Makin sedikit air yang dikandung, pengeringan akan makin cepat.
2.1.2 Proses pengeringan
Proses pengeringan terbagi menjadi 3 kategori :
1.
Pengeringan udara atau pengeringan langsung dibawah tekanan atmosfir Pengeringan ini memanfaatkan udara bebas di atmosfir
2.
Pengeringan hampa udara Keuntungan dalam pengeringan ini didasarkan dengan kenyataan penguapan air terjadi lebih
cepat di bawah tekanan rendah daripada di bawah tekanan tinggi.
3.
Pengeringan beku Pengeringan beku adalah sebuah proses yang memberikan kualitas bahan yang baik dari segi
kestabilitas aroma, warna, dan kemampuan rehidrasi. Pengeringan ini didasarkan proses sublimisasi yang berada di temperature 0
o
celcius dan tekanan 613 Pascal.
2.1.3 Metode Pengeringan:
1. Pengeringan alami.
Pengeringan alami terdiri dari:.
Sun Drying Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari sebaiknya dilakukan di tempat yang
udaranya kering dan suhunya lebih dari 100
o
Fahrenheit. Pengeringan dengan metode ini memerlukan waktu 3-4 hari. Untuk kualitas yang lebih baik, setelah pengeringan, panaskan
bahan di oven dengan suhu 175
o
Fahrenheit selama 10-15 menit untuk menghilangkan telur serangga dan kotoran lainnya
Air Drying
Pengeringan dengan udara berbeda dengan pengeringan dengan menggunakan sinar matahari. Pengeringan ini dilakukan dengan cara menggantung bahan di tempat udara kering
berhembus. Misalnya di beranda atau di daun jendela. Bahan yang biasa dikeringkan dengan metode ini adalah kacang-kacangan.
Universitas Sumatera Utara
Kelebihan Pengeringan Alami adalah tidak memerlukan keahlian dan peralatan
khusus, serta biayanya lebih murah.
Kelemahan Pengeringan Alami adalah membutuhkan lahan yang luas, sangat tergantung pada cuaca, dan sanitasi hygiene sulit dikendalikan.
2. Pengeringan Buatan
Pengeringan buatan terdiri dari:
Menggunakan alat Dehidrator Pengeringan makanan memerlukan waktu yang lama. Dengan menggunakan alat dehydrator,
makanan akan kering dalam jangka waktu 6-10 jam. Waktu pengeringan tergantung dengan jenis bahan yang kita gunakan.
Menggunakan oven
Dengan mengatur panas, kelembaban, dan kadar air, oven dapat digunakan sebagai dehydrator. Waktu yang diperlukan adalah sekitar 5-12 jam. Lebih lama dari dehydrator biasa.
Agar bahan menjadi kering, temperature oven harus di atas 140
o
derajat Fahrenheit.
Kelebihan Pengeringan Buatan adalah suhu dan kecepatan proses pengeringan dapat diatur seuai keinginan, tidak terpengaruh cuaca, sanitisi dan higiene dapat dikendalikan.
Kelemahan Pengeringan Buatan adalah memerlukan keterampilan dan peralatan khusus, serta biaya lebih tinggi dibanding pengeringan alami.
Cabai atau cabe merah atau lombok bahasa Jawa adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu,
tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer diAsia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan
dianggap sebagai bahan makanan pokok kesepuluh alih-alih sembilan. Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.
Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan Solanaceae dan merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai
Universitas Sumatera Utara
banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin,
yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah bumbu dapur. Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai
untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar. Tanaman cabe cocok ditanam pada tanahyang kaya humus, gembur dan sarang serta tidak tergenang air; pH tanah yang
ideal sekitar 5 - 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan Maret - April. Untuk memperoleh harga cabe yang tinggi, bisa juga dilakukan pada bulan
Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun ada risiko kegagalan. Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan
penyakit . Buah cabe yang telah diseleksi untuk bibit dijemur hingga kering. Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru diambil bijinya: Untuk areal
satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabe 300-500 gr biji. Cabai berasal dari Amerika tropis, tersebar mulai dari Meksiko sampai bagian utara
Amerika Selatan. Di Indonesia, umumnya cabal dibudidayakan di daerah pantai sampai pegunungan, hanya kadang-kadang menjadi liar. Perdu tegak, tinggi 1-2,5 m, setahun atau
menahun. Batang berkayu, berbuku-buku, percabangan lebar, penampang bersegi, batang muda berambut halus berwarna hijau. Daun tunggal, bertangkai panjangnya 0,5-2,5 cm,
letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, peutulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau.
Bunga tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari ketiak daun. Buahnya buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya,
menggantung, permukaan licin mengilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, beutangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah.
Biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm. Rasa buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata orang yang
menciumnya, tetapi orang tetap membutuhkannya untuk menambah nafsu makan.
Universitas Sumatera Utara
Keanekaragaman jenis cabai merah cukup tinggi. Artinya, cabal merah memiliki beberapa
varietas dan kultivar yang dibedakan berdasai-kan bentuk, ukuran, rasa pedas, dan warna buahnya. Cabal merah dapat diperbanyak dengan biji.
Umur panen masing-masing cabe hibrida berbeda antara yang satu dengan yang lain. Ada yang lebih cepat, ada pula yang lambat tergantung karateristik, jenis dan yang tak kalah
pentingnya adalah lingkungan tempat tanam. Cabai merah merupakan salah satu komoditas hortikultura dengan harga jual berani
bersaing di pasaran domestik maupun internasional. Pada umumnya dikenal 2 jenis cabai merah yaitu cabai merah besar dan cabai merah keriting. Standar Nasional Indonesia SNI
tentang cabai merah segar atau SNI 01-4480-1998 merupakan ketentuan-ketentuan yang memuat antara lain persyaratan mutu dari buah cabai merah. Untuk memperoleh cabai merah
bermutu tinggi sebaiknya memperhatikan klasifikasi dan persyaratan mutu di samping perbaikan penanganan pasca panen, serta pengemasannya.
Cabai merah besar dicirikan dengan pangkalnya berpundak, ujung buah tumpul atau runcing, kulit buah tebal, rasa kurang pedas, buah muda berwarna hijau dan setelah tua
menjadi merah serta permukaan buah licin. Garis tengah pangkal buah kurang lebih 1,7 cm dan panjang buah mencapai 9-14 cm. Varietas yang dianjurkan antara lain : Cipanas, Barito,
Taiwan dan Manggala. Cabai merah keriting, dicirikan dengan sub pangkal buah tidak berpundak, ujung buah
runcing, kulit tipis, rasa pedas, buah muda berwarna hijau muda sampai hijau dan buah tua berwarna merah dan permukaan buahnya bergelombang. Varietas cabai keriting yang
dianjurkan antara lain : Bengkulu, Cimeti dan varietas lain yang dianjurkan. Cabai merah dinyatakan tua apabila buah sudah matang di mana warna sudah merah.
Panen aapertama dilakukan setelah pertanaman berbuah merah lebih dari 60 persen.Keseragaman penampakan buah cabai merah segar dari kultivar tertentu seperti cabai
Universitas Sumatera Utara
merah besar dan cabai merah keriting yang ditandai dengan bentuk buah yang lurus dan tidak
melengkung, sesuai dengan bentuk kultivar yang bersangkutan. Pengelolaan pasca panen yang mengolah cabe menjadi bahan olahan yaitu bisa
dilakukan dengan pengeringan dan dibuat saus. Pengolahan cabe kering biasanya tidak hanya untuk konsumsi industri , tetapi juga untuk ekspor. Pengeringan cabe bisa dilakukan dengan
proses alamiah , bisa juga dilakukan dengan menggunakan alat. Cabe kering siap olah biasanya mempunyai spesifikasi : kemasakan 60 , sehat dan sosoknya mulus. Pengeringan
cabe yang kurang matang maupun yang busuk berdampak pada kualitas cabe olahan itu sendiri. Karena cabe yang pas dan tepat adalah warna aslinya masih bisa dipertahankan.
Pengeringan cara sederhana dengan matahari dilakukan dengan menyeleksi cabe dan membuang tangkainya sebalum dilakukan pencucian.
Pengeringan menggunakan alat tidak ubahnya seperti oven yang memanggang kue. Ini pun prinsip kerjanya seperti itu, dimana cabe yang sudah direndam diletakkan pada hamparan
rigen secara teratur setebal 2 cm tersebut dimasukkan ke dalam alat tersebut Berikut cara-cara pengawetan cabai :
Cabai disimpan segar Cara ini adalah yang termudah sekaligus terpopuler. Prosedurnya sederhana. Setelah
dibersihkan, cabai dimasukkan ke dalam kantong plastik. Setelah itu baru dimasukkan ke dalam lemari pendingin.
Kegunaan dari kantong plastik di sini adalah untuk mencegah bercampurnya aroma dari berbagai makanan di dalam lemari pendingin yang dapat mengurangi kesegaran cabai
tersebut. Dengan cara ini, kesegaran cabai dapat terjaga sampai dua hari lamanya. Cabai dikeringkan utuh
Cara seperti ini biasa dilakukan dengan penjemuran sederhana. Cabai-cabai dijejerkan dalam wadah dan dijemur di bawah teriknya sinar matahari. Tujuan utama cara ini adalah
Universitas Sumatera Utara
untuk menghilangkan kadar airnya, sehingga kadar air yang tersisa hanya 6-8 persen. Cabe
dapat bertahan sekitar 3 hari sebelum akhirnya busuk. Cabai dibuat bubuk
Ada dua tahap pelaksanaan. Pertama, cabai dikeringkan seperti halnya pada proses pengeringan cabai utuh. Yakni, dijemur di bawah terik matahari. Tahap selanjutnya, untuk
menghaluskannya, ibu-ibu rumah tangga biasa menggunakan alat ulekan ataupun alu tumbuk. Penjual-penjual cabai bubuk biasa mengemas cabai yang telah menjadi bubuk ini
dalam kemasan plastik atau di botol-botol kecil sehingga memudahkan konsumen. Batas keawetan cabai biasanya tertera di kemasan cabai bubuk tersebut. Cabai bubuk dalam
kemasan biasanya dapat bertahan sampai 2 minggu, tetapi tergantung juga seberapa zat pengawet yang digunakan.
Cabai giling Banyak ibu rumah tangga di kota-kota membeli cabai giling. Banyak penjual di pasar
menjual cabai giling yang merupakan campuran abai yang digiling dengan garam. Caranya, setelah dibersihkan, cabai lalu digiling menggunakan mesin giling dengan ditambah garam.
Makin banyak garam yang ditambahkan, makin lama juga cabai tersebut bertahan dari kebusukan. Hebatnya, cara seperti ini bisa membuat cabai bertahan selama 5 hari sebelum
akhirnya busuk. Cabai Saus
Cara ini biasa digunakan oleh produsen makanan besar. Para produsen tersebut menggunakan teknologi mutahir untuk menghilangkan mikrobiologi dalam proses
pengawetan cabai menjadi saus. Tidak jarang juga mereka menambahkan bahan pengawet ke dalamnya. Kesegaran saus botolan tersebut dapat terjamin lama. Hal ini sesuai tanggal
kadaluarsa yang tercantum di botol-botol kemasannya. Khawatir kandungan gizinya akan berkurang akibat diawetkan? Menurut Hardinsyah,
sebagian besar cara di atas tidak banyak mempengaruhi kandungan nilai gizi. Hanya saja cara
Universitas Sumatera Utara
pengawetan cabai dengan digiling dapat membuat kandungan gizi seperti vitamin A, B, dan C
berkurang. Terlebih setelah digiling, cabai tersebut digoreng seperti yang biasa dilakukan oleh para ibu rumah tangga. Panas dari proses penggorengan dapat menghilangkan sampai tiga
per empat vitamin A, B, dan C yang dikandung cabai tersebut, kata Hardinsyah. Dosen dari IPB ini mengingatkan, bila ingin mengawetkan cabai sebaiknya memperhatikan kesegaran
dan bentuk fisiknya. Caranya, perhatikan keutuhan dan bagusnya keseluruhan struktur cabai. Bagian-bagiannya tidak ada yang busuk dan terputus mulai dari tangkai sampai ujungnya. Hal
yang terpenting, tidak terlihatnya bintik hitam pada cabai. Sebab, bintik ini bila telah parah akan berubah menjadi bintik putih. Cara mengecek apakah cabai bubuk pun cukup mudah.
