1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga, sebagai unit sosial terkecil dalam sebuah pemerintahan, masih dipandang kurang penting dalam kehidupan bermasyarakat saat ini. Hal tersebut
dapat tercermin dari sikap yang ditampilkan oleh sebuah keluarga secara umum bahkan oleh pemerintahan sendiri. Banyak keluarga yang meninggalkan
kehidupan dalam rumah tangganya dan diganti dengan aktifitas yang dirasa dapat membuat kehidupan rumah tangga mereka menjadi lebih baik. Sepeti suami istri
yang rutin bekerja dari pagi hingga larut malam serta menitipkan anak-anak mereka kepada pembantu yang mereka tunjuk untuk menjaga keluarganya.
Walaupun tidak ada peraturan mengikat yang menyalahkan tindakan tersebut, namun secara tidak langsung tindakan tersebut akan membawa dampak tidak
sehat dalam perkembangan keluarga tersebut. Bahkan lebih parahnya akan menjauhi tujuan dari sebuah pernikahan itu sendiri, yaitu membentuk keluarga
yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Sikap pemerintah terhadap perkembangan keluarga bahagia sakinah juga
masih sangat kurang. Hal itu terbukti dari perhatian yang masih sangat minim yang diberikan kepada unit social terkecil dalam sebuah pemerintahan ini. Padahal
keluarga memiliki andil yang sangat besar dalam memajukan sebuah Negara. Karena individu-individu terbaik akan lahir dari sebuah keluarga yang juga baik
dan harmonis. Dan sebaliknya, individu yang tidak baik biasa dilahirkan dari sebuah keluarga yang kehidupan dalam rumah tangganya tidak harmonis.
2
Memang pemerintah telah memberikan perhatian dalam membentuk sebuah keluarga yang ideal. Hal tersebut dapat dilihat dengan dikeluarkannya
beberapa undang-undang dan peraturan yang mengatur tentang pernikahan. Seperti Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Peraturan Pelaksanan
UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, dan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil.
Selain itu undang-undang yang mengatur tentang pernikahan terdapat dalam undang-undang tentang peradilan agama yaitu Undang-Undang Nomor 7 tahun
1989 serta Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam
1
. Peraturan tersebut memang dapat memberikan manfaat yang cukup signifikan terhadap pembentukan sebuah keluarga yang baik. Namun tidak dapat
mengcover keberlangsungan kehidupan keluarga tersebut pasca pernikahan. Seharusnya pemerintah juga mengatur tingkat kesejahteraan keluarga jika melihat
dari manfaat yang nantinya dilahirkan. Pemerintah sebenarnya memiliki peran yang sangat penting dalam
mengembangkan sebuah keluarga menjadi keluarga yang bahagia, yaitu dengan memberikan insentif kepada keluarga tersebut. Namun kenyataan yang terlihat,
yang diberikan insentif yang cukup besar bukan kepada keluarga, akan tetapi diberikan kepada orang-orang berdasi yang kenyataannya kurang memberikan
dampak positif secara langsung kepada Pemerintah itu sendiri. Padahal jika uang tersebut digunakan untuk merealisasikan terciptanya keluarga sakinah, maka
dalam 10 tahun ke depan Indonesia bisa jadi akan mendapatkan anak-anak yang potensial untuk mengembangkan Negara ini.
1
http:www.wordpress.comKonsep-keluarga sakinahdiakses pada tanggal 23
september 2010
3
Keadaan demikian sangat diyakini akan menciptakan simbiosis mutualisme antara negara dengan warganya. Simbiosis yang dilakukan oleh warga
tersebut adalah memberikan sesuatu yang dibutuhkan untuk menuju kemajuan. Islam sendiri sangat memperhatikan proses pembentukan keluarga yang baik,
bahagia dan harmonis. Istilah keluarga seperti itu sering disebut dengan keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Keluarga sakinah merupakan dambaan sekaligus
harapan bahkan tujuan insan, baik yang akan ataupun yang tengah membangun rumah tangga. Karena begitu pentingnya, Allah SWT memberikan gambaran
dalam firmannya:
Artinya: “Dan diantara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-
pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir”. Q.S. Ar-Ruum:12
2
Dari gambaran di batas, jelas bahwa membentuk keluarga bahagia sakinah sangatlah penting. Oleh karena itu, menjadi hal yang sangat wajar
apabila banyak orang yang menginginkan hal tersebut terjadi pada dirinya, karena manfaat yang akan diterima darinya berdampak pada dua dimensi, yaitu dunia dan
juga akhirat. Dengan keadaan itu, beberapa orang mencoba memanfaatkan kondisi
tersebut untuk memberikan nilai-nilai dan pelajaran yang seharusnya ada dalam
2
Depag RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Semarang P.T Raja Grafindo Persada, 2003
4
sebuah keluarga sakinah. Ada yang mengambil keuntungan di dalamnya, ada juga yang memberikan ilmu tersebut secara cuma-cuma dengan berbagai alasan.
Seperti alasan kemanusiaan, sosial hingga ada yang menganggap hal tersebut sebagai lahan dakwah yang sangat potensial. Ada yang secara perorangan namun
sebagian besar telah membentuk dirinya sebagai sebuah lembaga keorganisasian dengan beberapa tujuan yang ada di dalamnya.
Bila melihat kondisi yang ada di Indonesia, dengan masyarakat yang memiliki tingkat religiusitas yang sangat tinggi, maka pendekatan yang cukup
efektif adalah melalui pendekatan spiritual. Oleh karena itu, cara yang baik adalah dengan berdakwah. Karena disamping mayoritas jumlah penduduk yang beragama
islam, nilai-nilai islam sendiri memang mengajarkan penganutnya untuk membentuk sebuah keluarga yang sangat bahagia sakinah mawaddah warahmah.
Inilah yang disadari betul oleh Majelis Dzikir Az-Zikra. Sebagai organisasi yang bergerak dalam dunia dakwah, Majelis Az-Zikra menyadari
betapa pentingnya hal tersebut. Sehingga Majelis yang terkenal dengan ikon seorang ustad muda yang bernama Muhammad Arifin Ilham ini, membentuk
sebuah wadah yang secara khusus menampung keperluan jamaahnya dalam hal kekeluargaan. Baik yang berbentuk kajian dengan bermacam materi ataupun
konsultasi yang disediakan secara khusus bagi yang membutuhkan. Mereka membentuk TKS Titian Keluarga Sakinah sebagai wadah yang dapat
menampung aspirasi tersebut. Peneliti tertarik melihat perkembangan yang terjadi dalam proses
berjalannya kegiatan-kegiatan TKS. Karena secara eksplisit, peneliti melihat
5
sebuah perkembangan yang cukup signifikan yang diperoleh oleh peserta-peserta yang tergabung di dalamnya. Pemahaman terhadap keluarga, proses pencarian
pasangan hidup hingga sampai proses akad nikah benar-benar diawasi agar sesuai dengan syariat islam yang berlaku. Karena untuk mencapai pada keluarga sakinah,
perlu diawali dari proses pembentukannya yang baik. Dengan paparan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk
mengambil objek Lembaga Titian Keluarga Sakinah TKS dalam Majelis Az- Zikra untuk dijadikan bahan penelitian. Melihat manfaat yang akan didapatkan
sangat bermanfaat bagi peneliti sendiri dan juga masyarakat lain, karena membentuk sebuah keluarga sakinah merupakan tujuan yang diidam-idamkan
semua orang yang hendak menuju bahtera kehidupan baru. Peneliti sendiri
memberi judul penelitian ini dengan: “ Strategi Dakwah Majelis Az-Zikra Dalam Membentuk Keluarga Sakinah“
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah