Strategi dakwah mejlis az-Zikra dalam mencipkan keluarga sakinah

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh : Bobby Rahman NIM : 106053001980

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2010 M


(2)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh : Bobby Rahman NIM : 106053001980

Di Bawah Bimbingan

Dr. H. A. Wahib Mu’thi, MA NIP : 19481212 197803 1 001

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1432 H/2010 M


(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarhana I (SI) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 12 Desember 2010


(4)

i

Bobby Rahman

Strategi Dakwah Majelis Az-Zikra dalam Menciptakan Keluarga Sakinah

Keluarga merupakan sebuah unit sosial terkecil dalam sebuah pemerintahan. Namu, ia memiliki peran yang sangat sentral dalam membangun sebuah Negara yang sangat maju. Karena dari sebuah keluarga yang bahagialah akan dilahirkan manusia-manusia unggulan yang dibutuhkan sebuah Negara. Kesadaran ini sepertinya belum di respon secara baik oleh pemerintah, terbukti dengan dikeluarkannya kebijakan-kebijakan yang kurang mengarah kepada pembentukan keluarga yang bahagia. Disinilah yang menyebabkan timbulnya Lembaga-lembaga yang berdiri untuk membenahi hal tersebut, walaupun mereka bekerja secara soaial.

Lembaga Titian Keluarga Sakinah yang merupakan sebuah lembaga yang bernaung dibawah Yayasan Az-Zikra, Sawangan Depok. Lembaga ini memiliki dua buah strategi yang mereka terapkan dalam mewujudkan tujuan lembaga ini yaitu menciptakan keluarga sakinah untuk setiap lapisan masyarakat. Strategi tersebut adalah pembinaan pembekalan secara fikriyah dan juga pembinaan untuk ruhiyah. Pembekalan fikriyah dalam TKS dilakukan dalam program-program seperti tausiyah, ceramah dan juga konsultasi. Sedangkan pembinaan Ruhiyah dilakukan dengan kegiatan zikir dan doa bersama. Kegiatan tersebut ditujukan untuk para anggotany secara khusus dan jamaah majelis Az-Zikra secara umum.

Pada saat anggotanya akan melakukan prosesi akad nikah, pembekalan secara pemahaman diberikan kembali kepada kedua pasangan. Namun kali ini ditemani oleh kedua orang tua dari masing-masing pasangan agar pemahaman yang dimiliki antara calon pasangan dan kedua orang tua memiliki kesamaan. Selain itu, hal tersebut juga bertujuan agar selanjutnya kedua pasangan dapat memperoleh dukungan dari masing-masing orang tua. Selain itu, TKS juga menyediakan layanan konsultasi untuk seluruh anggotanya yang memiliki masalah pada rumah tangganya.

Penetitian ini ingin mengetahui bagaimana strategi dakwah majelis Az-Zikra dalam menciptakan keluarga yang sakinah melalui Lembaga Titian Keluarga Sakinah yang didirikannya. Dengan wawancara dan observasi dengan orang yang terkait dengan Titian Keluarga Sakinah, diketahui bahwa strategi yang digunakan adalah dengan melakukan pembekalan secara fikriyah yaitu dengan memberikan wawassan tentang keluarga serta dengan membina ruhiyah para anggotanya dengan kegiatan seperti zikir.


(5)

ii

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam yang telah memberikan berbagai macam kenikmatan kepada penulis selaku hambanya, yang salah satu bentuk kenikmatan tersebut adalah mampu terselesaikannya skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah keharibaan junjungan Baginda Alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan insya allah kepada kita semua sebagai umatnya yang senantiasa gemar menghidupkan sunah-sunah beliau dalam aktifitas yang sehari-hari kita lakukan.

Puji serta syukur penulis juga panjatkan kepada Allah SWT yang berkat kekuatan yang diberikan-Nya, akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Banyak halangan dan rintangan yang ditemukan penulis ketika menyelesaikan karya ini. Namun berkat kerja keras dan juga bantuan yang diberikan baik dari kawan-kawan mahasiswa seperjuangan, dosen, dan juga guru lainnya, akhirnya halangan dan rintangan tersebut dapat diatasi dengan baik.

Atas bantuan yang diberikan tersebut kepada penulis, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih sedalam-dalamnya kepada mereka semua diantaranya:

1. Orang tua penulis, Alm. Ayahanda H. Sulaiman Rasyid yang selalu menjadi inspirasi penulis untuk terus berkarya dan juga Ibunda penulis, Hj. Masniah yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi yang tak terhingga yang dilukiskan dalam bentuk kasih sayangnya dan juga dorongan yang tak terhingga kepada penulis.


(6)

iii mereka.

3. Dr. Arief Subhan, MA, selaku dekan fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

5. H. Mulkanasir, BA, S.Pd, MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

6. Dr. Suprapto, S. Ag, M. Ed, sebagai pembimbing akademik mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah tahun angkatan 2006

7. Dr. H. A. Wahib Mu’thi, MA, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan masukan-masukan yang sangat berperan penting dalam penyelesaian skripsi ini

8. Ketua penguji beserta anggotanya yang telah menguji dan memberikan pengarahan perbaikan terhadap skripsi ini.

9. Segenap pengurus dari Yayasan Majelis Az-Zikra, khususnya kepada Ust. H. Hudanul Siddiq selaku konsultan dalam lembaga Titian Keluarga Sakinah.

10.Seluruh staff yang ada di fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu memberikan dorongan spirit kepada penulis dari setiap nasihat dan masukannya.

11.Teman-teman seperjuangan di Lembaga Dakwah Kampus yang selalu memberikan semangat dan menjadi inspirasi dari setiap langkah yang penulis lakukan.


(7)

iv sangat bermanfaat bagi penulis.

13.Orang-orang yang telah menjadi inspirasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan para motivator yang telah m,emberikan kalimat-kalimat yang membangkitkan motivasi penulis dalam menyelesaikan karya ini.

Seperti kata pepatah, “tak ada gading yang tak retak”, maka penulis juga memohon kepada seluruh pihak yang merasa kurang berkenan kepada penulis selama menyelesaikan karya ini dari hati yang paling dalam.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis berserah diri. Semoga skripsi yang berada dihadapan ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh pihak yang membacanya. Meskipun Penulis juga menyadari masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam skripsi ini yang jauh dari kesempurnaan. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.

Jakarta, 12 Desember 2010


(8)

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI……….. vi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……… 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……… 7

D. Metode Penelitian ……… 8

E. Tinjauan Pustaka……… 9

F. Sistematika Penulisan……… 10

BAB II : TINJAUAN TEORITIS A. Strategi 1. Pengertian Strategi……… 11

2. Faktor-faktor Strategi ……… 14

3. Tujuan dan Manfaat Strategi………. 18

B. Dakwah 1. Pengertian Dakwah ……… 20


(9)

C. Keluarga Sakinah

1. Pengertian Keluarga………..………..………. . 25

2. Pengertian Sakinah………. 26

3. Konsep keluarga sakinah……… 28

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG TITIAN KELUARGA SAKINAH AZ-ZIKRA A. Sejarah Berdirinya Titian Keluarga Sakinah……….. 32

B. Visi, Misi, dan Tujuan Titian Keluarga Sakinah……… 35

C. Letak Geografi Titian Keluarga Sakinah……… 38

D. Struktur Organisasi Titian Keluarga Sakinah………. 39

E. Progran-program Titian Keluarga Sakinah………. 42

BAB IV : ANALISIS STRATEGI DAKWAH TITIAN KELUARGA SAKINAH DALAM MENCIPTAKAN KELUARGA SAKINAH A. Strategi Dakwah Titian Keluarga Sakinah... 54

B. Analisis Strategi Dakwah Titian Keluarga Sakinah... 58


(10)

A. Kesimpulan ……… 67

B. Saran-saran……… 71

DAFTAR

PUSTAKA………..………. 72


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga, sebagai unit sosial terkecil dalam sebuah pemerintahan, masih dipandang kurang penting dalam kehidupan bermasyarakat saat ini. Hal tersebut dapat tercermin dari sikap yang ditampilkan oleh sebuah keluarga secara umum bahkan oleh pemerintahan sendiri. Banyak keluarga yang meninggalkan kehidupan dalam rumah tangganya dan diganti dengan aktifitas yang dirasa dapat membuat kehidupan rumah tangga mereka menjadi lebih baik. Sepeti suami istri yang rutin bekerja dari pagi hingga larut malam serta menitipkan anak-anak mereka kepada pembantu yang mereka tunjuk untuk menjaga keluarganya. Walaupun tidak ada peraturan mengikat yang menyalahkan tindakan tersebut, namun secara tidak langsung tindakan tersebut akan membawa dampak tidak sehat dalam perkembangan keluarga tersebut. Bahkan lebih parahnya akan menjauhi tujuan dari sebuah pernikahan itu sendiri, yaitu membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.

Sikap pemerintah terhadap perkembangan keluarga bahagia (sakinah) juga masih sangat kurang. Hal itu terbukti dari perhatian yang masih sangat minim yang diberikan kepada unit social terkecil dalam sebuah pemerintahan ini. Padahal keluarga memiliki andil yang sangat besar dalam memajukan sebuah Negara. Karena individu-individu terbaik akan lahir dari sebuah keluarga yang juga baik dan harmonis. Dan sebaliknya, individu yang tidak baik biasa dilahirkan dari sebuah keluarga yang kehidupan dalam rumah tangganya tidak harmonis.


(12)

Memang pemerintah telah memberikan perhatian dalam membentuk sebuah keluarga yang ideal. Hal tersebut dapat dilihat dengan dikeluarkannya beberapa undang-undang dan peraturan yang mengatur tentang pernikahan. Seperti Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Peraturan Pelaksanan UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, dan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil. Selain itu undang-undang yang mengatur tentang pernikahan terdapat dalam undang-undang tentang peradilan agama yaitu Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 serta Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam1. Peraturan tersebut memang dapat memberikan manfaat yang cukup signifikan terhadap pembentukan sebuah keluarga yang baik. Namun tidak dapat mengcover keberlangsungan kehidupan keluarga tersebut pasca pernikahan. Seharusnya pemerintah juga mengatur tingkat kesejahteraan keluarga jika melihat dari manfaat yang nantinya dilahirkan.

Pemerintah sebenarnya memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan sebuah keluarga menjadi keluarga yang bahagia, yaitu dengan memberikan insentif kepada keluarga tersebut. Namun kenyataan yang terlihat, yang diberikan insentif yang cukup besar bukan kepada keluarga, akan tetapi diberikan kepada orang-orang berdasi yang kenyataannya kurang memberikan dampak positif secara langsung kepada Pemerintah itu sendiri. Padahal jika uang tersebut digunakan untuk merealisasikan terciptanya keluarga sakinah, maka dalam 10 tahun ke depan Indonesia bisa jadi akan mendapatkan anak-anak yang potensial untuk mengembangkan Negara ini.

