Akibat dari kekuatan mengikat suatu putusan ialah apa yang ada pada suatu waktu telah diputus oleh hakim tidak boleh
diajukan lagi kepada hakim. Apabila suatu sengketa sudah pernah diperiksa dan diputus oleh hakim dan telah memperoleh
kekuatan pasti yang bersifat mengikat, sengketa demikian tidak perlu diulang lagi karena tidak akan memperoleh kekuatan
hukum. Apa yang telah diputus hakim tidak dapat diajukan lagi untuk diputus kedua kalinya. Inilah yang disebut asas
nebis in idem
Sudikno Mertokusumo, 2002 : 211.
2. Tinjauan Mengenai Proses Pemeriksaan Sengketa Perdata di Pengadilan Negeri
a. Pengertian Pemeriksaan Sengketa Perdata di Pengadilan Negeri
Pemeriksaan sengketa perdata dapat terjadi apabila muncul suatu permasalahan yang menjadi dasar persengketaan tersebut.
Pemeriksaan di Pengadilan Negeri berawal dari adanya sebuah gugatan yang diajukan oleh salah satu pihak yang terkait dalam
sengketa perdata. Suatu sengketa agar dapat diperiksa dan diputus melalui persidangan di muka pengadilan terlebih dulu harus
mengajukan gugatan tersebut. Gugatan disebut sebagai tuntutan hak sebagai tindakan yang bertujuan untuk memperoleh perlindungan
hukum yang diberikan oleh pengadilan untuk mencegah
“ eigenrichting”
atau tindakan menghakimi sendiri. Tindakan menghakimi sendiri merupakan tindakan untuk melaksanakan hak
menurut kehendaknya sendiri yang bersifat sewenang-wenang dan menimbulkan kerugian bagi pihak lain Sudikno Mertokusumo, 2002
: 2. Gugatan tersebut merupakan bentuk tuntutan hak dari salah satu pihak yang bertujuan untuk memulihkan hak seseorang tersebut yang
telah dirugikan oleh pihak lain Abdulkadir Muhammad, 2000 : 15. Gugatan atau tuntutan hak akan dikabulkan apabila telah menjalani
suatu proses persidangan, oleh karena itu suatu gugatan yang diajukan harus berdasar atas hukum yang kuat dan dapat
dipertanggung jawabkan oleh pihak yang menuntut haknya tersebut.
Proses pemeriksaan sengketa perdata sejak diajukannya gugatan sampai dengan pelaksanaan putusan di Pengadilan Negeri
tidak lepas dari peran hakim. Menurut sistem HIR dan RBg hakim adalah aktif, tidak hanya aktif mencari kebenaran yang
sesungguhnya atas sengketa yang ditanganinya, tetapi juga harus aktif menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum yang
hidup dalam masyarakat Abdulkadir Muhammad, 2000 : 21. Hakim memeriksa dan memutus sengketa perdata secara adil guna
kembalinya hak pihak yang telah dirugikan oleh pihak lain Abdulkadir Muhammad, 2000 : 15.
Pada proses tanya jawab di muka persidangan, para pihak yang bersengketa
bebas mengemukakan
peristiwa-peristiwa yang
berkenaan dengan sengketa tersebut. Hakim memperhatikan semua peristiwa yang dikemukakan oleh kedua belah pihak. Untuk
memperoleh kepastian bahwa peristiwa atau hubungan hukum sungguh-sungguh telah terjadi, hakim memerlukan pembuktian yang
meyakinkan guna dapat menerapkan hukumnya secara tepat, benar, dan adil. Oleh karena itu, para pihak yang bersengketa wajib
memberikan keterangan disertai bukti-bukti menurut hukum mengenai sengketa yang telah terjadi. Dengan kata lain, perlu
pembuktian secara yuridis, yaitu menyajikan fakta-fakta yang cukup menurut hukum untuk memberikan keyakinan dan kepastian pada
hakim mengenai
tejadinya sengketa
tersebut Abdulkadir
Muhammad, 2000 : 115.
b. Tahap-tahap Proses