Skala Likert Metode Analisis Data

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan petani didaerah penelitian, dengan menggunakan daftar pertanyaan kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga–lembaga yang terkait seperti Balai Penyuluhan Pertanian, Kantor Kepala Desa serta literatur–literatur yang berhubungan dengan penelitian.

3.4. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data data dikumpulkan lengkap. Untuk menjawab identifikasi masalah 1 dianalisis dengan menggunakan metode analisis penskalaan Likert. Dimana metode ini menganalisis sikap petani terhadap irigasi di tempat penelitian. Data diambil dengan membuat angket atau kuesioner. Dan untuk identifikasi masalah 2 digunakan metode deskriptif dimana metode ini menjelaskan permasalahan pada padi sawah irigasi, bagaimana upaya penyelesaiannya, dan bagaimana upaya peningkatan produktivitas petani padi sawah irigasi di daerah penelitian. Data diambil dengan wawancara langsung kepada petani, penyuluh, kepala desa atau dengan pihak pihak terkait.

3.4.1 Skala Likert

Saifudin 1999 mengemukakan Skala Likert adalah sebuah tipe skala psikometri yang menggunakan angket dan menggunakan skala yang lebih luas dalam penelitian survei. Dasar metode Likert merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai penentuan nilai skalanya. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Penentuan Skor Sikap Petani yang Positif Kategori Skor SS Sangat Setuju 5 S Setuju 4 RR Ragu-Ragu 3 TS Tidak Setuju 2 STS Sangat Tidak Setuju 1 Tabel 3. Penentuan Skor Sikap Petani yang Negatif Kategori Skor SS Sangat Setuju 1 S Setuju 2 RR Ragu-Ragu 3 TS Tidak Setuju 4 STS Sangat Tidak Setuju 5 Sumber: Mueller,1992 Mueller, 1992 merumuskan untuk mengukur skala likert sebagai berikut : Keterangan: T : skor standar X : skor responden X rataan : rata-rata skor kelompok S : deviasi standar kelompok Kategori interpretasi nilai T, apabila: T 50 = Sikap Positif T ≤ 50 = Sikap Negatif Berdasarkan uji T tersebut, dapat diketahui secara langsung sikap petani tersebut apakah positif atau negatif terhadap keberadaan irigasi di daerah penelitian. Jika petani memiliki sikap positif, maka itu menunjukkan bahwa petani memiliki sikap Positif yaitu puas dengan adanya irigasi tersebut dan sebaliknya jika petani T= 50+10 Universitas Sumatera Utara memiliki sikap negatif, maka itu menunjukkan bahwa petani tidak puas dengan adanya irigasi. Pengolahan data untuk tujuan pertama adalah menganalisis sikap petani terhadap irigasi menggunakan metode skala likert. Data diambil dengan membuat angket atau kuesioner. Indikator sikap petani meliputi 1 Tujuan Irigasi, yang dinilai dari sikap petani mengenai irigisai yang bertujuan ,a meningkatkan hasil produksi b mampu memecahkan permasalahan petani c meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dikutip dari pemaparan Pusposutardjo 2010 yang menyatakan “Tujuan irigasi kemudian dirinci lebih lanjut, yaitu ; i menjamin keberhasilan produksi tanaman dalam mengahdapi kekeringan jangka pendek, ii mendinginkan tanah dan atmosfir sehingga akrab untuk pertumbuhan tanaman, iii mengurangi bahaya kekeringan, iv mencuci atau melarutkan garam dalam tanah, v mengurangi bahaya penimpaan tanah, vi melunakkan lapisan olah dan gumpalan-gumpalan tanah, dan vii menunda pertunasan dengan cara pendinginan lewat evaporasi. Tujuan umum irigasi tersebut secara implisit mencakup pula drainase pertanian, terutama yang berkaitan dengan tujuan mencuci dan melarutkan garam dalam tanah” dan dalam pernyataan Haryono 2004 yang menyatakan “Hal ini berarti, tersedianya air yang cukup akan mampu meningkatkan produktivitas padi sawah. Peningkatan produktivitas terjadi apabila setiap satu satuan input variabel akan menghasilkan output yang lebih tinggi. Secara teoritis, hal ini berarti akan terjadi pergeseran fungsi produksi ke atas. Peningkatan produktivitas diharapkan akan mampu meningkatkan pendapatan petani padi sawah, yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya, serta masyarakat desa pada umumnya”. Universitas Sumatera Utara Adapun indikator sikap petani berikutnya adalah 2 Standart irigasi, yang diambil secara umum yaitu a harus memenuhi ketersediaan air untuk usahatani , b saluran irigasi disalurkan secara merata c kualitas air yang mempengaruhi hasil usahatani dan d bangunan dan penggunaan irigasi sesuai dengan sistem irigasi. Dan 3 dinilai dari permasalahan yang terjadi di lokasi penelitian yaitu a pembagian waktu irigasi. Tabel 4. Pernyataan Sikap Petani yang Positif terhadap adanya irigasi Jawaban Pertanyaan STS 1 TS 2 RR 3 S 4 SS 5 1. Irigasi dapat membantu petani dalam meningkatkan hasil produksi padi sawah. 2. Dengan adanya irigasi mampu memecahkan masalah petani kekeringan, HPT racun bagi tanah. 3. irigasi harus memenuhi ketersedian air untuk usahatani. 4. Irigasi meningkatkan kesejahteraan petani. 5. Saluran irigasi disalurkan secara merata. 6. Kualiatas air irigasi mempengaruhi hasil usahatani petani. 7. Bangunan dan penggunaan irigasi sesuai dengan sistem irigasi. 8. Pembagian waktu irigasi memaksimalkan produksi padi sawah Universitas Sumatera Utara Tabel 5. Pernyataan Sikap Petani yang Negatif terhadap adanya irigasi Jawaban Pertanyaan STS 5 TS 4 RR 3 S 2 SS 1 1. Irigasi tidak dapat membantu petani dalam meningkatkan hasil produksi. 2. Dengan adanya irigasi tidak mampu memecahkan masalah petani kekeringan, HPT racun bagi tanah. 3. Irigasi tidak harus memenuhi ketersedian air untuk usahatani. 4. Irigasi tidak dapat meningkatkan kesejahteraan petani. 5. Saluran irigasi tidak disalurkan secara merata. 6. Kualiatas air irigasi tidak mempengaruhi hasil usahatani petani. 7. Bangunan dan penggunaan irigasi tidak sesuai dengan sistem irigasi. 8. Pengunaan waktu irigasi tidak memaksimalkan produksi padi sawah Indikator kepuasan dari hasil pernyataan petani di tempat penelitian dilihat dari skor akhir secara keseluruhan. Dimana skor akhir didapat dari hasil perhitungan rumus Likert T. Diinterpretasikan bahwa jika nilai T 50 maka diasumsikan bahwa petani memiliki sikap positif. Mnyatakan bahwa petani memiliki kepuasan terhadap irigasi. Dan sebaliknya jika nilai T 50 maka diasumsikan bahwa petani memilki sikap negatif yang menyatakan bahwa petani tidak puas dengan irigasi di daerah penelitian. Universitas Sumatera Utara 3.5.Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi dan batasan operasional dalam penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman atas penafsiran dan pengertian maka digunakan defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:

3.5.1 Definisi Operasional

Dokumen yang terkait

Penilaian Kinerja Keuangan Petani Padi Sawah Melalui Analisis Neraca di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

1 114 86

Hubungan Tingkat Kosmopolitan Dengan Sikap Petani Padi Sawah Terhadap Kelompok Tani di Kabupaten Deli Serdang

1 32 89

Tinjauan Program Penyuluhan Pertanian Petani Padi Sawah Di Wkpp Sei Beras Sekata, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang

11 126 106

Dampak Metode Penyuluhan Terhadap Produktivitas Dan Pendapatan Petani Padi Sawah (Kasus: Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang) Jurnal penelitian2

0 0 12

Sikap Petani Terhadap Keberadaan Irigasi Dalam Peningkatan Produktivitas Padi Sawah (Kasus : Desa Perdamean, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 13

Sikap Petani Terhadap Keberadaan Irigasi Dalam Peningkatan Produktivitas Padi Sawah (Kasus : Desa Perdamean, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 1

Sikap Petani Terhadap Keberadaan Irigasi Dalam Peningkatan Produktivitas Padi Sawah (Kasus : Desa Perdamean, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

1 2 5

Sikap Petani Terhadap Keberadaan Irigasi Dalam Peningkatan Produktivitas Padi Sawah (Kasus : Desa Perdamean, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

2 10 13

Sikap Petani Terhadap Keberadaan Irigasi Dalam Peningkatan Produktivitas Padi Sawah (Kasus : Desa Perdamean, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

0 10 2

Sikap Petani Terhadap Keberadaan Irigasi Dalam Peningkatan Produktivitas Padi Sawah (Kasus : Desa Perdamean, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 22