1

(http://www.wordpress.com/Konsep-keluarga sakinah/diakses pada tanggal 23 september 2010)


(13)

Keadaan demikian sangat diyakini akan menciptakan simbiosis mutualisme antara negara dengan warganya. Simbiosis yang dilakukan oleh warga tersebut adalah memberikan sesuatu yang dibutuhkan untuk menuju kemajuan. Islam sendiri sangat memperhatikan proses pembentukan keluarga yang baik, bahagia dan harmonis. Istilah keluarga seperti itu sering disebut dengan keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Keluarga sakinah merupakan dambaan sekaligus harapan bahkan tujuan insan, baik yang akan ataupun yang tengah membangun rumah tangga. Karena begitu pentingnya, Allah SWT memberikan gambaran dalam firmannya:                                      Artinya:

“Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi

kaum yang berfikir”. (Q.S. Ar-Ruum:12)2

Dari gambaran di batas, jelas bahwa membentuk keluarga bahagia (sakinah) sangatlah penting. Oleh karena itu, menjadi hal yang sangat wajar apabila banyak orang yang menginginkan hal tersebut terjadi pada dirinya, karena manfaat yang akan diterima darinya berdampak pada dua dimensi, yaitu dunia dan juga akhirat.

Dengan keadaan itu, beberapa orang mencoba memanfaatkan kondisi tersebut untuk memberikan nilai-nilai dan pelajaran yang seharusnya ada dalam

2


(14)

sebuah keluarga sakinah. Ada yang mengambil keuntungan di dalamnya, ada juga yang memberikan ilmu tersebut secara cuma-cuma dengan berbagai alasan. Seperti alasan kemanusiaan, sosial hingga ada yang menganggap hal tersebut sebagai lahan dakwah yang sangat potensial. Ada yang secara perorangan namun sebagian besar telah membentuk dirinya sebagai sebuah lembaga keorganisasian dengan beberapa tujuan yang ada di dalamnya.

Bila melihat kondisi yang ada di Indonesia, dengan masyarakat yang memiliki tingkat religiusitas yang sangat tinggi, maka pendekatan yang cukup efektif adalah melalui pendekatan spiritual. Oleh karena itu, cara yang baik adalah dengan berdakwah. Karena disamping mayoritas jumlah penduduk yang beragama islam, nilai-nilai islam sendiri memang mengajarkan penganutnya untuk membentuk sebuah keluarga yang sangat bahagia (sakinah mawaddah warahmah).

Inilah yang disadari betul oleh Majelis Dzikir Az-Zikra. Sebagai organisasi yang bergerak dalam dunia dakwah, Majelis Az-Zikra menyadari betapa pentingnya hal tersebut. Sehingga Majelis yang terkenal dengan ikon seorang ustad muda yang bernama Muhammad Arifin Ilham ini, membentuk sebuah wadah yang secara khusus menampung keperluan jamaahnya dalam hal kekeluargaan. Baik yang berbentuk kajian dengan bermacam materi ataupun konsultasi yang disediakan secara khusus bagi yang membutuhkan. Mereka membentuk TKS (Titian Keluarga Sakinah) sebagai wadah yang dapat menampung aspirasi tersebut.

Peneliti tertarik melihat perkembangan yang terjadi dalam proses berjalannya kegiatan-kegiatan TKS. Karena secara eksplisit, peneliti melihat


(15)

sebuah perkembangan yang cukup signifikan yang diperoleh oleh peserta-peserta yang tergabung di dalamnya. Pemahaman terhadap keluarga, proses pencarian pasangan hidup hingga sampai proses akad nikah benar-benar diawasi agar sesuai dengan syariat islam yang berlaku. Karena untuk mencapai pada keluarga sakinah, perlu diawali dari proses pembentukannya yang baik.

Dengan paparan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengambil objek Lembaga Titian Keluarga Sakinah (TKS) dalam Majelis Az-Zikra untuk dijadikan bahan penelitian. Melihat manfaat yang akan didapatkan sangat bermanfaat bagi peneliti sendiri dan juga masyarakat lain, karena membentuk sebuah keluarga sakinah merupakan tujuan yang diidam-idamkan semua orang yang hendak menuju bahtera kehidupan baru. Peneliti sendiri memberi judul penelitian ini dengan: “ Strategi Dakwah Majelis Az-Zikra Dalam Membentuk Keluarga Sakinah“

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah strategi dakwah yang dilakukan oleh sebuah Lembaga yang berdiri dibawah naungan Yayasan Az-Zikra, yaitu Lembaga Titian Keluarga Sakinah yang terletak di Sawangan, Depok. Hal ini untuk memudahkan dan melengkapi pembuatan penelitian ini dan memudahkan pengguna (pembaca) agar memahami tujuan dari penulisan ini.


(16)

Untuk menjelaskan permasalahan dan agar tidak terjadi kesalapahaman dalam memahami isi. Maka pembahasan dalam skripsi ini, peneliti merumuskan beberapa masalah yang dianggap penting, yaitu:

1. Bagaimana strategi dakwah Lembaga Titian Keluarga Sakinah (TKS) ? 2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dakwah dalam keluarga

menurut Lembaga Titian Keluarga Sakinah ? 3. Bagaimana konsep keluarga sakinah ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan pada skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategi dakwahyang baik digunakan dalam sebuah keluarga atau rumah tangga dalam rangka menciptakan keluarga sakinah mawaddah warahmah yang dilakukan oleh majelis Az-Zikra melalui Titian Keluarga Sakinah.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Titian Keluarga Sakinah dalam upaya membentuk sebuah keluarga yang mencerminkan rumah tangga yang islami sehingga dapat memberikan pelajaran yang baik.

3. Untuk mengetahui konsep keluarga sakinah yang berguna untuk kemajuan keluarga, nusa bangsa dan agama.


(17)

Dalam hal ini, kegunaan penelitian yang dilakukan dibagi kepada tiga bagian yaitu:

1. Manfaat secara akademis

Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan akademik bagi penelitian-penelitian yang memiliki kesamaan dalam objek yang dikaji, bahkan juga menjadi acuan ilmu lain yang berkaitan dengan keluarga sehingga yang dapat berkontribusi bagi kemajuan khasanah kelimuan tentang keluarga sakinah.

2. Manfaat secara teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengkaji dan menerapkan teori-teori yang relevan serta untuk menemukan teori baru sebagai alat pemecahan masalah yang biasa ditemukan, baik dalam masalah-masalah keluarga ataupun masalah lainnya yang masih relevan dengan penelitian yang sedang dikaji.

3. Manfaat secara praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan kualitas terkait cara dan metode dakwah dalam sebuah keluarga yang kelak akan dapat digunakan sebagai referensi bagi semua orang yang mendambakan terbentuknya keluarga sakinah. Karena penelitian ini menggambarkan sebuah perencanaan kontruksi bangunan dalam sebuah keluarga yang baik dan bahagia.


(18)

1) Metode

Metode yang peneliti gunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari sumber-sumber yang diperoleh.

2) Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data yang diperlukan penulis menggunakan beberapa cara yaitu menggunakan data Kepustakaan, Observasi3, Wawancara4, dan Dokumentasi.

3) Analisis Data

Penulis ketika menganalisis data yang diperoleh menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh berdasarkan data-data yang diperoleh dari dokumen yang sebelumnya telah ada.

Untuk mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitiaan pada Lembaga Titian Keluarga Sakinah (TKS) Mampang Indah Dua, Sawangan, Depok. Maka alokasi waktu yang digunakan disesuaikan jam kerja dari pihak Lembaga Titian Keluarga Sakinah. Sedangkan tempat yang tersedia berada di Sekretariat Lembaga Titian Keluarga Sakinah (TKS) Mampang Indah Dua, Sawangan, Depok, selebihnya dapat dikomunikasikan terlebih dahulu.

E. Tinjauan Pustaka

3

Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 63

4

Dr. Lexy J Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), cet. Ke-11, h. 135


(19)

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka di Perpustakaan Fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, dari hasil pemantauan peneliti, maka tinjauan pustaka mengenai strategi dakwah yang dilakukan Titian Keluarga Sakinah untuk menciptakan keluarga sakinah belum ada yang membahas. Adapun yang terdapat di Perpustakaan fakultas Dakwah dan Komunikasi adalah skripsi tentang:

Pelaksanaan Konsultasi di Lembaga Titian Keluarga Sakinah Majelis Az-Zikra Sawangan Depok yang ditulis oleh Lestari pada tahun 2009. Kemudian yang menjadi titik fokus dari skripsi tersebut adalah terkait dengan Bentuk konsultasi di TKS dan Metode dan materi yang digunakan di TKS.

Dari judul skripsi tersebut, terdapat perbedaan yang dengan judul skripsi yang sedang peneliti lakukan. Perbedaan tersebut terletak pada pokok permasalahan yang dikaji. Karena penelitian ini menitik beratkan pada strategi yang dilakukan oleh Titian Keluarga Sakinah Majelis Az-Zikra, Sawangan, Depok.

F. Sistematika penulisan

Untuk mempermudah, maka penulis membagi atas lima bab, secara rincinya sebagai berikut :


(20)

Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teoritis

Dalam bab ini akan dibahas tentang pengertian strategi, faktor-faktor, tahapan-tahapan strategi serta tujuan dan manfaat strategi. Selain itu juga akan membahas pengertian dakwah, tujuan dakwah, manfat dakwah serta strategi dakwah dalam keluarga.

BAB III : Gambaran Tempat Penelitian (Objek Penelitian)

Dalam bab ini akan membahas tentang Gambaran umum tentang Titian Keluarga Sakinah (TKS) Majelis Az-Zikra.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Analisis.

Hasil penelitian dan analisis penelitian ini akan menggambarkan strategi yang efektif tentang dakwah dalam keluarga, mengetahui faktor penghambat dan pendukung dakwah dalam keluarga.

BAB V : Penutup.


(21)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

STRATEGI DAKWAH MENUJU KELUARGA SAKINAH

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Istilah strategi sering kali di dengar dalam dunia bisnis, manajemen ekonomi bahkan tidak jarang dalam dunia politik. Bahkan karena keluwesannya, istilah ini belakangan digunakan juga oleh bermacam-macam bidang, termasuk juga dalam dunia dakwah.

Gerry Johnson dan Kevan Scholes (dalam buku “Exploring Corporate Strategy”) menjelaskan definisi strategi yaitu sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder).

Selain itu, Henry Mintzberg mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu:

1. Strategi sebagai Perspektif.

Strategi sebagai Perspektif yang dimaksud disini adalah dimana strategi yang telah dirumuskan dapat membentuk misi, misi serta tujuan sehingga memberikan gambaran terhadap semua


(22)

aktivitas yang akan dilakukan. Perumusan strategi disini sangat penting karena akan dijadikan landasan untuk pengambilan keputusan nantinya. Secara singkat, strategi sebagai perspektif merupakan sesuatu langkah awal yang kemudian akan dijadikan pijakan selanjutnya oleh organisasi tersebut dalam mengambil keputusan.

