Rancangan Penelitian Identifikasi Variabel Penelitian Pelaksanaan Penelitian Teknik Analisis Data

commit to user 24

F. Rancangan Penelitian

Gambar 4. Skema Rancangan Penelitian Karyawan UNS Pengukuran Antropometri Tebal Lemak Bawah Kulit Kuesioner Andropause Tidak Andropause Persentase Lemak Tubuh Uji Korelasi Non- Parametrik Spearman ADAM test AMS test Usia Awal Uji Normalitas commit to user 25

G. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel Bebas : Tebal Lemak Bawah Kulit Variabel Terikat : Usia Awal Andropause Variabel Pengganggu : Faktor organik, Faktor lingkungan.

H. Definisi Operasional Variabel

1. Tebal lemak bawah kulit skinfold

Tebal lemak bawah kulit adalah gambaran persentase lemak tubuh yang diukur dari ketebalan lemak triceps, biceps, subscapular dan suprailiaca, dengan menggunakan alat yang disebut skinfold caliper. Hasil pengukuran dalam satuan millimeter mm, dijumlahkan sehingga didapat total lemak mm. Cara Pengukuran : a. Lipatan kulit triceps diukur dari pertengahan lengan atas bagian belakang. Subjek berdiri dengan lengan rileks dan palmar menghadap ke bagian lateral paha, palpasi ujung dari acromion dan olecranon. Tandai titik tepat ditengah antara kedua titik tersebut. Pengukuran tebal kulit dilakukan di daerah yang ditandai pada bagian posterior otot triceps, dengan menarik kulit pada arah vertikal sejajar dengan axis panjang. Gibson., 2005; Kurniawan., 2009 b. Lipatan kulit biceps diukur dari ketebalan lipatan kulit secara vertikal pada bagian depan pertengahan lengan atas, tepat di commit to user 26 atas pertengahan fossa cubiti, sejajar dengan lipatan kulit triceps. Gibson, 2005 c. Lipatan kulit subscapular diukur di bawah dan di sebelah lateral dari sudut puncak bahu, dalam keadaan bahu dan lengan relaksasi. Meletakkan tangan probandus di belakang dapat membantu mengidentifikasi letak daerah yang diukur. Lipatan kulit harus bersudut 45 ° dari posisi horizontal, sejajar dengan perbatasan dari scapula Gibson, 2005. d. Lipatan kulit suprailiaca diukur dari garis pertengahan axillaris, sedikit lebih tinggi dari puncak iliac. Lipatan kulit diambil secara oblique di belakang garis pertengahan axillaris sampai garis belahan iliaka Gibson, 2005. Setelah didapatkan jumlah total lemak tubuh, untuk mengetahui kelompok persentase lemak tubuh, total lemak dalam persentase dikalikan dengan berat badan probandus kg. Lampiran 1 Data Pengukuran berskala rasio.

2. Usia Awal Andropause

Andropause adalah kondisi biologis tertentu disertai tanda, gejala, dan timbulnya keluhan disebabkan oleh perubahan hormone serta biokimiawi tubuh tertentu. Yang biasanya timbul setelah usia tengah baya. Andropause ditetapkan berdasarkan kuesioner baku ADAM test dan AMS test Lampiran 2. commit to user 27 Bila menjawab ‘ya’ untuk pertanyaan a atau g atau 3 jawaban ‘ya’ selain nomor tersebut, maka pria tersebut telah mengalami gejala andropause. Kuosioner ini telah diujicobakan pada 316 laki-laki berusia 40-62 tahun dan dikorelasikan dengan kadar testosterone bioactive serum. Alat skrining ini mempunyai spesifisitas 60 dan sensitivitas 80. AMS test memuat 17 pertanyaan yang mencakup ranah somatic no 1-5, 10, 13, psikologis no 6-9 dan 11, dan seksual no.12-14 dan 17. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui gejala-gejala penuaan pada pria dalam berbagai kondisi untuk mengevaluasi beratnya gejala dan perubahan sebelum dan sesudah terapi androgen. AMS test mempunyai sensitivitas 73,6 dan spesifisitas 70,4. Skor AMS ≥ 27 dapat dikorelasikan dengan kadar testosterone bebas 400 mgdl. Interpretasi AMS test berdasarkan skor total yang diperoleh dari kuesioner. Skor total ≥ 27 menunjukkan sampel mengalami gejala andropause. Sampel diminta menuliskan usia yang bersangkutan dalam tahun saat mulai timbul gejala-gejala seperti tercantum dalam kuesioner. Data pengukuran berskala rasio.

