METODOLOGI Analisis Total Productive Maintenance dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Sebagai Solusi Six Big Losses dan Cacat Produk

58 Setelah itu dikocok, lalu disaring polarimeter kemudian diukur polarisasinya dengan menggunakan polarimeter. Jumlah kecacatan gula kristal putih SHS pada tahun 2015 sebanyak 1258 Kuintal. Berdasarkan fakta tersebut, maka dapat dirumuskan masalah bagaimana analisis Total Productive Maintenance dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness sebagai solusi atas six big losses dalam meminimalkan kecacatan produk?

2. METODOLOGI

Objek dalam kajian ini adalah mesin putaran high grade fugal di pabrik gula, dengan jenis produknya gula kristal putih SHS. Data yang dikumpulkan meliputi; waktu operasi aktual, hari kerja efektif, penyebab break down, jenis perbaikan, lamanya waktu perbaikan, kecacatan produk, dan jumlah keseluruhan produk. Metode yang digunakan yaitu Overall Equipment Effectiveness OEE atau metode efektivitas peralatan secara keseluruhan untuk mengevaluasi seberapa capaian performance dan reliability peralatan Betrianis, 2005. Biasanya penyebab dari rendahnya nilai OEE antara lain karena kurang tindakan preventive, corrective maintenance , tingginya tingkat defect , dan speed . Pada mesin atau peralatan terdapat enam penyebab yang paling umum yang mengakibatkan turunnya efisiensi pada proses manufaktur yang disebut six big losses yang terdiri dari breakdown, setup adjustment, small stops, reduced startup, dan production rejects . Formula untuk menentukan nilai OEE adalah Hansen, 2001: OEE = Availability × Performance × Quality 1 OEE merupakan hasil perkalian Availability Rata AR, Performance Rate PR, dan Quality Rate QR. Berdasarkan persamaan 1 di atas, dapat diuraikan formula indikator dari OEE, yaitu: a. Availability Rate AR Availability Rate merupakan perbandingan antara operating time dan loading time . � = � �� � � � � � � � � 2 b. Performance Rate PR Performansi merupakan perbandingan antara theorical cycle time dengan r un time dan amount produced. = ℎ �� � � � � � � � � 3 c. Quality Rate QR Quality Rate merupakan perbandingan antara jumlah hasil produksi yang baik dan jumlah hasil keseluruhan. = � � � � � 4 OEE memiliki standar world class untuk semua indikator berikut: availability rate 90 , performance rate 95 , quality rate 99, dan OEE 85 Susandi, 2007. Untuk meningkatkan nilai OEE sampai taraf standar, maka seluruh penyebab turunnya efesiensi pada proses manufaktur harus dihapuskan. Jika suatu perusahaan dapat memenuhi standar world class manufacturing maka perusahaan mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan biaya produksi yang lebih ekonomis Wireman, 1990. Tabel 1 berikut ini menggambarkan kondisi yang memungkinkan peningkatan nilai OEE Dal, Tugwell, Greatbanks, 2000. Seminar Nasional IENACO - 2017 ISSN: 2337 - 4349 59 Tabel 1. Goal kondisi six big losses Type of losses Goal Breakdown losses Setup and adjustment Minimize Speed losses Idling and minor stoppage losses Quality defect and rework losses Startup losses Minimize Pada dasarnya terdapat dua prinsip utama sistem perawatan, yaitu: menekan periode kerusakan breakdown period sampai batasan minimum dengan mempertimbangkan aspek ekonomis, dan menghindari kerusakan breakdown yang tidak terencana atau kerusakan tiba-tiba. Tujuan utama dari fungsi perawatan Kusasi, 2001: a. Mengoptimalkan kehandalan reliability dari mesin-mesin dan peralatan. b. Menjamin kelanjutan fungsi-fungsi yang baik dari mesin dan peralatan produksi, yaitu dengan tindakan perbaikan yang cepat terhadap kerusakan yang terjadi. c. Memperbaiki kualitas produksi. d. Menjamin operasi dari mesin-mesin, peralatan dan alat bantu. e. Memperbaiki keselamatan kerja.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Peningkatan Efektifitas Mesin Blowing Berdasarkan Evaluasi Overall Equipment Effectiveness dan FMEA pada Industri Manufaktur Plastik

13 124 92

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listriktenaga Gas Gt 2.1 Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

29 159 132

Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiviness (OEE) Sebagai Dasar Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di PT INALUM Batu Bara Sumatera Utara)

11 110 156

Study Peningkatan Overall Equipment Effectiveness Melalui Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

19 90 160

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DALAM PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DI PT. MULTI BINTANG INDONESIA

1 6 69

Studi Penerapan Total Productive Maintenance Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Six Big Losses pada Generator Diesel Type 700 di PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk Bagerpang POM

2 13 92

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

10 85 86

206293613 Overall Equipment Effectiveness Six Big Losses

0 0 150

Analisis Overall Equipment Effectiveness (OEE) dalam Meminimalisir Six Big Losses Pada Mesin Produksi di UD. Hidup Baru

0 5 6