2. Strategi sebagai Posisi.

Strategi sebagai Posisi yang dimaksud disini adalah sebagai proses penentuan kekuatan yang dimiliki oleh organisasi tersebut sehingga kemudian bisa dicarikan langkah pilihan yang tepat untuk bersaing dengan para pesaing lainnya. Disini analisa SWOT berperan penting dalam perjalanan organisasi selanjutnya. Data kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang ada semua di analisa yang dari hasil analisa tersebut organisasi menentukan posisi yang akan diambil. Posisi tersebut bisa sebagai pemimpin pasar, penantang pasar atau hanya sebagai penceruk pasar. Dari hasil tersebut akan diambil strategi strategis yang kemudian diambil organisasi agar mampu survive dalam persaingan.

3. Strategi sebagai Perencanaan.

Strategi sebagai Perencanaan disini merupakan sebuah tindak lanjut dari penentuan posisi yang telah ditentukan. Hanya saja


(23)

pada tahap perencanaan sudah mulai memasuki tahap yang jauh lebih dalam lagi. Disini organisasi mulai menentukan arah perform sebagai aktualisasi organisasi dan menunjukan eksistensi diri mereka sesuai dengan posisi yang telah ditentukan semula. Hal ini kemudian dirumuskan sebagai sebuah program yang kemudian akan dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.

4. Strategi sebagai Pola Kegiatan.

Strategi sebagai Pola Kegiatan, dimana dalam strategi dibentuk suatu pola kegiatan sebagai aplikasi dari program-program yang telah dibuat. Disini mulai masuk kepada tahap yang lebih dalam lagi bahkan sampai hal-hal yang bersifat teknis. Persaingan disini sangat terasa karena disini mulai terjadi gesekan-gesekan dengan organisasi lain yang juga memiliki tujuan yang hamper sama.

5. Strategi sebagai “Penipuan” (Ploy).5

Strategi sebagai Penipuan disini merupakan cara terakhir yang bisa dijadikan alternative untuk mencapai tujuan. Hal ini sebaiknya baru dilakukan jika telah mengalami kebuntuan dengan strategi-strategi lain yang telah dilakukan. Karena strategi yang satu ini memamng jalan yang tidak baik untguk

5

http//strategika.wordpress.com/2002/06/24/pengertian-strategi.diakses pada hari sabtu pada tanggal 25 september.


(24)

dilakukan. Namun dalam sebuah persaingan saat ini, hal tersebut sudah menjadi hal yang lumrah untuk dilakukan selama tujuan yang meraka inginkan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Selain definisi di atas, terdapat juga pendapat tentang pengertian strategi lainnya seperti definisi Perencanaan Strategik, yaitu Proses yang meliputi pengembangan dan pemeliharaan suatu keserasian yang berlangsung secara terus-menerus antar sasaran-sasaran perusahaan atau organisasi dengan sumber daya atau berbagai peluang yang terdapat di sekitar lingkungan organisasi tersebut beraktifitas6.

Dari definisi di atas, Secara umum strategi dapat berarti sebagai sebuah rencana tentang serangkaian kegiatan, yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tidak kasat mata, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan yang telah dibuat oleh sebuah organisasi.

2. Faktor-Faktor Strategi

Setiap organisasi yang berdiri sudah pasti memiliki sebuah tujuan yang ingin dicapai. Hal ini sesuai dengan definisi dari organisasi itu sendiri yaitu, sekelompok orang yang terdiri dari 2 atau lebih yang berhimpun dalam sebuah tujuan sama yang akan dicapainya. Dalam merealisasikan tujuan tersebut biasanya beberepa organisasi memilliki sebuah cara tersendiri yang akan dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk

6


(25)

mempermudah proses realisasi dari tujuan tersebut dengan berbagai cara yang akan dilakukan, walaupun cara tersebut buruk untuk organisasi lainnya. Cara tersebut biasa disebut sebagai sebuah strategi.

Timbulnya strategi dalam sebuah organisasi bukan tanpa sebab, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang melatarbelakanginya. Selain alasan di atas, ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya strategi dalam sebuah kejadian, yaitu:

a) Adanya Kelemahan

Kelemahan pada setiap organisasi menjadi hal yang sangat ditakuti. Walaupun secara hakikat kelemahan itu sudah pasti ada dalam diri manusia –orang yang menggerakan organisasi tersebut-. Oleh karena itu, setiap organisasi pasti memiliki cara yang digunakan untuk mengantisipasi timbulnya kelemahan tersebut. Berbagai cara dilakukan untuk menghindarinya, dimulai dari perekrutan anggota yang pas sesuai dengan posisi yang dibutuhkan (sesuai antara kualifikasi kemampuan dengan tugas yang akan dijalankannya).

Hal ini memang sangat wajar dilakukan oleh sebuah organisasi, karena kelemahan yang ada dalam sebuah organisasi akan menyebabkan timbulnya masalah, baik secara internal maupun eksternal. Di internal, kinerja menjadi hal yang paling dekat untuk menjadi taruhannya. Di eksternal, Masalah yang ada akan menyebabkan daya saing yang


(26)

dimiliki akan menurun. Jika hal tersebut sudah terjadi maka eksistensi organisasi akan menjadi taruhan.

b) Adanya Pesaing yang Kuat (Ancaman dari Pesaing lain)

Dalam sebuah persaingan, adanya pesaing memang menjadi unsur yang harus ada. Menjadi sebuah persaingan yang menarik apabila di dalamnya terdapat para pesaing yang kuat, karena akan terjadi pertempuran yang sengit dalam mencapai kemenangan yang diinginkan.

Searah dengan adanya pesaing, maka peluang yang akan ada semakin berkurang karena menjadi perebutan dengan para pesaing yang lain. Inilah yang harus diantisipasi oleh sebuah organisasi yang ingin maju. Dengan dorongan itu, maka timbulah strategi yang kemudian menjadi formula yang akan digunakan untuk mewujudkan tujuan dalam organisasi sesuai dengan keinginan dari para pendiri dan penggeraknya.

c) Adanya peluang yang tersedia

Dalam dunia usaha, persaingan menjadi sebuah keniscayaan yang harus dihadapi. Senang ataupun tidak, perlu adanya sebuah tindakan untuk mengambil posisi terbaik dalam persaingan tersebut. Salah mengambil tindakan bisa mengakibatkan kekalahan yang diterima. Begitupun sebaliknya, tindakan yang benar akan membawa kepada kemenangan yang berarti mengambil posisi yang teratas pada tingkat


(27)

kedudukan dalam pasar persaingan tersebut. Oleh karena itu, ketika ada sebuah peluang yang hadir di tengah-tengah persaingan tersebut, maka harus diambil tindakan untuk memanfaatkan hal tersebut.

Peluang biasa hadir pada saat yang tidak diinginkan oleh orang lain. Hal tersebut yang sering menyebabkan orang banyak terlena ketika dihadapkan pada sebuah peluang yang sebenarnya bisa menjadi batu loncatan dalam usahanya. Oleh karena itu banyak yang mengatakan ketika peluang datang, sesulit apapun keadaan pada saat itu dan sesempit apapun waktu yang dimiliki, ia harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Yaitu dengan mengambil tindakan terbaik yang sesuai dengan peluang yang sedang dihadapi.

d) Adanya kekuatan yang dimiliki

Kekuatan menjadi sebuah hal yang harus ada dalam sebuah organisasi. Karena dengan kekuatan tersebut sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kekuatan dapat terdiri dari beberapa hal. Kemampuan yang dimiliki setiap orang yang ada di dalam organisasi tersebut, fasilitas yang dimiliki hingga kepada suasana kondusif dan penuh kenyamanan untuk melakukan aktifitas yang menunjang terwujudnya tujuan tersebut. Setiap organisasi yang memiliki ketiga hal di atas mempunyai peluang untuk menjadi pemimpin dalam sebuah kompetisi dan menjadi sebuah pemenang dari sebuah persaingan.


(28)

3. Tujuan dan Manfaat Strategi

Sebagai sebuah organisasi yang menginginkan perkembangan baik, maka diperlukan sebuah rumusan perencanaan yang sangat matang untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan. Rumusan tersebut biasanya dibuat dalam sebuah rancangan yang disatukan dalam sebuah Anggaran Dasar dan Rumah Tangga serta dilebur kembali ke dalam program-program penunjang yang disusun secara sistematik hingga mencapai hal yang diinginkan tersebut.

Selain hal di atas, perlu diperhatikan pula beberapa kondisi yang terjadi ketika berjalannya program-program tersebut. Oleh karena itu, sangat diperlukan prakiraan (forcasting) keadaan masa depan dalam sebuah organisasi. Hal ini dibutuhkan agar ketika hasil yang didapat tidak sesuai dengan harapan tidak menjadi masalah yang berdampak besar karena pada awal pelaksanaan sudah diperkirakan hasil yang akan diterima, baik ataupun buruk.

Setelah memperkirakan beberapa kemungkinan hasil yang di dapat, organisasi sebaiknya juga membuat beberapa langkah strategis untuk menyikapi hasil yang akan di dapat. Sehingga apapun hasil yang dihasilkan sudah terdapat solusi atau cara untuk melangkah terus menggapai tujuan tersebut.

Beberapa penjelasan di atas merupakan sebuah perencanaan yang perlu dilakukan oleh setiap organisasi. Sering disebut hal tersebut dengan sebuah strategi organisasi. Oleh karena itu, tujuan dan manfat dari sebuah strategi adalah:


(29)

1. Mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sehingga dapat digunakan untuk mengarahkan organisasi tersebut kea rah yang baik

Mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam organisasi sangatlah penting. Karena informasi tersebut akan digunakan untuk membuat sebuah formula sasaran, strateginya hingga program penunjang tujuan yang akan dijalankan7.

2. Mengetahui langkah strategis yang akan digunakan oleh organisasi tersebut dalam merealisasikan tujuan yang diinginkan.

Langkah strategis yang telah disusun akan digunakan untuk mempermudah dan mempercepat proses terwujudnya tujuan-tujuan yang diinginkan organisasi. oleh karena itu, tujuan dengan formulasi strategi harus berhubungan agar sinergitas yang di jalin juga mambantu proses percepatan tersebut.

3. Memprediksi keadaan yang akan terjadi pada organisasi di waktu yang akan datang, setelah persaingan dengan organnisasi lain dimulai.

Prediksi dalam sebuah organisasi sangat penting dilakukan untuk dijadikan bahan persiapan terhadap setiap hal-hal yang terjadi pada masa yang akan datang. Selain itu, prediksi juga akan dijadikan sebuah sandaran dalam mengambil keputusan dalam organisasi.

