Tinjauan Program Penyuluhan Pertanian Petani Padi Sawah Di Wkpp Sei Beras Sekata, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang

(1)

TINJAUAN PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN PETANI

PADI SAWAH DI WKPP SEI BERAS SEKATA, KECAMATAN

SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

OLEH

RINI ARDA SARI

040309007/PKP

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

TINJAUAN PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN PETANI

PADI SAWAH DI WKPP SEI BERAS SEKATA, KECAMATAN

SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

OLEH RINI ARDA SARI

040309007/PKP

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh :

Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. Hasudungan Butar-Butar, M.Si) (Ir. Lily Fauzia, MSi)

NIP : 131639808 NIP :131763823

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 dengan judul TINJAUAN PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN PETANI PADI SAWAH DI WKPP SEI BERAS SEKATA, KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. H. Butar-Butar, Msi selaku ketua pembimbing dan Ibu Ir. Lily Fauzia, Msi selaku anggota pembimbing. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui program penyuluhan pertanian mengenai budidaya padi sawah di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah penelitian.

3. Untuk mengetahui materi-materi penyuluhan pertanian apa saja yang diberikan di daerah penelitian.

4. Untuk mengetahui beberapa teknologi yang diadopsi petani.

5. Untuk mengetahui sejauh mana program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan di daerah penelitian.

6. Untuk masalah-masalah apa saja yang dihadapi PPL dalam menyusun materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan.

7. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program penyuluhan pertanian di daerah penelitian. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian) Sei Beras Sekata, yang terdiri dari dua desa yaitu : Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung Selamat.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan menjelaskan dan menguraikan bagaimana pelaksanaan program Penyuluhan Pertanian di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian) Sei Beras Sekata. Adapun hasil dari tinjauan ini adalah :

1. Program penyuluhan pertanian jelas ada untuk masyarakat tani di WKPP Sei Beras Sekata.

2. Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah penelitian berlangsung seperti dari arahan program pemerintah tetapi di lapangan masih kurang disosialisasikan pada masyarakat/

3. Materi penyuluhan yang diberikan sesuai dengan materi yang dibutuhkan oleh petani.

4. Petani menggunakan beberapa teknologi khususnya bibit berlabel biru anjuran pemerintah karena selain unggul tahan hama penyakit, pembelian juga mendapat subsidi dari pemerintah.

5. Sejauh ini program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan berlangsung baik.

6. Masalah-masalah yang dihadapi PPL adalah masyarakat kurang mau berpartisipasi.

7. Upaya –upaya yang dilakukan adalah tetap memberikan penyuluhan pertanian pada kelompok tani.


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... .... . 1

1.2 Identifikasi Masalah ... ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka ... .... 9

2.1.1 Program Penyuluhan ... .... 9

2.1.2 Budidaya Padi Sawah ... .... 15

2.1.3 Ilmu Usahatani ... .... 19

2.2 Landasan Teori ... .... 21

2.2.2 Evaluasi ... .... 22

2.1.3 Sikap ... .... 19

2.3 Kerangka Pemikiran ... .... 25

2.4 Hipotesis Penelitian ... .... 26

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian... .... 23

3.2 Metode Penarikan Sampel ... .... 28

3.3 Metode Pengumpulan Data ... .... 31

3.4 Metode Analisis Data ... .... 27

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... .... 31

3.5.1 Defenisi ... .... 28

3.5.2 Batasan Operasional... .... 35

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian... .... 37


(5)

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Pelaksanaaan Kegiatan Penyuluhan di Daerah Penelitian

Untuk Tiga Tahun Terakhir ... ... 38 5.2 Kegiatan Penyuluhan Pertanian di WKPP Sei Beras Sekata ... .... 38 5.3 Materi Penyuluhan Pertanian ... 38 5.4 Beberapa Teknologi yang sudah dilaksanakan di Daerah Penelitian .... 40 5.5 Masalah-Masalah yang dihadapi PPL ... .... 45 5.6 Evaluasi Penyuluhan Pertanian ... .... 51 VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... .... 111 6.2 Saran ... .... 112

DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman 1. Tabel 1. Peta WKPP Sei Beras Sekata/Desa Sei Beras Sekata dan

Desa Tanjung Selamat...

2. Tabel 2. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Penyu luhan Pertanian...


(7)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman 1. Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Evaluasi Penyuluhan Perta

nian Padi Sawah dan Penilaian... 2. Gambar 2. Areal Tanaman Padi Sawah di Desa Sei Beras Sekata... 3. Gambar 3. Areal Tanaman Padi Sawah di Desa Tanjung Selamat... 4. Gambar 4. Grafik Batang Produksi Padi Sumatera Utara……… 5. Gambar 5. Papan Nama Salah Satu Kelompok Tani di Desa

Sei Beras Sekata Yaitu Kelompok Tani Makmur Jaya... 6. Gambar 6. Papan Nama BPP Medan Krio Pada Tahun 2008-2009… 7. Gambar 7. Papan Nama Baru BPP Medan Krio…

8. Gambar 8. Halaman Kantor BPP (Balai Penyuluhan Medan Krio) Yang Dimanfaatkan Untuk Areal Penanaman Tanaman Jagung…… 9. Gambar 9. Suasana Rapat Evaluasi Kinerja PPL di BPP Medan Krio… 10. Gambar 10. Suasana Rapat Evaluasi Kinerja PPL di BPP Medan Krio… 11. Gambar 11. Suasana Rapat Evaluasi Kinerja PPL di BPP Medan Krio… 12. Gambar 12. Pamflet Yang Ditempel Di Dinding Berisi Data

Nama-Nama PPL Beserta Cakupan WKPP dan Poster Dinding Him- bauan Penyakit Tanaman Pangan………..

13. Gambar 13. Pamflet Yang Ditempel Di Dinding Berisi Data-

Nama-Nama PPL Beserta Cakupan WKPP Dan Jadwal Jadi Pemateri- Bahan Materi Penyuluhan Pertanian Tanaman Pangan………


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman 1. Lampiran 1. Peta WKPP Sei Beras Sekata/Desa Sei Beras Sekata dan

Desa Tanjung Selamat... 2. Lampiran 2. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Penyu luhan Pertanian...


(9)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 dengan judul TINJAUAN PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN PETANI PADI SAWAH DI WKPP SEI BERAS SEKATA, KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. H. Butar-Butar, Msi selaku ketua pembimbing dan Ibu Ir. Lily Fauzia, Msi selaku anggota pembimbing. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui program penyuluhan pertanian mengenai budidaya padi sawah di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah penelitian.

3. Untuk mengetahui materi-materi penyuluhan pertanian apa saja yang diberikan di daerah penelitian.

4. Untuk mengetahui beberapa teknologi yang diadopsi petani.

5. Untuk mengetahui sejauh mana program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan di daerah penelitian.

6. Untuk masalah-masalah apa saja yang dihadapi PPL dalam menyusun materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan.

7. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program penyuluhan pertanian di daerah penelitian. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian) Sei Beras Sekata, yang terdiri dari dua desa yaitu : Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung Selamat.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan menjelaskan dan menguraikan bagaimana pelaksanaan program Penyuluhan Pertanian di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian) Sei Beras Sekata. Adapun hasil dari tinjauan ini adalah :

1. Program penyuluhan pertanian jelas ada untuk masyarakat tani di WKPP Sei Beras Sekata.

2. Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah penelitian berlangsung seperti dari arahan program pemerintah tetapi di lapangan masih kurang disosialisasikan pada masyarakat/

3. Materi penyuluhan yang diberikan sesuai dengan materi yang dibutuhkan oleh petani.

4. Petani menggunakan beberapa teknologi khususnya bibit berlabel biru anjuran pemerintah karena selain unggul tahan hama penyakit, pembelian juga mendapat subsidi dari pemerintah.

5. Sejauh ini program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan berlangsung baik.

6. Masalah-masalah yang dihadapi PPL adalah masyarakat kurang mau berpartisipasi.

7. Upaya –upaya yang dilakukan adalah tetap memberikan penyuluhan pertanian pada kelompok tani.


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat menikmati komoditi beras Sebagai bahan pangan utamanya. Dalam pembangunan pertanian, beras merupakan komoditas yang memegang posisi strategis. Beras dapat disebut komoditas politik karena menguasai hajat hidup rakyat Indonesia. Selain lebih dari 90 persen penduduk Indonesia menjadikan beras makanan pokoknya, beras juga menjadi industri yang strategis bagi perekonomian nasional. Kebijakan perberasan di Indonesia meliputi kebijakan produksi, distribusi, impor dan pengendalian harga domestik dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional. Kebijakan produksi pangan, terutama padi, telah dituangkan melalui Inpres No. 9 Tahun 2002 tentang dukungan dalam rangka meningkatkan produktivitas padi di Indonesia. Sebelumnya pemerintahan orde baru juga telah mengeluarkan berbagai paket teknologi seperti Bimbingan Masal (Bimas) tahun 1965, Intensifikasi Khusus (Insus) tahun 1979 dan Supra Insus tahun 1987. Sehingga mampu mengantarkan Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Namun kondisi tersebut hanya berlangsung sementara karena setelah itu Indonesia harus mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhannya (Firdaus, dkk. 2008 : 1-3).

Luas lahan sawah Indonesia mencapai 8,3 juta hektar. Kontribusi padi sawah pada produksi padi nasional mencapai kurang lebih 95 % (Prasetiyo. 2002 : 9).


(11)

Produksi padi Sumatera Utara selama periode 1999-2008 rata-rata mengalami penurunan sebesar 0,15 persen per tahun. Penurunan ini disebabkan turunnya produksi padi sawah dengan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 0,11 persen per tahun, sedangkan produksi padi ladang mengalami penurunan rata-rata sebesar 0, 37 persen per tahun (Anonimous. 2009 : 135).

Tiada pertanian tanpa tanah, petani, dan benih. Tanah tanpa petani dan benih, yang ada adalah pengembang (developer). Petani tanpa tanah dan benih, yang muncul adalah buruh atau pekerja. Sementara itu, benih tanpa tanah dan petani, yang hadir adalah collecting benih. Ketiganya layaknya “tritunggal”. Satu sama lain saling berhubungan (Andibya. 2008 : 427).

Globalisasi menuntut penguasaan iptek yang tinggi sehingga klasifikasi petani didasarkan pada tingkat penguasaan iptek dalam berusahatani. Petani dibedakan atas tiga kelas, yaitu : Petani tradisional, petani maju, dan petani modern (Azahari. 2002 : 2).

Kebijakan menteri pertanian Anton Apriyantono menurut pendapat responden terkendala pada sistem yang tidak siap. Sebagai contoh, ketika pemerintah menargetkan produksi padi sebesar 2 juta ton pada tahun 2007, maka pemerintah kemudian membagikan bibit bersertifikat kepada petani. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa bibit tersebut terlambat sampai ke petani karena sistem pembagian yang tidak jelas. Akibatnya target produksi tidak tercapai, ditambah pula oleh faktor lain seperti bencana alam dan kekeringan. Kebijakan periode ini diarahkan pada peningkatan kemakmuran petani melalui peningkatan pendapatan petani melalui kebijakan menaikkan harga dasar gabah. Terjadi


(12)

baik langsung maupun tidak langsung meningkat tajam. Mentan Anton Apriyantono dianggap berhasil dalam pemberdayaan Gapoktan. Terdapat program pengurangan susut pascapanen dan wacana penggunaan bibit hibrida. Disamping itu juga dilakukan sertifikasi beras berlabel untuk memberikan nilai tambah bagi petani. Mengenai kebijakan proteksi impor sepertinya implementasinya tidak jelas. Kebijakan perbaikan sarana dan prasarana pengairan tidak signifikan dan cenderung bersifat rutin saja. Perluasan areal sangat lambat, dan upaya untuk mengatasi konversi lahan sawah sangat minimal. Pada sisi peningkatan SDM, terjadi peningkatan kualitas terutama penyuluh dan tenaga pascapanen meskipun target produksi belum sepenuhnya tercapai (Firdaus, dkk. 2008 : 76-77).

Istilah ‘penyuluhan’ dikenal secara luas dan diterima oleh mereka yang bekerja di dalam organisasi pemberi jasa penyuluhan, tetapi tidak demikian halnya bagi masyarakat luas, karena belum ada defenisi yang disepakati, diperlukan untuk memberikan pandangan serta dampak yang ditimbulkannya. Istilah “university extension” atau “extension of the university” dipergunakan di Inggris pada tahun 1840-an. Sekitar tahun 1867-68, James Stuart dari Trinity College (Cambridge) untuk pertama kalinya memberikan ceramah kepada perkumpulan wanita dan perkumpulan pekerja pria di Inggris Utara. Stuart kemudian dianggap sebagai bapak penyuluhan. Menjelang tahun 1880 kegiatan ini telah merupakan gerakan penyuluhan tempat perguruan tinggi melebarkan sayapnya ke luar kampus. Sejak awal abad ke-20 istilah ‘penyuluhan pertanian’ mulai digunakan secara umum di Amerika Serikat untuk menunjukkan bahwa sasaran pengajaran di universitas tidak hanya terbatas di lingkungan kampus tetapi diperluas hingga


(13)

semua pihak yang hidup di lingkungan mana pun (Ban dan Hawkins. 1999 : 23-24).

Pada hakekatnya penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi. Proses yang dialami mereka yang disuluh sejak mengetahui, memahami, meminati, dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan yang nyata, adalah suatu proses komunikasi. Dengan demikian kelihatanlah bagaimana pentingnya memenuhi persyaratan komunikasi yang baik untuk tercapainya hasil penyuluhan yang baik. Seperti mana suatu komunikasi baru berhasil bila kedua belah pihak sama-sama siap untuk itu, demikian pula dengan penyuluhan. Ini berarti kegiatan penyuluhan menuntut suatu persiapan. Perlu suatu perencanaan yang matang, dan bukan dilakukan secara asal-asalan saja. Persiapan dan perencanaan inilah yang hendak dipenuhi dengan menyusun lebih dahulu suatu disain komunikasi penyuluhan (Nasution. 1990 : 10).

Pelaksanaan program kegiatan penyuluhan pertanian adalah merupakan pelaksanaan kegiatan penyuluhan itu, yang jenis dan waktu penyuluhannya tidak boleh menyimpang dari yang telah ditentukan pada program. Jadi apa yang dikerjakan oleh seorang penyuluh haruslah sesuai dengan rencananya. Selesai menjalankan tugas penyuluhan pada hari/tanggal, tempat dan kegiatan tertentu sesuai dengan program kerjanya, penyuluh harus dapat mengevalusi hasil kerja berarti menilai atau menaksir hasil kerja penyuluhan itu, apakah menimbulkan kesan, kesadaran, minat untuk mengikuti dan melaksanakan pesan-pesan yang terangkum dalam materi penyuluhan (Kartasapoetra. 1987 : 90-92).


(14)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Apa saja Program Penyuluhan Pertanian mengenai budidaya padi sawah di daerah penelitian?

2. Apa saja kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah penelitian?

3. Materi penyuluhan pertanian apa saja yang diberikan di daerah penelitian? 4. Adakah atau apa saja Beberapa teknologi yang diadopsi petani?

5. Sejauh mana Program Penyuluhan Pertanian yang sudah dilaksanakan? 6. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi PPL dalam menyusun materi

penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan?

7. Upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian di daerah penelitian ?


(15)

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui Program Penyuluhan Pertanian mengenai budidaya padi sawah di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah penelitian.

3. Untuk mengetahui materi-materi penyuluhan pertanian apa saja yang diberikan di daerah penelitian.

4. Untuk mengetahui beberapa teknologi yang diadopsi petani.

5. Untuk mengetahui sejauh mana program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan di daerah penelitian.

6. Untuk Masalah-masalah apa saja yang dihadapi PPL dalam menyusun materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan.

7. Untuk mengetahui Upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian di daerah penelitian.


(16)

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan untuk membuat skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Medan Krio, Kabupaten Deli Serdang.

3. Sebagai bahan referensi/sumber informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


(17)

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program Penyuluhan

Program penyuluhan merupakan hasil dari berbagai langkah yang harus dipahami dan dilaksanakan secara logis. Langkah-langkah perencanaan program penyuluhan pertanian tersebut adalah :

Langkah I : Tujuan, Kebijaksanaan dan Prosedur

Jika secara administratif, kegiatan penyuluhan telah ditetapkan pada suatu daerah, maka harus dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Tetapkan wilayah kerja penyuluhan. 2. Tentukan tujuan yang ingin dicapai.

3. Aturlah agar setiap petugas yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyuluhan di dalam suatu organisasi dapat mengetahuinya.

4. Jelaskan kebijaksanaan yang ditempuh oleh organisasi yang akan melaksanakan penyuluhan.

5. Susun bagan sistem dan prosedur yang harus diikuti oleh para staf.

Untuk mengetahui hal-hal seperti tersebut di atas, dapat dilakukan dengan mempublikasikan suatu buku pedoman yang diperuntukan bagi semua penyuluh pada waktu dilakukan latihan atau suatu lokakarya atau rapat kerja.


(18)

Langkah II: Kumpulkan Informasi Yang Melatar-belakangi Program Penyuluhan

Pengumpulan informasi yang melatar-belakangi program penyuluhan yang akan dilaksanakan, dapat dilakukan melalui pertemuan umum, kunjungan kepada tokoh-tokoh masyarakat, survey, membagikan daftar pertanyaan atau diskusi dengan kelompok-kelompok tokoh masyarakat yang telah ada.

Langkah III : Pilihlah Panitia Perencana dan Diskusikan Rencana Kerja Jika pada suatu daerah telah ada organisasi penyuluhan, maka dapat dipergunakan organisasi rencana penyuluhan yang telah ada, tetapi pada suatu organisasi baru, maka pertama-tama harus diputuskan terlebih dahulu apakah dalam menyusun program penyuluhan akan bekerja dengan bentuk kelompok. Sekali telah diputuskan akan bekerja dengan bentuk kelompok, maka anggota-anggota yang terpilih selanjutnya berkumpul untuk mendiskusikan informasi yang menjadi latar belakang program penyuluhan, guna mengembangkan suatu rencana kerja dengan memanfaatkan saran-saran mereka.

Langkah IV : Konsultasi dengan Para Ahli dan Kumpulkan Informasi Hasil Penelitian

Untuk menjamin agar prosedur teknis yang akan dilaksanakan sudah benar, maka informasi yang melatar belakangi program penyuluhan perlu didiskusikan terlebih dahulu dengan para ahli atau para peneliti. Di samping itu diskusi ini juga dipandang penting untuk mengetahui apakah tersedia informasi di


(19)

masing-masing lembaga tersebut di atas yang akan dimanfaatkan, sebelum mulai menyusun program penyuluhan.

Langkah V : Menyusun Rencana Kerja

Rencana kerja ini harus dibuat oleh petugas yang akan melaksanakan penyusunan program penyuluhan. Rencana kerja tersebut haruslah mencakup informasi yang melatar-belakangi penyusunan program penyuluhan. Informasi yang akan dikumpulkan berupa :

a. Keadaan-keadaan yang telah ada di daerah tersebut yang terdiri atas : Lingkungan fisiknya, berupa gambaran tentang topografi wilayah, sungai, iklim, kehidupan tanaman, hewan dan kehidupan lainnya. Juga mengenai produksi tanaman, dan distribusi produksi tanaman di wilayah tersebut, rata-rata pemilikan lahan, jenis tanaman yang dikelola, permasalahan di bidang pemasaran dan penyediaan sarana produksi pertanian yang diperlukan oleh petani serta system budidaya tanaman. Informasi berikutnya adalah tata guna tanah yang meliputi data tentang proporsi lahan yang diusahakan untuk tanaman pangan, perkebunan, penggembalaan hewan dan lahan yang digunakan untuk kegiatan lain di luar pertanian serta bagaimana pola pemanfaatannya. Demikian pula tentang kondisi tanah yang baik jenisnya maupun tingkat kesuburannya. Pemasaran wilayah tersebut perlu untuk didata erutama tentang jumlah, jenis dan dimana pasar di daerah itu. Untuk membuat data tentang sarana komunikasi yang tersedia, perlu dirinci tentang jumlah telepon, jalan kereta api, transportasi air, fasilitas pos dan komunikasi elektronik. Informasi selanjutnya yang diperlukan adalah tingkat


(20)

banyak penduduk yang hidup dari kegiatan pertanian, tingkat perumahan mereka, pakaian mereka, sekolah anak-anak mereka dan selanjutnya nyatakanlah tingkat hidup mereka dalam kondisi memuaskan, baik, sedang atau buruk. Berikutnya kumpulkan data tentang struktur sosial.

b. Masalah-masalah dan keinginan masyarakat.

Yang perlu diketahui dari masalah-masalah dan keinginan masyarakat ini adalah hal apa saja yang oleh masyarakat dipandang sebagai masalah dan hal-hal apa saja yang diinginkan untuk memperbaiki kondisi social mereka. Sepanjang program menyangkut masyarakat pedesaan maka keinginan dan masalah mereka akan terpusat pada pertanian.

c. Diskusi tiap masalah yang penting dan pemecahan yang mungkin.

Di sini dapat didiskusikan aspek teknis berasal dari masalah yang ditemui. Apakah hasil penelitian yang ada telah mampu memecahkan masalah yang dihadapi? Apakah telah diperoleh bantuan dari para ahli pada waktu menyusun program dan apakah saran yang diberikan oleh para ahli untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan.

d. Kalender kerja.

Dalam menyusun kalender kerja ini harus dicakup hal-hal antara lain pekerjaan apa yang akan dilakukan, siapa yang akan melakukan dan kapan pekerjaan itu dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Kalender kerja ini merupakan hal yang penting dari seluruh program penyuluhan, karena hal ini


(21)

menyangkut komitmen yang bersifat spesifik antara penyuluh lapangan dan para petani. Isi dari kalender kerja ini harus diringkas dan langsung mengarah kepada pokok masalah yang akan diatasi. Begitu pula isi dari kelender kerja ini harus berkaitan erat dengan diskusi masalah-masalah penting seperti tertuang dalam butir c dan daftar masalah serta keinginan masyarakat pedesaan seperti tertera pada butir b tersebut di atas.

Langkah VI : Persetujuan dan Revisi

Diskusikan program kerja yang telah disusun oleh penyuluh lapangan dengan penduduk setempat dan dapatkan persetujuan dari mereka. Demikian juga persetujuan dari pejabat setempat, para supervisor dan para ahli. Jika program kerja penyuluhan tersebut memerlukan adanya revisi, lakukanlah revisi agar program kerja penyuluhan yang kurang memenuhi keinginan dan kurang memecahkan masalah yang dihadapi penduduk setempat, dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi yang dihadapi oleh masyarakat setempat.

Langkah VII : Libatkan Orang Lain

Untuk memperkenalkan program kerja penyuluhan kepada masyarakat setempat, sebarkan program kerja penyuluhan yang telah disusun oleh para penyuluh lapangan dan libatkanlah setiap orang serta berikan tanggung jawab tertentu kepadanya.


(22)

1. Buatlah daftar tentang semua hal yang disampaikan oleh masyarakat setempat selama berlangsungnya survey di daerah tersebut dan rincikan hal-hal mana yang termasuk bidang pertanian.

2. Buatlah tanggapan terhadap hal-hal yang diperlukan oleh masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Apakah hal-hal yang disampaikan oleh masyarakat setempat tersebut benar-benar dipandang penting? Jika dipandang penting apa alasannya? Klasifikasikan hal-hal yang disampaikan, manakah yang benar-benar merupakan hal-hal nyata yang diperlukan oleh masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraanya.

3. Susunlah daftar mengenai hal-hal yang diprioritaskan dan diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, mulailah dengan prioritas yang pertama berupa masalah di bidang pertanian dan merupakan kunci untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dan hal-hal yang tidak berkaitan dengan bidang pertanian dapat ditempatkan pada prioritas yagn lebih rendah.

4. Ketahuilah, apakah orang yang terlibat dalam kegiatan penyuluhan sadar terhadap kegiatan ini? Jika tidak, bagaimana membuat mereka menjadi sadar? 5. Ketahuilah di mana posisi masyarakat setempat yang menjadi sasaran kegiatan

penyuluhan.

Dalam hal ini harus diketahui hal-hal mana yang merupakan keinginan petani dan merupakan kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka yang dapat mereka lakukan sendiri dan mana yang memerlukan bantuan dari luar serta yang mana merupakan kebutuhan mayoritas penduduk setempat.


(23)

Langkah VIII :

Pemimpin-pemimpin yang terdapat di daerah dapat berupa pemimpin Formal ataupun pemimpin nonformal. Penyuluhan yang akan dijalankan oleh penyuluh lapangan agar dapat berjalan lancar, maka para pemimpin yang terdapat di daerah tugas seorang penyuluh lapangan harus diketahui dan dilibatkan di dalam penyusunan rencana kegiatan penyuluhan, karena hal ini akan dapat membantu kelancaran tugas penyuluh lapangan di kemudian hari, terutama dalam penyampaian informasi dan di dalam penerapan teknologi yang dianjurkan, mengingat kebiasaan para pengikut untuk meniru tingkah laku panutannya (Suhardiyono.1992 : 91-94).

Penilaian dalam bidang penyuluhan dapat ditujukan ke dalam dan ke luar. Kedalam :

Untuk mengoreksi diri, mengoreksi kerjasama dengan teman-teman sederajat, mengoreksi pekerjaan dalam lingkungan instansi di mana kita bekerja.

Keluar :

Untuk mengoreksi kerjasama dengan instansi lain, dengan masyarakat, dengan petani; yang jadi sasaran antara lain :

1. Sampai dimana pengetahuan, petani tentang sesuatu hal (yang sudah diajarkan).

2. Berapa banyakkah orang yang sudah melakukan sesuatu dengan metode yang kita ajarkan.

3. Dapatkah mereka memecahkan sendiri-sendiri masalah-masalah yang dihadapinya (Ginting.2000 : 23).


(24)

2.2 Budidaya Padi Sawah

Tanaman padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumput-rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut :

- Genus : Oryza Linn

- Famili : Gramineae (Poaceae)

- Species : Ada 25 species, dua di antaranya ialah :

Oryza sativa L

Oryza glaberina Steund

Sedangkan subspecies Oryza sativa L, dua di antaranya ialah : - Indica (padi bulu)

- Sinica (padi cere) dahulu dikenal Japonica (AAK. 1990 : 15).

Beberapa varietas padi sawah yang diusahakan di WKPP Sei Beras Sekata adalah :

1. Varietas : Ciherang (1980) Umur : 140-150 hari. Anakan Produktif : 14-17 batang

Anjuran : Cocok ditanam pada musim hujan dan kemarau dengan ketinggian di bawah 500 m dpl.

Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661 131-3-1-///IR64/////IR64

Bentuk gabah : Panjang ramping Bobot : 1000 butir = 27-28 gr Dilepas tahun : 2000


(25)

2 Golongan : Cere

Hasil : 5 -8,5 t/ha Nomor pedigri:S3383-Id-Pn-41-3-1 Tahan Hama : Wereng coklat biotipe 2 dan 3

Tahan Penyakit : Bakteri Hawar Daun (HDB) strain III dan IV. Tekstur nasi : Pulen

Tinggi tanaman : 107-115 cm Umur tanaman : 116-125 hari Warna gabah : Kuning bersih

Keterangan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3. Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III dan IV. Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah sampai 5000 m dpl. Status : Komersial

Kontak : (Indonesian Agency for Agricultural Research and Development) (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBP Padi).

(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1997-2010).

2. Varietas : IR. 64 (1985) Umur : 115 hari. Potensi hasil : 5 ton/ha

Keterangan : a. rasa nasi enak

b. tahan wereng hijau, wereng cokelat biotip 1,2 dan 3;

c. agak tahan bakteri busuk daun, tahan virus kerdil rumput (Prasetiyo. 2002 : Lampiran)


(26)

3. Varietas Situ Bagendit Komoditas : Padi Gogo

Tahun : 2003

Kisaran hasil : 3 s/d 5 ton/ha GKB pada lahan kering; 5 s/d 6 GKB pada lahan sawah.

Rasa nasi : Pulen. Umur:110 s/d 120 hari.

Keterangan : Agak tahan terhadap Blast; Agak tahan terhadap bakteri hawar daun strain III dan IV; Cocok ditanam di lahan kering dan mampu juga ditanam di lahan sawah.

Status : Komersial

Kontak : (Indonesian Agency for Agricultural Research and Development) (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBP Padi).

(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1997 - 2010).

4. Varietas Cibogo

Komoditas : Padi Sawah

Tahun : 2003

Kisaran hasil : 7 s/d 8,1 ton/ha gabah kering giling Rasa nasi : Pulen

Umur : 115 s/d 125 hari

Keterangan : Tahan wereng coklat Biotipe 2; agak tahan HDB strain IV dan wereng coklat biotipe 3; Rentan terhadap penyakit virus Tungro; Dapat ditanam pada lahan sawah sampai 800


(27)

meter di atas permukaan laut. Status : Komersial

Kontak : (Indonesian Agency for Agricultural Research and Development) (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBP Padi).

(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1997 - 2010).


(28)

2.3 Ilmu Usahatani

Analisis usahatani dibuat bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan budi daya padi yang dilakukan dan sebagai bahan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Perkiraan biaya dan penerimaan yang tersaji dalam analisis usaha di bawah ini akan berbeda dengan daerah lain, karena perbedaan agroklimat dan agroekosistem. Namun, penggunaan sarana dan prasarana produksi pada prinsipnya sama sehingga dapat dijadikan pedoman perhitungan biaya dan pendapatan di daerah lain. Analisis usaha ini dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi usaha yang sedang berlangsung (Sriyanto.2010 : 68).

Klasifikasi usahatani dapat dibedakan menurut corak dan sifat, organisasi, pola, serta tipe usahatani.

1. Corak dan Sifat

Menurut corak dan sifat dibagi menjadi dua, yakni komersial dan subsistence. Usahatani komersial telah memperhatikan kualitas serta kuantitas produk sedangkan usahatani subsistence hanya memenuhi kebutuhan sendiri.

2. Organisasi

Menurut organisasinya, usahatani dibagi menjadi 3 yakni, individual, kolektif, dan kooperatif.

a). Usaha individual ialah usahatani yang seluruh proses dikerjakan oleh petani sendiri beserta keluarganya mulai dari perencanaan, mengolah tanah, hingga pemasaran ditentukan sendiri.


(29)

b). Usaha kolektif ialah usahatani yang seluruh proses produksinya dikerjakan bersama oleh suatu kelompok kemudian hasilnya dibagi dalam bentuk natura maupun keuntungan. Contoh usaha kolektif yang pernah ada di Indonesia yaitu Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI).

c). Usaha kooperatif ialah usahatani yang tiap prosesnya dikerjakan secara individual, hanya pada beberapa kegiatan yang dianggap penting dikerjakan oleh kelompok, misalnya pembelian saprodi, pemberantasan hama, pemasaran hasil, dan pembuatan saluran. Contoh usahatani kooperatif yaitu PIR (Perkebunan Inti Rakyat). PIR merupakan bentuk kerja sama antara perkebunan rakyat dengan perkebunan besar.

3. Pola

Menurut polanya, usahatani dibagi menjadi 3, yakni khusus, tidak khusus, dan campuran.

a). Usahatani khusus ialah usahatani yang hanya mengusahakan satu caban usahatani saja, misalnya usahatani peternakan, usahatani perikanan, dan usahatani tanaman pangan.

b). Usaha tidak khusus ialah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang usaha bersama-sama, tetapi dengan batas yang tegas.

c). Usahatani campuran ialah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang secara bersama-sama dalam sebidang lahan tanpa batas yang tegas, contohnya tumpang sari dan mina padi.


(30)

4. Tipe

Menurut tipenya, usahatani dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan komoditas yang diusahakan, misalnya usahatani ayam, usahatani kambing, dan usahatani jagung. Tiap jenis ternak dan tanaman dapat merupakan tipe usahatani (Suratiyah.2009 : 14-15).

2.4Landasan Teori a. Evaluasi

Tujuan evaluasi akan menentukan data yang harus dikumpulkan untuk Mengevaluasi program penyuluhan. Dikenal dua jenis evaluasi : evaluasi formatif yang mengumpulkan informasi untuk pengembangan program penyuluhan yang efektif, dan evaluasi sumatif yang mengukur hasil akhir suatu program agar dapat memutuskan apakah program akan diteruskan diperluas, atau diperkecil. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif atau data kualitatif. Data kuantitatif berguna untuk mengukur perubahan-perubahan yang terjadi karena program penyuluhan, sedangkan data kualitatif memberikan informasi mengenai alasan mengapa agen penyuluha dan petani mengambil tindakan tertentu. Pada tahun-tahu belakangan ini, kian bertambah kepentingan untuk menggunakan data kualitatif karena data itulah yang selama ini paling banyak membantu dalam meningkatkan program penyuluhan. (Van Den Ban, 1990 : 246-247).

Model penelitian evaluasi merupakan salah satu di antara model penelitian yang cukup popular dikalangan para pejabat penelitian ini juga dikenal sebagai penelitian program. Penelitian evaluasi merupakan suatu proses yang dilakukan


(31)

dalam rangka menentukan kebijaksanaan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program, serta mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program, serta mempertimbangkan proses teknik yang telah digunakan untuk melakukan penelitian. Penelitian evaluasi merupakan suatu kegiatan pengumpulan data secara sistematis yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan dalam usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam yang sudah dicontohkan

( Arikunto, 2007 :221-222). b. Sikap

Sewaktu kita berada dalam lingkungan dan situasi sosial, yakni ketika kita terlibat dalam interaksi social, pernahkah kita merasa betul-betul netral dan bereaksi tanpa rasa suka dan tidak suka terhadap mitra interaksi kita? Pernahkah kita dapat melepaskan sama sekali perasaan senang dan tidak senang dari persepsi dan perilaku kita? Agaknya hal itu sulit untuk terjadi. Selalu saja ada mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, dan akan ikut menentukan kecenderungan perilaku kita terhadap manusia atau sesuatu yang sedang kita hadapi, bahkan terhadap diri kita sendiri. Pandangan dan perasaan kita terpengaruh oleh ingatan kita akan masa lalu, oleh apa yang kita ketahui dan kesan kita terhadap apa yang sedang kita hadapi saat ini. Itulah fenomena sikap. Secara histories, istilah ‘sikap’ (attitude) digunakan pertama kali oleh Herbert Spence di tahun 1862 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai status mental seseorang. Pada tahun 1888 Lange menggunakan istilah sikap dalam bidang


(32)

menghadapi stimulus yang dating tiba-tiba . Nilai (value) dan opini (opinion) atau pendapat sangat erat berkaitan dengan sikap, bahkan kedua konsep tersebut seringkali digunakan dalam defenisi-defenisi mengenai sikap (Azwar.1988 : 3-4).

2.5 Kerangka Pemikiran

Penyuluhan Pertanian memiliki Program Penyuluhan Pertanian yang berguna bagi PPL dan Petani. Bagi PPL program berfungsi sebagai acuan kerja pelaksanaan penyuluhan pertanian sedangkan bagi petani program penyuluhan pertanian sebagai perencanaan dan sarana untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani.

Program Penyuluhan Pertanian dilaksanakan oleh PPL dan Petani yang setiap tahunnya akan dievaluasi di Balai Penyuluhan Pertanian.

Dalam mengevalusi program penyuluhan pertanian dapat dilihat dari berbagi hal yaitu dari segi Formatif dan Summatif sekaligus dilihat pula manfaat program dari segi ekonomi dan sosial.

Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian terdiri dari dua hal yaitu :

1. Evaluasi Formatif yaitu : Evaluasi pelaksanaan kegiatan program yang tertera dalam program penyuluhan pertanian secara tertulis.

2. Evaluasi Summatif yaitu : Evaluasi terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani.

Kedua hal yang dievaluasi tersebut akan menunjukkan hasil dengan kriteria “Berhasil” atau “Tidak”.


(33)

Keberadaan seorang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di tengah-tengah kehidupan petani, akan memunculkan sikap yang berbeda-beda dari petani itu sendiri, baik positif maupun negatif.

Pemunculan sikap itu dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi pertanian yang berbeda-beda. Adapun karakteristik sosial ekonomi pertanian yang akan disorot adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, pengalaman berorganisasi, luas lahan, produktivitas, tingkat kosmopolitan, frekuensi mengikuti penyuluhan, jumlah tanggungan, produksi, pendapatan, besar peminjaman (kredit). Secara singkat, kerangka pemikiran mengenai Evaluasi Penyuluhan Pertanian Petani Padi Sawah dan Penilaian dapat dilihat pada skema berikut :


(34)

Keterangan :

:

Ada Pengaruh

:

Ada Hubungan

Gambar 1 : Skema Kerangka Pemikiran Evaluasi Penyuluhan Pertanian Padi Sawah dan Penilaian

2.6 Hipotesis Penelitian

1. Ada Program Penyuluhan Pertanian terhadap petani budidaya padi sawah di daerah penelitian.

Program Penyuluhan Pertanian

Balai Penyuluhan Pertanian

Petani PPL

Pelaksanaan Program Pelaksanaan

Program

PPL Kontak Tani

Evaluasi Petani


(35)

2. Ada kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di daerah penelitian.

3. Ada materi-materi penyuluhan pertanian apa saja yang diberikan di daerah penelitian.

4. Ada beberapa teknologi yang sudah dilaksanakan di daerah penelitian. 5. Ada program penyuluhan pertanian yang sudah dilaksanakan di daerah

penelitian.

6. Ada masalah-masalah yang dihadapi PPL dalam menyusun materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan.

Terdapat upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Program

Penyuluhan Pertanian di daerah penelitian

BAB III


(36)

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah Penelitian ini ditentukan secara sengaja (Purposive Sampling) yaitu di WKPP Sei Beras Sekata, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. yang terdiri dari 2 (dua) desa yaitu : Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung Selamat.

• Desa Sei Beras Sekata terdiri dari 5 Dusun dengan jumlah penduduk 7016 orang. Penduduk desa Sei Beras Sekata mayoritas suku Karo dan beragama Kristen dengan 89% sebagai petani, sedangkan mata pencaharian yang lain sebagai pegawai, buruh bangunan, dan lain-lain. Luas lahan sawah 412 Ha, sedangkan lahan kering 138 Ha, tegal kebun 31 Ha, 137 Ha pemukiman.

• Desa Tanjung Selamat ter terdiri dari 5 Dusun dengan jumlah penduduk 7312 orang, terdiri dari berbagai suku, yaitu suku Jawa, Karo dan Melayu dan agama bervariasi antara Islam dan Kristen. Mata pencaharian penduduknya juga bervariasi antara petani, buruh tani, pegawai dan buruh bangunan, luas sawah 25 Ha, lahan kering 392 Ha, tegal kebun 95 Ha, pemukiman 297 Ha.

Adapun alasan peneliti memilih daerah tersebut karena daerah penelitian ini merupakan sentra produksi padi di kecamatan Sunggal, kabupaten Deli Serdang.

Tabel 3.2.1. Luas Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun 2008

NO


(37)

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura BPP Medan Krio, 2008 Tabel 3.2.2 Populasi Penduduk di Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung

Selamat

NO Desa Populasi (Orang) Persentase (%)

1. SUNGGAL 1 Padi Sawah 1711 2590 4301

2 Jagung 1017 843 1860

3 Kacang Tanah 6 5 11

4 Kacang Hijau 7 3 10

5 Ubi Kayu 48 37 85

6 Ubi Jalar 121 105 226

7 Kacang Panjang 88 97 185

8 Cabai 7 7 14

9 Semangka 24 20 44

10 Jambu Biji 12 1 3

2 Kutalimbaru 1 Padi Sawah 1087 2173 3860

2 Jagung 1325 1478 2803

3 Kacang Tanah 5 6 11

4 Kacang Hijau 7 5 12

5 Kacang Panjang 31 28 59

6 Ubi Kayu 47 21 68

7 Ubi Jalar 49 31 80

8 Cabai 89 63 152

9 Semangka 12 11 23


(38)

2 Tanjung Selamat 7312 52.04

Jumlah 14328 100

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura BPP Medan Krio, 2008 Tabel 3.2.3 Jumlah Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan Bukan Pertanian

DESA PEGAWAI PEDAGANG BURUH

BANGUNAN

JUMLAH

Tanjung Selamat

268 159 1592 2019

Sei Beras Sekata

105 472 343 920

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura BPP Medan Krio, 2008

Tabel 3.2.4 Persentase (%) Jumlah Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan Bukan Pertanian

DESA % PEGAWAI %PEDAGANG %BURUH

BANGUNAN

JUMLAH %

Tanjung Selamat

13.27 7.88 78.85 100

Sei Beras Sekata

11.42 51.30 37.28 100

Tabel.3.2.5 Jumlah Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan Bidang Pertanian

NO DESA PETANI BURUH TANI JUMLAH

1 Sei Beras Sekata 603 78 681

2 Tanjung Selamat 112 120 232


(39)

Tabel.3.2.6 Persentase (%) Jumlah Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan Bidang Pertanian

NO DESA % PETANI % BURUH TANI JUMLAH %

1 Sei Beras Sekata 88.5 11.5 100

2 Tanjung Selamat 48.28 51.72 100

Tabel 3.2.7 Populasi dan Sampel di Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung Selamat

NO Desa Petani (KK) Persentase (%)

1 Sei Beras

Sekata

112 15.66

2 Tanjung Selamat

603 84.34

Jumlah 715 100

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura BPP Medan Krio, 2010

3.2 Metode Penarikan Sampel

Populasi penelitian sampel adalah petani budidaya padi yang melakukan usahatani di Desa Sei Beras Sekata. Metode penentuan sampel di lakukan dengan teknik Proportional Stratified Random Sampling, yaitu pemilihan sampel secara acak berstrata dari keseluruhan populasi yang ada, di mana setiap strata diwakili oleh sampel yang jumlahnya ditetapkan secara proporsional. Strata dalam hal ini


(40)

tersebut dilakukan secara random. Prosedur demikian adalah pengambilan sampel dengan teknik stratified random sampling (Nazir, 2003 : 293).

Cara pengambilan atau penentuan jumlah petani sample adalah dari populasi kelompok tani di WKPP Sei Beras Sekata yang berjumlah 529 KK. Dengan perincian populasi di Desa Sei Beras Sekata berjumlah 469 KK dan di Desa Tanjung Selamat berjumlah 60 KK, dengan perincian sebagai berikut : Desa Sei Beras Sekata terdapat 10 Kelompok Tani.

Nama Poktan : Sekata

Jumlah Anggota Kelompok : 42

Desa : Sei Beras Sekata

Kecamatan : Sunggal

Kabupaten : Deli Serdang

Komoditi : Padi Sawah

No Jabatan Luas Kebutuhan Benih

(Kg)

1 Ketua 0.5 12.5

2 Sekretaris 1.5 37.5

3 Bendahara 1.0 25.0

4 Anggota 1.2 30.0

5 Anggota 0.5 12.5

6 Anggota 0.6 15.0

7 Anggota 1.5 37.5

8 Anggota 0.6 15.0

9 Anggota 1.5 37.5

10 Anggota 0.5 12.5

11 Anggota 0.5 12.5

12 Anggota 1.0 25.0

13 Anggota 1.5 37.5

14 Anggota 1.5 37.5

15 Anggota 0.6 15.0

16 Anggota 0.5 12.5

17 Anggota 0.5 12.5

18 Anggota 0.6 15.0

19 Anggota 0.5 12.5

20 Anggota 1.0 25.0

21 Anggota 0.6 15.0

22 Anggota 0.6 15.0

23 Anggota 1.5 37.5

24 Anggota 1.5 37.5

25 Anggota 0.7 17.5


(41)

27 Anggota 0.5 12.5

28 Anggota 0.6 15.0

29 Anggota 1.0 25.0

30 Anggota 1.0 25.0

31 Anggota 0.5 12.5

32 Anggota 0.5 12.5

33 Anggota 0.6 15.0

34 Anggota 1.2 30.0

35 Anggota 0.6 15.0

36 Anggota 0.6 15.0

37 Anggota 0.6 15.0

38 Anggota 1.0 25.0

39 Anggota 0.6 15.0

40 Anggota 1.0 25.0

41 Anggota 0.6 15.0

42 Anggota 0.5 12.5

Jumlah 35.0 875.0

Nama Poktan/Gapokta : Arihta Jumlah Anggota Kelompok : 31

Desa : Sei Beras Sekata

Kecamatan : Sunggal

Kabupaten : Deli Serdang

Komoditi : Padi Sawah

No Jabatan Luas Kebutuhan Benih

(Kg)

1 Ketua 2.0 50.0

2 Sekretaris 1.5 37.5

3 Bendahara 0.6 15.0

4 Anggota 0.5 12.5

5 Anggota 0.5 12.5

6 Anggota 0.6 15.0

7 Anggota 0.7 17.5

8 Anggota 0.5 12.5

9 Anggota 1.0 25.0

10 Anggota 0.7 17.5

11 Anggota 1.0 25.0

12 Anggota 1.0 25.0

13 Anggota 1.5 37.5

14 Anggota 0.6 15.0

15 Anggota 0.6 15.0

16 Anggota 0.5 12.5

17 Anggota 1.0 25.0

18 Anggota 1.0 25.0


(42)

23 Anggota 1.5 37.5

24 Anggota 1.0 25.0

25 Anggota 1.0 25.0

26 Anggota 1.0 25.0

27 Anggota 1.2 30.0

28 Anggota 1.6 40.0

29 Anggota 0.5 12.5

30 Anggota 0.5 12.5

31 Anggota 1.0 25.0

Jumlah 30.0 750.0

Nama Poktan/Gapokta : Rimo Gelang Jumlah Anggota Kelompok : 38

Desa : Sei Beras Sekata

Kecamatan : Sunggal

Kabupaten : Deli Serdang

Komoditi : Padi Sawah

No Jabatan Luas Kebutuhan Benih

(Kg)

1 Ketua 1.5 37.5

2 Sekretaris 0.6 15.0

3 Bendahara 0.8 20.0

4 Anggota 0.5 12.5

5 Anggota 0.5 20.0

6 Anggota 0.8 15.0

7 Anggota 0.6 12.5

8 Anggota 0.5 12.5

9 Anggota 0.5 37.5

10 Anggota 1.5 62.5

11 Anggota 2.5 12.5

12 Anggota 0.5 15.0

13 Anggota 0.6 15.0

14 Anggota 0.6 15.0

15 Anggota 0.6 12.5

16 Anggota 0.5 15.0

17 Anggota 0.6 37.5

18 Anggota 1.5 12.5

19 Anggota 0.5 12.5

20 Anggota 0.5 12.5

21 Anggota 1.5 37.5

22 Anggota 0.5 12.5

23 Anggota 0.5 12.5

24 Anggota 0.6 15.0

25 Anggota 0.5 12.5

26 Anggota 0.6 15.0

27 Anggota 0.5 12.5

28 Anggota 0.5 12.5


(43)

30 Anggota 0.5 12.5

31 Anggota 0.9 22.5

32 Anggota 0.5 12.5

33 Anggota 1.5 37.5

34 Anggota 0.5 12.5

35 Anggota 1.5 37.5

36 Anggota 0.6 15.0

37 Anggota 0.5 12.5

38 Anggota 0.5 12.5

Jumlah 30.0 750.0

Nama Poktan : Tani Makmur

Jumlah Anggota Kelompok : 41

Desa : Sei Beras Sekata

Kecamatan : Sunggal

Kabupaten : Deli Serdang

Komoditi : Padi Sawah

No Jabatan Luas Kebutuhan Benih

(Kg)

1 Ketua 1.5 37.5

2 Sekretaris 1.0 25.0

3 Bendahara 1.0 25.0

4 Anggota 1.0 25.0

5 Anggota 1.5 37.5

6 Anggota 1.0 25.0

7 Anggota 1.5 37.5

8 Anggota 1.0 25.0

9 Anggota 1.5 37.5

10 Anggota 0.7 17.5

11 Anggota 1.0 25.0

12 Anggota 1.0 25.0

13 Anggota 1.0 25.0

14 Anggota 0.6 15.0

15 Anggota 1.0 25.0

16 Anggota 0.5 12.5

17 Anggota 1.0 25.0

18 Anggota 1.0 25.0

19 Anggota 1.5 37.5

20 Anggota 1.5 37.5

21 Anggota 1.5 37.5

22 Anggota 0.5 12.5

23 Anggota 1.5 37.5

24 Anggota 1.0 25.0

25 Anggota 0.8 20.0

26 Anggota 1.5 37.5


(44)

31 Anggota 0.5 12.5

32 Anggota 1.0 25.0

33 Anggota 0.5 12.5

34 Anggota 0.5 12.5

35 Anggota 1.0 25.0

36 Anggota 0.5 12.5

37 Anggota 1.0 25.0

38 Anggota 0.5 12.5

39 Anggota 0.8 20.0

40 Anggota 1.0 25.0

41 Anggota 0.5 12.5

Jumlah 37.0 925.0

Nama Poktan : Mbuah Page

Jumlah Anggota Kelompok : 52

Desa : Sei Beras Sekata

Kecamatan : Sunggal

Kabupaten : Deli Serdang

Komoditi : Padi Sawah

No Jabatan Luas Kebutuhan Benih

(Kg)

1 Ketua 2.5 62.5

2 Sekretaris 1.0 25.0

3 Bendahara 0.5 12.5

4 Anggota 0.5 12.5

5 Anggota 0.5 12.5

6 Anggota 1.0 25.0

7 Anggota 1.0 25.0

8 Anggota 0.5 12.5

9 Anggota 0.5 12.5

10 Anggota 1.0 25.0

11 Anggota 0.5 12.5

12 Anggota 1.0 25.0

13 Anggota 0.5 12.5

14 Anggota 0.5 12.5

15 Anggota 0.5 12.5

16 Anggota 1.0 25.0

17 Anggota 0.5 12.5

18 Anggota 1.5 37.5

19 Anggota 0.5 12.5

20 Anggota 1.0 25.0

21 Anggota 1.0 25.0

22 Anggota 0.5 12.5

23 Anggota 0.5 12.5

24 Anggota 1.0 25.0

25 Anggota 0.5 12.5

26 Anggota 0.5 12.5


(45)

28 Anggota 0.5 12.5

29 Anggota 2.0 50.0

30 Anggota 0.5 12.5

31 Anggota 1.0 25.0

32 Anggota 1.0 25.0

33 Anggota 0.5 12.5

34 Anggota 0.5 12.5

35 Anggota 0.5 12.5

36 Anggota 0.5 12.5

37 Anggota 1.0 25.0

38 Anggota 1.0 25.0

39 Anggota 0.5 12.5

40 Anggota 1.0 25.0

41 Anggota 1.0 25.0

42 Anggota 1.0 25.0

43 Anggota 0.5 12.5

44 Anggota 1.0 25.0

45 Anggota 0.5 12.5

46 Anggota 1.0 25.0

47 Anggota 1.0 25.0

48 Anggota 0.5 12.5

49 Anggota 0.5 12.5

50 Anggota 0.5 12.5

51 Anggota 0.5 12.5

52 Anggota 0.5 12.5

Jumlah 40.0 1.000.0

Nama Poktan : Karya Tani

Jumlah Anggota Kelompok : 60 Orang

Desa : Sei Beras Sekata

Kecamatan : Sunggal

Kabupaten : Deli Serdang

Komoditi : Padi Sawah

No Jabatan Luas Kebutuhan Benih


(46)

4 Anggota 1.2 30.0

5 Anggota 1.0 25.0

6 Anggota 1.5 37.5

7 Anggota 0.5 12.5

8 Anggota 0.5 12.5

9 Anggota 1.0 25.0

10 Anggota 1.6 40.0

11 Anggota 1.0 25.0

12 Anggota 0.5 12.5

13 Anggota 0.6 15.0

14 Anggota 1.5 37.5

15 Anggota 1.5 37.5

16 Anggota 1.2 30.0

17 Anggota 1.2 30.0

18 Anggota 0.8 20.0

19 Anggota 0.5 12.5

20 Anggota 0.5 12.5

21 Anggota 0.5 12.5

22 Anggota 0.6 15.0

23 Anggota 0.8 20.0

24 Anggota 1.5 37.5

25 Anggota 1.0 25.0

26 Anggota 1.0 25.0

27 Anggota 1.0 25.0

28 Anggota 1.8 45.0

29 Anggota 0.5 12.5

30 Anggota 0.5 12.5

31 Anggota 1.0 25.0

32 Anggota 0.6 15.0

33 Anggota 0.8 20.0

34 Anggota 0.8 20.0

35 Anggota 1.5 37.5

36 Anggota 0.8 20.0

37 Anggota 1.0 25.0

38 Anggota 1.0 25.0

39 Anggota 1.8 45.0

40 Anggota 0.5 12.5

41 Anggota 1.5 37.5

42 Anggota 0.5 12.5

43 Anggota 1.8 45.0

44 Anggota 0.5 12.5

45 Anggota 0.5 12.5

46 Anggota 0.9 22.5

47 Anggota 0.5 12.5

48 Anggota 0.6 15.0

49 Anggota 0.8 20.0

50 Anggota 0.5 12.5

51 Anggota 0.8 20.0

52 Anggota 0.5 12.5


(47)

54 Anggota 0.5 12.5

55 Anggota 0.5 12.5

56 Anggota 0.9 22.5

57 Anggota 0.5 12.5

58 Anggota 0.5 12.5

59 Anggota 0.5 12.5

60 Anggota 0.6 15.0

Jumlah 55.0 1.375.0

Nama Poktan : Karya Jaya

Jumlah Anggota Kelompok : 65

Desa : Sei Beras Sekata

Kecamatan : Sunggal

Kabupaten : Deli Serdang

Komoditi : Padi Sawah

No Jabatan Luas Kebutuhan Benih

(Kg)

1 Ketua 1.0 25.0

2 Sekretaris 1.0 25.0

3 Bendahara 1.0 25.0

4 Anggota 1.0 25.0

5 Anggota 0.5 12.5

6 Anggota 1.0 25.0

7 Anggota 1.5 37.5

8 Anggota 0.4 10.0

9 Anggota 0.5 12.5

10 Anggota 1.5 37.5

11 Anggota 0.6 15.0

12 Anggota 0.5 12.5

13 Anggota 0.3 7.5

14 Anggota 0.8 20.0

15 Anggota 0.3 7.5

16 Anggota 0.5 12.5

17 Anggota 0.5 12.5

18 Anggota 0.5 12.5

19 Anggota 0.7 17.5

20 Anggota 0.8 20.0

21 Anggota 0.5 12.5

22 Anggota 1.0 25.0

23 Anggota 0.5 12.5

24 Anggota 0.3 7.5

25 Anggota 0.8 20.0

26 Anggota 0.5 12.5


(48)

