Aturan Penjumlahan Dua Titik pada Kurva Elips

Gambar 2.6. Sebaran titik-titik pada kurva elips untuk

2.6.2. Aturan Penjumlahan Dua Titik pada Kurva Elips

Aturan pada penjumlahan dua titik pada kurva elips akan menghasilkan titik ke tiga yang juga berada dalam kurva elips. Secara geometris aturan penjumlahan pada kurva elips Hankerson et al, 2004: 1. untuk setiap . 2. Jika dan maka . 3. Jika . Maka diperoleh dengan menarik garis L yang melewati titik P dan Q atau garis singgung antara titik P dan Q. Kemiringan garis L adalah di mana : .................................................................................. 14 ............................................................................. 15 Jika maka ............................................................................................... 16 Jika ≠ maka ............................................................................................... 17 Secara geometris, penjumlahan pada kurva elips dapat dilihat pada gambar 2.7 dan gambar 2.8. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7. Gambaran secara geometri penjumlahan dua titik berbeda Gambar 2.8. Gambaran secara geometri penjumlahan dua titik sama Contoh : 1. Dari persamaan penjumlahan antara titik dan adalah: inversi modulo 17 terhadap 23 adalah 19 mod Sehingga Secara geometris dapat dilihat pada gambar 2.9. Gambar 2.9. Gambaran geometris untuk 3,10 + 9,7 = 17,20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 3,10 9,7 17,20 Universitas Sumatera Utara 2. Dari persamaan sebelumnya penjumlahan P=3,10 terhadap dirinya sendiri yaitu adalah : inversi modulo 20 terhadap 23 adalah 15 Jadi 2 P = 7,12 Hasil ini diperlihatkan secara geometris dalam gambar 2.10. Gambar 2.10. Gambaran geometris untuk 3,10 + 3,10 = 7,12 Aturan perkalian pada titik kurva elips dapat dijabarkan dengan menggunakan aturan penjumlahan kurva elips. Contoh : , dengan . 2.7. Sistem Kriptografi RSA RSA Cryptosystem Sistem kriptografi RSA merupakan dibangun dengan menggunakan fungsi eksponensial. Seperti kriptosistem pada umumnya, RSA memiliki proses pembangkitan kunci, enkripsi, dan dekripsi. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 3,10 7,12 Universitas Sumatera Utara

2.7.1. Pembangkitan Kunci RSA