7


(30)

4. Mengetahui hambatan-hambatan yang kemungkinan akan dilalui oleh organisasi dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

Hambatan merupakan sebuah kerikil tajam yang dapat menghambat laju perkembangan dari sebuah organisasi. Apabila ia tidak dibersihkan ia akan menjadi tembok besar dalam merealisasikan tujuan-tujuan yang diinginkan oleh para pendiri dari organisasi tersebut. Jadi untuk memperlancar proses realisasi tujuan, maka hambatan harus dengan dihilangkan dari organisasi beraktifitas.

Itulah beberapa tujuan yang bisa di dapat ketika sebuah organisasi memiliki sebuah strategi dalam mengaplikasikan tujuan mereka. Apabila strategi tidak dimiliki oleh sebuah organisasi, maka eksistensi organisasi tersebut akan terancam oleh yang lain. Karena persaingan akan terus berjalan.

B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Kata Dakwah sering kali didengar ketika ada seorang ustad yang sedang menyampaikan sebuah materi di atas sebuah panggung atau mimbar, baik dengan karakteristiknya yang serius, lucu, galak dan sebagainya. Padahal pengertian dakwah yang sebenarnya tidak sesempit itu. Ada makna lebih luas lagi dari sebuah kata dakwah.

Kata dakwah adalah masdar (kata kerja) dari bahasa Arab yaitu

da'a yad'u yang secara bahasa berarti panggilan, seruan atau ajakan.


(31)

orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam8.

Dalam menetapkan hukum berdakwah, ada dua pendapat yang saling bertentangan. Pertentangan tersebut terjadi ketika menafsirkan ayat al-Qur’an pada surat Ali Imran ayat ke 104. Sebagian ulama berpendapat sebagai fardhu kifayah sebagian lain sebgai fardhu ‘ain. Fardhu kifayah karena kata minkum (Ali-Imran-104) dalam ayat ini mengandung pengertian tab’id (bagian). Sedangkan fardhu ‘ain karena mengandung pengertian Za’idah (tambahan).9

Namun di Indonesia sebagian ulama berpendapat bahwa melakukan dakwah merupakan kewajiban pribadi bagi setiap umat muslim dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun. Artinya, dakwah seharusnya tidak hanya dilakukan oleh sebagian orang saja yang saat ini disebagai ulama, da’i, muballigh atau seorang ustad, melainkan dilakukan oleh seluruh umat muslim, karena itu semua akan menjadi bekal yang bisa bermanfaat bagi seluruh mereka. Sesuai dengan Sanda Rasulullah yang berarti “Barangsiapa menunjukan kepada kebaikan, maka baginya pahala tersebut”

Kata dakwah sering kali dirangkaikan dengan kata ilmu dan juga islam. Maka sering sekali terdengar kata Ilmu Dakwah dan Dakwah Islamiyah. Kedua hal tersebut mengandung makna yang berbeda. ilmu dakwah berarti sebuah kaidah atau ilmu yang mempelajari tentang

8

http://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah/kategori hukum islam. 9

Prof. Dr. Hasan Muarif Ambary, Ensiklopedi Islam,( Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Houve, 1999), h. 280


(32)

berdakwah. atau Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu.10 Sedangkan kata Dakwah Islamiyah berarti sebuah kegiatan yang mengajak seseorang agar menganut kepercayaan, ideology, agama islam secara utuh.

2. Tujuan Dakwah

Dakwah yang dilakukan oleh seorang da’i, memiliki tujuan yang sangat besar dalam memajukan umat ini. Karena pada hakikatnya tujuan dakwah yang dilakukan adalah untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhoi oleh Allah dengan cara menyampaikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang diridhai oleh Allah SWT sesuai dengan segi atau bidangnya masing-masing.

Tujuan tersebutlah yang membuat seorang da’i sangat bersemangat melakukan kegiatan dakwahnya, karena ia sangat sadar betul terhadap manfaat yang akan didapat dalam kegiatannya tersebut. Manfaat yang didapat terdiri dari 2 dimensi yang berbeda, dunia dan akhirat. Di dunia, seorang da’i akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya dalam setiap aktifitasnya. Dan di akhirat ia akan mendapatkan tempat yang sangat diidam-idamkan seluruh manusia, yaitu surganya. Dengan hal tersebut, jelaslah mengapa kemudian Allah SWT mewajibkan kepada umatnya

10


(33)

untuk melakukan dakwah kepada siapapun, dimanapun dan dalam kondisi seperti apapun, karena semua itu akan kembali kepada yang melakukannya. Bahkan walaupun ketika para pelakunya tidak menyadarinya, namun orang yang pernah diajarkan terus mengerjakannya, ia akan mendapatkan pahala terus-menerus.

3. Manfaat Dakwah

Dalam menjalankan dakwah, tentunya ada sesuatu yang melatarbelakangi kegiatan tersebut dilakukan. Hal yang menjadi faktor utama tersebut biasanya adalah manfaat yang dihasilkan dari kegiatan itu sendiri, dakwah. Dakwah yang telah diwajibkan Allah SWT kepada ciptaannya, pastilah memiliki manfaat yang sangat berarti bagi mereka yang menjalankannya. Manfaat dakwah sendiri yang dapat diterima oleh da’i adalah :

1. Diampuni dosa-dosa bagi yang menjalankannya.

Dakwah sebagai perbuatan yang baik merupakan sebuah cara juga bagi manusia untuk menghapus dosa dari setiap kesalahan yang telah diperbuat dalam aktifitas sehari-harinya. Seperti yang diketahui, tidak ada satupun makhluk ciptaan Allah SWT di muka bumi ini yang luput dari kesalahan.

Allah dalam firmannya mengatakan:

               


(34)

Artinya:

“....Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan

(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi

orang-orang yang ingat.(Q.S. Hud : 114)

2. Diperbaiki oleh Allah SWT setiap amal perbuatannya.

Da’i sebagai pelaku dakwah akan senantiasa dalam kebaikan, karena ia tahu betul akan pengawasan yang dilakukan Allah SWT terhadapnya. Selain itu, masyarakat juga akan terus mengawasi gerak-geriknya sehingga keinginan untuk berbuat maksiat akan hilang karena rasa malunya kepada Allah dan juga orang lain.

Ini merupakan sebuah skenario yang Allah lakukan untuk memuliakan hambanya yang benar-benar menjalankan perintahnya, terutama untuk yang berdakwah. karena tidak ada kesempatan untuk berbuat maksiat, maka kehidupan seorang da’I disibukan dengan perbuatan baik, yang kemudian membuatnya baik. Maka tidak salah, orang yang berdakwah kemudian selalu diliputi oleh kebaikan, keberkahan dan rahmat dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman:

            Artinya:

“.... Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al-A’Raf : 56)

3. Dihitung sebagai amal jariyah apabila yang di dakwahinya menjalankan apa yang diajarkannya.


(35)

Amal jariyah merupakan amal yang tidak akan pernah berhenti aliran pahalanya kepada orang yang mengerjakan suatu perbuatan, walaupun ia sudah meninggalkan pekerjaan itu bahkan walaupun ketika orang tersebut telah meninggal dunia.

Kebanyakan manusia akan ditolong dengan amal jariyah yang dilakukannya semasa ia hidup, bahkan tidak disangka-sangka yang akan diterimanya nanti, karena ia tidak pernah tau berapa banyak amalan yang orang lain lakukan berkat ajaran yang diberikannya baik dengan prilaku atau ucapan dari bibirnya. Oleh karena itu, dakwah yang dilakukan seseorang akan banyak memberikan manfaat yang sangat membantu pelakunya kelak, terutama dalam kehidupannya di akhirat.

C. Keluarga Sakinah 1. Pengertian Keluarga

Dalam bahasa Indonesia, keluarga diartikan dengan bapak, ibu dan anak-anaknya.11 Pengertian yang lebih lengkap yaitu keseluruhan penghuni rumah tangga yang diakibatkan karena hubungan pernikahan yang dilakukan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan atas perasaan yang sama. Pengertian tersebut berarti mencakup nenek, kakek, mertua adik, kakak dan sebagainya selama masih memiliki keturunan darah dari orangtuanya terdahulu.

11


(36)

Beberapa keluarga juga mendefinisikan kata keluarga tidak harus hanya pada hubungan darah saja. Akan tetapi keluarga juga bisa dilahirkan dari sebuah hubungan yang baik bagi sesamanya. Sebagai contoh keluarga yang menganggap seorang pembantu di rumahnya juga sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keluarganya, atau seorang pemimpin yang menganggap bawahannya sebagai seorang keluarganya. Hal tersebut biasanya sangat ditentukan oleh sikap dan tingkah laku yang ditunjukan oleh individu-individu itu sendiri.

Membentuk sebuah keluarga sangatlah penting, karena dari sana manusia akan melanjutkan kehidupannya tidak dengan kesendiriannya/sikap individunya melainkan sebagai makhluk yang memiliki tanggung jawab lebih terhadap orang lain yang disebut sebagai keluarga.

Keluarga sendiri merupakan sebuah unit terkecil dalam lapisan masyarakat yang memiliki legalitas, terutama dimata hukum yang ada di Indonesia karena diatur dalam Undang-undang No. 10 tahun 1992 tentang Kependudukan dan Keluarga Sejahtera yang berbunyi keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami istri dan anak-anakya atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya yang berada di dalam sebuah rumah tangga.

2. Pengertian Sakinah

Secara bahasa sakinah berarti ketenangan, kedamaian, dari akar kata sakan yang berarti menjadi tenang, mereda, hening, tinggal. Ketenangan dan kedamaian yang terkandung di dalamnya merupakan


(37)

ketenangan secara khusus, yakni ketenangan dan kedamaian dari Allah SWT yang berada dalam kalbu12.

Kata sakinah ditemukan dalam al-quran sebanyak 6 kali. kata ini merupakan antonym dari idtirob (kegoncangan). Kata ini tidak digunakan kecuali untuk menggambarkan ketenangan dan ketenteraman setelah sebelumnya terjadi gejolak, apapun latar belakangnya. (Q.S. Al-a”raf/7:189). Ayat ini menginformasikan bahwa keberadaan seseorang sebagai pasangannya bertujuan untuk memperoleh ketenangan. Oleh karena itu, ketenangan sebagai tujuan dari keberadaan orang lain sebagai pasangannya adalah bersifat rohaniah atau biasa disebut dengan ketenangan jiwa. Artinya, secara fitrah laki-laki akan merasa tenang jiwanya dengan kehadiran seorang pendamping di sisinya. Begitupun dengan perempuan, ia akan merasa tenang jiwanya dengan kehadiran laki-laki sebagai pendamping atau suaminya.

Sakinah sendiri banyak faktor yang bisa menjadi alat ukurnya. Harta kekayaan, kedudukan pasangan yang ideal bisa dijadikan alat ukur tersebut. Namun secara umum, sakinah dalam sebuah keluarga ditentukan dari terciptanya rasa bahagia apabila berada berada dalam rumah. Hal tersebut biasanya tercipta apabila terjalin komunikasi yang sehat di antara anggota keluarga.13

12 Huston smith, ensiklopedi islam,(Jakarta: PT Raja Grafindo, 1996) cet. Ke-3, h. 351

13


(38)

3. Konsep Keluarga Sakinah

Keluarga sakinah merupakan dambaan bagi seluruh individu yang ingin membina sebuah keluarga. Karena keluarga yang sakinah akan membawa para penghuninya kepada sebuah hal yang diidam-idamkan oleh seluruh umat muslim, yaitu Ridha Allah SWT yang berarti memasuki Syurga-Nya dan jauh dari Neraka-Nya.14

Konsep keluarga sakinah sebenarnya tidak mutlak pada sebuah teori tertentu saja. Terdapat beberapa hal yang bisa melatarbelakangi timbulnya keluarga sakinah dalam sebuah rumah tangga. Hal itu disebabkan oleh berbagai kondisi yang terjadi dalam rumah tangga tersebut, sehingga aturan yang akan dimainkan di dalamnya juga harus disesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi. Dengan kata lain fleksibilitas dalam mencari sebuah solusi harus dimiliki oleh pelaku dalam rumah tangga tersebut.

Kondisi di atas memang akan terjadi. Namun semua itu bila di dasari oleh pemahaman yang baik tentang Keluarga Sakinah itu sendiri akan mudah dijalani. Karena dengan pemahaman atau ilmu tentangnya semua jawaban akan permasalahan yang ada akan terselesaikan sesuai dengan keinginan dan mengarah kepada tujuan dari terbentuknya keluarga tersebut.

Hal lain yang perlu diketahui adalah konsep tentang keluarga Sakinah yang akan mereka bentuk. Secara umum Keluarga Sakinah akan terbentuk apabila:

14

Muhammad maftuh Basyuni, manajemen Pembangunan Umat, FDK Press, Jakarta, 2008


(39)

1. Semua anggota keluarga mengetahui dan menjalankan prinsip-prinsip atau tugas mereka dalam rumah tangga tersebut.15

Menjadi hal yang sangat pokok yang sangat penting untuk diperhatikan dalam menciptakan keluarga sakinah. Suami, istri dan anak harus mengetahui tugas dan wewenang mereka dalam keluarga. Betapapun tingginya jabatan yang dimiliki oleh seorang istri dan anak, namun ketika sudah kembali ke dalam rumah seorang suami atau ayahlah yang manjadi pemimpin mereka. Begitupun dengan suami, ia bertanggung jawab penuh akan keberlangsungan hidup yang ada dalam keluarga mereka. Pendidikan, sandang, pangan keluarga harus dipenuhi oleh seorang ayah dengan mencari nafkah bagi keluarganya.

2. Terdapat rasa saling pengertian, sabar dan menerima pasangan hidupnya , baik atau buruknya.

Rasa saling pengertian kesabaran merupaka hal yang harus ada dalam salah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap anggota rumah tangga yang menginginkan terciptanya keluarga sakinah dalam rumah tangga mereka. Dengan rasa pengertian dan kesabaran yang dimiliki, setiap keadaan yang terjadi pada salah satu anggota keluarga akan disikapi dengan hal positif sehingga menutup celah untuk timbulnya permasalahan yang biasa menjadi duri dalam rumah tangga.

Jiwa yang penyabar juga akan membuat para anggota keluarga akan memiliki kekuatan ganda dalam menghadapi setiap permasalahan. ia juga akan terlihat menjadi orang yang sangat kuat di mata orang lain

15


(40)

karena ketegarannya dalam menghadapi sebuah masalah. Seseorang dengan jiwa tersebut akan mudah memperoleh tujuan hidupnya, salah satunya adalah mendapatkan Keluar Sakinah.

3. Butuh komunikasi yang baik

Beberapa keluarga yang mengalami kegagalan salah satunya disebabkan oleh kurang baiknya komunikasi yang terjalin antara anggota keluarga mereka. Komunikasi yang kurang baik akan mengakibatkan kesalahpahaman dalam aktifitas yang dijalani oleh siapapun yang ada di dalam rumah tangga. Hal ini akan diperparah jika aktifitas yang dilakukan terdapat perbedaan jarak yang sangat jauh.

Solusi terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan mengintensifkan komunikasi antar anggota keluarga. Suami ke istri, suami ke anak dan anak kepada ibunya harus senantiasa dijalin agar tidak terbangun prasangka negatif diantara anggota keluarga. Bahkan sebaliknya, ia akan menjadi penguat rasa kasih dan saying diantara semuanya. Jika semua sudah dilandasi oleh rasa kasih sayang, maka aktifitas apapun yang dilakukan tidak akan menimbulkan masalah, justru akan menjadi sebuah kegiatan yang penuh berkah.

4. Selalu dihiasi dengan prilaku yang merupakan perwujudan dari pengamalan ajaran agama.16

Rumah tangga yang di dalamnya terdapat kebahagiaan, salah satu syarat utamanya adalah para penghuninya selalu menghiasi dirinya dengan prilaku yang sesuai dengan norma agama dan tidak melakukan

16


(41)

pengimpangan terhadapnya. Ini merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seluruh manusia yang menginginkan kebahagiaan tersebut.

Prilaku yang sesuai dengan ajaran agama akan senantiasa membawa para pelakunya kepada sebuah keadaan yang baik. Itulah yang menjadi alasan mengapa mengaplikasikan norma-norma agama menjadi hal yang mutlak dilakukan. Karena norma agama, khususnya dalam Islam dibuat secara khusus oleh Allah SWT dan dilengkapi oleh Rasulullah yang bertujuan untuk dijadikan sebagai aturan hidup atau pedoman yang dapat mengantarkan manusia untuk meraih kebahagiaan yang dicarinya, baik di dunia maupun di akhirat.


(42)

BAB III

TINJAUAN UMUM

TITIAN KELUARGA SAKINAH MAJELIS AZ-ZIKRA

A. Sejarah Lahirnya Titian Keluarga Sakinah (TKS) Majelis Az-Zikra

Berasal dari sebuah masjid yang berukuran tidak terlalu besar, terdapat sebuah majelis dengan jamaah yang tidak terlalu banyak. Hanya sekitar puluhan orang yang duduk bersimpuh untuk mendengarkan narasumber menyampaikan materi dalam masjid yang diberi nama Al Amru Bit Taqwa tersebut. Karena jamaah yang hadir hanya terdiri dari warga komplek mampang indah dua dan sekitarnya.

Zikir yang menjadi ciri khas tersendiri dari majelis ini yang kemudian menjadi pembeda dengan majelis-majelis ta’lim lainnya, maka majelis yang diberi nama Az-Zikra ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan metode zikir yang dikemas dengan rangkaian kata-kata indah yang diambil dari Al-Qur’an dan Al-Hadits, majelis ini memberikan kesejukan tersendiri ditengah-tengah banyaknya masalah yang kian terus mendera.

Mengajak jamaah untuk bertobat kemudian bersungguh-sungguh menjalankan perintah Allah SWT menjadi misi utama Majelis Az-Zikra dalam menjalankan kegiatan dakwahnya. Ternyata sambutan luar biasa diberikan oleh masyarakat muslim lainnya. Tidak hanya warga sawangan dan sekitarnya yang ikut serta dalam majelis ini, jamaah dalam berbagai daerah di Indonesia bahkan dari Negara lain juga ikut berpartisipasi di


(43)

dalamnya dengan berbagai alasan. Namun sebagian besar dari mereka beralasan ingin mendapatkan ketenangan hidup dalam setiap aktifitas yang mereka lakukan, baik dalam keluarga, tempat kerja maupun dalam aktifitas lainnya.

Selain melakukan zikir yang dilakukan rutin setiap bulannya, majelis Az-Zikra juga memiliki beberapa kegiatan lainnya. Seperti kegiatan subuh keliling yang dilakukan oleh puluhan jamaah yang berdomisili di sekitar sawangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran dari jamaah Az-Zikra pada khususnya serta masyarakat secara luas bahwa melakukan shalat berjamaah terutama shalat subuh memiliki nilai tersendiri di mata Allah SWT. Bahkan Rasulullah juga mengatakan bahwa “orang-orang yang shalat subuh berjamaah diibaratkan seperti orang yang melakukan ibadah sepanjang malam.”

Kegiatan lain yang juga terdapat dalam majelis Ta’lim Az-Zikra. Kegiatan ini dilakukan setiap hari selasa pagi di dalam masjid Al Amru Bit Taqwa. Kegiatan ini dilakukan oleh ibu-ibu yang berdomisili di sekitar sawangan dan sekitarnya. Bersamaan dengan pengajian yang dilakukan oleh ibu-ibu, para Assatid dari Az-Zikra juga berkumpul pada sebuah tempat yang dimiliki oleh seorang jamaah yang cukup loyal dengan majelis Az-Zikra.

Tempat tersebut adalah Gelanggang Olah Raga yang digunakan oleh Ustad arifin dan kawan-kawan untuk melakukan Riyadhoh setiap pekannya. Kegiatan ini diberi nama dengan “ Majelis Riyadhoh wal ‘ilm”. Ditambahkan kata ilmu dalam majelis ini karena sesuai dengan keadaan


(44)

yang ada di dalamnya. Karena ditengah-tengah permainan akan ada jeda waktu untuk Ustad Arifin atau ustad lainnya untuk bertausiyah. Inilah yang dikatakan oleh banyak orang sebuah terobosan dalam berdakwah.

Masjid Al Amru Bit Taqwa sepertinya memang menjadi pusat kegiatan pada hari selasa. Setelah digunakan pada pagi hari oleh ibu-ibu, pada petang kembali dilakukan oleh Majelis Az-Zikra untuk program selanjutnya. Malam tersebut biasa disebut dengan malam tarbiyah, karena pada malam ini jamaah dan para assatid dari Az Zikra melebur untuk mendapatkan ilmu yang disampaikan oleh narasumber yang biasanya berasal dari internal Az-Zikra sendiri.

Selain kegiatan di atas majelis Az-Zikra juga rutin menjalankan qiyamullail berjamaah. Hal ini dilakukan agar dapat membiasakan jamaah untuk selalu mendirikan shalat malam dirumahnya masing-masing. Biasanya qiyamullail berjamaah dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan zikir bulanan. Pukul tiga pagi jamaah sudah meramaikan masjid dan bersiap melakukan shalat hingga waktu shubuh menjelang.

