Penilaian Kinerja Keuangan Petani Padi Sawah Melalui Analisis Neraca di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

(1)

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PETANI PADI SAWAH

MELALUI ANALISIS NERACA DI DESA WONOSARI

KECAMATAN TANJUNG MORAWA

KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Oleh:

WIWIK MARDIANA SINAGA 070304012

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PETANI PADI SAWAH

MELALUI ANALISIS NERACA DI DESA WONOSARI

KECAMATAN TANJUNG MORAWA

KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Oleh:

WIWIK MARDIANA SINAGA 070304012

AGRIBISNIS

Diajukan Kepada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

Disetujui oleh:

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Ir. Luhut Sihombing, MP)

NIP : 196510081992031001 NIP : 19700827 2008122001 (Sri Fajar Ayu, SP , MM, DBA )

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

WIWIK MARDIANA SINAGA (070304012/AGRIBISNIS), dengan judul skripsi PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PETANI PADI SAWAH MELALUI ANALISIS NERACA DI DESA WONOSARI KECAMATAN

TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG. Penelitian ini

dibimbing oleh Ir. Luhut Sihombing, MP dan Sri Fajar Ayu, SP, MM,DBA.

Tujuan penelitian bagi penulis adalah untuk mengetahui kecukupan modal kerja usahatani padi sawah di daerah penelitian dan untuk mengetahui kinerja keuangan usahatani padi sawah dalam bentuk kemampuan membayar hutang jangka pendek di daerah penelitian.

Metode penelitian dilakukan secara purposive yaitu secara sengaja berdasarkan banyaknya petani padi sawah. Lokasi penelitian terpilih di Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang dengan pertimbangan bahwa desa wonosari merupakan desa yang memeiliki jumlah petani yang lebih banyak dan produksi tertinggi. Populasi adalah petani yang memiliki padi sawah di desa wonosari. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel petani sebanyak 30 KK, untuk melihat kecukupan modal kerja petani padi sawah di analisis dengan rasio kecukupan modal kerja, sedangkan untuk melihat kinerja keuangan petani padi sawah di analisis dengan rasio lancar, rasio cepat damn cah ratio.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan petani padi sawah di wonosari kurang baik (tidak likuid), hal ini di lihat dari besar nya rasio kecukupan modal kerja, rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas yaitu sebesar 71 %, apabila ratio dibawah 200% maka usahatani tersebut kurang baik (tidak likuid). Kata kunci : Neraca, Kinerja keuangan, rasio kecukupan modal kerja, rasio lancar,


(4)

RIWAYAT HIDUP

Wiwik Mardiana Sinaga, dilahirkan di Kisaran, pada tanggal 26 April 1989, sebagai anak dari Ayahanda safrin Sinaga, dan Ibunda R. Purba. Penulis merupakan anak keempat dari lima bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut: pada tahun 1995 masuk sekolah dasar di SD Negeri 013854 Kisaran tamat tahun 2001. Tahun 2001 masuk sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Kisaran tamat tahun 2004. Tahu 2004 masuk sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Kisaran tamat tahun 2007.

Pada tahun 2007 penulis diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur PMP. Selama masa perkuliahan penulis aktif mengikuti berbagai organisasi kemahasiswaan, antara lain Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) dan Pers Mahasiswa Suara Usu.

Pada bulan Desember 2011 penulis melaksanakan penelitian skripsi di Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Kemudian pada bulan juni 2011 melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Desa Bagan Baru, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini berjudul Penilaian Kinerja Keuangan Petani Padi Sawah Melalui Analisis Neraca. Lokasi penelitian di Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan arahan berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendaham hati penulis mengucapkan terima ksih kepada :

1. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk mengajar, dan membimbing serta memberi masukan dan semangat yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan ilmu dan wawasan ilmiah secara detail, yang mengayomi dan memberikan masukan yang sangat berarti kepada penulis.


(6)

4. Bapak dan Ibu dosen yang ada di Fakultas Pertanian Sumatera Utara, khusunya Departemen Agribisnis.

5. Seluruh Staf pengajar dan Pegawai Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Kepala Desa beserta Bapak dan Ibu PPL di Desa Wonosari yang banyak memberikan informasi demi kelancaran skripsi ini.

7. Seluruh petani padi sawah yang menjadi sampel dalam penelitian di Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.

Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada Ayahanda Safrin Sinaga dan Ibunda R. Purba, dan keluarga atas motivasi , kasih sayang dan dukungan baik secara materi maupun doa yang diberikan kepada penulis.

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman seperjuangan stambuk SEP’07 yang telah memberi dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Medan, Juli 2012


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 6

2.2 Landasan Teori ... 9

2.3 Kerangka Pemikiran ... 13

2.4 Hipotesis Penelitian... 15

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 16

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 19

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 19

3.4 Metode Analisa Data ... 19

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi ... 22

Batasan Operasional ... 23

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Letak Geografis dan Luas Wilayah ... 24

Sejarah Desa ... 24

Keadaan Penduduk ... 25

Sarana dan Prasarana... 27

Organisasi Sosial Kemasyarakatan ... 28

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kecukupan Modal Kerja Usahatani Petani Padi Sawah ... 30


(8)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 43 Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

1. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Sawah

di Kabupaten Deli Serdang tahun 2010 ... 17

2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Di Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009 ... 18

3. Distribusi Penduduk menurut Kelompok Umur ... 25

4. Distribusi Penduduk menurut jenis Mata pencaharian ...26

5. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal ... 27

6. Sarana dan Prasaran ...28

7. Organisasi Sosial Kemasyarakatan ... 29

8. Rata-rata Upah Tenaga Kerja ... 35

9. Rata-rata Besar Modal Kerja Petani Padi Sawah ... 36

10.Kinerja Keuangan Petani Padi Sawah ... 39


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal

1. Skema Kerangka Pemikiran Penilaian Kinerja Keuangan Petani Padi Sawah ... 21


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No

Judul

1. Aktiva (asset) Petani di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

2. Kewajiban Petani Padi Sawah di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

3. Total Biya Benih di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

4. Pestisida/ Obat-obatan yang di pergunakan Petani padi sawah

5. Biaya Penyusutan Peralatan di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

6. Sarana Produksi di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

7. Neraca per Petani di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

8. Kinerja Keuangan Petani Padi Sawah di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang


(12)

ABSTRAK

WIWIK MARDIANA SINAGA (070304012/AGRIBISNIS), dengan judul skripsi PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PETANI PADI SAWAH MELALUI ANALISIS NERACA DI DESA WONOSARI KECAMATAN

TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG. Penelitian ini

dibimbing oleh Ir. Luhut Sihombing, MP dan Sri Fajar Ayu, SP, MM,DBA.

Tujuan penelitian bagi penulis adalah untuk mengetahui kecukupan modal kerja usahatani padi sawah di daerah penelitian dan untuk mengetahui kinerja keuangan usahatani padi sawah dalam bentuk kemampuan membayar hutang jangka pendek di daerah penelitian.

Metode penelitian dilakukan secara purposive yaitu secara sengaja berdasarkan banyaknya petani padi sawah. Lokasi penelitian terpilih di Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang dengan pertimbangan bahwa desa wonosari merupakan desa yang memeiliki jumlah petani yang lebih banyak dan produksi tertinggi. Populasi adalah petani yang memiliki padi sawah di desa wonosari. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel petani sebanyak 30 KK, untuk melihat kecukupan modal kerja petani padi sawah di analisis dengan rasio kecukupan modal kerja, sedangkan untuk melihat kinerja keuangan petani padi sawah di analisis dengan rasio lancar, rasio cepat damn cah ratio.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan petani padi sawah di wonosari kurang baik (tidak likuid), hal ini di lihat dari besar nya rasio kecukupan modal kerja, rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas yaitu sebesar 71 %, apabila ratio dibawah 200% maka usahatani tersebut kurang baik (tidak likuid). Kata kunci : Neraca, Kinerja keuangan, rasio kecukupan modal kerja, rasio lancar,


(13)

I.

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Akuntansi memberikan informasi yang dapat membantu berbagai pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan ekonomis. Informasi akuntansi sebagaimana tersaji di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, prestasi operasi dalam suatu rentang waktu, serta informasi lainnya yang berkaitan dengan perusahaan yang bersangkutan (Warren,2005).

Ditinjau dari sudut pandang manajemen, neraca keuangan merupakan media bagi mereka untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahaan yang dikelola kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sedangkan ditinjau dari sudut pandang pemakai, informasi akuntansi diharapkan dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang rasional dalam praktik bisnis yang sehat.

Dalam skripsi ini penulis membahas mengenai Penilaian kenerja petani padi sawah pada aspek keuangan, dalam mengevaluasi sejauh mana kinerja keuangan usahatani salah satu indikator yang dipakai yaitu neraca keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan usahatani padi sawah teknik yang digunakan yaitu analisis rasio keuangan.


(14)

karena dengan melakukan analisis ini akan dapat diketahui bagaimana kondisi keuangan usahatani yang sebenarnya. Hasil analisis rasio inilah kemudian dijadikan sebagai pedoman bagi perusahaan untuk menilai kinerja keuangan petani padi sawah.

Tujuan suatu usaha tidak akan tercapai bila tidak ada modal kerja sebagai penunjang yang digunakan dalam penganggaran modal. Karena itu modal yang diatur secara optimal sangat dibutuhkan karena dapat mempengaruhi tingkat resiko dan biaya dari setiap jenis modal. Modal kerja yang optimal dapat berubah sewaktu-waktu yang pada gilirannya mengubah biaya modal kerja.

