41
terdapat kaitan yang erat. Salah satu kaitan yang erat tersebut adalah, Jika keperluan ekonomi tidak terpenuhi maka akan terdapat dampak sosial yang terjadi di
masyarakat kita.
2.3 Penelitian-Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian dari Anna Strempel 2011 kelompok Wanita Tani, Penilaian Kebutuhan
Proyek Untuk Perempuan Aceh di Bidang Pertanian. Penelitian ini mengangkat kelompok wanita tani sebagai bahan penelitian. Terdapat dampak sosial yang
diakibatkan oleh kehadiran kelompok wanita tani. Dampak sosial tersebut mengangkat kualitas hidup yang mulai membaik, ini merupakan dampak positif yang
sangat diharapkan oleh kelompok wanita tani dalam kehidupan sosial anggotanya. Manfaat lanjutannya adalah anggota KWT mengahargai kesempatan untuk berbagi
waktu dengan perempuan lain secara rutin. Kelompok wanita Tani juga dalam penelitian ini, memberdayakan perempuan
secara ekonomi dan sosial. Dimana mereka tidak bergantung pada hasil tani laki-laki kemandirian ekonomi juga mulai membaur dengan laki-laki dalam berbagai
kegiatan. Kelompok Wanita Tani juga memberikan kesempatan pada perempuan dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan kepemilikan dan pengawasan
perempuan terhadap proyek. Pemberdayaan ekonomi dilakuakan melalui tahap-tahap pelatihan hingga pada bagian produksi.
15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kelompok wanita tani yang sering disingkat KWT merupakan salah satu organisasi perempuan yang memiliki latar belakang mata pencarian yang sama.
Kelompok ini menyatukan perempuan-perempuan menjadi satu organisasi dari pertanian, perkebunan maupun nelayan. Organisasi perempuan tani ini hadir
mengingat Indonesia merupakan salah satu negara agraria yang mayoritas mata pencaharian masyarakatnya bersumber dari pertanian. Data BPS 2013 menunjukkan
terdapat 26,14 juta rumah tangga usaha pertanian. Subsektor tanaman pangan 17,73 juta rumah tangga, holtikutura 10,60 juta rumah tangga, perkebunan 12,77 juta
rumah tangga, peternakan 12,97 juta rumah tangga, perikanan kegiatan budidaya ikan 1,19 juta rumah tangga, perikanan kegiatan penangkapan ikan 0,86 juta rumah
tangga, kehutanan 6,78 juta rumah tangga dan jasa pertanian 1,08 juta rumah tangga. Kegiatan pertanian sering diindentikkan dengan kaum laki-laki, sehingga
beberapa kelompok pertanian yang bersifat umum kebanyakan diikuti oleh laki-laki. Melihat kenyataan di lapangan bahwa yang berperan tidak hanya kaum laki-laki maka
dibentuklah kelompok khusus untuk perempuan untuk mendongkrak kemauan maupun kemampuan para perempuan. Kelompok tani menurut Sri Nuryani 2012,
merupakan titik penting untuk menjalankan dan menerjemahkan konsep hak petani dalam kebijakan, suatu strategi, dan program yang layak dalam satu kesatuan yang
16
utuh dan sebagai wadah transformasi dan pengembangan ke langkah operasional. Kelompok tani penting sebagai wadah pembinaan petani yang tergabung di
dalamnya, sehingga dapat memperlancar pembangunan pertanian. Keterlibatan perempuan yang lebih besar daripada laki-laki PSG STAIN
Pekalongan, 2010, menunjukkan bahwa perempuan juga berhak untuk dibina dan diberdayakan. Dengan ini pemeritah membuat wadah bagi kaum perempuan untuk
berinteraksi bahkan menggali kemampuanya. Kelompok wanita tani yang merupakan bagian dari kelompok tani pada umumnya memiliki tujuan yang tidak jauh berbeda.
Tujuan dibentuknya kelompok tani maupun kelompok wanita tani adalah : a meningkatkan jumlah kelompok tani, b meningkatkan kemampuan kelompok tani
dalam menjalankan fungsinya dan c mendorong kelompok tani meningkatkan kapasitasnya menjadi kelembagaan ekonomi petani. Tujuan kelompok tani terwujud
salah satunya dengan menjalankan fungsinya. Terdapat tiga fungsi dari kelompok wanita tani yakni : a fungsi sebagai kelas belajar, b fungsi sebagai wahana
kerjasama, dan c fungsi sebagai unit produksi. Ketiga fungsi ini harus dilakukan dengan maksimal agar tercapai tujuan dibentuknya organisasi perempuan pertanian
ini Peraturan menteri pertanian No.82 tahun 2013, Bab II. Desa Purba Hinalang merupakan salah satu desa di Kabupaten Simalungun
tepatnya di Kecamatan Purba. Pekerjaan utama penduduknya adalah bertani, pekerjaan lainnya adalah supir, guru dan pedagang. Bertani merupakan pilihan
masyarakat karena kondisi geografis desa yang mendukung, curah hujan yang merata hampir setiap tahun dan tanah humus hitam yang sangat subur untuk tanaman
17
palawija maupun beberapa tanaman keras tertentu. Adapun tanaman palawija yang umum di tanam adalah sayur-mayur, padi, jagung, cabe dan tanaman keras seperti
kopi dan jeruk. Berdasarkan pengamatan peneliti, perempuan-perempuan di Desa Purba
Hinalang sangat dominan berperan di lahan pertanian yang disebut ladang. Laki-laki hanya berperan pada proses pemakaian alat-alat pertanian yang berat, alat berat dalam
hal ini seperti traktor, pemakaian pompa air perempuan juga sering menggunakannya dan membawa hasil panen keluar dari ladang menuju kepada
tokeh tengkulak jika pihak tokeh tidak menjemput ke ladang, selebihnya perempuan bersama anak-anaknya melakukan semua proses produksi tidak menutup
kemungkinan laki-laki juga ikut. Sebelum kehadiran kelompok wanita tani, yang mengikuti kegiatan kelompok tani didominasi oleh kaum laki-laki kecuali suami atau
anak laki-laki dari keluarga tidak ada. Ketika laki-laki mengadakan rapat atau kegiatan, para perempuan pergi ke ladang. Kebanyakan juga laki-laki menjadikan
agenda kelompok tani sebagai alasan untuk tidak ke ladang, laki-laki yang belajar di kelompok tani tapi perempuan yang bekerja. Peneliti yang lahir di desa ini mengamati
hal demikian dalam keseharian. Kelompok tani yang diikuti oleh kaum laki-laki juga tidak menutup kemungkinan memberi beberapa keuntungan, misalnya adanya pupuk
gratis ataupun bibit gratis. Namun, yang mengerjakannya tetap saja kaum perempuan dan anak-anaknya yang kebetulan setiap pulang sekolah anak-anak selalu membantu
orangtua di ladangnya masing-masing.
18
Pengalaman yang sekaligus pengamatan peneliti lainnya adalah perempuan yang jarang mengikuti kegiatan-kegiatan, salah satunya diikutsertakan dalam
pengambilan keputusan di desa, meskipun ada beberapa perempuan yang ikut namun tetap tidak sebanding dengan kaum laki-laki. Kelompok doa lingkungan masyarakat
dominan beragama Kristen merupakan kelompok yang diikuti sebanding antara laki- laki dan perempuan namun kehadiran selalu didominasi oleh perempuan. Selebihnya
selalu didominasi oleh laki-laki kecuali kelompok PKK, kelompok PKK juga hadir setelah kelompok wanita tani. Beberapa alasan perempuan kurang diperhitungkan
dalam pengambilan keputusan atau kegiatan lainnya, selain memang sistem patrilineal yang mengakar dan diagung-agungkan, perempuan juga memiliki
kekurangan dan kelemahan. Kelemahan perempuan meliputi, tidak berani mengungkapkan pendapat, kurangnya informasi atau wawasan hal ini dikarenakan
kegiatannya hanya di ladang, merawat anak ataupun menyelesaikan tugas rumah dan kurangnya percaya diri perempuan di depan publik maka sering menyuruh laki-laki
yang mengikuti berbagai kegiatan. Modal untuk bertani juga merupakan persoalan bagi petani. Tidak sedikit
perempuan yang berpikir dan berusaha untuk mencari sendiri modal untuk bertani. Sebahagian masyarakat memperoleh modal dari Bank, namun harus menggunakan
agunan sebagai jaminan sementara kebanyakan masyarakat tidak memiliki agunan atau ada juga masyarakat yang tidak memiliki surat sah kepemilikan atas hartanya.