Majelis Az-Zikra juga memiliki program yang bisa dikatakan menjadi ikon majelis Az-Zikra. Ia adalah Pondok Pesantren Khusus para Yatim. Selain masjid Al Amru Bit Taqwa, pesantren ini juga dijadikan pusat Az-Zikra. Kegiatan Tarbiyah malam selasa dan kantor secretariat Az-Zikra terletak disini. Pesantren yang dibangun cukup megah ini kini menampung sekitar 60 anak yatim yang kurang mampu. Anak yang ada disini adalah anak yatim yang memang sudah melakukan tes seleksi. Selama disana, biaya hidup yang dibutuhkan semua ditampung oleh


(45)

pesantren, dimulai dari uang jajan, transport, biaya pendidikan hingga makan setiap harinya.

Melihat ada celah lain yang dapat memberikan manfaat untuk jamaah secara umum, majelis Az-Zikra pada tahun 1998 membentuk sebuah wadah baru yang khusus membahas tentang keluarga. Wadah ini diberi nama dengan Titian Keluarga Sakinah (TKS). Pembekalan dan konsultasi terkait permasalahan dalam keluarga menjadi focus kerja dari para penggerak TKS17.

Pada dua tahun pertama, TKS mengalami pasang surut karena masih dalam tahap pengenalan kepada jamaah. TKS baru berkembang pada awal tahun 2000. Jumlah peserta aktif tumbuh pesat dari jumlah sebelumnya. Dengan keadaan tersebut, secara tidak langsung eksistensi dari TKS menjadi kuat bahkan kini bisa dikatakan sebagai produk unggulan dari majelis Az-Zikra.

B. Visi, Misi, dan Tujuan Titian Keluarga Sakinah

Sebagai sebuah organisasi, sudah sepantasnya memiliki sebuah tujuan yang diharapkan untuk kemajuan yang diinginkan. Harapan tersebut tentu saja perlu sebuah rumusan yang nantinya dapat mempermudah terwujudnya harapan tersebut. Dalam teori organisasi rumusan tersebut biasa dibingkai menjadi sebuah visi dan misi dari organisasi tersebut.

17


(46)

Sama dengan organisasi lainnya, TKS majelis Az-Zikra juga memiliki sebuah visi dan misi yang ingin dicapai yaitu “Menciptakan

keluarga sakinah yang penuh berkah”. Visi tersebut sesuai dengan alasan

mengapa TKS dibentuk oleh majelis Az-Zikra. Keluarga Sakinah yang di maksud disini adalah keluarga yang didalamnya terdapat ketenangan, kebahagiaan, dan keharmonisan hubungan antara suami, istri, anak-anak serta dengan sanak saudara lainnya sehingga kehidupan yang terjadi di dalam rumah bagaikan surga sebelum surga.

Sedangkan misi dari TKS sendiri yaitu:

1. Memberikan konseling (konsultasi) tentang Keluarga Sakinah

Konseling merupakan sebuah proses yang melibatkan hubungan pribadi antara seorang terapis dengan satu atau lebih klien, dimana terapis menggunakan metode-metode psikologis atas dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental klien.18 Hal tersebut dilakukan karena disamping itu konsultasi adalah kegiatan yang dilakukan seorang konsultan untuk membantu orang dalam menyelesaikan masalahnya serta membantu orang dalam menemukan jati dirinya.19

Konsultasi yang diberikan oleh TKS merupakan sarana yang diberikan kepada siapapun, baik yang sudah maupun yang belum berkeluarga. Hal ini dilakukan karena banyak jamaah yang datang hanya

18

Fatchiah E. Kertamuda, Konseling pernikahan untuk Indonesia, Salemba Humanika, 2009, Jakarta

19

Gerald corey, Teori dan praktek konseling dan psikoterapi, Bandung: P.T. Resika Abitama, 2007


(47)

untuk melakukan konsultasi terkait permasalahan yang sedang mereka hadapi dalam keluarganya.

2. Memberikan pembekalan pemahaman tentang keluarga Sakinah

Pembekalan yang dilakukan oleh TKS merupakan sebuah cara yang dilakukan agar jamaah atau peserta mendapatkan ilmu yang mereka butuhkan nantinya dalam mengarungi bahtera kehidupan dalam keluarganya. Pembekalan yang dilakukan setiap satu bulan sekali biasanya berisi tentang materi-materi umum yang terkait dengan kehidupan para anggota rumah tangga.

Selain pembekalan rutin, TKS juga memberikan pembekalan khusus yang diberikan kepada jamaah yang hendak melakukan ijab Qabul. Pembekalan khusus ini dilakukan bukan kepada calon pasangan itu saja, akan tetapi dikenakan juga kepada anggota keluarga lain yang akan menjadi bagian keluarga mereka. Materi-materi yang diberikan pada pembekalan ini tentunya sesuai dengan tata aturan yang ada dalam syariat islam.

Adapun tujuan TKS Majelis Az-Zikra adalah menciptakan keluarga yang harmonis dan bahagia yang diwujudkan dengan mengaplikasikan nilai-nilai dan ajaran yang terdapat dalam syariat Islam. Selain itu juga bertujuan agar manusia biasa berfikir rasional dan tidak menyimpang dari syariat islam dalam membina hubungan yang sangat disakralkan dalam masyarakat beragama islam. Karena dari manusia yang berfikir secara rasional, dapat diwujudkan masyarakat yang mampu


(48)

menegakan nilai-nilai kebenaran yang tentunya sudah ada dalam islam. Oleh karena itu, Az-Zikra juga menginginkan sebuah wadah khusus yang menaungi permasalahan terkait keluarga dalam masyarakat ini karena hal ini sudah menjadi prioritas utama.

Selain itu Az-Zikra juga sangat menyadari betapa pentingnya sebuah keluarga yang harmonis dalam masyarakat, khususnya pada saat ini. Keluarga menjadi solusi terbaik untuk mengurangi tingkat kriminalitas yang sangat tinggi, menciptakan generasi-generasi rabbani yang kelak akan menjadi pembawa kebaikan baik untuk agama dan juga pemerintahan.

C. Letak Geografis Titian Keluarga Sakinah

Secara geografi Titian Keluarga Sakinah terletak di kelurahan Mampang Indah, Sawangan Depok. Lebih tepatnya terletah di dalam perumahan mampang Indah dua, daerah yang sangat melekat dengan majelis Az-Zikra. di daerah tersebut terdapat sebuah rumah yang dijadikan sebagai secretariat untuk aktifitas pengurus Titian Keluarga Sakinah.

Semenjak berpindahnya Ustad Muhammad Arifin Ilham ke Sentul, maka sekretariat titian Keluarga Sakinah kini berpindah dan bergabung dengan sekretariat Yayasan Az-Zikra yang terletak di dalam kawasan Pondok Pesantren Yatama Az-Zikra. Sekretariat tersebut masih dalam komplek perumahan Mampang Indah Dua, hanya bergeser sedikit sekitar 300 meter. Disana dilakukan proses konsultasi bagi para peserta atau


(49)

jamaah lainnya untuk mendapatkan solusi dari setiap permasalahan yang dialami mereka.

D. Struktur Organisasi Titian Keliarga Sakinah

Pembina

Ketua/pengasuh

wakil ketua

bendahara sekretaris

Div. keanggotaan Humas sosial

pembinaan dan

konsultasi

Berikut susunan kepengurusan yang ada di dalam Titian Keluarga Sakinah yang berada di perumahan Mampang Indah Dua, Sawangan, Depok, yaitu:20

1. Pembina

Pembina Titian Keluarga Sakinah merupakan sebuah jabatan tertinggi yang ada dalam struktur yang ada. Tugas dari jabatan ini adalah memberikan petunjuk serta masukan kepada ketua beserta anggota lainnya

20


(50)

dalam kepengurusan yang nantinya meneruskan kembali kepada tim teknis atau tim pelaksana. Pembina sebagai puncak tertinggi dalam struktur organisasi, sangat bertanggung jawab terhadap kondisi yang dialami oleh Titian Keluarga Sakinah secara konseptual. Maju dan mundurnya Titian Keluarga Sakinah sangat rentan terhadap konsep-konsep yang ada di dalamnya. Saat ini jabatan tersebut dijabat oleh pendiri langsung dari Az-Zikra, yaitu Ust. Muhammad Arifin Ilham.

2. Ketua

Jabatan Ketua dalam sturuktur Titian Keluarga Sakinah merupakan jabatan tertinggi dalam hal teknis pelaksanaan kegiatan. Ia bertanggung jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan kegiatan yang ada dalam Titian Keluarga Sakinah. Bila Pembina bertanggung jawab secara konsep, maka secara teknis Maju mundurnya Titian Keluarga Sakinah beliaulah yang akan mempertanggungjwabkan semuanya.

3. Wakil Ketua

Sama dengan tugas pokok dan fungsi pada lembaga lainnya, wakil ketua pada Lembaga Titian Keluarga Sakinah juga bertugas membantu pekerjaan dari seorang Ketua. Selain membantu, ia juga menjadi pengganti seorang ketua apabila berhalangan hadir.

4. Bendahara

Jabatan sebagai Bendahara dalam Titian Keluarga Sakinah merupakan jabatan yang cukup penting. Ia bertugas mengatur alur keluar masuknya keuangan untuk setiap kegiatan yang dilakukan oleh Titian Keluarga Sakinah. Selain itu ia juga bertugas membuat pembukuan


(51)

terhadap setiap aliran dana yang terjadi dalam Titian Keluarga Sakinah. Dalam hal ini, ia bertanggung jawab kepada ketua dalam menjalankan tugasnya.

5. Sekretaris

Dalam Titian Keluarga sakinah, tugas menjadi sekretaris menjadi sangat penting karena ia yang mengelola administrasi secara keseluruhan serta juga mengawasi setiap perkembangan yang terjadi dalam Titian Keluarga sakinah. Daftar anggota yang masuk, telah menikah serta sedang melakukan proses perkenalan menjadi tugas utama dari admisintrasi organisasi disini.

6. Divisi Keanggotaan

Divisi keanggotaan dalam majelis Az-Zikra bertugas untuk menangani setiap kegiatan administrasi yang berkaitan dengan anggota. Pendaftaran untuk menjadi anggota biasanya memalui divisi ini. Selain mengurusi pendaftaran, divisi ini juga bertugas bersama sekretaris untuk mengamankan data-data dari para peserta Titian Keluarga Sakinah yang telah diberikan setiap anggota ketika mendaftar.

7. Humas

Humas dalam Titian Keluarga Sakinah memiliki fungsi sebagai ujung tombak dari Titian Keluarga Sakinah. Karena setiap kegiatan selalu diinformasikan kepada jamaah melalui orang-orang yang ada dalam divisi ini, baik jamaah Az-Zikra secara umum ataupun kepada anggota Titian Keluarga sakinah yang sudah mendaftarkan diri mereka.


(52)

8. Divisi Sosial

Divisi Sosial memiliki peran yang cukup penting. Divisi ini memang tidak berkaitan secara khusus dengan kegiatan-kegiatan yang ada di Titian keluarga Sakinah, namun akan sangat membantu untuk proses pembelajaran terhadap para anggotanya.

9. Konsultan

Merupakan sebuah jabatan yang sangat memiliki fungsi penting dalam struktur kepengurusan titian Keluarga sakinah. Karena konsultan memiliki informasi yang sangat dibutuhkan oleh semua divisi dalam struktur ini. Ini disebabkan konsultan memiliki akses langsung kepada peserta yang mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan oleh Titian Keluarga Sakinah.

Keberadaan konsultan merupakan hal yang sangat sentral dalam pelaksanaan kegiatan dalam Titian Keluarga Sakinah, khususnya informasi terkait kondisi yang dialami oleh para peserta. Dari sinilah keluar kegiatan-kegiatan yang kemudian dilakukan oleh Titian Keluarga Sakinah. Konsultan yang biasa ditemukan dalam secretariat Titian Keluarga Sakinah adalah Ust. H. Maryono Hudanul Siddiq.

E. Program-program Titian Keluarga Sakinah

Dalam merealisasikan tujuan yang diinginkan, yaitu menciptakan keluarga sakinah, Titian Keluarga Sakinah membuat beberapa program kegiatan yang dapat menunjang terwujudnya tujuan tersebut. Kegiatan yang


(53)

diprogram tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan oleh para peserta yang ada dalam Titian Keluarga Sakinah. Bahkan beberapa kegiatan diciptakan juga untuk keluarga besar dari peserta, khususnya bagi yang telah memilih pasangan. Berikut program-program kegiatan yang ada di dalam Titian Keluarga Sakinah:

1. Program Untuk Memperluas Wawasan

Untuk memperluas tingkat pengetahuan dari para peserta tentang bagaimana konsep, cara membentuk dan membina keluarga sakinah, Titian Keluarga Sakinah membuat beberapa program kegiatan yang memang khusus untuk menunjang hal tersebut. Kegiatan tersebut diantaranya adalah:

a. Ceramah/pembekalan

Pembekalan merupakan cara yang diyakini oleh Titian Keluarga Sakinah untuk dapat menambah pengetahuan anggota dan peserta Titian Keluarga Sakinah dalam membentuk, menjaga dan membina keluarganya agar dapat menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

Kegiatan pembekalan ini dilakukan Titian Keluarga Sakinah setiap satu bulan sekali, tepatnya pada hari minggu di pekan ketiga setiap bulannya setelah acara zikir akbar di dekat secretariat Titian Keluarga Sakinah Az-Zikra. Sebelumnya kegiatan ini dilaksanakan pada hari minggu di pekan pertama setiap bulannya, bersamaan dengan zikir akbar yang langsung di pimpin oleh Ust. M. Arifin Ilham. Namun karena mulai Agustus tahun 2009, berpindah karena minggu pekan pertama semua


(54)

kegiatan Majelis Az-Zikra dipusatkan di Masjid Muammar Qaddafy sentul untuk melakukan zikir bulanan.

Setiap bulannya kegiatan yang selalu dilakukan di dalam masjid Al Amru Bit Taqwa ini, berlaku tidak hanya bagi anggota yang terdaftar dalam keanggotaan Titian Keluarga Sakinah saja, akan tetapi meliputi jamaah zikir yang hadir pada saat zikir bulanan. Memang pada awalnya kegiatan ini diperuntukan untuk anggota Titian Keluarga Sakinah yang terdaftar saja. Namun diubah melihat animo yang cukup besar dari jamaah zikir lainnya.

Kegiatan ini pada mulanya mendapat tanggapan yang sangat luar biasa dari jamaah zikir yang hadir. Hal ini terlihat dari jumlah peserta yang hadir setiap kegiatan ini dilakukan. Namun seiring berjalannya waktu, kegiatan ini mulai mengalami penurunan jumlah peserta yang hadir. Ini diyakini karena pergeseran jadwal yang terjadi pada kegiatan ini.

Dalam kegiatan ini, cukup variatif materi yang disampaikan oleh narasumber yang kompeten dalam bidangnya masing-masing. Materi tentang keluarga, ibadah, akhlak merupakan tema besar yang kesemuanya menjadi penunjang dalam mewujudkan keluarga yang sakinah tersebut.

b. Seminar

Dalam memperluas wawasan peserta dan anggotanya, Titian Keluarga Sakinah juga mengikutsertakan mereka dalam seminar-seminar yang memiliki hubungan dengan perjalanan mereka dalam menciptakan keluarga sakinah dalam rumah tangganya kelak. berbeda dengan


(55)

pembekalan/ceramah yang dilakukan untuk jamaah zikir lainnya, kegiatan seminar dilakukan hanya untuk anggota Titian Keluarga Sakinah saja.

Kegiatan tidak dilakukan secara rutin ini, lebih sering dilakukan diluar komplek majelis Az-Zikra. aula-aula, auditorium, atau ruang serbaguna yang nyaman biasa menjadi tempat dilakukannya kegiatan ini. Hal ini agar proses penyampaian materi lebih mudah diserap oleh semua anggota sehingga nilai manfaat dari kegiatan ini dapat dirasakan secara maksimal.

c. Tausiyah, Do’a Dan Dzikir Bersama

Inilah yang menjadi keunggulan Titian Keluarga Sakinah dengan biro jodoh lainnya, baik yang islami ataupun tidak. Peserta selalu diajarkan untuk selalu meyakini kekuasaan Allah SWT dalam berbagai hal, termasuk dalam mencari jodoh. Mereka selalu didorong untuk selalu melibatkan Allah SWT dalam mengambil sebuah keputusan dalam hidup ini. Program tausiyah, do’a dan zikir bersama merupakan sarana yang diberikan Titian Keluarga Sakinah untuk memberikan pelajaran tersebut.

Renungan (muhasabah) diri menjadi tema utama dalam kegiatan ini. Karena dengan merenungi kesalahan diri yang telah dilakukan, diharapkan dapat mampu menjadikan semua anggota menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dengan kebaikan itulah yang nantinya akan mengantarkan mereka untuk mendapatkan pasangan hidup yang baik pula. Ath-Thoyyibiin Lith-Thoyyibaat. (orang yang baik itu miliknya


(56)

Sakinah kepada anggotanya sebagai motivasi mereka untuk senantiasa bersabar untuk mendapatkan pasangan yang baik bagi mereka.

Kegiatan ini dilaksanakan tidak hanya kepada para anggota atau peserta saja, khusus untuk kegiatan yang ini dilakukan juga kepada keluarga mereka yang menjadi anggota. Hal ini ditujukan agar proses yang dijalani oleh anggota keluarga mereka diketahui sehingga di kemudian hari tidak terjadi kesalahpahaman antara anggota keluarga.

Selain itu, acara Tausiyah, do’a dan zikir ini juga ditujukan agar terjadi persamaan dalam pemahaman terhadap proses pembentukan, pembinaan dan penjagaan keluarga secara islami. Ini dilakukan karena merupakan bagian dari rangkaian menuju terciptanya keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

2. Bimbingan Keluarga Sakinah a. Konsultasi

Konsultasi merupakan sebuah cara yang dilakukan Titian Keluarga Sakinah dalam memfasilitasi para jamaah Az-Zikra pada umumnya dan anggota Titian Keluarga Sakinah pada khususnya yang memiliki masalah dalam rumah tangganya namun sulit mengungkapkannya dalam sebuah forum yang akan banyak mendapatkan perhatian dari para peserta lainnya. Dengan kata lain, Konsultasi yang dilakukan bersifat tertutup dan dilakukan hanya oleh konsultan dengan peserta konsultasi saja.

Melalui konseling diharapkan masalah-masalah yang dimiliki para klien dapat teratasi sehingga mereka dapat mengembangkan


(57)

potensi-potensi yang ada dalam diri mereka yang kemudian akan membangun kehidupan yang jauh lebih baik. Pada dasarnya, konseling terbagi menjadi beberapa jenis konseling, seperti Konseling Sekolah, Konseling Karir, Konseling Perguruan Tinggi, Konseling Industri dan juga Konseling Pernikahan.21

Dalam Titian Keluarga Sakinah, konsultan dituntut untuk dapat memberikan solusi-solusi yang dapat memberikan pencerahan kepada peserta konsultasi tersebut. Oleh karena itu, Titian Keluarga Sakinah tidak mau salah dalam memilih konsultan yang akan diberikan kepada peserta. Konsultan tersebut harus memiliki pengalaman dalam menyelesaikan masalah-masalah, terutama masalah dalam rumah tangga. Kegiatan konsultasi biasanya dilakukan di dalam secretariat Titian Keluarga Sakinah. Namun belakangan, konsultasi dilakukan di kantor secretariat yayasan majelis Az-Zikra yang bertempat dalam komplek Pondok Pesantren Yatama Az-Zikra.

Konsultasi dalam Titian Keluarga Sakinah, saat ini menjadi kegiatan yang masih berjalan dengan baik. Karena banyaknya jamaah yang menginginkan untuk melakukannya. Tidak sulit untuk melakukan konsultasi dalam Titian Keluarga Sakinah, karena hanya mendaftarkan diri saja, yang kemudian menunggu waktu yang tepat untuk melakukan konsultasi tersebut. Waktu tersebut disesuaikan terlebih dahulu antara waktu konsultan dan juga dengan waktu peserta.

21


(58)

Selain memberikan solusi yang memberikan pencerahan, konsultan juga harus memberikan motivasi-motivasi yang dapat mendorong pesertanya untuk bersemangat menciptakan keluarga sakinah dalam rumah tangganya.

b. Perjodohan Secara Islami

Kegiatan ini yang menjadi puncak dari rangkaian kegiatan perluasan wawasan yang dilakukan Titian Keluarga Sakinah (Pembekalan, Seminar dan Tausiyah, Doa dan Zikir). Karena semua kegiatan tersebut merupakan sarana yang dibuat oleh Titian Keluarga Sakinah untuk menuju perjodohan yang benar sesuai dengan syariat Islam yang memang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Di saat banyak orang saat ini yang mengandalkan proses pacaran yang tidak dikenal dalam syariat islam untuk mengenal pasangannya, Titian keluarga sakinah memberikan alternatif sendiri dengan merujuk pada kehidupan Rasulullah SAW. Hal ini sangat diharapkan dapat membantu mengurangi peluang untuk melakukan tindakan asusila yang saat ini marak dilakukan oleh seorang pacar.

Proses perjodohan yang dilakukan Titian Keluarga Sakinah dimulai dari biodata lengkap yang dimiliki oleh Titian Keluarga Sakinah. Kedua peserta yang akan dipertemukan sebelumnya diperlihatkan biodata dari calon pasangan yang ia kenal. Setelah ada kata sepakat untuk kedua calon pasangan, maka Titian Keluarga Sakinah akan memfasilitasi pertemuan mereka untuk melakukan perkenalan yang lebih jauh lagi.


