KESIMPULAN DAN SARAN Upacara Adat Perkawinan pada Masyarakat Mandailing di Padang Lawas : Kajian Semiotik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN Dari rangkaian pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

Tahapan upacara adat perkawinan yang ada dalam masyarakat Mandailing Kabupaten Padang Lawas mempunyai berbagai aneka ragam yang dimulai dari sebelum upacara pernikahan manyapai boru, mangaririt boru, padamos hata, patobang hata, manulak sere, mangalehen mangan pamunan, upacara pernikahan sampai sesudah pelaksanaan upacara pernikahan horja pabuat boru, horja haroan boru, mata ni horja. Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian tentang tanda di dalam upacara adat perkawinan masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian lapangan menunjukkan tanda-tanda. Yaitu, tuhor maknanya sebagai keseriusan pihak laki-laki terhadap anak gadis pihak perempuan, indahan tungkus maknanya kebesaran hati, parkayan maknanya sebagai pengobat hati pihak keluarga perempuan, abit tonun patani maknanya menunjukkan kewibawaan , indahan nagorsing maknanya sebagai kemakmuran, horisnggung maknanya sebagai tanda hidup dan mati mempelai perempuan sudah tangggung jawab mempelai laki-laki, sipulut maknanya sebagai pelekat pembicara, bulung ujung maknanya berpendirian tetap, piramanuk maknanya sebagai kebulatan persatuan antara jiwa dengan badan, burangir maknanya sebagai tanda pembuka pembicaraan dalam acara adat, silalat maknanya sebagai harapan umur panjang dan sesuatu yang bermanfaat, udang maknanya sebagai tanda strategi kehidupan, gordang sambilan maknanya sebagai tanda Universitas Sumatera Utara pemberitahuan kepada masyrakat bahwa acara adat sedang berlangsung, pago- pago maknanya sebagai tanda adanya pesta yang diselenggarakan dengan adat sepanjang masa, gong merupakan petanda gelanggang adat telah dibuka, pangir maknanya sebagai tanda berakhirnya masa lajang, daun dingin-dingin maknanya memberikan kesejukan dan kedamaian, padang togu maknanya sebagai tanda pengikat agar tidak terjadi perceraian, palappak ni pisang maknanya memberikan kesejukan dan kedamaian, indahan maknanya keikhlasan dan kerja keras, sira maknanya memberikan kekuatan, air putih maknanya keikhlasan dalam mengerjakan sesuatu, ulu ni horbo maknanya sebagai kebesaran hati terhadap kedua mempelai. Universitas Sumatera Utara

B. SARAN

Dari penelitian yang telah dilakukan penulis mempunyai beberapa harapan bagi pengembangan yang lebih baik, berupa saran-saran sebagai berikut : a. Bagi pemerintah Kabupaten Padang Lawas diharapkan peran sertanya dalam membina dan menjaga kelestarian budaya lokal. Karena budaya local merupakan asset bangsa yang harus diperhatikan serta kelestarian keberadaannya, sebagai ciri bangsa yang berbudaya dan beradab. b. Padang Lawas memiliki beberapa tradisi budaya warisan leluhurnya yang cukup menarik dan belum pernah diteliti secara mendalam. Kepada para peminat diharapkan agar benar-benar mempersiapkan diri dengan penguasaan metodologis, disamping bekal pengetahuan tentang objek yang akan diteliti sebelum terjun kelapangan. c. Semoga hasil penelitian mengenai upacara adat perkawinan masyarakat Mandailing di Kabupaten Padang Lawas dapat dijadikan referensi dan khazanah ilmu pada umumnya. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat. Amin. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA