian Tari Saman

Saman adalah bagian dari budaya masyarakat Gayo yang berfungsi sebagai media komunikasi, ajang silaturahmi, dan sebagai hiburan. Umumnya Saman dilakukan di bale saman atau di lapangan kampung yang ditampilkan pada hari-hari besar seperti upacara perkawinan, hari raya dan lain sebagainya.

Suatu kesenian tradisionil yang dinamakan “saman” telah tumbuh dan berkembang di daerah Aceh Tengah khususnya dalam masyarakat Gayo. Alam Gayo terletak dipedalaman Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tari saman sendiri lahir ± pada abad XIV, hingga saat ini masih terus berkembang.

Tari Saman adalah sebuah tarian adat yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.


(16)

2.3 Kepariwisataan

Kepariwisataan menurut Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1990 pada bab I pasal 1, bahwa Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat disebut Kepariwisataan.

Menurut ketetapan MPR No. I-II tahun 1960 bahwa dalam dunia modern pada hakikatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan jasmani dan rohani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat – lihat daerah lain.

Dengan demikian pengertian kepariwisataan ini jauh lebih luas dari pada pengertian pariwisata, karena kepariwisataan mencakup segala kegiatan atau penyelenggaraan usaha perjalanan wisata, usaha jasa pramuwisata, konvensi dan lain – lain yang kesemuanya harus dapat memberikan kepuasan wisatawan baik rohani maupun jasmani.

2.4 Objek dan Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.

Pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi :

1. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.


(17)

2. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan.

3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain.

Dalam bahasa inggris istilah objek dan daya tarik wisata ini disebut “Attraction” yang berarti segala sesuatu yang memiliki daya tarik, baik benda yang berbentuk fisik maupun nonfisik.

2.5 Pengertian Atraksi Wisata

Yang dimaksud Atraksi Wisata merupakan suatu pertunjukan yang ditampilkan di suatu daerah wisata untuk dipublikasikan kepada para wisatawan yang datang berkunjung ke daerah objek wisata sehingga atraksi itu bisa menjadi daya tarik untuk mendatangkan para wisatawan. Atraksi wisata merupakan suatu alasan kepuasan wisatawan dan alasan datangnya wisatawan ke suatu tempat apapun rintangannya. 2.6 Hubungan Kepariwisataan dengan Kebudayaan

Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara di samping sektor migas.

Tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia terlihat dengan jelas dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969, khususnya Bab II Pasal


(18)

suatu pengembangan “Industri Pariwisata” dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahtraan masyarakat dan negara” (Yoeti, 1996: 151).

Tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah:

1. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara dan masyarakat pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja, dan mendorong kegiatan-kegiatan industri penunjang dan industri-industri sampingan lainnya.

2. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia.

3. Meningkatkan persaudaraan/persahabatan nasional dan internasional.

Dalam tujuan di atas, jelas terlihat bahwa industri pariwisata dikembangkan di Indonesia dalam rangka mendatangkan dan meningkatkan devisa negara (state revenue). Dengan kata lain, segala usaha yang berhubungan dengan kepariwisataan merupakan usaha yang bersifat komersial dengan tujuan utama mendatangkan devisa negara.

Di samping itu, pengembangan kepariwisataan juga bertujuan untuk memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia. Ini berarti, pengembangan pariwisata di Indonesia tidak telepas dari potensi yang dimiliki oleh Indonesia untuk mendukung pariwisata tersebut. Indonesia memiliki keragaman budaya yang sangat menarik. Keragaman budaya ini dilatari oleh adanya agama, adat istiadat yang unik, dan kesenian yang dimiliki oleh setiap suku yang ada di Indonesia. Di samping itu, alamnya yang indah akan memberikan daya tarik


(19)

tersendiri bagi wisatawan baik itu alam pegunungan (pedesaan), alam bawah laut, maupun pantai.

Kebudayaan Indonesia agar bisa dinikmati sebagai daya tarik bagi wisatawan memerlukan sarana pengungkap. Artinya, agar orang lain memahami kebudayaan Indonesia diperlukan suatu alat pengungkap yang mampu mendeskripsikan kebudayaan itu secara utuh. Alat pengungkap kebudayaan itu tiada lain bahasa, yang dalam hal ini adalah bahasa Indonesia.

Kebudayaan dalam arti luas sebagai hasil cipta karya manusia tentu akan terus berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia dan perkembangan zaman. Oleh karena itu, pesatnya perkembangan pariwisata di Indonesia juga membawa implikasi terhadap perkembangan kebudayaan Indonesia termasuk perkembangan bahasa Indonesia sebagai sarana pengungkap kebudayaan Indonesia.

Seperti pengertian kebudayaan, bahwa kebudayaan itu merupakan hasil karya manusia yang berbentuk kesenian, baik kesenian suara, musik, tari dan lain sebagainya. Dan ini dapat dikatakan bahwa kebudayaan itu sangat erat kaitannya dengan kepariwisataan.

Hal tersebut diperkuatkan juga dalam UUD 1945 pasal 32 yang berbunyi “Perintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia”, penjelasannya menyatakan kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan di daerah – daerah di seluruh desa. Dalam penjelasan itu juga disebutkan bahwa usaha kebudayaan bangsa harus menuju ke arah kemajuan adat, budaya serta persatuan dengan tidak menolak kebudayaan


(20)

asing yang dapat memperkembangkan dan memperkayakan kebudayaan bangsa sendiri.

Berdasarkan hasil kenyataan tersebut maka sector pariwisata merupakan salah satu kegiatan masyarakat di dalam pembangunan bangsa harus dapat pula menjaganya.

Ada 3 point dalam Ketetapan MPR No. 11/MPR/1993 tentang GBHN Bab I sektor pariwisata, yang mengatakan eratnya hubungan kebudayaan dengan pariwisata, yaitu sebagai berikut:

1) Dalam pembangunan kepariwisataan di jaga ketat terpeliharanya kepribadian bangsa dan juga kelestarian fungsi atau pun mutu lingkungan hidup. Kepariwisataan butuh diatur secara menyeluruh dan terpadu yang melibatkan sektor lain yang terkait di dalam suatu usaha kepariwisataan yang saling menunjang dan menguntungkan.

2) Pengembangan pariwisata nusantara dilaksanakan sejalan dengan upaya memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa yang dapat menumbuh kembangkan semangat dan nilai – nilai luhur bangsa dalam bentuk penggalakan pariwisataan. Daya tarik wisata sebagai negara tujuan wisata manca negara perlu dilakukan peningkatan dengan upaya pemeliharaan dan didukung dengan promosi yang memikat.

3) Peran aktif masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan perlu ditingkatkan melalui penyuluhan dan pembinaan kelompok seni budaya, industri kerajinan serta usaha lain untuk meningkatkan


(21)

kualitas kebudayaan dan daya tarik pariwisata Indonesia dengan menjaga nilai – nilai agama , citra kepribadian bangsa, serta harkat dan martabat bangsa dalam upaya mengembangkan usaha pariwisata harus dicegah hal – hal yang dapat merugikan kehidupan masyarakat dan kelestarian kehidupan budaya bangsa serta mengikut sertakan masyarakat terus ditingkatkan.

Dari ketiga poin itu dapat simpulkan bahwa peranan masyarakat sangat besar dalam mempertahankan dan mengembangkan nilai – nilai budaya yang telah dimiliki, salah satu caranya yaitu dengan kegiatan kepariwisataan, karena dengan kepariwisataan kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa dapat diketahui dan dapat dinikmati oleh wisatawan yang datang berkunjung ke daerah tujuan wisata untuk memenuhi rasa ingin tahu serta mengaguminya.

Sehingga perkembangan kepariwisataan yang telah dilakukan, diharapkan tidak memudarkan nilain – nilai budaya yang telah ada sehingga kebudayaan dan kepariwisataan tetap menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga saling melengkapi dan mendukung.


(22)

BAB III

GAMBARAN UMUM ACEH TENGAH

3.1 Letak Geografis Aceh Tengah

Takengon Kabupaten Aceh Tengah adalah sebuah kabupaten yang terletak di tengah-tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan wilayah yang didominasi pegunungan. Penduduknya sebagian besar berasal dari suku Gayo. Kabupaten ini terkenal dengan Danau Laut Tawar, sebagai salah satu tempat wisata.

Kabupaten Aceh Tengah berada di kawasan Dataran Tinggi Gayo. Kabupaten lain yang berada di kawasan ini adalah Kabupaten Bener Meriah serta Kabupaten Gayo Lues. Tiga kota utamanya yaitu Takengon, Blang Kejeren, dan Simpang Tiga Redelong. Jalan yang menghubungkan ketiga kota ini melewati daerah dengan pemandangan yang sangat indah. Pada masa lalu daerah Gayo merupakan kawasan yang terpencil sebelum pembangunan jalan dilaksanakan di daerah ini.

3.2 Sejarah Kota Takengon

Takengon merupakan ibu kota Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia. Kota Takengon terletak di sisi Danau Laut Tawar, di tengah-tengah wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kawasan ini merupakan dataran tinggi yang berhawa sejuk dengan ketinggian sekitar 1200 m di atas permukaan laut. Banyak terdapat tempat wisata di kawasan ini, di antaranya adalah Danau Laut Tawar, Gua Puteri Pukes, Pantan Terong. Mayoritas penduduk kota Takengon adalah Suku Gayo, yang lainnya bersuku Aceh, minang, jawa dll.


(23)

Alkisah pada zaman dahulu kala, para tetua adat di Negeri Linge didaerah dataran tinggi Gayo sepakat untuk mencari daerah baru yang akan dijadikan lokasi pemukiman baru bagi anak cucu mereka yang sudah berkembang. Setelah mendaki dan menurungi pegunungan berkabut, mereka menemukan sebuah dataran yang luas yang dikelilingi pegunungan. Berita penemuan lokasi baru itu disampaikan ke majelis adat Linge, dan sang tetua berkata “Takah di Tengon”, atau di lihat dahulu, apakah lokasi itu baik untuk dijadikan permukiman baru. Dan setelah dilakukan “Takah di Tengon”, para Tetua suku Gayo Linge sepakat untuk membuka hunian baru di pinggiran danau tersebut. Dan Desa “Takah di Tengon” ini kemudian berkembang dan dikenal dengan nama kota Takengon.

Saat ini Takengon merupakan ibukota Kabupaten Aceh Tengah yang merupakan kampung halaman bagi masyarakat Gayo. Kota ini juga disebut dengan kota diatas awan karena sering ditutupi kabut tebal dan untuk mengunjungi kota ini, kita harus melewati jejeran pegunungan di dataran tinggi Gayo.

Disamping selalu diselimuti kabut karena lokasinya yang berada di ketinggian 1.200 mdpl, kota ini juga masih menyimpan sejuta legenda disetiap sudut kotanya dan masih merupakan misteri sampai saat ini. Percaya atau tidak, masyarakat Gayo sangat mempercayai hikayat dan legenda-legenda tersebut dan menghormatinya. Danau Laut tawar yang mistis dan penuh misteri, legenda Putri Hijau, Legenda Putri Pukes, asa muasal Danau Gayo yang terbentuk karena perkelahian antara manusia dengan raksasa, dan sebagainya adalah peninggalan kisah-kisah era Animisme yang maih terjaga sampai saat ini.


(24)

Terlepas dari benar atau tidaknya kisah dan misteri tersebut, kearifan lokal masyarakat Gayo telah membuat banyak pendatang baik luar datang mengais rejeki di kota ini. Dan Takengon bisa dikatakan sebagai kota teramah di seantero Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Sehingga tak heran Takengon menjadi ikon pariwisata Aceh. Berbeda dengan sebagian besar kota-kota di Aceh yang lebih ramai di malam hari, aktifitas di Takengon lebih banyak dilakukan di siang hari, sedangkan di malam hari nyaris sepi karena memang udara malam yang sangat dingin dan penduduk lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

3.3 Keadaan Alam dan Iklim

Kawasan takengon ini merupakan dataran tinggi yang berhawa sejuk dengan ketinggian sekitar 1200 m di atas permukaan laut. Banyak terdapat tempat wisata di kawasan ini.

Sebagian besar penduduknya berasal dari suku Gayo. Selain itu terdapat pula suku-suku lainnya, seperti Suku Aceh dan Suku Jawa. 99 persen masyarakat Aceh Tengah beragama Islam. Masyarakat Aceh Tengah memiliki tradisi tahunan pada saat perayaan proklamasi Indonesia yaitu pacu kuda tradisional. Hal yang unik dari pacu kuda tradisional ini adalah jokinya yang muda berumur antara 10-16 tahun. Selain itu, joki juga tidak menggunakan sadel.

Pada umumnya, orang Gayo, penduduk dominan di kabupaten ini dikenal dari sifat mereka yang sangat menentang segala bentuk penjajahan. Daerah ini dulu dikenal sebagai kawasan yang sangat menentang pemerintahan kolonial Belanda. Masyarakat Gayo adalah penganut Islam yang kuat. Masyarakat di Gayo banyak yang


(25)

memelihara kerbau, sehingga ada yang mengatakan jika melihat banyak kerbau di Aceh maka orang itu sedang berada di Gayo.

Penduduk asli Takengon adalah Suku Gayo. Mereka merupakan keturunan dari Batak Karo di Sumatera Utara. Bahasa daerahnya pun berbeda dengan bahasa daerah penduduk Aceh pada umumnya.

Kota Takengon berhawa sejuk dengan keindahan alamnya yang luar biasa, dan berada di kawasan dataran tinggi Gayo. Komoditi-komoditi unggulan yang dipasarkan di Kota Takengon adalah komoditi-komoditi yang berasal dari dataran tinggi Gayo, seperti kopi Gayo (kopi arabika) yang terkenal yang diekspor ke Jepang, Amerika dan Eropa, tomat, markisa, sayur-sayuran, jagung, cabe dan kentang. markisa, tomat, cabe, jagung, sayur-sayuran, jeruk keprok Gayo, alpukat, tembakau dan damar.

Akses menuju Takengon lebih mudah ditempuh melalui Kota Bireun. Ada sebuah terminal kecil tempat mangkal angkutan yang khusus ke Takengon dengan harga kurang lebih sebesar Rp. 25.000,00 (Januari 2008). Lamanya perjalanan sekitar 5 jam. Selain dari Kota Bireun, jalan alternatif menuju Takengon dapat juga ditempuh melalui Blang Kejeren dan Kutacane. Sebagai informasi, Bireun adalah Ibu Kota Kabupaten Bireun, Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia.

Takengon mempunyai iklim yang sangat sejuk dan basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun timur.

3.4 Kepedudukan


(26)

Tabel 3.4 Kecamatan – kecamatan di Kabupaten Aceh Tengah No Kecamatan Desa Kode Pos

1 Atu Lintang 9 24563

2 Bebesen 27 24552

3 Bies 11 24561

4 Bintang 23 24571

5 Celala 16 24562

6 Jagong Jeget 7 24563

7 Kebayakan 19 24519

8 Ketol 25 24562

9 Kute Panang 18 24568

10 Linge 24 24563

11 Lut Tawar 15 24516 12 Pegasing 30 24561 13 Rusip Antara 14 24562 14 Silih Nara 33 24562

Jumlah 14 271 -

Sumber:

Secara geografis, Kabupaten ini terletak pada posisi 40 10’’ - 40 58’’ Lintang Utara dan 960 18’’–960 22’’ Bujur Timur dengan batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara dengan Kabupaten Bener Meriah

2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Gayo Lues 3. Sebelah Timur dengan Kabupaten Aceh Timur


(27)

Kabupaten Aceh Tengah mempunyai luas wiayah 4.318,39 km2, yang terdiri dari 14 Kecamatan, 2 Kelurahan, 271 Desa dengan Takengon sebagai ibukotanya. Adapun mata pencaharian masyarakat Aceh Tengah adalah dalam bidang pertanian dan kopi menjadi komoniti terbesar, dari 51.854,7 hektar lahan pertanian di sana 47.854,7 hektar di gunakan untuk lahan kopi.

PROFIL KABUPATEN ACEH TENGAH Nama Kabupaten : Aceh Tengah

Provinsi : Nanggroe Aceh Darussalam Ibukota : Takengon

Luas : 4.318,39 km2 Tinggi rata –rata : 200 -2.600 m

Koordinat : 40 10” – 40 58” LU / 960 18” – 960 22” BT Jumlah penduduk : 170.766 Jiwa

Kecamatan : 14 Desa : 271 Kode Telepon : 0643 Suku : Gayo Bahasa : Gayo Agama : Islam


(28)

BAB IV

TARI SAMA SEBAGAI ATRAKSI WISATA UNGGULAN DI KABUPATEN ACEH TENGAH NANGGROE ACEH DARUSSALAM

4.1 Pengertian Tari Saman

Tari Saman merupakan tarian yag berasal dari tanah Gayo, alam Gayo terletak dipedalaman Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011.

Tari ini adalah penari harus berlutut waktu latihan. Ada seorang penyanyi dan 2 baris orang yang menyanyi sambil bertepuk tangan. Tari ini unik dan menarik dan penuh budaya Indonesia.

Untuk menjaga kelestarian Saman di hati masyarakat, setiap saat diadakan pentas tarian saman, baik antar kecamatan maupun antar sekolah. Pemerintah juga ikut ambil peranan dalam penggalakan tradisi ini dengan pemberian insentif bagi setiap kelompok tarian dalam setiap pentasnya.

Di antara beraneka ragam tarian dari pelosok Indonesia, tari saman termasuk dalam kategori seni tari yang sangat menarik. Keunikan tari saman ini terletak pada kekompakan gerakannya yang sangat menakjubkan. Para penari saman dapat bergerak serentak mengikuti irama musik yang harmonis. Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakkan satu tubuh, terus menari dengan kompak, mengikuti dendang lagu yang dinamis. Tak salah jika tari saman banyak memikat hati para penikmat seni tari. Bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari mancanegara.


(29)

Tari Saman dimainkan oleh beberapa laki – laki yang menggunakan pakaian adat masyarakat gayo. Biasanya jumlah penarinya lebih dari sepuluh orang, tetapi harus ganjil. Pada umumnya, tari saman ditampilkan tidak menggunakan iringan alat music, namun menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka, yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah.

Tari Saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan / pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu, yang dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan. Tari saman sendiri adalah kolaborasi antara seni dan suara yang dijuluki dengan tari Tangan Seribu.

Saman Gayo Lues berhasil membukt ikan bahwa tarian asli yang tetap menjaga ketentuan-ketentuan dalam menari lebih dihargai dibanding tarian saman yang agak dimodern-kan. Tarian Saman di Gayo Lues hanya ditarikan oleh laki-laki.

4.2 Sejarah Tari Saman

Tarian ini di namakan Saman karena diciptakan oleh seorang Ulama Aceh bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo. Awalnya, tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Kemudian oleh Syekh Saman kesenian Pok pok Ane tersebut dirubah dan diperindah dengan berbagai ragam variasi. Ada gerakan tepuk tangan, tepuk dada, paha dengan tangan kanan dan kiri, berganti-gantian, sehingga lahirlah saman Uman Sara, Saman Manjik dan lain-lain.


(30)

Dalam perjalanannya, syekh saman mulai menyisipkan pujian – pujian kepada Allah SWT dalam syair-syair yang digunakan dalam tari saman tersebut. Serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat itu, tari saman menjadi salah satu media dakwah.

Pada mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk even-even tertentu, khususnya pada saat merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad SAW atau disebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Biasanya, tari saman ditampilkan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau panggung). Namun seiring perkembangan zaman, tari Saman pun ikut berkembang hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, tari saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu. Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik agar tercipta gerakan yang kompak dan harmonis.

Sejalan kondisi Aceh dalam peperangan maka syekh menambahkan syair-syair yang menambah semangat juang rakyat Aceh. Tari ini terus berkembang sesuai kebutuhannya. Sampai sekarang tari ini lebih sering ditampilkan dalam perayaan keagamaan dan kenegaraan. Tarian ini pada awalnya kurang mendapat perhatian karena keterbatasan komunikasi dan informasi dari dunia luar. Tari ini mulai mengguncang panggung saat penampilannya pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) II dan peresmian pembukaanTaman Mini Indonesia Indah (TMII). Gemuruh Saman di TMII menggemparkan tidak hanya nusantara namun sampai ke manca negara.


(31)

Sekarang ini Tari Saman dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan, seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan, atau perayaan-perayaan lainnya. Untuk tempatnya, Tari Saman biasa dilakukan di rumah, lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.

Tari saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu. Dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan.

Selain itu, gerakan Tari Saman, didong, dan bines berasal dari satu peristiwa atau sejarah yang sama, yang terkisah memalui cerita rakyat (folklore). Yaitu, Asal usul Gajah Putih yang dikumpulkan oleh Sulaiman Hanafiah dkk (1984:140-149). Gajah putih merupakan penjelmaan dari seorang sahabat yang sudah meninggal dunia. Pada saat Gajah Putih dibawa ke Istana Raja Aceh, Gajah Putih tidak mau jalan dan melawan, Gajah Putih menghentak – hentakkan kakinya ke tanah, sehingga mengeluarkan bunyi dik-dik-dik.

Orang – orang yang melihat hal tersebut ikut membantu mengusir supaya Gajah Putih itu mau berjalan. Kaum lelaki berusaha mengusir sambil menggerakkan atau mengayunkan tangan, kaum wanita juga ikut mengusir dengan cara mengipas – ngipaskan kain panjang, tapi Gajah Putih tetap saja tidak mau berjalan, namun ketika sahabatnya yang membawa, Gajah Putih pun berjalan dan sampailah di Istana Raja Aceh.

Gerakan tangan para lelaki yang ikut mengusir Gajah Putih selalu diulang – ulang sehingga menjadi kebiasaan (kesenian) para pemuda pada waktu itu gerakan


(32)

dik-dik selalu ditirukan orang – orang yang melihat kejadian itu. Begitu juga gerakan kaum wanita yang mengipas – ngipaskan kain panjang sering diulangi sambil menceritakan kejadian itu kepada orang lain. Akhirnya kebiasaan tersebut dilaksanakan dan digunakan pada saat merasa gembira atau pada saat menyampaikan pesan dan nasehat kepada anak, teman, masyarakat, atau kepada siapa saja yang dianggap perlu untuk disampaikan. Karena kebiasaan tersebut berlangsung secara terus menerus, akhirnya gerakan itu disebut sebagai Tari Saman.

4.3 Makna dan Fungsi Tari Saman

Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.

Syair saman sendiri dipergunakan dalam bahasa Arab dan Aceh. Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasehat-nasehat yang berguna kepada para pemain dan penonton. Syair-syair yang di lantunkan dalam tari Saman juga berisi petuah-petuah dan dakwah.

Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan kontinu, pemainnya terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara group tamu dengan group sepangkalan ( dua group ). Penilaian ditititk beratkan pada kemampuan masing-masing group dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.


(33)

Namun dewasa ini, fungsi tarian saman menjadi bergeser. Tarian ini jadi lebih sering berfungsi sebagai media hiburan pada pesta-pesta, hajatan, dan acara-acara lain.

4.4 Nyanyian Tari Saman

Pada tari Saman, terdapat 5 macam nyanyian :

1) Rengum, yaitu sebagai pembukaan atau mukaddimah dari tari Saman (yaitu setelah dilakukan sebelumnya keketar pidato pembukaan). Rengum ini adalah tiruan bunyi. Begitu berakhir langsung disambung secara bersamaan dengan kalimat yang terdapat didalamnya, antara lain berupa pujian kepada seseorang yang diumpamakan, bisa kepada benda, atau kepada tumbuh-tumbuhan.

2) Dering, yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.

3) Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.

4) Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak

5) Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.

4.5 Gerakan dan Penari Tari Saman a) Gerakan

Tarian Saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman: Tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan agama


(34)

kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah islam demi memudakan dakwahnya.Dalam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.

Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, kerena hanya menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang - saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo). Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil bertepuk tangan dan semua penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Dalam Tari Saman biasanya, temponya makin lama akan makin cepat supaya Tari Saman menarik.

b) Penari

Pada umumnya, Tarian Saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil. Pendapat lain mengatakan Tarian ini ditarikan kurang lebih dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Namun, dalam perkembangan di era modern yang menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk mengatur berbagai gerakannya ditunjuklah seorang pemimpin yang disebut syeikh. Selain mengatur gerakan para penari, Syeikh juga bertugas menyanyikan syair-syair lagu saman yaitu ganit.

Karena keseragaman farmasi dan ketetapan waktu maka para penari dituntut untuk memilki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna, tarian ini khususnya dimainkan oleh para pria.


(35)

o Pada kepala : bulung teleng atau tengkuluk dasar kain hitam empat persegi. Dua segi disulam dengan benang seperti baju, sunting kepies.

o Pada badan : baju pokok/ baju kerawang (baju dasar warna hitam, disulam benang putih, hijau dan merah, bahagian pinggang disulam dengan kedawek dan kekait, baju bertangan pendek) celana dan kain sarung.

o Pada tangan : topeng gelang, sapu tangan. Begitu pula halnya dalam penggunaan warna, menurut tradisi mengandung nilai-nilai tertentu, karena melalui warna menunjukkan identitas para pemakainya. Warna-warna tersebut mencerminkan kekompakan, kebijaksanaan, keperkasaan, keberanian dan keharmonisan.

4.6 Jenis – jenis Tari Saman

Jenis-jenis Saman diantaranya adalah:

1) Saman Jejunten, yaitu saman yang dilakukan malam hari dengan duduk di atas pohon kelapa yang ditebang.

2) Saman Njik, yaitu saman yang dilakukan pada waktu istirahat pada kegiatan menggirik padi.

3) Saman Ngerje (Umah Sara), saman yang dilakukan oleh pemuda pada acara pesta perkawinan.

4) Saman Bejamu Besaman, yaitu saman yang dilakukan dengan mengundang grup saman dari kampung lain. Bejamu Besaman dilakukan dengan dua cara, yaitu :


(36)

keagamaan (Aidul Fitri, Aidul Adha, dan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kedua, Saman Roa Lo Roa Ingi (Saman dua hari dua malam), saman ini dilakukan secara terus menerus .

- Saman Bale Asam adalah saman yang dilaksanakan pada siang hari dalam rangka peringatan hari besar. Saman ini dilaksanakan secara bersama-sama di sebuah lapangan dan setiap grup bebas memilih lawannya. Biasanya panitia acara akan mengaundang grup saman dari berbagai kampung untuk bertemu dan bertanding.

4.7 Nama – nama Pemain tari saman

Tarian Saman ini terdiri dari Keketer, Rengum, Salam, Gerakan Tari, Ulu Ni Lagu, Anak ni Lagu, Saur, Syair, Guncang dan Penutup. Di dalam syair Saman banyak terdapat sisipan bahasa Arab dan bahasa Aceh. Pada galibnya sebelum tarian Saman dimulai, sebagai mukaddimah terlebih dulu seorang tua mewakili masyarakat setempat di mana tarian Saman diadakan, memberi sepatah kata (keketar) yang ditujukan kepada pemain dan penonton. Keketar adalah pidato yang diucapkan oleh seorang tokoh masyarakat atau pemuka adat yang memberikan nasehat kepada pemain Saman dan penonton.

Dalam tarian Saman terdapat Rengum yaitu mukaddimah yang berupa tiruan bunyi yang diucapkan bersama-sama. Kemudian dilanjutkan dengan Salam yang diucapkan oleh salah seorang pemain (penangkat/ Syech). Setelah itu disebut Ulu Ni Lagu atau permulaan tari. Tahap selanjutnya adalah lagu dan gerakan-gerakan tari. Selanjutnya disebut Anak Ni Lagu adalah gerak tangan yang ringkas dan pendek yang berisi syair yang terdiri dari Saur dan redet. Begitu lagu dinyanyikan pemain


(37)

membuat Saur lalu disaurkan bersama-sama. Beberapa kali saur diselingi syech menyanyi melengking, dua atau tiga kali lalu naik atau berdiri di atas lutut dan dari syech itulah diberi isyarat lalu disambung dengan Guncang. Guncang ini dilakukan dengan berdiri di atas lutut. Apabila duduk bersimpuh dengan adegan yang sangat cepat sekali dinamakan gerutup. Gerutup dilakukan pada posisi duduk. Dalam satu lagu, hal demikian terus dilakukan berkali-kali yang kemudian berubah berpindah dengan irama atau lagu lain. Dalam penutupan tarian biasanya dilakukan surang-saring atau dengan melakukan tepuk tangan dengan nyanyian bersama disertai saur hingga pertunjukan berakhir.

Komposisi pemain saman sebagai berikut:

Penangkat yaitu: orang yang mengatur gerakan dan ritme saman, posisi berada di tengah-tengah pemain.

Pengapit yaitu: tugasnya mengingatkan penangkat apabila lupa gerakan

berikutnya, umumnya 2 orang yang posisinya di kanan dan kiri penangkat.

Penyepit yaitu : membantu pengapit untuk mengingatkan jika ada kesalah gerak, umumnya dipilih orang yang bersuara merdu.

Penupan yaitu: menjaga keseimbangan kawan atau menopang temannya agar keseimbangan terjaga.

Contoh :


(38)

• Nomor 9 disebut Pengangkat

Pengangkat adalah tokoh utama (sejenis syekh dalam seudati) titik sentral dalam Saman, yang menentukan gerak tari, level tari, syair-syair yang dikumandangkan maupun syair-syair sebagai balasan terhadap serangan lawan main (Saman Jalu / pertandingan)

• Nomor 8 dan 10 disebut Pengapit

Pengapit adalah tokoh pembantu pengangkat baik gerak tari maupun nyanyian/ vokal

• Nomor 2-7 dan 11-16 disebut Penyepit

Penyepit adalah penari biasa yang mendukung tari atau gerak tari yang diarahkan pengangkat. Selain sebagai penari juga berperan menyepit (menghimpit). Sehingga kerapatan antara penari terjaga, sehingga penari menyatu tanpa antara dalam posisi banjar/ bershaf (horizontal) untuk keutuhan dan keserempakan gerak.