Mengingat pentingnya kecukupan modal kerja dan penilaian kinerja keuangan petani, maka petani harus memiliki keahlian dalam menyusun dan memilih modal kerja yang sesuai, yang menjadi masalah bahwa petani padi sawah tidak sering malakukan sistem pencatatan laporan keuangan usahataninya.

Ditinjau dari sudut pandang manajemen, laporan keuangan merupakan media bagi mereka untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahaan yang dikelola kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sedangkan ditinjau dari sudut pandang pemakai, informasi akuntansi diharapkan dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang rasional dalam praktik bisnis yang sehat (Munawir,2002).

Pembuatan laporan keuangan diperlukan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan yang dicapai perusahaan terutama dalam kinerja keuangan (kekayaannya) agar dalam membuat suatu kebijakan dimasa mendatang pemimpin

suatu usaha telah memilki dasar pertimbangan dalam penerapan kebijakan tersebut dengan mengacu pada segi finansial suatu usaha.


(15)

Dalam mengevaluasi sejauh mana kinerja keuangan usahatani salah satu indikator yang dipakai oleh perusahaan adalah informasi akuntansi berupa laporan keuangan. Untuk mengevaluasi laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan ini, biasanya dilakukan dengan analisis rasio keuangan. Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu usaha. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam penulisan ini, penulis hanya menjelaskan mengenai neraca karena dalam penelitian ini rasio keuangan yang digunakan berasal dari neraca. Analisis rasio keuangan ini sangat perlu dilakukan oleh usahatani karena dengan melakukan analisis ini akan dapat diketahui bagaimana kondisi keuangan usahatani yang sebenarnya. Hasil dari analisis rasio inilah kemudian dijadikan sebagai pedoman bagi suatu usaha untuk menilai kinerja keuangan usahatani dan untuk pengambilan keputusan bagi manajemen serta tindakan dan kebijakan yang diperlukan untuk perkembangan usahatani di masa yang akan datang.

Laporan keuangan seperti neraca dapat menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu usaha. Menurut Amin (1997), Neraca digunakan untuk mengetahui/menetapkan posisi likuiditas perusahaan, kemampuan membayar kewajiban (solvency) dan keseimbangan penggunaan modal (stability). Selain itu Neraca dipergunakan untuk menilai komposisi modal


(16)

Dalam Standar Akuntansi Neraca keuangan meliputi Aset yang terdiri dari aset lancar, persediaan, aset tetap, dan asset tetap lainnya. Komponen lainnya adalah Kewajiban yang terdiri dari kewajiban jangka pendek dan jangka panjang, serta ekuitas dana yang mencatat semua ekuitas yang dimiliki perusahaan (Amin,1997). Neraca keuangan diperlukan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan yang dicapai usahatani terutama dalam hal keuangannya, sehingga dalam membuat suatu kebijakan dimasa mendatang petani telah memiliki dasar pertimbangan dalam penerapan kebijakan-kebijakannya. Melalui analisis terhadap neraca usahatani dapat diketahui bagaimana kecukupan modal sebuah usahatani, serta bagaimana kinerja keuangan petani dalam bentuk kemampuan membayar hutang jangka pendek.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa penting untuk melakukan riset tentang Penilaian Kinerja Keuangan Petani Padi Sawah Melalui Analisis Neraca di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.


(17)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1) Bagaimana kecukupan modal kerja usahatani petani padi sawah di daerah penelitian?

2) Bagaimana kinerja keuangan petani padi sawah dalam bentuk kemampuan membayar hutang jangka pendek di daerah penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:

1) Untuk mengetahui kecukupan modal kerja usahatani padi sawah di daerah penelitian.

2) Untuk mengetahui kinerja keuangan usahatani padi sawah dalam bentuk kemampuan membayar hutang jangka pendek di daerah penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Sebagai masukan bagi petani dan pihak-pihak yang berkepentingan 2. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi pihak-pihak yang membutuhkan. 3. Bagi peneliti sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian sarjana di


(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Analisis neraca keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang (Hansen,2000).

Neraca adalah laporan keuangan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir bulan fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut Balance sheet.

Menurut Munawir (2002), neraca adalah laporan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu padi sisi sebelah kiri neraca menunjukkan aktiva perusahaan, sedangkan sebelah kanan menunjukkan kewajiban dan ekuitas atau klaim terhadap aktiva tersebut.

Menurut Amin ( 1997), Neraca adalah suatu laporan keuangan sistematis tentang aktiva, hutang dan modal sendiri dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu dengan demikian neraca menyajikan informasi perusahaan mengenai aktiva, kewajiban dan struktur modal pada suatu periode tertentu. Tujuan neraca pada umumnya adalah untuk menunjukkan proses keuangan suatu perusahaan pada


(19)

tanggal tertentu, yang biasanya pada waktu dimana buku-buku di tutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender.

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa neraca mengandung tiga unsur yaitu aktiva, hutang dan modal yang disusun oleh suatu perusahaan pada suatu saat atau tanggal tertentu yang biasanya pada waktu tutup buku. Suatu neraca keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikan dalam neraca keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan. Namun demikian, perlu disadari bahwa neraca keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Secara umum, neraca keuangan menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

Neraca, juga disebut daftar posisi keuangan, melaporkan harta, hutang dan ekuitas suatu perusahaan pada akhir tiap periode akuntansi. Daftar perhitungan laba rugi melaporkan pendapatan, beban, keuntungan, kerugian dan hasil berupa laba atau rugi bersih dan mengikhtisarkan kinerja perolehan keuntungan perusahaan selama satu periode akuntansi. Daftar perubahan dalam ekuitas pemilik mengikhtisarkan transaksi yang mempengaruhi ekuitas pemilik selama satu periode. Terakhir, daftar arus kas mengikhtisarkan arus kas masuk dan keluar dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas keuangan selama periode akuntansi yang

bersangkutan (Sadeli,2000). Tujuan dan fungsi utama dari neraca keuangan adalah memberikan informasi


(20)

berkepentingan sebagai bahan pertimbangan didalam pengambilan keputusan ekonomi. Para pemakai laporan keuangan tersebut akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan yang diambilnya, dan menyediakan informasi mengenai kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai informasi akutansi dalam pengambilan keputusan.

Untuk memudahkan para pemakai guna memahami informasi di dalam neraca keuangan diperlukan suatu alat analisis, karena neraca keuangan lebih ditekankan untuk memenuhi keperluan berbagai pihak sehingga neraca keuangan tersebut bersifat umum. Analisis neraca keuangan juga memberikan gambaran mengenai hasil keuangan dimasa lalu yang dicapai maupun kegagalan yang dialami. Selain itu pihak manajemen akan mengetahui penggunaan modal serta sumber-sumber perolehan modal pada waktu tertentu. Neraca keuangan yang telah disusun perlu dianalisis lebih lanjut, karena dalam neraca keuangan tersebut akan mencerminkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah diambil dalam rangka mengantisipasi terhadap kebijaksanaan yang akan diambil manajemen untuk masa yang akan datang.

Hal terpenting dalam analisis neraca keuangan adalah untuk tetap melanjutkan kebijaksanaan yang telah ditempuh, atau perlu digunakan kebijaksanaan baru dan meninggalkan yang lama untuk memperoleh hasil yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Untuk dapat mengetahui kondisi atau kinerja keuangan perusahaan analisis rasio merupakan alat yang paling populer untuk menganalisis neraca. Dimana dari


(21)

analisis dapat diketahui likuiditas perusahaan, karena analisis rasio menggunakan data keuangan yang diambil dari neraca usahatani.

2.2Landasan Teori

Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif jika produsen atau petani tersebut dapat mengalokasikan sumber daya yang merela miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya; dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber daya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input) (Soekartawi, 1995).

Didalam berusaha tani adalah merupakan suatu kombinasi yang tersusun dari faktor-faktor produksi dimana petani/keluarga petani bercocok tanam. Dalam mengelola usaha tani ketersediaan faktor produksi yang terdiri atas lahan, tenag kerja, modal dan keahlian sangat berpengaruh terhadap lancar atau tidaknya usaha tani tersebut. Keberhasilan suatu usahatani sangat bergantung pada peranan petani untuk mengelola usaha taninya. Seorang petani harus mampu memanfaatkan faktor produksi dan kesempatan yang ada. Petani berusaha membuat usahataninya semaksimal mungkin agar mendapat keuntungan yang terus bertambah yang sangat menunjang bagi peningkatan petani (Mosher, 1987).

Sistem usaha tani mengandung pengertian pola pelaksanaan usahatani masyarakat yang berkaitan dengan tujuanya. Secara umum, tujuan utama pertanian atau usaha tani yang diterapkan sebagian besar petani adalah untuk


(22)

memenuhi kebutuhan keluarga ( pola subsistence). Tetapi ada juga yang bertujuan untuk di jual kepasar atau market oriented (Daniel, 2002).

Neraca merupakan suatu daftar yang menggambarkan aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan pada suatu saat tertentu, biasanya pada tanggal 31 Desember. Perbedaan antara aktiva dan hutang disebut modal atau ekuitas modal atau ekuitas dapat dikatakan sebagai jumlah aktiva yang benar-benar dapat diakui sebagai

milik para pemilik organisasi atau jumlah yang tersisa jika semua hutang dibayar. (Warren,2005).

Neraca juga dikenal sebagai “ laporan posisi keuangan”. Dengan mengikuti model akuntansi tradisional, neraca adalah laporan historis yang menyajikan hasil kumulatif dari semua transaksi masa lalu suatu perusahaan yang diukur dalam satuan harga perolehan (biaya historis).

Neraca adalah penjelasan dari persamaan akuntansi :

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik

Untuk mencerminkan sudut pandang ekuitas pemilik maka persamaan akuntansi menjadi :

Ekuitas Pemilik = Aktiva - Kewajiban

Perkiraan-perkiraan yang ada di neraca disebut juga perkiraan rill karena perkiraan-perkiraan tersebut masih terlihat pada awal periode berikutnya. Perkiraan-perkiraan ini melaporkan kenaikan dan penurunan saldo perkiraan mulai saat perusahaan didirikan. Perkiraan rill yang terdiri dari asset, kewajiban


(23)

dan ekuitas pemilik tidak ditutup saldonya menjadi nol pada setiap akhir periode akuntansi. Saldo yang ada pada perkiraan rill pada akhir periode dibawa terus ke periode berikutnya.

Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang utama yang memberikan dasar untuk perhitungan tingkat pengembalian, pengevaluasian struktur modal perusahaan, penilaian likuiditas dan fleksibilitas keuangan dari perusahaan tersebut, untuk menentukan likuiditas dan solvabilitas perusahaan, maka pimpinan perusahaan harus menganalisa neraca.

Menurut Amin (1997), Komponen-komponen Neraca dapat dikelompokkaan sebagai berikut:

1. Harta Aktiva ( Asset)

Harta Aktiva ( Asset) merupakan seluruh kekayaan (asset) perusahaan baik kekayaan yang berwujud maupun kekayaan yang tidak terwujud, termasuk didalamya adalah hak patent. Dalam penyususnan suatu aktiva disusun berdasarkan tingkat liquiditas dari aktiva tersebut, artinya aktiva yang paling liquid pada posisi paling atas kemudian diikuti sampai pada aktiva yang paling tidak liquid. Ada dua kategori aktiva yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar (aktiva tetap).

Harta = Hutang + Modal

1.1 Aktiva lancar yaitu aktiva perusahaan yang berupa kas atau aktiva yang lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam


(24)

satu tahun atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan, jika melampaui satu tahun.

1.2 Aktiva tetap adalah dalam kelompok harta-harta yang relatif sifatnya permanen, dan dipergunakan dalam operasi usaha perusahaan yaitu sama sekali tidak dimaksud untuk dijual kembali.

Komponen Harta (asset) yaitu : tanah, bangunan, rumah semai, peralatan pertanian, uang tunai ditangan, uang di bank, ternak, pembibitan.

2. Kewajiban

Kewajiban merupakan jumlah hutang untuk keperluan usahatani yang harus dibayar kepada pemberi pinjaman seperti upah tenaga kerja, pemasok benih, pemasok pupuk dan transportasi. Komponen kewajiban meliputi:pembayaran sewa lahan per periode (musim tanam, bulan, tahun), bunga pinjaman di bank, tagihan telepon untuk usahatani, hutang untuk pembayaran upah tenaga kerja, uang yang dipinjam dari pemasok untuk menyediakan pupuk.

3. Modal

Modal merupakan bagian hak pemilik dalm perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan utang yang ada. Modal perusahaan umumnya berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha yang tidak dibagikan kepada pemilik perusahaan.

Modal = Aktiva – Kewajiban

Untuk dapat mengetahui kondisi atau kinerja keuangan usahatani analisis rasio merupakan alat yang paling populer untuk menganalisi laporan keuangan. Dimana


(25)

dari analisis dapat diketahui likuiditas dan modal kerja karena analisis rasio menggunakan data keuangan yang diambil dari neraca usahatani. Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana neraca (Balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu.

2.3Kerangka Pemikiran

Usahatani padi sawah merupakan sumber pendapatan yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan keluarga. Sangat sedikit petani padi sawah yang mengetahui dan memberikan perhatian terhadap pengelolaan usahataninya khususnya dalam melakukan pencatatan harian secara rutin.

Untuk mengetahui kinerja keuangan pada usahatani padi sawah, maka perlu diketahui tentang bagaimana kondisi keuangan usahatani padi sawah yaitu dengan menggunakan laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan yang menceritakan tentang posisi keuangan suatu badan usaha/perusahaan pada suatu saat tertentu, hasil usaha selama periode tertentu, dan perubahan-perubahan yang telah terjadi atas posisi keuangan .

Laporan keuangan yang digunakan dalam penilaian kinerja dengan menggunakan analisis neraca. Neraca keuangan merupakan sebuah keseimbangan yang dimana terdapat dua beban dikanan dan kiri yang berisi Harta, kewajiban dan modal . Untuk mengetahui kinerja keuangan usahatani padi sawah diperlukan analisis rasio keuangan, rasio keuangan merupakan teknik untuk mengetahui secara cepat kinerja keuangan suatu usaha. Melalui analisis rasio kecukupan modal kerja, rasio


(26)

rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas dapat diketahui kinerja keuangan usahatani padi sawah.

Adapun skema dari kerangka pemikiran ini dapat dilihat pada gambar skema kerangka pemikiran berikut ini:

Gambar 1: Skema Kerangka Pemikiran penilaian kinerja petani padi sawah melalui analisis neraca usahatani.

Keterangan :

: Terdiri atas : Mempengaruhi

Laporan Keuangan

Analisis Rasio Keuangan

Passiva: Kewajiban modal Aktiva:

Harta Neraca

Usahatani Padi Sawah

Rasio cepat Rasio kecukupan modal kerja

Kinerja keuangan usahatani padi sawah


(27)

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah penulis tetapkan di atas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Kinerja keuangan petani padi sawah di desa wonosari kecamatan tanjung morawa kabupaten deli serdang dilihat dari analisis rasio keuangan yaitu rasio kecukupan modal kerja, rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas dianggap tidak likuid (tidak baik).


(28)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian dilaksanakan di Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa,

Kabupaten Deli Serdang. Daerah ini ditetapkan secara purposive ( Singarimbun dan Sofyan, 1989 ). Yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun pertimbangannya adalah Kecamatan Tanjung Morawa merupakan daerah yang berdasarkan penilaian peneliti bahwa daerah tersebut merupakan daerah yang dapat dijangkau oleh peneliti.


(29)

Tabel.1 Luas Panen, Prodiksi Dan Produktivitas Padi Sawah Per Kecamatan Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

No Kecamatan Luas Panen Produksi Produktivitas

(Ha) (Ton) (Kw/Ha)

1 Gunung Meriah 1.132 5.723 50.56

2 STM Hulu 1.170 5.864 50.12

3 Sibolangit 1.345 6.800 50.56

4 Kutalimbaru 2572 13.124 51.03

5 Pancur Batu 1.070 5.441 50.85

6 Namorambe 2.155 11.207 52.00

7 Biru-Biru 1.933 9.850 50.96

8 STM Hilir 2.202 11.260 51.14

9 Bangun Purba 144 721 50.10

10 Galang 2.095 10.946 52.25

11 Tanjung Morawa 5.250 27.579 52.53

12 Patumbak 1.309 6.583 50.29

13 Deli Tua 40 202 50.44

14 Sunggal 5.276 27.633 52.38

15 Hamparan Perak 15.384 80.456 52.30

16 Labuhan Deli 6.800 35.323 51.95

17 Percut Sei Tuan 10.557 55.825 52.78

18 Batang Kuis 2.168 10.925 50.39

19 Pantai Labu 8.337 43.330 51.97

20 Beringin 5.331 28.499 53.46

21 Lubuk Pakam 3.608 19.400 53.77

22 Pagar Merbau 4.684 25.204 53.81

Total 84.582 441.897 52.24

Sumber: Badan Pusat Statistik Deli Serdang

Dari Tabel 1 dilihat dari luas panen secara keseluruhan yaitu sekitar 84.582 Ha dengan total produksi sebesar 441.897 Ton dan Produktivitas 52.54 kw/ha. Salah satu kecamatan di kabupaten deli serdang yang menjadi tujuan penulis dalam melakukan penelitian adalah Kecamatan Tanjung Morawa dengan luas panen 5.250 Ha yang apabila dilihat Tabel 1 kecamatan tersebut masuk dalam peringkat ke 7 setelah Kecamatan Sunggal dengan luas panen 5.276 Ha, Kecamatan beringin 5.331, Kecamatan Labuhan Deli 6.800, Kecamatan Pantai Labu 8.337 Ha, Kecamatan Percut Sei Tuan 10.557 Ha, Kecamatan Hamaparan Perak 25.384 Ha.


(30)

Tabel 2. Luas Panen, Produkai dan Rata-rata Produksi Padi Sawah di Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009

No

Desa / Kelurahan Luas Panen Produksi Produktivitas

(Ha) ( Ton ) ( Kw / Ha)

1 Medan senembah 89.40 290.94 32.54

2 Bandar labuhan 55.67 217.39 39.05

3 Bangun rejo 33.74 100.38 29.75

4 Aek Pancur 0.00 0.00 0.00

5 Naga Timbul 303.64 1185.74 38.55

6 Lengau seprang 428.47 1713.05 39.98

7 Sei merah 37.11 148.38 39.98

8 Dagang karawan 20.24 80.93 39.98

9 Tanjung morawa Pkn 0.00 0.00 0.00

10 Tanjung Morawa A 136.64 444.65 32.54

11 Limau manis 55.67 196.68 35.33

12 Ujung serdang 214.24 756.93 35.33

13 Bangun sari 129.84 495.15 38.12

14 Bangun sari baru 215.92 843.19 39.05

15 Buntu bedimbar 0.00 0.00 0.00

16 Telaga sari 33.74 109.79 32.54

17 Dagang kelambir 50.61 197.63 38.55

18 Tanjung morawa B 215.92 762.89 35.33

19 Tanjung Baru 244.60 955.18 47.72

20 Punden rejo 116.39 465.35 39.98

21 Tanjung mulia 168.69 862.64 50.47

22 Perdamean 608.96 3680.34 59.65

23 Wonosari 1049.24 6341.19 55.06

24 Dalu sepuluh A 138.32 540.17 38.12

25 Dalu sepuluh B 387.99 1479.04 38.95

26 Penara kebun 0.00 0.00 0.00

Total 4735.06 21867.64 46.18

Sumber: Badan Pusat Statistik Deli Serdang, 2009

Pertimbangan lainnya dalam memilih desa wonosori adalah desa wonosari merupakan salah satu desa di kecamatan Tanjung Morawa yang mempunyai luas panen dan produksi tertinggi.


(31)

3.2Metode Pengambilan Sampel

Sampel dalam penelitian ini ditetapkan dengan menggunakan metode

Simple Random Sampling (secara acak), yaitu cara pemilihan sampel dimana anggota dari populasi dipilih satu persatu secara random (semua mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih) dimana jika sudah dipilih tidak dapat dipilih lagi. Dari seluruh jumlah populasi petani padi sawah di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dianggap homogen. Maka Jumlah responden yang diambil sebanyak 30 sampel karena menurut Teori Bailey (Hasan, 2002; 60), menyatakan ukuran sampel paling minimum adalah 30 sampel dari suatu populasi.

3.3Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data Primer diperoleh dari wawancara langsung dengan menggunakan Daftar Pertanyaan (kuesioner) kepada petani dan penyuluh pertanian di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, Badan Pusat Statistik, Kantor Kepala Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dan literatur.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah 1 dianalisis dengan menggunakan metode kuantitatif. Alat analisis yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal kerja digunakan rasio kecukupan modal kerja. Dengan rumus :


(32)

WC = CA-CL

Dimana:

WC: Kecukupan modal kerja ( Working Capital) CA: Aset lancar (Current Aset)

CL: Utang lancar (Djarwanto, 1984)

Untuk identifikasi masalah 2 yaitu untuk mengetahui penilaian kinerja keuangan petani usahatani padi sawah yaitu dengan :

a. Rasio Lancar ( Current ratio )

Rasio Lancar ( Current ratio ) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan suatu usahatani dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rumus :

b. Rasio cepat ( Quick

Ratio ) Rumus :


(33)

c. Cash ratio ( Ratio kas )

Cash ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan surat berharga (efek) yang segera dapat diuangkan. Cash ratio dirumuskan sebagai berikut:


(34)

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional:

Memperjelas dan menghindari kesalahpahaman penafsiran penelitian ini, maka dibuat beberapa defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

3.5.1 Defenisi

1. Usahatani padi sawah adalah usahatani yang mengusahakan tanaman padi dengan sistem manajemen dan memanfaatkan faktor produksi seoptimaldan seefisien mungkin yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan selama satu musim tanam.

2. Neraca keuangan adalah laporan yang berisi harta (asset), utang atau kewajiban-kewajiban pada pihak lain (liebilities) beserta modal (capital) dari suatu perusahaan pada saat tertentu.

3. Harta Aktiva adalah seluruh kekayaan ( asset ) perusahaan baik kekayaan yang berwujud maupun kekayaan yang tidak berwujud, termasuk didalamnya adalah hak paten.

4. Pasiva adalah pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan pada masa yang akan datang. Pengorbanan untuk masa yang akan datang ini terjadi akibat kegiatan usaha kewajiban ini dibedakan menjadi utang lancar dan utang jangka panjang.

5. Modal (capital) adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang merupakan selisih antara aktiva dan hutang perusahaan.


(35)

6. Hutang (Kewajiban) adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang atau menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertentu.

7. Pendapatan usahatani adalah penerimaan yang diperoleh usahatani padi sawah.

8. Biaya produksi usahatani adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan usahatani padi sawah.

9. Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.

10.Analisis rasio keuangan adalah hasil analilsa yang dinyatakan dalam bentuk rasio yang merupakan perbandingan antara suatu rekening tertentu dalam laporan keuanagan.

11.Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar, jadi modal kerja adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek kas.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

2. Sampel adalah petani padi sawah yang terletak di daerah penelitian 3. Waktu penelitian dilaksanakan tahun 2012


(36)

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Luas dan Letak Geografis

Penelitian ini dilakukan di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Desa ini mempunyai tofografi datar dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Penara Kebun - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tanjung Baru - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Perdamean

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Dalu X A dan Desa Dalu X B

Luas wilayah desa ini 716 Ha. Terbagi atas luas areal darat sebesar 116 Ha dan luas areal persawahan sebesar 600 Ha. Desa ini terbagi atas 16 Dusun. Desa Wonosari ini terletak pada ketinggian 35 mdpl. Memiliki temperatur 30°C dengan curah hujan rata-rata dari 100 mm–200 mm/tahun. Desa ini berjarak lebih kurang 8 Km dari Ibukota Kecamatan Tanjung Morawa, terletak dipinggir jalan Medan-Lubuk Pakam, tepatnya di Pasar VII Kecamatan Tanjung Morawa.

Sejarah Desa

Desa Wonosari pada masa dahulu merupakan hutan belantara, kemudian Pemerintah Belanda membuka areal ini menjadi areal perkebunan. Dengan dibukanya daerah ini, maka banyak rakyat yang datang ke daerah ini untuk bekerja membuka lahan sekaligus menetap dan juga membuka lahan untuk


(37)

mereka sendiri untuk ditanami dengan tanaman pangan. Adapun nama Wonosari, berasal dari kata Wono yang berarti hutan dan Sari yaitu rasa. Maka Wonosari mengandung arti hutan atau bekas hutan.

Keadaan Penduduk

Penduduk di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa, pada umumnya bersuku Batak dan Jawa. Serta pada umumnya beragama Islam dan Kristen. Mereka selalu hidup rukun dan saling menghormati antar suku dan agama yang disatukan dalam tali persaudaraan dan kekeluargaan sehingga tidak ada perselisihan antar kelompok atau etnis. Jumlah penduduk di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa ini terdiri dari 9.950 jiwa (2.400 KK) dengan jumlah penduduk pria sebanyak 5.070 jiwa dan wanita sebanyak 4.880 jiwa.

Tabel 3. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 0–15 3.943 39,63

2 16–55 4.721 47,45

3 >56 1.286 12,92

Jumlah 9.950 100,00

Sumber : Data Monografi Desa Wonosari Tahun 2010

Tabel 8 di atas memperlihatkan bahwa jumlah penduduk yang terbesar terdapat pada kelompok umur 16–55 tahun sebanyak 4.721 jiwa dengan persentase sebesar 47,45%, sedangkan penduduk yang terendah terdapat pada kelompok umur >56 tahun sebanyak 1.286 jiwa dengan persentase sebesar 12,92%. Dengan demikian, perbandingan persentasenya adalah sebesar 34,53% atau 3.435 jiwa.


(38)

Mata pencaharian ataupun jenis pekerjaan penduduk di Desa Wonosari, mayoritasnya sebagai pelajar dan petani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini :

Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

No Uraian Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 Pelajar 4.934 49,59

2 Petani 1.311 13,18

3 Ibu Rumah Tangga 1.100 11,06

4 Pegawai Swasta 876 8,80

5 Pedagang 605 6,08

6 Pegawai Negeri 517 5,19

7 Pensiunan 219 2,20

8 Polisi 7 0,07

9 TNI 4 0,04

10 Lainnya 377 3,79

Total 9.950 100,00

Sumber : Data Monografi Desa Wonosari Tahun 2010

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Wonosari Kecamatan Tanjung

Morawa memiliki beragam pekerjaan. Sebagian besar penduduk Desa Wonosari

Kecamatan Tanjung Morawa adalah berprofesi sebagai pelajar dan petani. Penduduk

yang bermata pencaharian sebagai pelajar sebanyak 4.934 jiwa dengan persentase sebesar 49,59%, sedangkan yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 1.311 jiwa dengan persentase sebesar 13,18%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persentase perbandingan antara penduduk yang bermata pencaharian sebagai pelajar dengan petani adalah sebesar 36,41% atau 3.623 jiwa.

Tingkat pendidikan formal merupakan salah satu kunci utama dalam membangun dan mengembangkan masyarakat, karena pendidikan merupakan fundamental dasar dalam pembentukan pola pikir dan pandangan masyarakat di tengah-tengah


(39)

lingkungannya. Gambaran tingkat pendidikan di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini.

Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 Belum Sekolah 527 5,29

2 TK 172 1,73

3 Sekolah Dasar (SD) 1.130 11,35

4 Tidak Tamat SD 534 5,38

5 SLTP/Sederajat 2.114 21,24

6 Tidak Tamat SLTP 21 0,21

7 Tamat SLTP 791 7,95

8 SLTA/Sederajat 1.205 12,11

9 Tidak Tamat SLTA 32 0,33

10 Tamat SLTA 2.701 27,14

11 D1, D2, D3 148 1,49

12 Tamat D1, D2, D3 95 0,96

13 Sarjana 165 1,65

14 Tamat Sarjana 86 0,87

15 Tidak Sekolah 229 2,30

Total 9.950 100,00

Sumber : Data Monografi Desa Wonosari Tahun 2010

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dijalani penduduk di Desa Wonosari pada umumnya dan sebahagian dari total penduduk menyelesaikan sekolah di tingkat SLTA sederajat, yaitu sebesar 2.701 jiwa (27,14%), tetapi masih ada penduduk yang tidak menduduki bangku sekolah, yakni sebanyak 229 jiwa (2,30%).

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan infrastruktur yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sarana dan Prasarana kegiatan ekonomi masyarakat dapat dilakukan. Perkembangan suatu daerah sangat membutuhkan suatu alat


(40)

yang dapat mempercepat akses masuknya arus informasi bagi perkembangan daerah tersebut. Sarana dan prasarana yang terdapat diDesa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

Tabel 6. Sarana dan Prasarana di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

No Fasilitas dan Prasarana Jumlah

1 Pendidikan TK 4

SD 6

SLTP 3

SLTA 2

2 Pertanian Pompa Air 90

Sumur Bor 300

Hand Traktor 45

Mesin Panen 7

3 Sosial Ekonomi Pertanian Kios Saprodi 5

Pasar Tradisional 1

Kelompok Tani 16

4 Lembaga Desa LKMD 1

BPD 1

PKK 1

POLMAS 1

Sumber : Data Monografi Desa Wonosari Tahun 2010

Tabel 6 di atas menunjukkan ketersediaan sarana dan prasarana di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang cukup baik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat baik di bidang pendidikan, pertanian, sosial ekonomi pertanian, maupun lembaga lembaga desa yang ada.

Organisasi Sosial Kemasyarakatan

Organisasi sosial kemasyarakatan ini merupakan suatu wadah diskusi dan berkumpul bagi para masyarakat pedesaan yang dibentuk atau didirikan atas kebutuhan seluruh warga masyarakat di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.


(41)

Tabel 7. Organisasi Sosial Kemasyarakatan di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

No Organisasi Sosial Kemasyarakatan Jumlah

1 Kelompok Tani 16

2 Pengrajin 25

3 Koperasi -

Sumber : Data Monografi Desa Wonosari Tahun 2010

Tabel 7 di atas menunjukkan organisasi sosial kemasyarakatan di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang cukup baik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat melalui organisasi sosial kemasyarakatan ini.


(42)

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan terhadap 30 petani padi sawah yang ada di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini membuat neraca keuangan petani padi sawah selama periode. Dalam usaha menganalisis dilakukan analisis kecukupan modal kerja dan kemampuan membayar hutang jangka pendek dengan rasio lancar, rasio cepat dan ratio kas.

5.1 Kecukupan Modal Kerja Usahatani Petani Padi Sawah di Daerah Penelitian

Setiap suatu usaha membutuhkan modal kerja untuk membelanjai usahanya sehari-hari, misalnya untuk membeli perlengkapan, upah tenaga kerja, dan lain sebagainya. Modal kerja memiliki peran yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Apabila sebuah perusahaan tidak memiliki modal kerja maka perusahaan tersebut tiak dapat beroperasi. Menurut Riyanto (1991), bahwa pengertian modal kerja merupakan kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka pendek maupun dari pemilik suatu usaha.

Aktiva lancar merupakan kas dan sumber-sumber lain yang dapat diharapkan dicairkan menjadi uang kas, dijual atau dipakai dalam satu tahun. Komponen dari aktiva lancar meliputi kas petani padi sawah. Sedangkan hutang jangka pendek merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu yang normal umumnya satu tahun. Hutang jangka pendek meliputi hutang dagang dan hutang gaji.


(43)

Untuk menentukan kecukupan modal kerja petani padi sawah menggunakan rasio likuiditas dengan menggunakan analisis current ratio. Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dengan segera, apabila usahatani padi sawah memiliki kemampuan memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi dapat dikatakan bahwa usahatani padi dawah tersebut likuid, dan sebaliknya usahatani padi sawah yang tidak mampu membayar kewajiban finansialnya (keuangan petani) yang segera harus dipenuhi petani tersebut dikatakan tidak likuid.

Untuk membiayai suatu aktiva tertentu perlu diusahakan agar jangka waktu pembayaran modal dipinjamkan tidak lebih singkat dari jangka waktu penggunaan atau jangka waktu terikat modal tersebut dalam usahatani. Analisis ratio yang digunakan untuk menentukan kecukupan modal kerja yaitu current ratio,

Current ratio adalah suatu cara untuk menghitung kemampuan membayar hutang-hutang lancar dengan jalan membandingkan total aktiva lancar usahatani padi sawah dengan hutang lancar. Rasio ini masih bersifat umum, artinya seluruh aktiva lancar yang terdiri dari uang kas. Rasio ini menunjukkan keamanan bagi jangka pendek semakin tinggi tingkat current ratio berarti semakin likuid usahatani padi sawah tersebut.

Riyanto (1995), current ratio yang umum digunakan sebagai standar adalah 200% atau 2:1, artinya setiap Rp 1,- hutang jangka pendek dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 2,-. Standar ini tidak mutlak untuk dipenuhi dan tergantung dari jenis


(44)

atau tipe perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan modal kerja di masa mendatang dan distribusi atau proporsi dari pada aktiva lancar dan lain-lain.

Dalam usaha menentukan besarnya modal kerja menggunakan elemen aktiva petani dan hutang yang dimiliki petani padi sawah tersebut. Aktiva merupakan seluruh kekayaan (asset) perusahaan baik kekayaan yang berwujud maupun kekayaan yang tidak berwujud. Kekayaan yang berwujud bentuknya dapat berupa harta kekayaan yang dimiliki petani padi sawah salah satunya adalah tanah, tanah sebagai modal atau harta didalam usahatani padisawah yang berperan sangat besar. Hal ini karena modal diluar tanah yang dipunyai petani sangat terbatas (kecil sekali). Sebab petani-petani belum punya modal berupa mesin-mesin atau alat-alat yang mahal harganya.

Begitu juga petani belum mempunyai bangunan-bangunan yang memerlukan biaya yang besar. Bangunan-bangunan yang dimiliki petani biasanya sederhana, dengan demikian modal tanah dapat berperan 70-90% dari modal seluruhnya. Tanah sebagai modal tidak diperhitungkan penyusutannya, tanah pada umumnya tidak turun kegunaannya maupun harganya. Hanya karena bencana alam seperti tanah longsor, banjir, atau tanah tertimbun dan lainnya yang mengakibatkan hancur dan tidak dapat dimanfaatkannya tanah.

Kekayaan tidak berwujud meliputi alat-alat pertanian dan sarana produksi, alat-alat pertanian yang dimiliki petani padi sawah umumnya berupa cangkul, parang, sabit, bajak, garu dan lain lain. Sarana produksi terdiri dari bibit, pupuk, obat pemberantas hama dan penyakit. Penggunaan sarana produksi ini pada usahatani padisawah hanya untuk sekali produksi. Jadi untuk sarana produksi


(45)

tidak diadakan penyusutan. Biaya-biaya yang dikeluarkan merupakan biaya eksploitasi atau biaya pengusahaan.

Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan dengan jelas, diukur dalam satuan uang, dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau kecepatannya berubah menjadi uang, Dalam penyusunan suatu aktiva disusun berdasarkan tingkat likuiditas dari aktiva tersebut, artinya aktiva yang paling likuid pada posisi paling atas kemudian diikuti sampai pada aktiva yang paling tidak likuid dari aktiva tersebut, artinya aktiva yang paling likuid pada posisi paling atas kemudian diikuti sampai pada aktiva yang paling tidak likuid. Ada dua kategori aktiva yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar (aktiva tetap). Aktiva lancar terdiri dari kas, sedangkan aktiva tetap meliputi tanah dan perlengkapan produksi. Menurut Djarwanto (1997), hutang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang atau menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertentu. Hutang atau kewajiban dibagi menjadi dua, yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Hutang jangka pendek merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu yang normal umumnya satu tahun. Hutang jangka pendek meliputi hutang dagang. Hutang jangka panjang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu melebihi satu tahun. Hutang jangka panjang meliputi hutang obligasi dan hutang panjang lainnya.

Modal kerja yang diperhitungan dalam penelitian ini adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam usahataninya, meliputi biaya sarana produksi


(46)

(bibit, pupuk dan pemberantas hama dan penyakit), biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan.

1. Biaya sarana produksi a. Biaya benih

Biaya benih padi sawah diperoleh berdasarkan banyaknya bibit padi (kg) yang digunakan oleh masing-masing petani. Harga benih rata-rata didaerah penelitian sebesar Rp 7000/kg. Banyaknya bibit yang dipergunakan oleh petani padi sawah rata-rata 30 kg dengan jumlah biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 350.000 dari total modal kerja rata-rata yang dikeluarkan (Lihat lampiran1).

b. Biaya pupuk

Pupuk yang digunakan oleh petani padi sawah rata rata menggunakan pupuk urea, NPK , ZA dan pupuk Sp36. Harga pupuk urea rata-rata didesa wonosari adalah Rp 2500/kg dan Rp 95.000/karung, harga pupuk ZA rata-rata Rp 3000/kg dan Rp 140.000/karung, harga pupuk Sp36 rata-rata-rata-rata Rp 4000/Karung dan harga pupuk samponen Rp 1800 (lampiran 1).

c. Biaya pemberantas hama dan penyakit

Adapun yang digunakan petani untuk memberantas hama dan penyakit menggunakan serbuk samponen dengan harga Rp 1800/ kg (lampiran 1). 2. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja yang diperhitungkan adalah biaya pengolahan lahan, penanaman, penyiangan, perawatan, dan panen dalam 1 kali musim tanam. Biaya yang harus dibayar petani kepada tenaga kerja menggunakan sistem


(47)

“borongan” artinya tidak diberikan upah tersebut terhadap setiap masing-masing buruh tani.

Tabel 9. Rata-rata Upah Tenaga Kerja Petani Padi Sawah di Desa Wonosari No Jenis Kegiatan Jenis Kelamin Upah/ Rante

1 Pengolahan Pria 40.000/Rante

2 Penanaman Wanita 35.000/Rante

3 Penyiangan Pria 17.000/Rante

4 Perawatan Pria 75.000/Hari

5 Panen Wanita 100.000/Rante

Sumber: Data Primer Desa Wonosari, 2012

3. Biaya Penyusutan Alat

Biaya penyusutan alat pertanian diperoleh dari alat-alat yang digunakan yaitu cangkul dan sabit. Biaya penyusutan alat dihitung berdasarkan harga pembelian dibagi dengan umur teknis dengan rata-rata 4 tahun. Harga alat

seperti cangkul sebesar Rp 30.000/unit sedangkan sabit sebesar Rp 25.000 jumlah alat yang dipergunakan petani padisawah tergantung

besarnya lahan padi sawah. Semakin besar lahan yang dimiliki petani berarti semakin banyak peralatan yang dimiliki petani tersebut (lampiran 1).


(48)

Tabel 10. Rata-rata Besar Modal Kerja Petani Padi Sawah di Desa Wonosari

No Komponen Modal Kerja Jumlah Rata-rata

Petani (Rp/%)

1 Aktiva Lancar 132.221.000

2 Kewajiban Lancar 186.191.000

3 Modal Kerja 5.397.000

4 Current Ratio 71%

Sumber: Data Primer diolah dari lampiran 1 dan 2

Berdasarkan Tabel 10 diatas dapat diketahui aktiva (asset) petani terdiri dari lahan memiliki rata-rata Rp 1.840.000.000, bibit memiliki rata-rata Rp 301.000, pupuk Rp 7.721.333, obat-obatan Rp 312.833 dan penyusustan peralatan rata-rata Rp 11.600., sedangkan kewajiban (hutang) yang dimiliki petani berupa sewa lahan, utang gaji, sewa traktor rata-rata berjumlah Rp 418.696.766 dan diperoleh modal kerja petani rata-rata sebesar Rp 5.397.000 dan current ratio 71%. Ini artinya bahwa petani padi sawah di desa wonosari tidak mampu membayar hutang jangka pendek yang dimiliki dengan menggunakan aktiva (harta) yang tersedia.

Semakin tinggi current ratio semakin baik usahatani padi sawah (likuid), dengan demikian modal kerja petani padi sawah baik karena rata-rata petani padi sawah memiliki current ratio dibawah 200 %. Menurut munawir (1979), mengatakan bahwa nilai 200% untuk current ratio mencapai 200% maka suatu usaha itu baik (likuid). Current ratio yang digunakan sebagai standar biasanya adalah 200% : 1 artinya setiap Rp 1,- hutang jangka pendek dijamin aktiva lancar sebesar Rp 2,-.


(49)

5.2 Penilaian Kinerja Keuangan Petani Padi Sawah di Daerah Penelitian

Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manajer/ petani. Karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkan dalam mencapai tujuan usahatani. Menurut Sawir, (2000) Penilaian Kinerja adalah kegiatan untuk menilai kesuksesan atau kegagalan suatu pusat pertanggungjawaban atau unit kerja dalam melaksanakan tugasnya.

Sedangkan menurut Hansen (2000), kinerja merupakan tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk, dengan demikian kinerja dapat diartikan sebagai istilah untuk mengukur dan menilai kegiatan suatu organisasi/ suatu bidang usaha. Untuk menilai kinerja usahatani perlu diketahui barapa Aktiva (asset) petani, kewajiban serta modal kerja yang digunakan petani padi sawah. Aktiva (asset) merupakan seluruh kekayaan (asset) perusahaan baik kekayaan yang berwujud maupun kekayaan yang tidak berwujud, dalam penyusunan suatu aktiva disusun berdasarkan tingkat likuiditas dari aktiva tersebut, artinya aktiva yang paling likuid pada posisi paling atas kemudian diikuti sampai pada aktiva yang paling tidak likuid.

Ada dua kategori aktiva yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar (aktiva tetap). Aktiva lancar terdiri dari kas dan aktiva tetap terdiri tanah dan bangunan. Hutang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang atau menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertentu. Modal kerja merupakan aktiva lancar yang digunakan yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai usahatani tanpa mengganggu likuiditas perusahaan.


(50)

Penilaian kinerja keuangan berdasarkan analisis rasio likuiditas. Analisis rasio merupakan metode analisis untuk mengetahui hubungan antara pos-pos tertentu dalam neraca. Adapun tujuan dari analisis rasio adalah untuk membantu manajer finansial, memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya terbatas. Likuiditas merupakan pengukuran kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancarnya.

Adapun kebaikan dari ratio likuiditas adalah membantu manajemen dalam mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam usahatani dan dengan ratio likuiditas dapat dilihat posisi keuangan jangka pendek usahatani. Rasio likuiditas terdiri dari rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas.

Rasio Lancar ( Current ratio ) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan suatu usahatani dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio cepat (Quick ratio) merupakan perbandingan likuiditas yaitu dengan membandingkan harta lancar menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban pendek dengan aktiva yang lebih likuid. Cash ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan surat berharga (efek) yang segera dapat diuangkan.

Untuk mengetahui bagaimana penilaian kinerja keuangan petani padi sawah di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 11:


(51)

Tabel 11. Kinerja Keuangan Petani Usahatani Padi Sawah di Desa Wonosari

No Rasio Keuangan JumlahRata-rata

( Rp / %)

1 Aktiva Lancar 132.221.000

2 Kewajiban Lancar 186.191.000

3 Modal kerja 53.970.000

4 Current ratio 71%

5 Quick ratio 71%

6 Cash ratio 71%

Sumber: Diolah dari lampiran 1, 2 dan 3

5.2.1 Rasio Likuiditas

Menurut Munawir (2002) Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Apabila perusahaan memenuhi kemampuan memenuhi kewajibannya yang segera harus dipenuhi dapat dikatakan perusahaan itu likuid dan sebaliknya.

Apabila petani memiliki kemampuan memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi dapat dikatakan bahwa usahatani tersebut likuid, dan sebaliknya petani yang tidak mampu membayar kewajiban yang segera dipenuhi petani tersebut dikatakan illikuid. Rasio likuiditas terdiri dari:

5.2.2 Current Ratio

Current ratio adalah perbandingan antara aktiva dengan hutang. Rasio ini menunjukkan seberapa besar hutang lancar dijamin oleh aktiva. Apabila perusahaan mempunyai current ratio 2 : 1 atau 200% ini berarti bahwa setiap Rp 1 hutang dijamin dengan Rp 2 aktiva. Rasio ini menunjukkan tingkat keamanan


(52)

bagi jangka pendek. Semakin tinggi tingkat current ratio berarti semakin likuidlah usahatani padi sawah tersebut.

Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa rata-rata petani mempunyai aktiva

lancar sebesar Rp 132.221.000 dan kewajiban (hutang) petani sebesar Rp186.191.000 dan mempunyai modal kerja usahatani sebesar Rp 53.970.000 current ratio rata-rata petani sebesar 71 %, Ini berarti bahwa setiap

Rp 100,- hutang lancar dijamin Rp 71 aktiva. Jika dilihat dari sudut pandang kreditur, current ratio usahatani padi sawah ini kurang baik sebab aktiva tidak dapat sepenuhnya menjamin hutang lancar. Nilai sebesar 200% yang ditetapkan untuk standar suatu usaha, Current ratio yang dimiliki oleh petani padi sawah mencapai diatas 200%, Ini berarti bahwa usahatani padi sawah yang dimiliki petani baik ( likuid ) yaitu petani mampu membayar hutang-hutang jangka pendek yang dimiliki dengan menggunakan aktiva (harta) yang tersedia. Semakin tinggi current ratio semakin baik usahatani padi sawah artinya likuidlah usahatani yang dimilki petani padi sawah tersebut.

5.2.3 Quick Ratio (Rasio Cepat)

Quick ratio merupakan perbandingan liquiditas yaitu dengan membandingkan

harta setelah dikurangi dengan hutang. Sebagai pedoman quick ratio sebesar 1 atau 100 % dipandang cukup oleh hampir setiap usahatani, akan tetapi perlu

diingat bahwa tidak ada satupun nilai quick ratio yang spesifik yang sesuai bagi semua. Quick ratio sama dengan 1, sebaiknya hanya dipandang sebagai pedoman kasar.


(53)

Berdasarkan Tabel 11 Quick ratio petani padi sawah sebesar 71 %, hal tersebut berarti bahwa setiap Rp 100,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar yang likuiditasnya sebesar Rp 71. usahatani padisawah tergolong tidak baik tingkat likuiditasnya karena tidak mencapai 100% atau 1:1.

5.2.4 Cash ratio ( Ratio Kas )

Rasio cair (quick ratio) masih belum cukup untuk menjajakinya sampai dimana keadaan likuiditas usahatani tersebut. Rasio ini menunjukkan kemampuan usahatani dalam memenuhi kewajiban segera dengan mengandalkan jumlah uang yang tersedia yaitu kas.

Untuk cash ratio belum ada standar yang berlaku umum yang dapat dipergunakan dalam menentukan usahatani likuid atau tidak. Hal ini tergantung pada masing-masing perusahaan.

Berdasarkan Tabel 11Cash ratio ( rasio kas ) petani padi sawah sebesar 100 %, Ini berarti bahwa cash ratio sebesar Rp 100,- kas mampu menjamin setiap Rp 100,- hutang lancar, tidak ada ketentuan/ standar cash ratio, karena cash ratio

terdiri dari kas dan efek yang dapat segera dicairkan bila petani padi sawah membutuhkan dana untuk segera membayar hutang-hutangnya.