3. Variabel pengganggu

- Faktor organik Faktor organik yang berperan dalam terjadinya andropause yaitu adanya perubahan hormonal. Pada pria yang telah mengalami penuaan, perubahan hormonal yang terjadi antara lain : perubahan commit to user 28 hormon testosteron, LH, FSH, DHT, Estradiol, DHEA, DHEAS, Growth Hormone GH, TSH, T 3, dan Insulin Susilo, 2002. Merupakan faktor yang berpengaruh terhadap andropause, dalam penelitian ini faktor tersebut tidak diukur. - Faktor lingkungan adalah faktor-faktor yang ada di luar tubuh seseorang misalnya kebiasaan merokok, kebiasaan mengkonsumsi alkohol serta faktor psikogenik.

I. Alat dan Bahan Penelitian

Penelitian menggunakan media kuesioner dan pengukuran langsung terhadap tebal lemak bawah kulit skinfold menggunakan skinfold caliper, microtoise dan menggunakan timbangan berat badan dengan ketelitian 0,1 cm.

J. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan terhadap 60 orang pria, karyawan FK UNS pada bulan Oktober 2010. Subyek mengisi kuesioner baku ADAM test dan AMS test. Setelah itu subyek diukur tebal lemak bawah kulit skinfold dengan menggunakan skinfold caliper dengan ketelitian 0,1 cm. hasil pengukuran dicatat pada halaman yang tersedia. Didapatkan 30 orang andropause yang memenuhi syarat menjadi sampel penelitian. Data tebal lemak bawah kulit tersebut dihitung untuk mendapatkan hasil persentase lemak tubuh, kemudian sampel diolah dengan uji statistik non-parametrik Spearman untuk dilihat hubungannya dengan usia awal andropause. commit to user 29

K. Teknik Analisis Data

Data diuji secara statistik menggunakan SPSS.16 for Windows, dan didapatkan nilai p probabilitas untuk menentukan kesimpulan salah. Untuk mengetahui sebaran data normal atau tidak, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas agar terpenuhi syarat uji parametrik. Didapatkan sebaran data tidak normal, dengan hasil koefisien varian 10 , dimana seharusnya nilai koefisien varian 30 . Pada uji Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov, skor umur mempunyai nilai p = 0,038. Oleh karena nilai p 0.05, maka data dapat diambil kesimpulan mempunyai sebaran tidak normal, atau tidak memenuhi syarat uji parametrik. Maka data akan diolah dengan uji korelasi non-parametrik Spearman. a. Penyusunan Hipotesis Ho : Tidak ada hubungan antara tebal lemak bawah kulit dengan usia awal andropause, berarti r = 0 H 1 : Ada hubungan antara tebal lemak bawah kulit dengan usia awal andropause, jadi r ≠ 0 Budi, 2006 b. Dasar Pengambilan Keputusan Berdasarkan Uji Korelasi Non-Parametrik Spearman untuk data rasio, berdasarkan probabilitas Ho diterima jika probabilitas 0,05 Ho ditolak jika probabilitas 0,05 Budi, 2006 commit to user 30 c. Nilai r Nilai r terbesar adalah +1 dan r terkecil adalah –1. r = +1 menunjukkan hubungan positif sempurna, sedangkan r = -1 menunjukkan hubungan negatif sempurna. Tabel 2. Intrepretasi Nilai R r Interpretasi 0 Tidak berkorelasi 0,01-0,20 Korelasi Sangat rendah 0,21-0,40 Rendah 0,41-0,60 Agak rendah 0,61-0,80 Cukup 0,81-0,99 Tinggi 1 Sangat tinggi Sumber : Usman, 2000 commit to user 31

BAB IV HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 di Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta UNS. Subjek penelitian adalah pria usia 40-60 tahun, bekerja di UNS, dan bersedia mengikuti penelitian dengan sukarela. Data diperoleh dari kuesioner dan pengukuran terhadap Tebal Lemak Bawah Kulit Skinfold secara langsung. Populasi pria usia 40-60 tahun di Fakultas Kedokteran UNS sebanyak 71 orang. Dari populasi tersebut terdapat total 9 orang perokok, 3 orang diantaranya mempunyai riwayat penyakit jantung, 4 orang berpenyakit diabetes mellitus DM. 2 orang tidak bersedia menjadi subjek penelitian. Total terdapat 11 orang yang tidak diikutsertakan sebagai sampel karena tidak memenuhi kriteria inklusi, sehingga jumlah sampel adalah 60 orang. Untuk menguji hipotesis antara usia awal andropause dengan tebal lemak bawah kulit, data dianalisis hanya pada pria yang sudah mengalami andropause saja, yang berjumlah 30 orang. Data penelitian diperoleh dari kuesioner dan pengukuran tebal lemak bawah kulit skinfold dan indeks massa tubuh IMT. Hasil penelitian sebagai berikut : 31