commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Meningkatnya kondisi sosial beberapa dekade ini menyebabkan makin banyak orang yang mencapai umur panjang. Di Amerika Serikat, tercatat 3
juta orang berusia di atas 85 tahun dan diperkirakan jumlah ini meningkat dua kali lipat pada tahun 2020. Anita dan Moeloek 2002 mengungkapkan bahwa
di Indonesia, orang berusia di atas 64 tahun pada tahun 1990 berjumlah 7.099.358 orang. Angka ini diperkirakan meningkat hampir tiga kali pada
tahun 2020. Penuaan adalah proses fisiologis yang akan dialami oleh seluruh
makhluk hidup. Dalam memasuki usia tua, seorang pria seringkali mengalami berbagai gejala, tanda dan keluhan sindroma mirip dengan wanita
menopause. Sindroma pada pria menua sering dinamai Andropause. Secara klinis sindroma ini dipresipitasi oleh penurunan hormon tubuh yang relatif
cepat yang berinteraksi dengan faktor psiko-sosial yang terjadi dalam perjalanan hidupnya Wibowo, 2002.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa variasi saat timbulnya andropause dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya obesitas Muller et al.,
2003; Allan et al., 2006. Pria gemuk cenderung lebih cepat mengalami andropause daripada pria bertubuh sedang. Hal ini berkaitan dengan lemak
berlebih yang terdapat dalam tubuhnya dapat menurunkan kadar testosteron 1
commit to user
2
melalui peningkatan proses aromatisasi testosteron menjadi estrogen Allan et al., 2006
Pada umumnya setiap orang mendambakan berat badan yang ideal, tidak sedikit yang memiliki masalah dengan kelebihan berat badan, yaitu
overweight dan untuk tingkat yang lebih parah dikenal dengan istilah obesitas. Obesitas merupakan masalah yang mendunia, tidak terkecuali di Indonesia.
Angka obesitas terus meningkat dari tahun ke tahun. Laporan Organisasi Kesehatan Dunia WHO tahun 2003 menyebutkan, di dunia lebih dari 300
juta orang dewasa menderita obesitas. Bahkan, di Amerika Serikat, sebanyak 280.000 orang meninggal setiap tahunnya karena obesitas Waturangi, 2007.
Jean Vague 2006 merupakan ilmuwan pertama yang mengemukakan adanya hubungan erat antara perbedaan morfologi tubuh atau tipe distribusi
lemak tubuh dengan gangguan kesehatan yang berkaitan dengan faktor risiko obesitas. Dalam sebuah studi prospektif diungkapkan bahwa obesitas tubuh
bagian atas berhubungan lebih kuat dengan intoleransi glukosa diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertensi, hipertrigliseridemia, dan gout
dibandingkan obesitas tubuh bagian bawah Boivin et al., 2007; Tchernof., 2007; Semiardji, 2004; Widjaya et al., 2004.
Pada orang dewasa kelebihan berat badan ditunjukkan dengan adanya penumpukan lemak tubuh. Penyimpanan deposit lemak tubuh secara garis
besar terdiri dalam dua bentuk, yaitu berupa essential lipid dan penyimpanan lemak tubuh fat storage. Fat storage terdiri dari lemak intermuscular, lemak
di sekitar organ-organ gastrointestinal tract dan lemak di bawah kulit
commit to user
3
subcutaneous fat. Sepertiga dari total lemak tubuh dapat didekati dengan cara pengukuran lemak tubuh subkutan. Lemak tubuh dapat diukur dalam
bentuk absolut kg sebagai berat dari total lemak tubuh atau berupa persentase dari berat badan total. Hal ini dapat dilakukan salah satunya dengan
menggunakan alat ukur skinfold caliper mm untuk mengukur triceps skinfold. Pengukuran lemak tubuh subkutan dengan pengukuran triceps
skinfold merupakan pendekatan cara pengukuran yang tidak langsung dari lemak tubuh yang disimpan yang pada akhirnya dapat pula mengestimasi total
lemak tubuh. Diketahui pula bahwa pada orang yang sangat kurus mempunyai proporsi lemak tubuh subkutan yang lebih rendah dibandingkan dengan
orang yang obese Fadila, 2001. Selama ini untuk menilai tingkat obesitas pada orang dewasa digunakan
indikator Indeks Massa Tubuh IMT. Hal ini dapat menimbulkan misklasifikasi karena dimungkinkan terjadi pada orang yang overweight tetapi
tidak kelebihan lemak misalnya para atlit atau sebaliknya pada orang underweight, tetapi kelebihan lemak tubuh. Berdasarkan hal tersebut maka
pengukuran komposisi lemak tubuh subkutan dengan cara pengukuran triceps, biceps, subscapula dan suprailiaca skinfold pada kelompok populasi
tertentu dicoba dilakukan dengan menghubungkan faktor-faktor yang terkait Fadila, 2001.
Menurut sepengetahuan peneliti, di Kotamadya Surakarta khususnya Universitas Sebelas Maret belum ada peneitian mengenai hal tersebut. Maka
dari itu, berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui apakah
commit to user
4
benar terdapat hubungan antara tebal lemak bawah kulit dengan usia awal andropause.
B. Perumusan Masalah