Hal demikian sangat menyulitkan masyarakat sehingga banyak masyarakat yang mau tidak mau meminjam kepada orang-orang yang meminjamkan uangnya dengan bunga
19
yang cukup besar bahkan ada yang meminjam dengan pihak tokeh dengan perjanjian hasil pertanian dijual kepada tokeh tersebut sehingga tidak jarang harga jual yang di
berikan pihak tokeh kadang jauh di bawah dibandingkan tokeh lain yang menerima barang yang sama.
Melalui masuknya kelompok wanita tani dengan ketiga fungsinya yang telah disebutkan di atas, wanita di Desa Purba Hinalang mulai memiliki aktifitas lain selain
ke ladang, beribadah, merawat rumah dan anak juga berbelanja mingguan. Kelompok tani mulai masuk di tahun 2011 pertama sekali dengan nama kelompok
Riahta Tani kemudian disusul Marsiurupan Tani Sada dan yang terakhir Marsiurupan Tani Tolu. Kelompok wanita tani pertama, Riahta Tani mendapatkan penghargaan di
tingkat kabupaten melalui rumah kacanya yakni proses stek kentang. Keberhasilan membuat kelompok lain untuk berlomba-lomba membuat rumah kaca, meskipun
pada kelompok Marsiurupan tidak maksimal hasilnya. Dalam kelompok wanita tani, perempuan mulai belajar berbagai hal seperti, berkelompok, berpendapat, mengatur
keuangan bahkan bersosialisasi. Kelompok wanita tani yang juga di back-up pemerintah memberikan dukungan dana kepada anggotanya berupa pinjaman dengan
bunga rendah tanpa agunan. Konsekuensi unik yang diberikan kepada kelompok adalah jika pembayaran ditunggak meskipun dilakukan satu orang maka semua akan
terkena akibatnya yakni pemerintah tidak akan memberikan pinjaman untuk tahap kedua. Keadaan ini tentu menciptakan masyarakat yang saling membantu, misalnya
jika seseorang menunggak akan dibantu oleh anggota lainnya agar pinjaman tahap kedua yang nominalnya semakin besar tidak bermasalah.
20
Kehadiran kelompok wanita tani merupakan proses pemberdayaan perempuan-perempuan di wilayah pertanian. Pemberdayaan dalam hal ini merupakan
usaha-usaha mengembangkan potensi yang ada dan dalam keadaan lemah menjadi kuat dan mampu untuk menghadapi setiap tantangan dalam usaha mencapai tujuan
yang diharapkan. Di dalam melakukan pemberdayaan, keterlibatan masyarakat yang akan diberdayakan sangatlah penting. Program melibatkan masyarakat tersebut
memiliki banyak tujuan yakni, agar bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan kehendak dan mengenali kemampuan serta kebutuhan mereka, dan meningkatkan
keberdayaan empowring masyarakat dengan pengalaman, melaksanakan dan mempertanggung jawabkan upaya peningkatan diri dan ekonomi Kartasasmita,
1996:249. Pemberdayaan yang dilakukan oleh kelompok wanita tani di wilayah yang berbeda mendapatkan hasil yang berbeda pula. Menurut Ningsih 2011 dengan studi
penelitian Kelompok Wanita Tani di Salatiga, wanita tani yang berada di kecamatan Tingkir, Kelurahan Sidorejo Kidul benar-benar mengaktualisasikan dirinya dengan
bantuan-bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah karena hal tersebut merupakan kesempatan yang sangat baik dan sangat bermanfaat. Kehadiran kelompok wanita
tani di kelurahan Noborejo hasilnya kurang memuaskan, karena kurangnya pemahaman dan jiwa enterpreneurship yang lemah. Semua bantuan yang diberikan
pemerintah tidak termanfaatkan dengan baik. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melihat fungsi kelompok wanita tani di Desa Purba Hinalang
terhadap pemberdayaan sosial ekonomi perempuan.
21
1.2 Perumusan Masalah