Analisis Regresi Berganda Analisis Statistik Deskriptif

39 sesungguhnya yang telah di-studentized. Dasar analisis yang digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah sebagai berikut : Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.4.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya Ghozali 2005. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data time series dengan n sampel periode waktu. Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini digunakan statistik d dari Durbin-Watson DW test dimana angka-angka yang diperlukan dalam metode tersebut adalah dL angka yang diperoleh dari table DW batas bawah, dU angka yang diperoleh dari tabel DW batas atas, 4- dL dan 4-dU. Jika nilainya mendekati 2 maka tidak terjadi autokorelasi, sebaliknya jika mendekati 0 atau 4 terjadi autokorelasi +-.

3.5 Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis yang digunakan untuk menguji adalah analisis regresi berganda Universitas Sumatera Utara 40 dengan persamaan sebagai berikut: TBHDM = a + b 1 CAR + b 2 BOPO + b 3 FDR + e Keterangan: TBHDM = Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah CAR = Capital Aduaquacy Ratio BOPO = Biaya Operasional terhadap Penghasilan Operasional FDR = Financing to Deposit Ratio a = Konstanta b 1 -b 3 = Koefisien e = Standar error 3.6 Pengujian Hipotesis 3.6.1 Uji Signifikansi Simultan F test Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Ghozali, 2011. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan mengukur nilai probabilitas siginifikansi. Jika nilai probabilitas signifikansi ≤ 0.05 maka hipotesis tidak dapat ditolak. Ini berarti secara bersama- sama variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai probabilitas signifikansi ≥ 0.05 maka hipotesis ditolak. Ini berarti secara bersama-sama variabel independen tidak mempunyai Universitas Sumatera Utara 41 pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.6.2 Uji Signifikansi Parsial Uji Statistik t

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen Ghozali, 2011. Pengujian dilakukan dengan mengukur nilai probabilitas siginifikansi. Jika nilai probabilitas signifikansi ≤ 0.05 maka hipotesis tidak dapat ditolak. Ini berarti secara individual variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai probabilitas signifikansi ≥ 0.05 maka hipotesis ditolak. Ini berarti secara individual variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.6.3 Uji Koefisien Determinasi Adjusted R

2 Koefisien determinasi R² pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat Ghozali, 2011. Nilai Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas CAR, BOPO, FDR dalam menjelaskan variasi variabel terikat Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bisa terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah Universitas Sumatera Utara 42 variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti R², nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Universitas Sumatera Utara 43

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata mean, dan nilai standar deviasi, dari variabel capital adequcy ratio CAR, biaya operasional atas pendapatan operasional BOPO, financing to deposite ratio FDR, dan tingkat bagi hasil deposito mudharabah TBHDM. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif dari CAR, BOPO, FDR, TBHDM Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Capital Aduaquacy RatioX1 32 11.10 61.98 20.5422 11.87626 Biaya Operasional terhadap Penghasilan OperasionalX2 32 47.70 99.25 84.9350 11.53827 Financing to Deposit RatioX3 32 78.60 162.97 92.9047 14.67534 Tingkat Bagi Hasil Deposito MudharabahY 32 4.67 8.17 5.9209 .89797 Valid N listwise 32 Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai CAR minimum adalah 11,10, dan maksimum 61,98. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari CAR adalah 20,5422 dan 11,87626. Diketahui nilai BOPO minimum adalah 47,70, dan maksimum 99,25. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari BOPO adalah 84,9350 dan 11,53827. Universitas Sumatera Utara 44 Diketahui nilai FDR minimum adalah 78,60, dan maksimum 162,97. Sementara rata- rata dan standar deviasi dari FDR adalah 92,9047 dan 14,67534. Diketahui nilai TBHDM minimum adalah 4,67, dan maksimum 8,17. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari TBHDM adalah 5,9209 dan 0,89797. 4.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Normalitas

Dokumen yang terkait

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM TERHADAP JUMLAH Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syar

0 1 13

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 2 16

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK MEGA SYARIAH INDONESIA TAHUN 2004-2013.

2 4 103

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 1 11

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 2

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 8

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 1 20

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 5 4

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 9

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP PERTUMBUHAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 0 7