• Nomor 1 dan 17 disebut Penupang

Penupang adalah penari yang paling ujung kanan-kiri dari barisan penari yang duduk berbanjar. Penupang selain berperan sebagai bagian dari pendukung tari juga berperan menupang / menahan keutuhan posisi tari agar tetap rapat dan lurus. Sehingga penupang disebut penamat kerpe jejerun (pemegang rumput jejerun). Seakan-akan bertahan memperkokoh kedudukan dengan memgang rumput jejerun (jejerun sejenis rumput yang akarnya kuat dan terhujam dalam, sukar di cabut)

4.8 Peran Tari Saman dalam Masyarakat Gayo

Saman adalah salah satu tradisi yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat Gayo Lues, di Kabupaten Gayo Lues, masyarakat Gayo di Kecamatan Serbejadi


(39)

(Kab. Aceh Timur), dan masyarakat Gayo di Kecamatan Tamiang Hulu (Kabupaten Aceh Tamiang). Saman adalah sebuah permaianan tradisi yang biasa dilakukan oleh anak-anak hingga dewasa pada saat mengisi waktu luangnya. Baik pada saat di sawah, mersah, sepulang mengaji di rumah pun mereka menyempatkan diri berlatih Saman.

Keberadaan saman pada masyarakat Gayo merupakan sebuah tradisi yang turun temurun dan menjadi bagian dalam kehidupan mereka. Saman ada dan hidup pada masyarakat Gayo Deret (Gayo Blang) dimanapun mereka berada. Selain dilaksanakan di kampung halamannya, Saman juga dilakukan didaerah-daerah perantauan mereka, misalnya di Banda Aceh, Medan, dan juga di Jakarta. Di kampung halamannya.

Dalam sebuah wawancara dengan masyarakat Gayo, penulis mendapatkan informasi, beliau mengatakan “Tari Saman ini sudah menjadi tradisi mereka dalam bermasyarakat, dimana Tari Saman ini memiki peran yang berfungsi sebagai sebuah atraksi seni pertunjukan yang sering dipentaskan sebagai media silaturahmi, menjalin persahabatan, penyampaian pesan-pesan moral, pantun muda-mudi, penggambaran dalam dan lingku ngan sekitar”. (Zul Helmi)

Di lain kesempatan penulis juga bertanya pada masyarakat lainnya, narasumber ini menyebutkan bahwa “Tari Saman adalah sebuah seni, dimana media pengungkapannya menggunakan gerakan tangan yang serentak, dari sini lah sebuah pertukaran komunikasi terjadi yang menggambarkan komunikasi antara si penikmat dan si pelaku. Sebagai sarana komunikasi Tari Saman ini banyak disuguhkan kepada masyarakat yang nantinya bisa menjadi perwujudan dari sebuah rasa syukur /


(40)

4.9 Waktu Pementasan Tari saman

Pada zaman dahulu, tarian ini di pertunjukkan dalam acara adat – adat tertentu, diantaranya dalam upacara memperingati hari kelahiran Selain itu, khususnya dalam konteks masa kini, tarian ini dipertunjukkan pula pada acara - acara yang bersifat resmi atau formal, seperti kunjungan tamu - tamu antar lainnya.

Ada salah seorang narasumber yang berprofesi sebagai guru mengatakan bahwa “Tari Saman ini hampir disetiap acara ditampilkan, contohnya pada sebuah pesta perkawinan. Tari Saman ini biasa ditampilkan sebagai atraksi sehingga berfungsi sebagai pemeriah acara pesta pernikahan tersebut”. (Drs. Hairul)

Dalam wawancara tersebut penulis menemukan informasi bahwa Tari Saman ini biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik, berupa gendang dan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah.

Karena kedinamisan geraknya, tarian ini banyak ditarikan oleh kaum pria, tetapi perkembangan sekarang tarian ini sudah banyak ditarikan oleh penari wanita maupun campuran antara penari pria dan penari wanita. Tarian ini ditarikan kurang lebih 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.


(41)

1) Mango

Mango dilakukan dengan mengundang pemuda – pemuda kampung lain, biasanya diwakili oleh beberapa orang utusan. Utusan ini membawa tepak (batil) yang lengkap dengan isinya, sambil menyerahkan batil dinyatakanlah maksudnya dan tujuannya, bila ada persetujuan dari pihak penerima batil maka pembicaraan akan dilanjutkan ke tahap pelaksanaannya.

2) Persiapan Tempat

Tempat pertunjukan Tari Saman dibuat secara teratak, pada sisi dindingnya digantungkan tebu dan kelapa muda sebagai minuman bagi tamu yang datang. Bagi setiap keluarga dikampung yang melaksanakan Jamu Saman harus mengundang seluruh keluarganya yang ada dikampung tersebut dan menyediakan makanan untuk mereka.

3) Penyambutan Tamu dilaksanakan di luar kampungyang berjarak kira – kira 1 km dari lokasi tempat pertunjukan. Penyambutan ini dilakukan dengan Didong Belang, dan pemain didong dipersiapkan dari kedua pihak.

4) Persiapan Pertunjukan

Persiapan untuk persembahan jamu saman dilaksanakan pada waktu malam hari setelah sholat isya sampai sebelum sholat subuh sekitar pukul 21.00 – 04.30 WIB. Sedangkan siangnya dilaksanakan pada pukul 10.00 – 12.00 WIB serta dilanjutkan pada pukul 14.00 WIB sampai dengan waktu magrib. Persembahan ini diawali dengan pidato adat (melengkan) atau pidato (keketar) yang dilakukan secara bergantian. Pidato ini berisikan ucapan


(42)

dan kesalahan. Serta harapan kepada seluruh tamu untuk dapat menjaga sopan santun yang berlaku.

5) Permainan Tari Saman

Ketika permainan ini di mulaihal pertama yaitu dilakukan oleh tuan rumah yang berdurasi sekitar 30 menit, setelah itu baru dilanjutkan oleh pihak tamu (jamu). Demikian seterusnya secara bergantian sampai dua hari dua malam.

6) Niro Ijin

Niro Ijin dilaksanakan pada waktu pagi hari (hari terakhir) disini penari masing – masing menyampaikan permohonan maaf melalui syair Saman yang ditampilkan. Kemudian dilanjutkan dengan Tari Bisnes yang juga menyatakan permohonan maaf serta sanjungan terhadap Tari Saman yang sudah ditampilkan. Seletah itu dilanjutkan dengan melengkang untuk melepaskan kepulangan tamu, yang diantar ke pinggiran kampung setelah diberikan nasi untuk dimakan pada saat berhenti di tengah jalan menuju kampung halaman. 7) Memangka dan Mengging

Memangka merupakan group yang memimpin permainan Tari Saman sedangkan yang mengikuti Tari Saman disebut Mengging. Apabila Tari Saman yang dimainkan tidak dapat diikuti, maka pihak tersebut dinyatakan kalah. Selama pertandingan antara Jamu Saman yang memangka dan mengging dilakukan secara bergantian serta diberi waktu bagi masing – masing group untuk latihan sebelum sampai waktu dua hari dua malam.


(43)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kota Takengon yang berada di dataran tinggi Gayo, merupakan kota tujuan wisata di Nanggroe Aceh Darussalam. Selain Seni Tari Saman yang menjadi kebanggaan masyarakat Takengon, keindahan alamnya juga sangat menarik untuk dikunjungi.

Tari Saman merupakan penyampaian gagasan yang mengandung nilai-nilai pendidikan secara keseluruhan. Dengan demikian, Tari Saman berperan penting dalam kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia. Dalam perspektif ini tari saman yang berkembang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Suku Gayo khususnya dapat memberi sumbangan positif dalam kebudayaan masyarakat Aceh terutama dalam kehidupan kesenian, bahasa daerah, dan adat istiadat daerah Aceh.

Ajaran moral dan agama yang terkandung didalamnya disampaikan secara tidak langsung maupun secara langsung. Secara tidak langsung yaitu pendengar lagu seakan-akan dipersiapkan untuk mengambil kesimpulan sendiri terhadap syair-syair yang didengarkannya, sedangkan secara langsung, yaitu penutur syair memberikan kesimpulan tentang arti dari syair yang dituturkan.

Tari Saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan / pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu. Dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan.


(44)

Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan. Syair Saman sendiri dipergunakan dalam bahasa Arab dan Aceh.

Keberadaan Saman pada masyarakat Gayo merupakan sebuah tradisi yang turun temurun dan menjadi bagian dalam kehidupan mereka. Saman ada dan hidup pada masyarakat Gayo Deret (Gayo Blang) dimanapun mereka berada.

5.2 Saran

Tari Saman perlu dilestarikan agar tidak hilang. Melestarikannya dapat dilakukan dengan cara sering ditampilkan di acara – acara. Bukan saja yang tidak resmi bahkan yang resmi pun. Bukan hanya kita tapi penerus – penerus bangsa yang berikutnya.

Oleh karena itu kita sebagai bangsa Indonesia harus melestarikan tarian tersebut agar tidak musnah apalagi sampai diambil oleh bangsa lain.

Kerja sama dari berbagai pihak juga sangat dibutuhkan untuk dapat melestarikan Tari Saman ini. Pihak yang paling berperan dalam hal ini adalah pemerintah dan masyarakat Gayo khususnya, dan juga pihak dari perjalanan wisata yang diharapkan dapat mendatangkan wisatawan untuk dapat melihat pertunjukan Tari Saman tersebut.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Buletin Haba. 2006. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh. Banda Aceh

Koentjaraningrat. 1987. Pengantar Antropologi.

Bahari, Hamid. 2011. Kitab Budaya Nusantara. Jogjakarta : Diva Press Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar – dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi  acehpedia.org/banda-aceh, diakses 10 April 2012

 http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Aceh_Tengah, diakses 10 April 2012  www.acehkita.com, diakses 10 April 2012

 Wikipedia.org/wiki/kota_banda_aceh, diakses 10 April 2012  Gayatri, Putu G. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi

Sumber wawancara: - Nama : Zulhelmi

Pekerjaan : Wiraswasta

Tanggal wawancara : 9 April 2012 - Nama : Adi gunawan

Pekerjaan : Wiraswasta

Tanggal wawancara : 9 April 2012 - Nama : Drs. Hairul

Pekerjaan :Kepala sekolah di Takengon Tanggal wawancara : 9 April 2012


(1)

4.9 Waktu Pementasan Tari saman

Pada zaman dahulu, tarian ini di pertunjukkan dalam acara adat – adat tertentu, diantaranya dalam upacara memperingati hari kelahiran Selain itu, khususnya dalam konteks masa kini, tarian ini dipertunjukkan pula pada acara - acara yang bersifat resmi atau formal, seperti kunjungan tamu - tamu antar lainnya.

Ada salah seorang narasumber yang berprofesi sebagai guru mengatakan bahwa “Tari Saman ini hampir disetiap acara ditampilkan, contohnya pada sebuah pesta perkawinan. Tari Saman ini biasa ditampilkan sebagai atraksi sehingga berfungsi sebagai pemeriah acara pesta pernikahan tersebut”. (Drs. Hairul)

Dalam wawancara tersebut penulis menemukan informasi bahwa Tari Saman ini biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik, berupa gendang dan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah.

Karena kedinamisan geraknya, tarian ini banyak ditarikan oleh kaum pria, tetapi perkembangan sekarang tarian ini sudah banyak ditarikan oleh penari wanita maupun campuran antara penari pria dan penari wanita. Tarian ini ditarikan kurang lebih 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.


(2)

1) Mango

Mango dilakukan dengan mengundang pemuda – pemuda kampung lain, biasanya diwakili oleh beberapa orang utusan. Utusan ini membawa tepak (batil) yang lengkap dengan isinya, sambil menyerahkan batil dinyatakanlah maksudnya dan tujuannya, bila ada persetujuan dari pihak penerima batil maka pembicaraan akan dilanjutkan ke tahap pelaksanaannya.

2) Persiapan Tempat

Tempat pertunjukan Tari Saman dibuat secara teratak, pada sisi dindingnya digantungkan tebu dan kelapa muda sebagai minuman bagi tamu yang datang. Bagi setiap keluarga dikampung yang melaksanakan Jamu Saman harus mengundang seluruh keluarganya yang ada dikampung tersebut dan menyediakan makanan untuk mereka.

3) Penyambutan Tamu dilaksanakan di luar kampungyang berjarak kira – kira 1 km dari lokasi tempat pertunjukan. Penyambutan ini dilakukan dengan Didong Belang, dan pemain didong dipersiapkan dari kedua pihak.

4) Persiapan Pertunjukan

Persiapan untuk persembahan jamu saman dilaksanakan pada waktu malam hari setelah sholat isya sampai sebelum sholat subuh sekitar pukul 21.00 – 04.30 WIB. Sedangkan siangnya dilaksanakan pada pukul 10.00 – 12.00 WIB serta dilanjutkan pada pukul 14.00 WIB sampai dengan waktu magrib. Persembahan ini diawali dengan pidato adat (melengkan) atau pidato (keketar) yang dilakukan secara bergantian. Pidato ini berisikan ucapan selamat datang kepada para tamu dan permohonan maaf bila ada kekurangan


(3)

dan kesalahan. Serta harapan kepada seluruh tamu untuk dapat menjaga sopan santun yang berlaku.

5) Permainan Tari Saman

Ketika permainan ini di mulaihal pertama yaitu dilakukan oleh tuan rumah yang berdurasi sekitar 30 menit, setelah itu baru dilanjutkan oleh pihak tamu (jamu). Demikian seterusnya secara bergantian sampai dua hari dua malam.

6) Niro Ijin

Niro Ijin dilaksanakan pada waktu pagi hari (hari terakhir) disini penari masing – masing menyampaikan permohonan maaf melalui syair Saman yang ditampilkan. Kemudian dilanjutkan dengan Tari Bisnes yang juga menyatakan permohonan maaf serta sanjungan terhadap Tari Saman yang sudah ditampilkan. Seletah itu dilanjutkan dengan melengkang untuk melepaskan kepulangan tamu, yang diantar ke pinggiran kampung setelah diberikan nasi untuk dimakan pada saat berhenti di tengah jalan menuju kampung halaman. 7) Memangka dan Mengging

Memangka merupakan group yang memimpin permainan Tari Saman sedangkan yang mengikuti Tari Saman disebut Mengging. Apabila Tari Saman yang dimainkan tidak dapat diikuti, maka pihak tersebut dinyatakan kalah. Selama pertandingan antara Jamu Saman yang memangka dan mengging dilakukan secara bergantian serta diberi waktu bagi masing – masing group untuk latihan sebelum sampai waktu dua hari dua malam.


(4)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kota Takengon yang berada di dataran tinggi Gayo, merupakan kota tujuan wisata di Nanggroe Aceh Darussalam. Selain Seni Tari Saman yang menjadi kebanggaan masyarakat Takengon, keindahan alamnya juga sangat menarik untuk dikunjungi.

Tari Saman merupakan penyampaian gagasan yang mengandung nilai-nilai pendidikan secara keseluruhan. Dengan demikian, Tari Saman berperan penting dalam kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia. Dalam perspektif ini tari saman yang berkembang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Suku Gayo khususnya dapat memberi sumbangan positif dalam kebudayaan masyarakat Aceh terutama dalam kehidupan kesenian, bahasa daerah, dan adat istiadat daerah Aceh.

Ajaran moral dan agama yang terkandung didalamnya disampaikan secara tidak langsung maupun secara langsung. Secara tidak langsung yaitu pendengar lagu seakan-akan dipersiapkan untuk mengambil kesimpulan sendiri terhadap syair-syair yang didengarkannya, sedangkan secara langsung, yaitu penutur syair memberikan kesimpulan tentang arti dari syair yang dituturkan.

Tari Saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan / pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu. Dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan.


(5)

Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan. Syair Saman sendiri dipergunakan dalam bahasa Arab dan Aceh.

Keberadaan Saman pada masyarakat Gayo merupakan sebuah tradisi yang turun temurun dan menjadi bagian dalam kehidupan mereka. Saman ada dan hidup pada masyarakat Gayo Deret (Gayo Blang) dimanapun mereka berada.

5.2 Saran

Tari Saman perlu dilestarikan agar tidak hilang. Melestarikannya dapat dilakukan dengan cara sering ditampilkan di acara – acara. Bukan saja yang tidak resmi bahkan yang resmi pun. Bukan hanya kita tapi penerus – penerus bangsa yang berikutnya.

Oleh karena itu kita sebagai bangsa Indonesia harus melestarikan tarian tersebut agar tidak musnah apalagi sampai diambil oleh bangsa lain.

Kerja sama dari berbagai pihak juga sangat dibutuhkan untuk dapat melestarikan Tari Saman ini. Pihak yang paling berperan dalam hal ini adalah pemerintah dan masyarakat Gayo khususnya, dan juga pihak dari perjalanan wisata yang diharapkan dapat mendatangkan wisatawan untuk dapat melihat pertunjukan Tari Saman tersebut.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Buletin Haba. 2006. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda

Aceh. Banda Aceh

Koentjaraningrat. 1987. Pengantar Antropologi.

Bahari, Hamid. 2011. Kitab Budaya Nusantara. Jogjakarta : Diva Press

Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar – dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi

 acehpedia.org/banda-aceh, diakses 10 April 2012

 http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Aceh_Tengah, diakses 10 April 2012

 www.acehkita.com, diakses 10 April 2012

 Wikipedia.org/wiki/kota_banda_aceh, diakses 10 April 2012

Gayatri, Putu G. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi Sumber wawancara:

- Nama : Zulhelmi Pekerjaan : Wiraswasta

Tanggal wawancara : 9 April 2012 - Nama : Adi gunawan

Pekerjaan : Wiraswasta

Tanggal wawancara : 9 April 2012 - Nama : Drs. Hairul

Pekerjaan :Kepala sekolah di Takengon Tanggal wawancara : 9 April 2012