commit to user
35 kata lain, bagian kesimpulan merupakan jawaban dari pertanyaan tentang
bagaimana posisi perempuan dalam berita-berita di harian Jawa Pos.
5. Validitas Data
Validitas atau keabsahan data merupakan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin
diukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data ganda atau yang disebut triangulasi Patton, 2006: 98. Proses triangulasi merupakan
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Denzin 1978 membedakan empat macam teknik triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumberdata, metode, penyidik
investigator
dan teori dalam Patton, 2006: 99.
Dalam penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik triangulasi dengan memanfaatkan sumberdata.
Teknik triangulasi sumberdata dalam penelitian ini menggunakan berbagai sumber data berupa dokumen, yaitu 21 berita harian Jawa Pos. Pemilihan berita
sesuai dengan strategi marjinalisasi posisi aktor, pasivasi, pengingkaran yang terkandung dalam teks berita.
commit to user
36
BAB II DESKRIPSI HARIAN JAWA POS
A. Sejarah Harian Jawa Pos
Harian Jawa Pos merupakan harian pagi yang terbit di Surabaya, Jawa Timur dan sekitarnya. Didirikan pada tanggal 1 Juli 1949 oleh Penerbit Perseroan
Terbatas Perusahaan dan Penerbitan Java Pos yang dipimpin oleh The Chung Shen alias Soeseno Tedjo, seorang warga negara Indonesia WNI keturunan
kelahiran pulau Bangka, Sumatera Selatan. The Chung Sheng sendiri awalnya hanyalah seorang pegawai yang bekerja pada bagian iklan di sebuah bioskop
http:id.wikipedia.orgwikijawa_pos. Aktifitasnya yang setiap hari disibukkan dengan dengan memasang iklan bioskop di surat kabar, membuatnya tertarik
untuk mendirikan surat kabar sendiri. Nama Jawa Pos sempat mengalami perubahan ejaan dan tulisan yakni pada
Java Post 1949-1954, Djawa Post 1954-1957, berganti lagi menjadi Djawa Pos 1957-1960. Pergantian nama menjadi Jawa Pos berlangsung sejak 1960 hingga
sekarang www.jawapos.co.idprofileindex.php. Salah satu ciri khas tulisan dalam Jawa Pos dari terbitan pertamanya adalah cenderung kritis dan tanpa basa-
basi. Hal ini dipengaruhi oleh kepemimpinan Goh Tjing Hok, seorang republikan yang kerap beroposisi dengan pemerintah dan menjadi pemimpin redaksi pertama
selama periode 1949-1955. Goh Tjing Hok sendiri menyadari bahwa kondisi kemerdekaan yang relatif masih bayi harus dipertahankan sekuat-kuatnya dari
pengaruh ancaman pendudukan kembali kolonial Belanda. Usaha gigih dan tak kenal menyerah yang dilakukan oleh The Chung Sheng
akhirnya membuahkan hasil. Tidak hanya Jawa Pos, sukses The Chung Shen yang
36