31 Anggota 0.5 12.5

32 Anggota 1.5 37.5

33 Anggota 0.5 12.5

34 Anggota 0.4 10.0

35 Anggota 1.2 30.0

36 Anggota 0.5 12.5

37 Anggota 0.3 7.5

38 Anggota 0.5 12.5

39 Anggota 0.5 12.5

40 Anggota 1.0 25.0

41 Anggota 0.6 15.0

42 Anggota 0.5 12.5

43 Anggota 0.5 12.5

44 Anggota 1.0 25.0

45 Anggota 0.8 20.0

46 Anggota 0.9 22.5

47 Anggota 1.0 25.0

48 Anggota 0.6 15.0

49 Anggota 1.0 25.0

50 Anggota 0.5 12.5

51 Anggota 0.5 12.5

52 Anggota 0.3 7.5

53 Anggota 1.2 30.0

54 Anggota 0.5 12.5

55 Anggota 0.5 12.5

56 Anggota 1.0 25.0

57 Anggota 1.0 25.0

58 Anggota 0.5 12.5

59 Anggota 0.6 15.0

60 Anggota 0.5 12.5

61 Anggota 0.5 12.5

62 Anggota 1.0 25.0

63 Anggota 0.3 7.5

64 Anggota 0.7 17.5

65 Anggota 1.0 25.0

Jumlah 47.0 1.175.0

Nama Poktan : Makmur Jaya

Jumlah Anggota Kelompok : 66

Desa : Sei Beras Sekata

Kecamatan : Sunggal

Kabupaten : Deli Serdang

Komoditi : Padi Sawah

No Jabatan Luas Kebutuhan Benih

(Kg)

1 Ketua 2.2 55.0

2 Sekretaris 1.0 25.0


(49)

4 Anggota 1.4 35.0

5 Anggota 1.0 25.0

6 Anggota 1.0 25.0

7 Anggota 1.3 32.5

8 Anggota 0.7 17.5

9 Anggota 0.6 15.0

10 Anggota 0.8 20.0

11 Anggota 0.5 12.5

12 Anggota 0.8 20.0

13 Anggota 1.7 42.5

14 Anggota 2.4 60.0

15 Anggota 0.8 20.0

16 Anggota 2.2 55.0

17 Anggota 1.1 27.5

18 Anggota 0.4 10.0

19 Anggota 0.3 7.5

20 Anggota 1.3 32.5

21 Anggota 0.7 17.5

22 Anggota 0.5 12.5

23 Anggota 0.6 15.0

24 Anggota 0.3 7.5

25 Anggota 0.9 22.5

26 Anggota 0.4 10.0

27 Anggota 0.2 5.0

28 Anggota 0.9 22.5

29 Anggota 0.5 12.5

30 Anggota 1.4 35.0

31 Anggota 1.0 25.0

32 Anggota 0.6 15.0

33 Anggota 0.5 12.5

34 Anggota 0.8 20.0

35 Anggota 0.5 12.5

36 Anggota 2.2 55.0

37 Anggota 0.5 12.5

38 Anggota 1.4 35.0

39 Anggota 0.7 17.5

40 Anggota 0.8 20.0

41 Anggota 1.0 25.0

42 Anggota 0.5 12.5

43 Anggota 0.5 12.5

44 Anggota 0.6 15.0

45 Anggota 0.8 20.0

46 Anggota 0.9 22.5

47 Anggota 1.0 25.0

48 Anggota 1.0 25.0

49 Anggota 0.5 12.5


(50)

54 Anggota 0.9 22.5

55 Anggota 0.4 10.0

56 Anggota 1.4 35.0

57 Anggota 0.5 12.5

58 Anggota 0.5 12.5

59 Anggota 3.0 75.0

60 Anggota 0.9 22.5

61 Anggota 0.9 22.5

62 Anggota 0.5 12.5

63 Anggota 1.2 30.0

64 Anggota 0.5 12.5

65 Anggota 0.5 12.5

66 Anggota 0.5 12.5

Jumlah 55.0 1.375..0

Nama Poktan : Tani Jaya

Jumlah Anggota Kelompok : 30

Desa : Sei Beras Sekata

Kecamatan : Sunggal

Kabupaten : Deli Serdang

Komoditi : Padi Sawah

No Jabatan Luas Kebutuhan Benih

(Kg)

1 Ketua 0.8 20.0

2 Sekretaris 0.6 15.0

3 Bendahara 0.4 10.0

4 Anggota 0.7 17.5

5 Anggota 0.6 15.0

6 Anggota 0.6 15.0

7 Anggota 0.5 12.5

8 Anggota 0.8 20.0

9 Anggota 0.6 15.0

10 Anggota 0.9 22.5

11 Anggota 0.8 20.0

12 Anggota 0.5 12.5

13 Anggota 0.9 22.5

14 Anggota 0.5 12.5

15 Anggota 0.5 12.5

16 Anggota 0.5 12.5

17 Anggota 0.6 15.0

18 Anggota 0.2 5.0

19 Anggota 1.2 30.0

20 Anggota 0.5 12.5

21 Anggota 0.3 7.5

22 Anggota 0.3 7.5

23 Anggota 0.6 15.0


(51)

25 Anggota 1.2 30.0

26 Anggota 0.6 15.0

27 Anggota 0.5 12.5

28 Anggota 0.5 12.5

29 Anggota 1.2 30.0

30 Anggota 0.3 7.5

Jumlah 19.0 475.0

Nama Poktan/Gapokta : Perjuangan

Jumlah Anggota Kelompok : 49

Desa : Sei Beras Sekata

Kecamatan : Sunggal

Kabupaten : Deli Serdang

Komoditi : Padi Sawah

No Jabatan Luas Kebutuhan Benih

(Kg)

1 Ketua 0.7 17.5

2 Sekretaris 0.5 12.5

3 Bendahara 1.0 25.0

4 Anggota 0.8 20.0

5 Anggota 1.2 30.0

6 Anggota 0.9 22.5

7 Anggota 1.0 25.0

8 Anggota 0.5 12.5

9 Anggota 0.5 12.5

10 Anggota 0.9 22.5

11 Anggota 1.2 30.0

12 Anggota 0.4 10.0

13 Anggota 0.5 12.5

14 Anggota 0.5 12.5

15 Anggota 1.2 30.0

16 Anggota 0.3 7.5

17 Anggota 1.0 25.0

18 Anggota 1.0 25.0

19 Anggota 0.6 15.0

20 Anggota 2.0 50.0

21 Anggota 1.6 40.0

22 Anggota 0.7 17.5

23 Anggota 0.2 5.0

24 Anggota 1.5 37.5

25 Anggota 0.3 7.5

26 Anggota 1.5 37.5

27 Anggota 0.6 15.0

28 Anggota 1.0 25.0

29 Anggota 0.5 12.5

30 Anggota 0.5 12.5


(52)

35 Anggota 0.8 20.0

36 Anggota 0.3 7.5

37 Anggota 1.8 45.0

38 Anggota 0.9 22.5

39 Anggota 1.0 25.0

40 Anggota 0.5 12.5

41 Anggota 0.5 12.5

42 Anggota 0.2 5.0

43 Anggota 1.0 25.0

44 Anggota 0.3 7.5

45 Anggota 0.5 12.5

46 Anggota 0.4 10.0

47 Anggota 0.5 12.5

48 Anggota 0.5 12.5

49 Anggota 1.0 25.0

Jumlah 35.0 875.0

Desa Tanjung Selamat terdapat 1 Kelompok Tani dengan jumlah 60 KK.

NO NAMA LUAS TANAM (Ha)

1. Sutiono 2

2 Kandi 3

3 Adi 2

4 M. Tarigan 2

5 Suratmi 1

6 Lamria S 1

7 R. Br. Manik 1

8 R. Silaban 1

9 Nurhayati M 1

10 Atan 1.5

11 Mery 2

12 Ngadimin 2


(53)

14 Wagirun 1.5

15 M. Ginting 2

16 Suparno 2

17 Arsanik 1

18 Ahmadi 1

19 Roni 2

20 Poniran 2

21 Lestari 2

22 Anuar 1

23 Sukiman 1

24 Wardi 1

25 Pairin 1

26 Lasmito 1.5

27 Ismail 1

28 Sarianto 1

29 Lornella 1

30 Rustini 1

31 Arnik 0.5

32 M. Bangun 0.5

33 Hariono 1

34 Rianto 1

35 Mak Olo 2


(54)

37 Risma Tindaon 2 38 Tiuma br. Tindaon 1

39 Wartia 1

40 Jamila 1

41 Ma Irfan 1.5

42 Yosep 1.5

43 A. Manalu 1.5

44 L. Lumbangaol 2

45 Ernaati 2

46 Bijak P 1

47 Perdana P 1

48 Supangat 1

49 Baktiar 1

50 Husin 0.5

51 Marsanak 2

52 Nora 1.5

53 Pahri 2

54 Ratna 1

55 Terkelin Ginting 1.5 56 Juliana Ginting 2 57 Perdana Tarigan 1

58 Erna 1


(55)

60 Bp. Bengkuang 2

Penentuan petani sampel diambil dengan distribusi sebagai berikut : Tabel 3.2.6 Populasi dan Sampel Kelompok Tani di Desa Sei Beras Sekata Strata Kelas Interval

Berdasarkan Luas Lahan (Ha)

Populasi Sampel

Sei Beras Sekata

Tanjung Selamat

Jlh Pemilik Penyewa Jlh

I ≤ 1 262 4 1246 9 13 22

II > 1 207 56 413 3 5 8

Jumlah 469 60 1659 12 18 30

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari petani responden melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tanaman Pangan dan Hortikultura dan juga dari Kantor Kepala Desa di daerah penelitian.

3.4. Metode Analisis Data

- Untuk hipotesis 1, 2, 3, digunakan analisis deskriptif dengan menjelaskan bentuk program dan pelaksanaan program yang diberikan oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) kepada petani budidaya padi sawah.


(56)

Dimana :

f0 = frekuensi hasil yang diperoleh pada setiap kategori faktor

fe = frekuensi yang diharapkan pada setiap kategori faktor

= Jumlah kategori faktor yang diamati

HO diterima : X2 Hitung < X2 Tabel HO ditolak : X2 Hitung > X2 Tabel

Untuk menentukan skor sikap digunakan skala pengukuran sikap dari Likert dengan rumus :

b b o a b a n S n S Y Y t 2 2 _ + − = Dimana :

Y = Rata – rata skor pernyataan

2

S

=

Varians skor pernyataan

n = Jumlah responden (Azwar. 1995 : 54)

Untuk menguji hipotesis 5, 6 dianalisis dengan deskriptif. yaitu dijelaskan masalah – masalah yang dihadapi petani dan upaya – upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian di daerah penelitian

3.5. Defenisi dan Batasan Operasional


(57)

Untuk memperjelas dan menghindari kesalah pahaman dalam penelitian ini, maka dibuat batasan operasional sebagai berikut :

1. Penyuluhan Pertanian adalah : Pendidikan non formal yang ditujukan pada petani dan keluarganya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang di kelola oleh Balai Penyuluhan Pertanian yang dalam pengawasa Dinas Pertanian. 2. Penyuluh Pertanian Lapangan adalah Orang yang membantu

kegiatan penyuluhan pertanian dan mengelola organisasi penyuluhan pertanian.`

3. Program Penyuluhan Pertanian adalah rencana kerja penyuluhan pertanian yang berisi asas dan pelaksanaan program.

4. Evaluasi Program adalah penilaian petani terhadap program penyuluhan pertanian di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian).

5. Evaluasi formatif adalah usaha untuk meningkatkan efektivitas melalui kampanye penyuluhan dengan cara mengumpulkan informasi mengenai reaksi sasaran kelompok dan pengalaman penyuluh ketika melaksanakan program.

6. Evaluasi summatif adalah usaha mengukur perubahan yang dicapai melalui program penyuluhan yang telah dilaksanakan, dan menggunakan pengalaman ini untuk memperbaiki program penyuluhan lainnya.


(58)

7. Umur responden (X1) adalah lama waktu hidup responden

(tahun) dari lahir hingga ketika dilakukan penelitian.

8. Tingkat Pendidikan responden (X2) adalah lama jenjang

pendidikan yang telah ditempuh oleh responden untuk memperoleh pengajaran dibangku sekolah (pendidikan formal). 9. Pengalaman Bertani (X3) adalah lama petani menggeluti

usahatani padi sawah.

10.Luas lahan (X5) adalah satuan luas (Ha) areal pertanaman padi

sawah yang diusahakan oleh responden.

11.Produktifitas (X6) adalah hasil panen komoditi padi sawah yang

diusahakan oleh responden.

12.Tingkat Kosmopolitan (X7) adalah wawasan yang dimiliki oleh

petani dalam mengusahakan usahatani yang mereka tekuni yang salah satunya dapat ditandai dengan kemauan mereka untuk banyak atau sering membaca.

13.Frekuensi mengikuti kegiatan Penyuluhan (X8) adalah

Seringnya petani mengikuti kegiatan Penyuluhan Pertanian yang dilakukan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dapat berupa pertemuan mingguan / bulanan.

14.Jumlah tanggungan (X9) adalah jumlah seluruh angggota

keluarga yang menjadi tanggungan responden.

15.Produksi (X10) hasil panen padi sawah per tahun yang diukur


(59)

16.Pendapatan kotor (X11) adalah seluruh pendapatan pendapatan

yang diterima petani sebelum dikurangi oleh biaya-biaya produksi lainnya.

17.Pendapatan bersih (X12) adalah pendapatan yang diterima

petani setelah

3.6. Batasan Operasional

1. Tempat penelitian adalah di WKPP Sei Beras Sekata yang terdiri dari dua Desa yaitu Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

2. Sampel penelitian adalah : petani budidaya padi sawah. 3. Waktu penelitian adalah 2008


(60)

BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL


(61)

1. Deskripsi Daerah Penelitian

WKPP Sei Beras Sekata, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. yang terdiri dari 2 (dua) desa yaitu : Desa Sei Beras Sekata dan Desa Tanjung Selamat, tetapi yang menjadi fokus peneliti adalah di Desa Sei Beras Sekata.

Batas-Batas WKPP Sei Beras Sekata diapit oleh terdiri dari :

• Sebelah Utara Desa Paya Geli

• Sebelah Barat Desa Medan Krio

• Sebelah Timur Desa Suka Maju

• Sebelah Selatan Kecamatan Medan Sunggal.

A. Desa Sei Beras Sekata

• Desa Sei Beras Sekata terdiri dari 5 Dusun dengan jumlah penduduk 7016 orang. Penduduk desa Sei Beras Sekata mayoritas suku Karo dan beragama Kristen dengan 89% sebagai petani, sedangkan mata pencaharian yang lain sebagai pegawai, buruh bangunan, dan lain-lain. Luas lahan sawah 412 Ha, sedangkan lahan kering 138 Ha, tegal kebun 31 Ha, 137 Ha pemukiman.


(62)

dan agama bervariasi antara Islam dan Kristen. Mata pencaharian penduduknya juga bervariasi antara petani, buruh tani, pegawai dan buruh bangunan, luas sawah 25 Ha, lahan kering 392 Ha, tegal kebun 95 Ha, pemukiman 297 Ha.

b. Keadaan Penduduk

Penduduk di WKPP Sei Beras Sekata : Tabel 4.2.1 Jumlah Petani di Kecamatan Sunggal, 2008

No Desa

Sei Beras Sekata 1 I A

2 I B 3 II 4 III 5 IV

Jumlah Petani

Tanjung Selamat 1 I A

2 I B 3 II A 4 II B 5 III 6 IV


(63)

Total Sumber : Kantor Kepala Desa, 2010

2. Data Sosial Ekonomi Petani

Pendapatan petani perkapita di WKPP Sei Beras Sekata disesuaikan dengan penghasilan dari hasil pertanian. Untuk musim tanam 2009 ini, pendapatan sangat menurun drastis seiring dengan adanya serangan hama penyakit yaitu hama penggerek dan penyakit kresek yang melanda kelompok tani, Sekata, Arihta, Rimo Gelang, Tani Makmur, Makmur Tani, Karya Tani, sedangkan kelompok yang lain yaitu Karya Jaya, Makmur Jaya, Tani Jaya dan Perjuangan terkena musibah puting beliung sehingga padi yang siap panen tumbang, pada saat menjelang Hari Raya, makanya tidak ada yang mau memanen. Pada saat panen harga anjlok sampai Rp. 1500,-/kg Gkp, karana gabahnya sudah hitam.

2.1 Data Incame a. Petani

Padi : 874 Ha x 6.000 kg x Rp. 2.500 = Rp. 13.110.000.000,- Jagung : 150 Ha x 580 kg x Rp. 1.300 =

= Rp. 13.23.100.000,- Rp. 113.100.000,-

Pendapatan lain (upah) = Rp. 12.455.610.000,-

Total = Rp. 25.678.740.000,-


(64)

Keluarga tani (1 orang petani) = Rp. 662

= Rp. 19.974.000,-

Masyarakat =

14.328 Rp. 25.678.740.000,-

Rp. 1.792.000,-

b. Tenaga kerja produktif

1. umur = 13 – 17 tahun = 4.197 orang 2. umur = 18 – 55 tahun = 7.982 orang

c. Tingkat pendidikan

Belum sekolah 1.632 orang (12,17%)

TK 425 orang (2,61%)

SD 3.799 orang (24,54%)

SMP 2.804 orang (20,52%)

SMA 4.197 orang (29,70%)

Perguruan tinggi 909 orang (6,62%) Tidak Sekolah 562 orang (3,84%)

d. Kepemilikan lahan sawah

1. < 0,25 Ha = 50% (331 orang) 2. 0,26 – 0,5 Ha = 30% (199 orang) 3. 0,6 – 0,9 Ha = 10% (66 orang) 4. 1 Ha = 9% (60 orang) 5. > 1 Ha = 1% (6 orang)


(65)

Administrasi Desa Tanjung Selamat

Gambaran suatu daerah atau desa pada masa lalu sangat penting untuk diketahui agar kita memahami, mengetahui, membandingkan, perubahan-perubahan yang terjadi di dalam dinamika masyarakat dan dinamika suatu desa tersebut. Berdasarkan wawancara penulis dengan salah seorang warga yang telah lama bermukim dari tahun 1953 di desa Tanjung Selamat yaitu Bapak Wisnan. Beliau mengatakan bahwa keadaan Desa Tanjung Selamat :

• Area tanaman padi masih merupakan sawah tadah hujan.

• Prasarana jalan kurang layak pakai oleh sarana transportasi

• Prasarana jalan masih berupa jalan setapak yang berupa tanah belum di aspal karena area desa masih ditanami oleh pepohonan semak belukar, beberapa komoditi yang berupa tanaman palawija, hortikultura, perkebunan seperti padi, jagung, rambutan, pohon jambu dan sebagainya.

• Mayoritas mata pencaharian masyarakat pada tahun 1990 ke bawah (sebelum tahun 1990) adalah petani.

• Pemukiman penduduk masih jarang

• Jarak antara rumah penduduk masih berjauhan dan bahan bangunan rumah masih tradisional berupa kayu, beratap rumbia atau rumah yang masih bergaya sesuai adat istiadat pemilik rumah.

• Fasilitas desa, sarana dan prasarana yang penting pada masa sekarang seperti listrik, telepon, angkutan umum, PUSKESMAS, sekolah belum ada.


(66)

dari 6 Dusun yang dipimpin oleh masing-masing kepala dusun dengan perincian sebagai berikut :

• Dusun I A dipimpin oleh : Bapak Amir

• Dusun I B dipimpin oleh : Bapak Yunus

• Dusun II A dipimpin oleh : Bapak Usmanto

• Dusun II B dipimpin oleh : Bapak Haryanto

• Dusun III dipimpin oleh : Bapak Munus

• Dusun IV dipimpin oleh : Bapak Tarmizi

Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang mempunyai batas – batas administrasi desa yaitu :

Utara : Sei Belawan ( Kelurahan Tanjung Selamat Medan ) Timur : Kelurahan Namo Gajah

Selatan : Desa Tanjung Anom

Barat : Desa Tuntungan ( Desa Sei Beras Sekata )

Keadaan Atau Potensi Alam Desa Tanjung Selamat

Desa Tanjung Selamat pada umumnya daerah dataran rendah dengan luas desa 455.2 Ha dengan suhu udara rata - rata 320C. Area tanah di Desa Tanjung Selamat digunakan untuk area persawahan, permukiman, pertanian dengan ukuran luas area dihitung pada tahun 2001 yaitu :

Sumber : Data Sensus Penduduk tahun 2001

NO AREA LUAS AREA


(67)

2 Permukiman 288,6 Ha

3 Pertanian 140,5 Ha

Jumlah 441,3 Ha

Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010

Angka luas lahan tersebut dari tahun 2006 dan 2007 telah mengalami perubahan karena sebahagian kecil masyarakat di Desa Tanjung Selamat telah beralih mata pencaharian. Mayoritas masyarakat yang sebelumnya terlibat dalam usahatani menjadi masyarakat yang terlibat dalam bidang kewirausahaan atau bermata pencaharian di bidang non agriculture (tidak dibidang pertanian), antara lain : pedagang, pemborong, usaha bengkel, usaha rumah makan, usaha kios, guru.

Partisipasi Masyarakat

Suku yang ada di Desa Tanjung Selamat yaitu : Jawa, Batak Karo, Batak Toba, Batak Pak-Pak, Melayu. Partisipasi masyarakat dapat dilihat dari aspek sosial budaya yaitu masyarakat aktif dalam kegiatan perwiritan seperti pengajian setiap minggu, kegiatan acara keagamaan. Selain itu partisipasi masyarakat dapat dilihat dari keaktifan masyarakat dalam organisasi-organisasi yang dibentuk di Desa Tanjung Selamat tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut :


(68)

1 PP (Pemuda Pancasila) 30 Jiwa

2 IPK (Ikatan Pemuda Karya) 25 Jiwa

3 AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia)

25 Jiwa

4 BM PAN (Badan Musyawarah Partai Amanat Nasional)

20 Jiwa

Jumlah 100 Jiwa

Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010

Masyarakat juga aktif berperan dalam program-program yang dibentuk oleh bdan pemerintah seperti contohnya kegiatan PKK. Adapun 10 program pokok PKK di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut :

10 Program Pokok PKK Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang


(69)

No Program Pokok PKK

1 Penghayatan dan pengamalan Pancasila

2 Gotong royong

3 Pangan

4 Sandang

5 Perumahan dan tata laksana rumah 6 Pendidikan dan keterampilan

7 Kesehatan

8 Mengembangkan kehidupan berkoperasi 9 Kelestarian lingkungan hidup

10 Perencanaaan sehat

Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010

Fasilitas Desa


(70)

2 Alat-alat kebersihan Untuk gotong royong (jumat bersih) 3 Pabrik • Sebagai pabrik kotak telur

• Usaha pengolahan kopi (pabrik kopi) U.D Sumatera Kopi

• Usaha pembuatan kerupuk 4 Villa Sebagai tempat penginapan Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010

Beberapa potensi yang dimiliki Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang

Sarana dan Prasarana 1. Sarana

Sarana-sarana yang terdapat di Desa Tanjung Selamat pada saat ini semakin lebih baik karena selain adanya bantuan dari pemerintah maka pembangunan sarana di Desa Tanjung Selamat ini didukung oleh adanya partisipasi dari masyarakat setempat. Sarana yang ada dapat dipergunakan bagi masyarakat desa Tanjung Selamat dapat diuraikan sebagai berikut :

Sarana Ibadah

Mesjid 4 Unit


(71)

Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010

Sarana Pendidikan

SMP 1 Unit

SD 3 Unit

TK 4 Unit

Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010

Sarana Kesehatan

Puskesmas 1 Unit

Posyandu 2 Unit

Klinik 1 Unit

Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010

Sarana Perkantoran

Kantor Desa 1 Unit

Kantor Instansi 1 Unit

Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010


(72)

Stasiun Angkutan Umum 1 Unit Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Selamat 2010

2. Prasarana

Sistem prasarana wilayah adalah jaringan yang menghubungkan satu pusat kegiatan dengan pusat kegiatan lainnya, yaitu antara satu permukiman dengan permukiman lainnya, antara lokasi budidaya dengan lokasi permukiman, dan antara budidaya yang satu dengan lokasi budidaya lainnya (Tarigan, 2005).

Maka bentuk jaringan yang ada di Desa Tanjung Selamat adalah jalan raya, jalan antar dusun, jalur sungai, jaringan yang berupa proyek vital yaitu listrik (PLN), Telkom (Tower) yang berjumlah 1 unit tetap.

Di Desa Tanjung Selamat tidak terdapat POSKAMLING. Namun di Desa tersebut sudah terdapat adanya pos Arhanudse yaitu pos tentara. Apabila masyarakat ada yang kehilangan harta benda, maka mereka akan melapor pada tentara yang berjaga di pos Arhanudse tersebut.

Batalyon Arhanudse merupakan markas bagian dari markas TNI yang berasal dari MABES (Markas Besar), ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), terdiri dari perwira, prajurit Yon Arhanud, prajurit mariner, Komandan Batalyon (DANYON) Arhanudse.

C. Penyuluhan Pertanian Potensi Luas Lahan


(73)

No. WKPP

Jenis Lahan Sawah

Lainnya ½ Teknis Tadah Hujan Ladang/ Tegalan Pekarangan/ Pemukiman

1 Sei Mencirim 269 262 446 375 146

2 Sei Beras Sekata 437 - 530 532 -

3 Serba Jadi 440 - 159 115 6

4 Sunggal Kanan 150 36 26 40 -

5 Sei Semayang 346 165 46 130 3

6 Suka Maju 300 - 215 209 -

7 Medan Krio 325 98 80.5 295 -

8 SM. Diski 785 105 65 615 -

9 Tanjung Gusta - 101 75 824 -

Jumlah 3052 767 1642.5 3135 155

No. WKPP

Jenis Lahan Sawah

Perkebunan Lainnya ½ Teknis Tadah Hujan Ladang/ Tegalan Pekarangan/ Pemukiman

1 Sei Mencirim 184.4 - 1665.8 149 150 7.5

2 Sei Beras Sekata 134.7 30 170 12 - -

3 Serba Jadi 528.4 43.2 447 4.8 - 8

4 Sunggal Kanan 442.6 - 200 49 - -

5 Sei Semayang 184.5 - 130 17 - -

Jumlah 1474.6 73.2 2612.8 231.8 150 15.5

D. Penduduk

Kecamatan Sunggal No. Nama Desa

Jumlah Penduduk

( Jiwa )

Jumlah Penduduk

(KK)

Agama

Islam Kristen Katolik Hindu

1 Sei Mencirim 19902 4459 17469 2067 363 12

2 Sei Beras Sekata 14328 - - - - -

3 Serba Jadi 5978 1254 2798 2984 196 -

4 Sunggal Kanan 24563 294 15477 4422 4667 -

5 Sei semayang 37525 7025 26391 10706 310 118

6 Suka Maju 9369 1532 7532 1445 392 -

7 Medan krio 12139 2129 9410 2066 561 17

8 SM. Diski 37606 7521 24444 11281 700 180


(74)

KELAS KELOMPOK

No WKPP Pemula Lanjut Madya Utama

1 Sei Mencirim - 7 5 -

2 Sei Beras Sekata 8 - -

3 Serba Jadi 3 3 - -

4 Sunggal Kanan 11 1 1 -

5 Sei Semayang 12 - - -

6 Suka Maju 8 2

-7 Medan Krio - - - -

8 SM. Diski 4 - - -

9 Tanjung Gusta 6 - - -

Jumlah 52 13 6 -

No WKPP Pemula Lanjut Madya Utama

1 Lau Bakeri 2 6 3 -

2 Suka Dame 7 1 - -

3 Sei Mencirim 1 - 2 -

4 Kutalimbaru 6 9 1 -

5 Suka Makmur 13 3 - -

Jumlah 29 19 6 -

E. Komoditi Usaha Tani

No Kecamatan Komoditi Luas Lahan {Ka)

1 Sunggal Padi 3816

Jagung 1632.5

2 Kutalimbaru Padi 1547.8

Jagung 2612.8

Jambu Biji 127

Ubi Kayu 242

Semangka 153

K.Panjang 107

Cabai Merah 69

Pisang 57


(75)

Ubi Jalar 27

Pepaya 69

Terung 43

Timun 49

K.Hijau 27

Jumlah 10622.1

Teknologi Tingkat Petani

No. Komoditi Varietas Pengolahan Tanah Takaran Pupuk

Lokal VUB Traktor Nah Cangkul Urea SP KCl Za Organik

1 Padi - + + + - 200 100 65 50 2000

2 Jagung - + + - - 225 110 60 100 -

3 Kacang tanah - + + - - 100 100 50 - -

4 Kacang hijau - + + - - 100 75 50 50 -

5 Ubi Kayu - + + - - 200 75 50 100 -

6 Cabai - + + - - 300 200 150 100 7000

Ket : - Tidak (kurang dari 10%) - Penuh (100%)

Analisa Usaha Tani Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2009

No Komoditi Produksi

Kw/Ha Biaya Rp/Ha Nilai Jual Rp/Ha Kcuntungan Rp/Ha B/C ratio

1 Padi 63 8.200.000 17.325.000 9.125.000 2,M

2 Jagung 65 5.795.000 9.750.000 3.955.000 1,68

3 Kacang Tanah 20 4.250.000 6.000.000 1.750.000 1,44

4 Kacang Hijau 16 4.550.000 6.400.000 1.850.000 1,40

5 Cabai Merah 48 15.775.000 28.800.000 13.025.000 1,82

6 Kacang Panjang 281 18.650.000 25.200.000 6.840.000 1,35


(76)

9 Semangka 210 10.400.000 18.900.000 8.500.000 1,81


(77)

F. Alat dan Mesin Pertanian

No Fasilitas Jumlah (Unit)

1 Traktor 21

2 Hand Traktor 80

3 Sprayer 3607

4 Sabit bergerigi 2127

5 Sabit biasa 1993

6 Pasar Mingguan 5

7 Kilang Padi 22

8 Kilang Padi Berjalan 17

9 Pompa Air 42

10 Pemipil Jagung 22

11 Tieser padi 35

12 APPO 2

13 Cangkul 13415

Jumlah 21388

G. Kelembagaan

No Lembaga Jumlah (Unit)

1 KUD 6 (non aktif)

2 KOPTAN 6 (non aktiif)

3 BANK 4

4 KSU 2

5 Kios Saprodi 31

6 Pasar hasil 9


(78)

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Program Penyuluhan Pertanian terhadap petani budidaya padi sawah di daerah penelitian

Program Penyuluhan Pertanian terhadap petani budidaya padi sawah di daerah penelitian yaitu 10 paket teknologi pertanian pada umumnya di WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian) Sei Beras Sekata sudah diterapkan oleh para anggota kelompok tani / petani antara 60 sampai dengan 7/0% yang paling rendah adalah penggunaan benih berlabel biru antara 40% sampai dengan 45%, sedangkan pemupukan secara berimbang juga masih rendah yaitu 30 sampai dengan 37%. Para petani pada umumnya menggunakan benih berlabel biru tidak pada saat mau tanam (1 × tanam) melainkan untuk 2 (dua) bahkan 3 × pertanaman, sedangkan penggunaan pemupukan berimbang cukup tetapi kandungan hara yang dikandung oleh pupuk yang dipakai masih kurang.

5.2. Kegiatan Penyuluhan Pertanian yang dilaksanakan di WKPP Sei Beras Sekata

5.3 Materi – Materi Penyuluhan Pertanian

Materi – Materi Penyuluhan Pertanian adalah : 1. Pengolahan tanah

• Aplikasi Bahan Organik

• Penentuan varietas


(79)

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

a. Pelaksanaan penyuluhan pertanian pada tiga tahun terakhir mengalami peningkatan dibandingkan 2 tahun sebelumnya.

b. Kelompok tani Karya Tani pada tahun 2009-2010 terpilih menjadi kelompok tani teladan karena manajemen usahatani yang bagus, adanya kerja sama antara anggota, pengurus kelompok tani.

6.2Saran

a. Saran Kepada Pemerintah

 Pemerintah harus tetap berpihak kepada masyarakat tani dengan mendengarkan permasalahan yang sebenarnya ada di dalam masyarakat dengan terjun langsung ke masyarakat.

 Kebijakan Pemerintah diharapkan mampu dilaksanakan secara flexibel dari dua sisi yaitu kebijakan bottom up-top down maupun sebaliknya yaitu top down-bottom up.

 Pemerintah agar menerapkan sistem yang lebih bersih dan jujur, dan bebas dari Korupsi, Kolusi, Nepotisme dalam pembangunan program masyarakat tani yang maju untuk masa depan.

 Distribusi pupuk bersubsidi harus benar-benar diawasi agar hak petani tidak terabaikan.


(1)

Gambar 38. Saluran Irigasi di Desa Sei Beras Sekata


(2)

Gambar 40. Fasilitas Lapangan Olah Raga di Desa Tanjung Selamat


(3)

Gambar 42. Pamflet Salah Satu Areal Perumahan di Desa Tanjung Selamat yang Menjadi Salah Satu Penyebab Lahan Sawah di Desa Tanjung Selamat


(4)

Gambar 44. Penulis Setelah Selesai Wawancara dengan Bapak Roni sebagai Ketua Kelompok Tani Karya di Desa Tanjung Selamat

Gambar 47. Penulis Setelah Selesai Wawancara dengan Bapak Supangat yang juga Salah Satu Anggota Kelompok Tani Karya di Desa Tanjung


(5)

Gambar 48. Foto bersama antar penulis dengan Ibu PPL Sei Beras Sekata Beserta Beberapa PPL di BPP Medan Krio


(6)

Gambar 49. Diagram Venn Masyarakat

Kec : Sunggal Kec : Kutalimbaru Kab : Deli Serdang

BPP Medan Krio Sekolah Kilang padi dari prosesing Apotik Kios Saprodi PPL STPP Medan PHP