(54)

Tabel.12 Neraca Keuangan Rata-rata Petani Padi sawah di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

Aktiva

Pasiva

Aktiva lancar Kewajiban Lancar

Kas 132.221.000 Utang Gaji 110.611.000

Sewa Lahan 52.500.000

Total Aktiva Lancar 132.221.000 Sewa Traktor 25.950.000 Total Kewajiban

Lancar 189.061.000

Aktiva Tetap

Lahan 987.800.000 Modal 939.060.000

Peralatan 6.700.000

Akm. Penyusutan Peralatan 1.400.000 Total Aktiva Tetap 995.900.000

Total Aktiva 1.128.121.000 Total Pasiva 1.128.121.000


(55)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Analisis rasio keuangan kecukupan modal kerja usahatani padi sawah dikatakan kurang baik karena berada dibawah standar. Hal ini apabila ditinjau dari standar rasio yang digunakan oleh perusahaan industri, terlihat dari rata-rata curent rasio dibawah 200% yaitu sebesar 71%.

2. Berdasarkan analisis rasio keuangan dari ketiga rasio yaitu current ratio,

quick ratio, cash ratio dapat diketahui bahwa secara umum penilaian kinerja keuangan petani padi sawah termasuk dalam kategori kurang baik (tidak likuid), karena rasio keuangan ini berada dibawah 200% yaitu sebesar 71 %, hal ini menunjukkan bahwa tingkat hutang lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva yang dimiliki.

Saran

1. Sebaiknya untuk meningkatkan kecukupan modal kerja petani pada sawah maka peneliti menyarankan usahatani padi sawah untuk meningkatkan nilai curent ratio dan quick ratio dengan memperbesar porsi aktiva lancar dan memperkecil kewajiban lancanya.

2. Sebaiknya kinerja keuangan diperbaiki kembali agar usahatani padisawah yang dimiliki petani dapat memenuhi semua kewajiban lancarnya.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, W Tunggal. 1997. Akuntansi Perusahaan Kecil dan Menengah. Rineka Cipta. Jakarta.

Daniel, Moehar.2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Djarwanto. 2001. Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama.

Cetakan Kedelapan. BPFE. Yogyakarta.

Hansen, D. 2000. Akuntansi Manajemen. Erlangga. Jakarta.

Hasan, Mustafa. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia. Jakarta

Mosher, A.T. 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Cetakan ke-6 CV. Yasaguna. Jakarta.

Munawir, S. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. BPFE.

Yogyakarta.

Sadeli , Lili. 2000. Dasar Dasar Akuntansi. Bumi Aksara. Jakarta.

Sawir, Agnes. 2000. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.

Singarimbun. M dan S.Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3S. Jakarta. Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. UI-Press. Jakarta.


(57)

Lampiran 1. Neraca Usahatani Padi Sawah sampel 1

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp8.713.000 Utang Gaji Rp6.263.000

Total Aktiva Lancar Rp8.713.000 Sewa Lahan Rp15.400.000

Sewa Traktor Rp1.280.000

Aktiva Tetap Total Kewajiban Lancar Rp22.863.000

Lahan Rp48.400.000

Peralatan Rp300.000 Modal Rp34.510.000

Akm. Penyusutan Rp60.000

Total Aktiva Tetap Rp48.440.000


(58)

Lampiran 2. Neraca Usahatani Padi sawah Petani Sukimin

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp 2.795.000 Utang gaji Rp2.210.000

Total Aktiva Lancar Rp 2.795.000 Sewa Traktor Rp800.000

Total Kewajiban Lancar Rp3.010.000

Aktiva Tetap

Lahan Rp44.000.000 Modal Rp43.945.000

Peralatan Rp200.000

Akum. Peralatan Rp40.000

Total Aktiva Tetap Rp44.160.000

Total Aktiva Rp46.955.000 Total Pasiva Rp46.955.000


(59)

Lampiran 3. Neraca Usahatani padi sawah

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban lancar

Kas Rp5.070.000 Utang gaji Rp4.000.000

Total aktiva Lancar Rp5.070.000 Sewa Traktor Rp1.000.000

Sewa Lahan Rp2.000.000

Aktiva tetap Total Kewajiban lancar Rp7.000.000

Lahan Rp33.000.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp31.230.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total aktiva Tetap Rp 33.160.000


(60)

Lampiran 4. Neraca Usahatani Padi sawah Petani

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp 4.390.000 Utang Gaji Rp3.360.000

Total Kas Rp 4.390.000 Sewa Traktor Rp840.000

Sewa Lahan Rp1.200.000

Aktiva Tetap Total Kewajiban Lancar Rp9.000.000

Lahan Rp33.000.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp28.550.000

Akm. Peralatan Rp40.000

Total Aktiva Tetap Rp33.160.000


(61)

Lampiran 5. Neraca Usahatani Padi sawah Petani

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp5.760.000 Utang gaji Rp5.120.000

Total aktiva Lancar Rp5.760.000 Sewa Traktor Rp1.000.000

Sewa Lahan Rp2.000.000

Aktiva Tetap Total Kewajiban Lancar Rp8.120.000

Lahan Rp33.000.000

Peralatan Rp300.000 Modal Rp30.900.000

Akm. Peralatan Rp40.000

Total Aktiva Tetap Rp33.260.000


(62)

Lampiran 6

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp6.040.000 Utang Gaji Rp5.120.000

Total Aktiva Lancar Rp6.040.000 sewa traktor Rp960.000

Sewa lahan Rp1.000.000

Aktiva Tetap Total Kewajiban Lancar Rp 7.080.000

Lahan Rp44.000.000 Modal Rp37.180.000

Peralatan Rp300.000.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total Aktiva Tetap Rp44.260.000


(63)

Lampiran 7

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp4.840.000 Sewa lahan Rp1.200.000

Total aktiva Lancar Rp4.840.000 Sewa Traktor Rp1.000.000

Utang Gaji Rp4.000.000

Aktiva Tetap Total kewajiban Lancar Rp6.200.000

Lahan 41.800.000 Modal 40.600.000

Peralatan Rp200.000

Akum. Peralatan Rp40.000

Total aktiva Tetap Rp41.960.000


(64)

Lampiran 8

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp2.341.000 Sewa Traktor Rp 520.000

Total aktiva Lancar Rp2.341.000 Utang Gaji Rp1.600.000

Total Kewajiban Lancar Rp2.200.000

Aktiva Tetap

Lahan Rp28.600.000 Rp28.581.000

Peralatan Rp200.000 Modal

Akum. Peralatan Rp40.000

Total aktiva Tetap Rp28.440.000


(65)

Lampiran 9.

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp5.120.000 Utang Gaji Rp920.000

Total Aktiva Lancar Rp5.120.000 Sewa Traktor Rp1.000.000

Sewa Lahan Rp1.400.000

Aktiva Tetap Total Kewajiban Lancar Rp3.320.000

Lahan Rp39.600.000

Peralatan Rp300.000 Modal Rp42.560.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total aktiva Tetap Rp39.840.000


(66)

Lampiran 10.

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp2.160.000 Utang Gaji Rp1.280.000

Total Aktiva Lancar Rp2.160.000 Sewa Traktor Rp640.000

Sewa Lahan Rp1.600.000

Aktiva Tetap Total Kewajiban Lancar Rp3.520.000

Lahan Rp17.600.000

Peralatan Rp300.000 Modal Rp16.500.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total aktiva Tetap Rp17.860.000


(67)

Lampiran 11.

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp5.960.000 Utang Gaji Rp5.120.000

Total aktiva Lancar Rp5.960.000 Sewa Traktor Rp1.000.000

Sewa Lahan Rp1.400.000

Aktiva Tetap Total Kewajiban lancar Rp7.520.000

Lahan Rp39.600.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp38.200.000

Akm Penyusutan peralatan Rp40.000

Total Aktiva Tetap Rp39.760.000


(68)

Lampiran 12.

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban lancar

Kas Rp4.190.000 Utang gaji Rp3.360.000

Total aktiva Lancar Rp4.190.000 Sewa Traktor Rp880.000

Sewa Lahan Rp2.000.000

Aktiva tetap Total Kewajiban lancar Rp6.240.000

Lahan Rp22.000.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp19.950.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total aktiva Tetap Rp22.160.000


(69)

Lampiran 13

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban lancar

Kas Rp4.560.000 Utang gaji Rp3.680.000

Total aktiva Lancar Rp4.560.000 Sewa Traktor Rp920.000

Sewa Lahan Rp3.000.000

Aktiva tetap Total Kewajiban lancar Rp7.600.000

Lahan Rp17.600.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp14.720.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total aktiva Tetap Rp17.600.000


(70)

Lampiran 14.

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban lancar

Kas Rp4.480.000 Utang gaji Rp3.840.000

Total aktiva Lancar Rp4.480.000 Sewa Traktor Rp960.000

Sewa Lahan Rp1.200.000

Aktiva tetap Total Kewajiban lancar Rp6.000.000

Lahan Rp39.600.000

Peralatan Rp300.000 Modal Rp38.440.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp60.000

Total aktiva Tetap Rp39.960.000


(71)

Lampiran 15

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban lancar

Kas Rp4.640.000 Utang gaji Rp4.000.000

Total aktiva Lancar Rp4.640.000 Sewa Traktor Rp1.000.000

Sewa Lahan Rp1.400.000

Aktiva tetap Total Kewajiban lancar Rp6.400.000

Lahan Rp39.600.000

Peralatan Rp300.000 Modal Rp33.440.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp60.000

Total aktiva Tetap Rp39.840.000


(72)

Lampiran 16

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban lancar

Kas Rp3.880.000 Utang gaji Rp3.200.000

Total aktiva Lancar Rp3.880.000 Sewa Traktor Rp800.000

Sewa Lahan Rp1.600.000

Aktiva tetap Total Kewajiban lancar Rp5.600.000

Lahan Rp26.400.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp24.840.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total aktiva Tetap Rp26.560.000


(73)

Lampiran 17

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban lancar

Kas Rp4.040.000 Utang gaji Rp3.360.000

Total aktiva Lancar Rp4.040.000 Sewa Traktor Rp840.000

Sewa Lahan Rp1.400.000

Aktiva tetap Utang obat-obatan Rp150.000

Lahan Rp30.800.000 Total Kewajiban lancar Rp5.750.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp29.250.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total aktiva Tetap Rp30.960.000


(74)

Lampiran 18.

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban lancar

Kas Rp2.901.000 Utang gaji Rp2.240.000

Total aktiva Lancar Rp2.901.000 Sewa Traktor Rp560.000

Sewa Lahan Rp800.000

Aktiva tetap Total Kewajiban lancar Rp3.600.000

Lahan Rp22.000.000

Peralatan Rp300.000 Modal Rp21.541.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp60.000

Total aktiva Tetap Rp22.240.000


(75)

Lampiran 19.

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban lancar

Kas Rp4.400.000 Utang gaji Rp3.520.000

Total aktiva Lancar Rp4.400.000 Sewa Traktor Rp880.000

Sewa Lahan Rp1.600.000

Aktiva tetap Utang Obat-obatan Rp150.000

Lahan Rp30.800.000 Total Kewajiban lancar Rp 6.150.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp29.290.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total aktiva Tetap Rp31.040.000


(76)

Lampiran 20.

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban lancar

Kas Rp7.020.000 Utang gaji Rp5.120.000

Total aktiva Lancar Rp7.020.000 Sewa Traktor Rp1.000.000

Sewa Lahan Rp2.000.000

Aktiva tetap Total Kewajiban lancar Rp8.120.000

Lahan Rp33.000.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp32.060.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total aktiva Tetap Rp33.160.000


(77)

Lampiran 21.

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban lancar

Kas Rp6.040.000 Utang gaji Rp5.120.000

Total aktiva Lancar Rp6.040.000 Sewa Traktor Rp1.000.000

Sewa Lahan Rp1.000.000

Aktiva tetap Total Kewajiban lancar Rp 7.120.000

Lahan Rp33.000.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp29.920.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total aktiva Tetap Rp33.040.000


(78)

Lampiran 22.

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban lancar

Kas Rp4.400.000 Utang gaji Rp3.360.000

Total aktiva Lancar Rp4.400.000 Sewa Traktor Rp800.000

Sewa Lahan Rp2.000.000

Aktiva tetap Total Kewajiban lancar Rp6.160.000

Lahan Rp22.000.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp20.040.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total aktiva Tetap Rp22.160.000


(79)

Lampiran 23

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban lancar

Kas Rp2.308.000 Utang gaji Rp1.760.000

Total aktiva Lancar Rp2.308.000 Sewa Traktor Rp800.000

Sewa Lahan Rp2.000.000

Aktiva tetap Total Kewajiban lancar Rp4.560.000

Lahan Rp22.000.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp19.908.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total aktiva Tetap Rp22.160.000


(80)

Lampiran 24.

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban lancar

Kas Rp3.390.000 Utang gaji Rp1.400.000

Total aktiva Lancar Rp3.390.000 Sewa Traktor Rp750.000

Sewa Lahan Rp1.500.000

Aktiva tetap Total Kewajiban lancar Rp3.600.000

Lahan Rp22.000.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp21.950.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total aktiva Tetap Rp22.160.000


(81)

Lampiran 25

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp4.370.000 Utang gaji Rp5.120.000

Total aktiva lancar Rp4.370.000 Sewa Traktor Rp 1.000.000

Sewa Lahan Rp1.000.000

Aktiva Tetap Total Kewajiban Lancar Rp7.120.000

Lahan Rp33.000.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp30.410.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total Aktiva Tetap Rp33.160.000


(82)

Lampiran 26

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp6.040.000 Utang gaji Rp5.120.000

Total Aktiva Lancar Rp6.040.000 Sewa Traktor Rp1.000.000

Sewa Lahan Rp2.000.000

Aktiva tetap Total Kewajiban Lancar Rp8.120.000

Lahan Rp33.000.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp31.080.000

Akum Penyusutan peralatan Rp40.000

Total aktiva Tetap Rp33.160.000


(83)

Lampiran 27.

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp1.400.000

Total aktiva lancar Rp1.400.000

Sewa Lahan Rp 800.000

Aktiva Tetap Total Kewajiban Lancar Rp 800.000

Lahan Rp8.800.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp 9.560.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total Aktiva Tetap Rp8.960.000


(84)

Lampiran 28

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp1.400.000 Utang gaji Rp 435.000

Total aktiva lancar Rp1.400.000 Sewa Traktor Rp 440.000

Aktiva Tetap Total Kewajiban Lancar Rp 875.000

Lahan Rp24.200.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp 24.885.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total Aktiva Tetap Rp24.360.000

Total Aktiva Rp 25.760.000 Total Pasiva Rp 25.760.000


(85)

Lampiran 29. Neraca Usahatani Padi sawah

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp9.013.000 Utang gaji Rp 6.263.000

Total aktiva lancar Rp9.013.000 Sewa Traktor Rp 1.280.000

Aktiva Tetap Total Kewajiban Lancar Rp 7.543.000

Lahan Rp70.400.000

Peralatan Rp300.000 Modal Rp 72.110.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp60.000

Total Aktiva Tetap Rp70.640.000


(86)

Lampiran. 30. Neraca Usahatani Padi sawah

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp5.120.000 Utang gaji Rp 4.000.000

Total aktiva lancar Rp5.120.000 Sewa Traktor Rp 1.000.000

Aktiva Tetap Total Kewajiban Lancar Rp 5.000.000

Lahan Rp55.000.000

Peralatan Rp300.000 Modal Rp 55.360.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp60.000

Total Aktiva Tetap Rp55.240.000


(1)

lxxxi

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp4.370.000 Utang gaji Rp5.120.000

Total aktiva lancar Rp4.370.000 Sewa Traktor Rp 1.000.000

Sewa Lahan Rp1.000.000

Aktiva Tetap Total Kewajiban Lancar Rp7.120.000

Lahan Rp33.000.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp30.410.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total Aktiva Tetap Rp33.160.000

Total Aktiva Rp37.530.000 Total Pasiva Rp37.530.000


(2)

Lampiran 26

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp6.040.000 Utang gaji Rp5.120.000

Total Aktiva Lancar Rp6.040.000 Sewa Traktor Rp1.000.000

Sewa Lahan Rp2.000.000

Aktiva tetap Total Kewajiban Lancar Rp8.120.000

Lahan Rp33.000.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp31.080.000

Akum Penyusutan peralatan Rp40.000

Total aktiva Tetap Rp33.160.000


(3)

lxxxiii

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp1.400.000

Total aktiva lancar Rp1.400.000

Sewa Lahan Rp 800.000

Aktiva Tetap Total Kewajiban Lancar Rp 800.000

Lahan Rp8.800.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp 9.560.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total Aktiva Tetap Rp8.960.000

Total Aktiva Rp 10.360.000 Total Pasiva Rp 10.360.000


(4)

Lampiran 28

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp1.400.000 Utang gaji Rp 435.000

Total aktiva lancar Rp1.400.000 Sewa Traktor Rp 440.000

Aktiva Tetap Total Kewajiban Lancar Rp 875.000

Lahan Rp24.200.000

Peralatan Rp200.000 Modal Rp 24.885.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp40.000

Total Aktiva Tetap Rp24.360.000

Total Aktiva Rp 25.760.000 Total Pasiva Rp 25.760.000


(5)

lxxxv

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp9.013.000 Utang gaji Rp 6.263.000

Total aktiva lancar Rp9.013.000 Sewa Traktor Rp 1.280.000

Aktiva Tetap Total Kewajiban Lancar Rp 7.543.000

Lahan Rp70.400.000

Peralatan Rp300.000 Modal Rp 72.110.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp60.000

Total Aktiva Tetap Rp70.640.000

Total Aktiva Rp 79.653.000 Total Pasiva Rp 79.653.000


(6)

Lampiran. 30. Neraca Usahatani Padi sawah

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp5.120.000 Utang gaji Rp 4.000.000

Total aktiva lancar Rp5.120.000 Sewa Traktor Rp 1.000.000

Aktiva Tetap Total Kewajiban Lancar Rp 5.000.000

Lahan Rp55.000.000

Peralatan Rp300.000 Modal Rp 55.360.000

Akm Penyusutan Peralatan Rp60.000

Total Aktiva Tetap Rp55.240.000


Dokumen yang terkait

Analisis Efisiensi Pemakaian Pupuk Bersubsidi Terhadap Produktivitas Padi Sawah di Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang

3 98 104

Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Dengan Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

14 121 99

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Antara Petani Pengguna Pompa Air Dan Petani Pengguna Irigasi Pada Lahan Irigas) Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus: Desa Sidoarjo II Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

2 36 140

Sikap Petani Terhadap Keberadaan Irigasi Dalam Peningkatan Produktivitas Padi Sawah (Kasus : Desa Perdamean, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

3 16 84

Dampak Metode Penyuluhan Terhadap Produktivitas Dan Pendapatan Petani Padi Sawah (Kasus: Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang) Jurnal penelitian2

0 0 12

Sikap Petani Terhadap Keberadaan Irigasi Dalam Peningkatan Produktivitas Padi Sawah (Kasus : Desa Perdamean, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 13

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Penilaian Kinerja Keuangan Petani Padi Sawah Melalui Analisis Neraca di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

0 0 10

Penilaian Kinerja Keuangan Petani Padi Sawah Melalui Analisis Neraca di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

0 0 11

Analisis Efisiensi Pemakaian Pupuk Bersubsidi Terhadap Produktivitas Padi Sawah di Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang

0 0 11

Analisis Efisiensi Pemakaian Pupuk Bersubsidi Terhadap Produktivitas Padi Sawah di Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang

0 0 11