(59)

Jika dari pertemuan tersebut ada sebuah kecocokan terhadap keduanya, maka Titian Keluarga Sakinah akan mempertemukan keduanya dengan keluarga dari masing-masing peserta. Ini merupakan langkah terakhir yang akan dilakukan oleh kedua peserta untuk melangkah ke dalam jenjang pernikahan.

3. Kegiatan Lainnya a. Tour Rohani

Kegiatan ini merupakan sarana yang diciptakan Titian Keluarga Sakinah dalam memberikan pencerahan kepada para anggotanya. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kesegaran kepada para anggotanya baik dalam jiwa ran raga mereka setelah bergelut dengan kehidupannya dalam aktifitas keseharian mereka. Kegiatan ini dilakukan selama beberapa hari di tempat yang jauh dari kehidupan perkotaan yang penuh kebisingan.

Selain itu, para anggota Titian Keluarga Sakinah yang telah memiliki keluarga juga tidak jarang mengajak anggota keluarga mereka. Karena kegiatan ini selain memberikan pendidikan kepada para anggotaya, juga menjadi ajang rekreasi keluarga yang penuh dengan ilmu.

Sesuai dengan namanya, Tour Rohani ini bukan hanya sebagai ajang rekreasi akan tetapi juga sebagai pembinaan rohani dari para anggota peserta yang mengikuti kegiatan ini. Oleh karena itu Shalat malam, muhasabah serta zikir menjadi agenda yang selalu ada dalam kegiatan ini dengan melibatkan para assatidz Az-Zikra lainnya.


(60)

b. Layanan Acara Pernikahan

Kegiatan lain yang juga difasilitasi oleh Titian Keluarga Sakinah adalah layanan Acara Pernikahan. Kegiatan ini dimaksudkan agar rangkaian acara pernikahan yang dilakukan oleh kedua pasangan berjalan dengan efektif, tidak terjadi pemborosan dan juga sesuai dengan keinginan yang direncanakan. Layanan acara ini digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu:

a. Pra Nikah

1) Pembekalan pra nikah bagi para calon pengantin dan kedua orang tua

Setelah mengalami beberapa pembekalan selama pencarian pasangan, peserta yang sudah mendapat pasangan idealnya akan kembali mendapatkan pembekalan. Ini dikarenakan pemahaman untuk membina sebuah rumah tangga sangatlah penting agar dapat membawanya kepada rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.

Selain itu yang membedakannya dengan pembekalan semasa proses mencari pasangan, pembekalan ini khusus dilakukan untuk kedua pasangan dan juga keluarga mereka masing-masing dengan tujuan agar kedua belah pihak dapat mengerti kondisi mereka masing-masing.


(1)

menangani permasalahan dalam yang dialami seseorang dalam kehidupan kehidupan rumah tangganya, khususnya didirikan untuk jamaahnya yang aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Majelis Az-Zikra, baik Zikir, Malam Tarbiyah, Subuh keliling atau kegiatan lainnya. Namun tidak menutup kemungkinan juga kepada orang umum untuk mengikuti kegiatan-kegiatan dari Titian Keluarga Sakinah.

Tujuan utama dari didirikannya Titian Keluarga Sakinah adalah sebagai lembaga yang dapat mencetak keluarga yang didirikan secara islami. Sehingga mampu menciptakan rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah dalam keluarganya yang pada akhirnya mampu melahirkan generasi-generasi Rabbani yang mampu bermanfaat bagi keluarga, nusa bangsa dan juga agama.

Dalam merealisasikan tujuan tersebut, Titian Keluarga Sakinah merumuskannya ke dalam beberapa kegiatan yang menjadi strategi mereka dalam menciptakan keluarga yang baik tersebut. Secara garis besar, strategi yang dimiliki oleh Titian Keluarga Sakinah terdiri dari 2 hal yang diyakini sebagai faktor yang menunjang terciptanya Keluarga yang bahagia. Kedua faktor tersebut adalah:

1. Aspek Fikriyah (Pemberian wawasan kepada anggotanya tentang Keluarga yang baik), dan

2. Aspek Ruhiyah (Pengelolaan hati secara benar).

Dalam aspek Fikriyah, Titian Keluarga Sakinah membuat beberapa kegiatan yang berisi kegiatan-kegiatan yang sarat akan ilmu pengetahhuan


(2)

69

untuk para anggotanya. Kegiatan tersebut adalah Pembekalan, Seminar-seminar dan juga ada Tausiyah, do’a dan zikir.

Sementara itu dalam aspek yang melakukan pengelolaan hati para anggotanya Titian Keluarga Sakinah membuat kegiatan-kegiatan seperti Bimbingan Konseling dan juga Tour Rohani. Kegiatan ini sangat diharapkan mampu menjadikan anggota Titian Keluarga Sakinah menggunakan hatinya ketika mengambil sebuah keputusan dan tindakan agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. karena seperti yang diketahui bahwa hati merupakan pusat kebenaran dari sebuah tindakan.

2. Faktor Penghambat dan Pendukung Titian Keluarga Sakinah

Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang sosial, sudah pasti memiliki kekurangan dan juga kelebihan. Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat menjadi penentu bagi sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Titian Keluarga Sakinah juga mengalami hal yang sama, pasang surut yang dihadapi tak lain hanya karena tedapat kekurangan dan kelebihan yang masih tedapat dalam organisasi ini, yang diyakini merupakan sebuah keadaan yang tidak diinginkan. Hal tersebut kemudian menjadi faktor yang mendukung dan menghambat proses relisasi dari tujuan yang diinginkan oleh Titian Keluarga Sakinah.

Faktor penghambat dari Titian Keluarga Sakinah adalah:

a. Hanya dikoordinir oleh satu orang saja. b. Kegiatan yang kurang Terpola.


(3)

Kedua faktor tersebut merupakan inti dari penghambat yang dihadapi oleh Titian Keluarga Sakinah, terutama pengelola yang hanya dilakukan oleh satu orang saja. Walaupun secara sosok memiliki kemampuan untuk mengelolanya, namun untuk mengembangkan Titian Keluarga Sakinah diperlukan pemikiran-pemikiran dan juga tenaga yang tidak sedikit, apalagi bila dilihat dari jumlah jamaah Az-Zikra yang sangat besar.

Sedangkan faktor pendukung dari Titian Keluarga Sakinah adalah: a. Sifat keterbukaan yang dimiliki oleh Titian Keluarga Sakinah, b. Rasa kekeluargaan yang sangat kuat antara pengurus Az-Zikra, dan c. Semangat Dakwah yang dimiliki oleh penggerak Titian Keluarga

Sakinah.

Ketiga faktor tersebut merupakan hal yang sangat menonjol dalam Az-Zikra yang berimbas positif kepada Titian Keluarga Sakinah. Hal tersebut harus dipertahankan sehingga dapat menjadi kekuatan yang permanen dari Titian Keluarga Sakinah. Selain itu, perlu ditingkatkan pula potensi-potensi yang belum di eksploitasi yang terdapat dari Titian Keluarga Sakinah. Potensi tersebut bisa berasal dari dalam Majelis Az-Zikra ataupun dari luar dengan harapan dapat menambah kekuatan guna menunjang terwujudnya tujuan mulia dari Titian Keluarga Sakinah Majelis Az-Zikra.


(4)

71 B. Saran-saran

Sebuah lembaga yang sedang melalui tahap perkembangan, tentunya masih terdapat beberapa kekurangan yang harus dibenahi agar proses kemajuan yang diinginkan dapat terealisasi dengan sangat baik sesuai rencana yang diinginkan. Selain itu juga ia harus memperhatikan hal-hal yang dapat menjadi ancaman terhadap perkembangan lembaga tersebut.

Begitupun dengan Titian Keluarga Sakinah, dengan keadaan saat ini masih terdapat beberapa kondisi yang kurang baik dan harus segera dilakukan pembenahan terhadap hal tersebut. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh Titian Keluarga Sakinah untuk membenahi lembaga tersebut:

1. Titian keluarga Sakinah Az-Zikra harus tetap menjadi lembaga yang bersifat terbuka terhadap orang-orang yang juga ingin berperan di dalamnya.

2. Titian Keluarga Sakinah harus lebih mengintensifkan kembali kegiatan-kegiatan yang sebelumnya sedang dijalankan.

3. Buat kembali pola kegiatan yang semua itu diyakini dapat memberikan pengaruh bagi perkembangan anggotanya untuk menciptaka keluarga yang Sakinah mawaddah warahmah

4. Sosialisasikan kegiatan-kegiatan yang berjalan dalam Titian Keluarga Sakinah pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Majelis Az-Zikra agar jamaah lain mengetahui kegiatan tersebut.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

H. Handari Nawawi, Majemen Sumber Daya Manusia, Gajah mada university Press, 2005

Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Drafindo Persada, 2003, cet. ke-2.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Riset II, Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1984

Wasito, Herman, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1995

Salam , Syamsir, Pedoman Penulisan Skripsi, Diktat FDK 2003

Depag RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Semarang P.T Raja Grafindo Persada, 2003)

(http://www.wordpress.com/Konsep-keluarga sakinah/diakses pada tanggal 23 september 2010)

Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 63

Dr. Lexy J Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), cet. Ke-11, h. 135

Nafis cholis, Fikih Keluarga, Jakarta, Mitra Abadi Press, 2009

http//strategika.wordpress.com/2002/06/24/pengertian-strategi.diakses pada hari sabtu pada tanggal 25 september.

B.N. Marbun SH, Kamus Manajemen, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005, h.270

Khotler phillip, Manajemen Pemasaran, New Jersey, Indeks kelompok Gramedia, 2005

http://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah/kategori hukum islam.

Muarif Hasan Ambary, Ensiklopedi Islam,( Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Houve, 1999), h. 280

James A. F STONER dkk.,Manajemen, Jakarta, PT Prenhallindo, 1996

Gerald corey, Teori dan praktek konseling dan psikoterapi, Bandung, P.T. resika abitama, edisi ke2 cet2 april 2007


(6)

73

Arifin Muhammad Ilham, RomantIslam, Jakarta, Haqiena Media, 2010 Willis Sofyan, Konseling Keluarga, Bandung, Alfabeta, 2008

Walgito Bimo, Bimbingan dan Konseling Perkawinan, Yogyakarta, Andi Offset, 2004

E. Fatchiah Kertamuda, Konseling Pernikahan Untuk Indonesia, Jakarta, Salemba Humanika, 2009

Maftuh Muhammad Basyuni, Manajemen Pembangunan Ummat, Jakarta, FDK Press, 2008

Mahdiah, Wanita dan Keluarga Sakinah, Jakarta, Studi Al-Hilah, 1993.

Wawancra dengan konsultan Titian Keluarga Sakinah, Ust. H. Maryono Hudanul Siddiq, 5 November 2010