c. Pengertian Tanah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanah adalah : 1
Permukaan bumi atau lapisan bumi yang di atas sekali; 2
Keadaan bumi di suatu tempat; 3
Permukaan bumi yang diberi batas; 4
bahan-bahan dari bumi, bumi sebagai bahan sesuatu pasir, cadas, napal dan sebagainya Boedi Harsono, 1999 : 19.
Sebutan tanah dalam bahasa kita dapat dipakai dalam berbagai arti. Maka dalam penggunaannya perlu diberi batasan, agar diketahui
dalam arti apa istilah tersebut digunakan. Dalam Hukum Tanah kata sebutan ”tanah” dipakai dalam arti yuridis, sebagai suatu pengertian
yang telah diberi batasan resmi oleh Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria UUPA. Tanah diberikan
kepada dan dipunyai oleh orang dengan hak-hak yang disediakan oleh UUPA, adalah untuk digunakan atau dimanfaatkan. Oleh karena
itu dalam ayat 2 dinyatakan, bahwa hak-hak atas tanah bukan hanya memberikan wewenang untuk mempergunakan sebagian
tertentu permukaan bumi yang bersangkutan, yang disebut ”tanah”, tetapi juga tubuh bumi yang ada di bawahnya dan air serta ruang
yang ada di atasnya.
Dengan demikian maka yang dipunyai dengan hak atas tanah itu adalah tanahnya, dalam arti sebagian tertentu dari permukaan
bumi. Tetapi wewenang menggunakan yang bersumber pada hak tersebut diperluas hingga meliputi juga penggunaan sebagian tubuh
bumi yang ada di bawahnya dan air serta ruang yang ada di atasnya. Penggunaan tubuh bumi itu harus ada hubungannya langsung dengan
gedung yang dibangun di atas tanah yang bersangkutan Boedi Harsono, 1999 : 18.
Tanah sebagai obyek hukum harus memiliki identitas yang jelas dan pasti. Kini dan di masa depan semakin dirasa perlunya
jaminan dan kepastian hukum atas hak di bidang pertanahan. Dalam rangka memenuhi tuntutan tersebut, Pemerintah mengadakan
pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia dan juga kepada pemegang hak untuk mendaftarkan hak atas tanahnya.
Sebagaimana yang telah umum dipahami dalam Ilmu Hukum, bahwa hak adalah kewenangan yang diberikan oleh hukum obyektif
kepada subyek hukum. Misalnya, kewenangan yang diberikan oleh hukum obyektif kepada seseorang yang memiliki tanah, ialah bahwa
orang itu dapat berbuat apa saja terhadap tanah tersebut asalkan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan ketertiban umum. Kewenangan yang dimaksud adalah kewenangan untuk menguasai, menjual, menggadaikan, menggarap,
dan lain-lain. Kewenangan untuk berbuat apa saja itulah yang lazimnya disebut hak. Hak adalah tuntutan syah agar orang lain
bersikap dan berperilaku dengan cara tertentu.
d. Pengertian Pembatalan