19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive sampling atau dilakukan secara sengaja, yaitu teknik penentuan daerah dilakukan dengan
petimbangan tertentu yang telah dibuat terhadap objek yang sesuai dengan tujuan. Daerah penelitian yang dipilih adalah Desa Pardamean, Keacamatan Tanjung
Morawa, Deli Serdang. Adapun pertimbangan peneliti memilih daerah ini adalah karena desa ini termasuk salah satu yang memiliki lahan terbesar dengan produksi
terbesar berdasarkan Tabel 1.
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Berdasarkan data yang diperoleh dari Balai Penyuluhan Pertanian, populasi petani di daerah peenelitian adalah 609 petani. Setiap petani memiliki kesempatan yang
sama untuk dijadikan sampel di daerah penelitian. Jumlah sampel dapat dihitung dengan rumus slovin, yaitu :
Keterangan : n
= jumlah sampel N
= total populasi E
= Error Tolerance toleransi galat sebesar 10 Maka didapat besar sampel penelitian sebagai berikut :
= 85, 5 = 86 Petani
Universitas Sumatera Utara
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan petani
didaerah penelitian, dengan menggunakan daftar pertanyaan kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh dari instansi atau
lembaga–lembaga yang terkait seperti Balai Penyuluhan Pertanian, Kantor Kepala Desa serta literatur–literatur yang berhubungan dengan penelitian.
3.4. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah data data dikumpulkan lengkap. Untuk menjawab identifikasi masalah 1 dianalisis dengan menggunakan metode analisis penskalaan
Likert. Dimana metode ini menganalisis sikap petani terhadap irigasi di tempat penelitian. Data diambil dengan membuat angket atau kuesioner. Dan untuk
identifikasi masalah 2 digunakan metode deskriptif dimana metode ini menjelaskan permasalahan pada padi sawah irigasi, bagaimana upaya
penyelesaiannya, dan bagaimana upaya peningkatan produktivitas petani padi sawah irigasi di daerah penelitian. Data diambil dengan wawancara langsung
kepada petani, penyuluh, kepala desa atau dengan pihak pihak terkait.
3.4.1 Skala Likert
Saifudin 1999 mengemukakan Skala Likert adalah sebuah tipe skala psikometri yang menggunakan angket dan menggunakan skala yang lebih luas dalam
penelitian survei. Dasar metode Likert merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai penentuan nilai skalanya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Penentuan Skor Sikap Petani yang Positif Kategori
Skor
SS Sangat Setuju 5
S Setuju
4
RR Ragu-Ragu
3
TS Tidak Setuju
2
STS Sangat Tidak Setuju
1
Tabel 3. Penentuan Skor Sikap Petani yang Negatif
Kategori Skor
SS Sangat Setuju 1
S Setuju
2
RR Ragu-Ragu
3
TS Tidak Setuju
4
STS Sangat Tidak Setuju
5
Sumber: Mueller,1992 Mueller, 1992 merumuskan untuk mengukur skala likert sebagai berikut :
Keterangan: T
: skor standar X
: skor responden X rataan
: rata-rata skor kelompok S
: deviasi standar kelompok Kategori interpretasi nilai T, apabila:
T 50 = Sikap Positif T
≤ 50 = Sikap Negatif
Berdasarkan uji T tersebut, dapat diketahui secara langsung sikap petani tersebut apakah positif atau negatif terhadap keberadaan irigasi di daerah penelitian. Jika
petani memiliki sikap positif, maka itu menunjukkan bahwa petani memiliki sikap Positif yaitu puas dengan adanya irigasi tersebut dan sebaliknya jika petani
T= 50+10
Universitas Sumatera Utara
memiliki sikap negatif, maka itu menunjukkan bahwa petani tidak puas dengan adanya irigasi.
Pengolahan data untuk tujuan pertama adalah menganalisis sikap petani terhadap irigasi menggunakan metode skala likert. Data diambil dengan membuat angket
atau kuesioner. Indikator sikap petani meliputi 1 Tujuan Irigasi, yang dinilai dari sikap petani mengenai irigisai yang bertujuan ,a meningkatkan hasil produksi b
mampu memecahkan permasalahan petani c meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dikutip dari pemaparan Pusposutardjo 2010 yang
menyatakan “Tujuan irigasi kemudian dirinci lebih lanjut, yaitu ; i menjamin keberhasilan produksi tanaman dalam mengahdapi kekeringan jangka pendek, ii
mendinginkan tanah dan atmosfir sehingga akrab untuk pertumbuhan tanaman, iii mengurangi bahaya kekeringan, iv mencuci atau melarutkan garam dalam
tanah, v mengurangi bahaya penimpaan tanah, vi melunakkan lapisan olah dan gumpalan-gumpalan tanah, dan vii menunda pertunasan dengan cara
pendinginan lewat evaporasi. Tujuan umum irigasi tersebut secara implisit mencakup pula drainase pertanian, terutama yang berkaitan dengan tujuan
mencuci dan melarutkan garam dalam tanah” dan dalam pernyataan Haryono 2004 yang menyatakan “Hal ini berarti, tersedianya air yang cukup akan mampu
meningkatkan produktivitas padi sawah. Peningkatan produktivitas terjadi apabila setiap satu satuan input variabel akan menghasilkan output yang lebih
tinggi. Secara teoritis, hal ini berarti akan terjadi pergeseran fungsi produksi ke atas. Peningkatan produktivitas diharapkan akan mampu meningkatkan
pendapatan petani padi sawah, yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya, serta masyarakat desa pada umumnya”.
Universitas Sumatera Utara
Adapun indikator sikap petani berikutnya adalah 2 Standart irigasi, yang diambil secara umum yaitu a harus memenuhi ketersediaan air untuk usahatani , b
saluran irigasi disalurkan secara merata c kualitas air yang mempengaruhi hasil usahatani dan d bangunan dan penggunaan irigasi sesuai dengan sistem irigasi.
Dan 3 dinilai dari permasalahan yang terjadi di lokasi penelitian yaitu a pembagian waktu irigasi.
Tabel 4. Pernyataan Sikap Petani yang Positif terhadap adanya irigasi Jawaban
Pertanyaan STS
1 TS
2 RR
3 S
4 SS
5
1. Irigasi dapat membantu petani dalam
meningkatkan hasil produksi padi sawah.
2. Dengan adanya irigasi mampu
memecahkan masalah petani kekeringan, HPT racun bagi tanah.
3. irigasi harus memenuhi ketersedian air
untuk usahatani.
4. Irigasi meningkatkan kesejahteraan
petani.
5. Saluran irigasi disalurkan secara merata.
6. Kualiatas air irigasi mempengaruhi hasil
usahatani petani.
7. Bangunan dan penggunaan irigasi sesuai
dengan sistem irigasi.
8. Pembagian waktu irigasi
memaksimalkan produksi padi sawah
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Pernyataan Sikap Petani yang Negatif terhadap adanya irigasi Jawaban
Pertanyaan STS
5 TS
4 RR
3 S
2 SS
1
1. Irigasi tidak dapat membantu petani
dalam meningkatkan hasil produksi.
2. Dengan adanya irigasi tidak mampu
memecahkan masalah petani kekeringan, HPT racun bagi tanah.
3. Irigasi tidak harus memenuhi ketersedian
air untuk usahatani.
4. Irigasi tidak dapat meningkatkan
kesejahteraan petani.
5. Saluran irigasi tidak disalurkan secara
merata.
6. Kualiatas air irigasi tidak mempengaruhi
hasil usahatani petani.
7. Bangunan dan penggunaan irigasi tidak
sesuai dengan sistem irigasi.
8. Pengunaan waktu irigasi tidak memaksimalkan produksi padi sawah
Indikator kepuasan dari hasil pernyataan petani di tempat penelitian dilihat dari skor akhir secara keseluruhan. Dimana skor akhir didapat dari hasil perhitungan
rumus Likert T. Diinterpretasikan bahwa jika nilai T 50 maka diasumsikan bahwa petani memiliki sikap positif. Mnyatakan bahwa petani memiliki kepuasan
terhadap irigasi. Dan sebaliknya jika nilai T 50 maka diasumsikan bahwa petani memilki sikap negatif yang menyatakan bahwa petani tidak puas dengan irigasi di
daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.5.Defenisi dan Batasan Operasional
Defenisi dan batasan operasional dalam penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman atas penafsiran dan pengertian maka
digunakan defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:
3.5.1 Definisi Operasional
1. Petani adalah orang yang melaksanakan dan mengelolah usahatani pada
sebidang tanah dan lahan. 2.
Padi Sawah adalah seluruh areal tanaman usaha tanaman padi sawah yang memiliki beberapa sistem penanaman seperti irigasi atau tadah hujan.
3. Irigasi adalah
pemberian air secara sengaja dan teratur pada sebidang lahan tanaman.
4. Sikap adalah cara petani memandang atau dasar anggapan petani terhadap
keberadaan irigasi. Sikap petani dibagi atas sikap positif dan sikap negatif. 5.
Luas lahan Ha adalah areal pertanaman tanaman padi sawah yang diusahakan oleh petani selama satu musim tanam.
6. Permasalahan adalah sesuatu yang menjadi masalah pada padi sawah irigasi.
7. Upaya penyelesaian masalah adalah usaha yang dilakukan dalam
menghilangkan, mengurangi atau mencegah masalah pada sawah irigasi. 8.
Upaya peningkatan adalah usaha yang dilakukan untuk membuat usahatani padi sawah irigasi lebih baik dari sebelumnya.
9. Produktivitas adalah jumlah produksi yang bisa diperoleh perHa dalam satu
proses produksi.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2. Batasan operasional
1. Lokasi Penelitiaan adalah di Desa Perdamean, Kecamatan Tanjung Morawa,
Kabupaten Deli Serdang. 2.
Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan tanaman padi sawah irigasi.
3. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2016.
Universitas Sumatera Utara
27
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH
4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Desa Perdamean terletak di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Desa Perdamean 406 Ha, Luas
area pertanian sebesar 306 Ha, sedangkan untuk luas daerah perumahan sebsar 45 Ha. Suhu udara berkisar antara 23°C - 33°C, dengan kelembaban udara rata-rata
80. Berada pada ketinggian 35 meter dari permukaan laut. Jumlah penduduk di Desa Perdamean berjumlah 4845 jiwa. Secara administrasi Desa Perdamean
mempunya batas-batas wilayah sebagai berikut : Batas wilayah Desa Perdamean adalah :
Sebelah Utara : Desa Penara Kebon
Sebelah Selatan : Desa Tanjung Mulia Punden Rejo
Sebelah Barat : Desa Wonosari Punden Rejo
Sebelah Timur : Kecamatan Lubuk Pakam Kecamatan Beringin
4.2. Keadaan Penduduk