Bila kemasannya plastik, pastikan bagian cabai satu sama lainnya tidak lengket dan menggumpal.
Cabai awal mulanya berwarna merah gelap, kemudian cabai tanpa perlakuan dikeringkan selama tujuh hari dengan menggunakan sinar matahari sun drying. Sehingga
warna cabai menjadi lebih gelap merah gelap. Kekerasan biji menjadi berkurang karena biji menjadi kering dan mudah patah. Kilap cabai pun menjadi lebih kurang mengkilap kurang
mengkilap karena cabai mengalami pemanasan dari cahaya yang dipancarkan oleh matahari. Karena pemanasan umumnya menimbulkan warna yang lebih tua gosong. Berat cabai pun
menyusut dari 16, 2724 gr menjadi 6, 49 gr. Karena air yang terkandung dalam cabai menguap akibat dari penyinaran cahaya matahari. Dimana cahaya matahari mengeluarkan
panas yang dapat menguapkan air yang terkandung dalam cabai. Tekstur cabai pun menjadi lebih kasar kasar. Karena kadar air yang berkurang ini lah cabai menjadi menyusut sehingga
cabai menjadi lebih kasar. Aroma khas cabai pun menjadi menghilang, karena penguapan akibat dari pemanasan yang ditimbulkan oleh cahaya matahari.
Cabai setelah diblansing selama 1, 5 menit mengalami pencerahan warna, dari warna merah gelap menjadi oranye cerah. Karena pada proses blansing air masuk kedalam pori-pori
cabai. Sehingga membuat cabai menjadi lebih segar dan berwarna cerah. Cabai pun menjadi
Universitas Sumatera Utara
lebih mengkilap, karena air blansing membersihkan semua kotoran yang menempel pada
cabai. Sehingga pada cabai sedikit terdapat kotoran, yang menyebabkan cabai menjadi lebih mengkilap. Kotoran yang dimaksud adalah debu. Berat cabai menjadi meningkat karena cabai
menyerap air blansing sehingga sekarang cabai mengandung air blansing tersebut. Cabai pun menjadi lebih mudah dipatahkan karena cabai mengandung banyak air setelah proses
blansing. Tekstur cabai menjadi lebih halus, karena air yang terserap menyebabkan pori-pori cabai terbuka. Aroma khas cabai pun meningkat karena proses penguapan menyebabkan
aroma khas cabai menjadi lebih tercium oleh kita. Setelah pengeringan selama tujuh hari, cabai mengalami sedikit penurunan kualitas.
Karena pada cabai blansing 1, 5 menit ini cabai hanya menyerap sedikit air. Sehingga cabai tidak dapat mempertahankan semua karakteristik dari cabai setelah pengeringan selama tujuh
hari. Karena air yang terkandung dalam cabai menguap selama proses pengeringan. Sehingga setelah pengeringan tujuh hari warna cabai menjadi lebih tua, kilap cabai berkurang, berat
cabai menyusut setengahnya, cabai menjadi lebih mudah dipatahkan, tekstur cabai pun kasar , dan aroma khas cabai pun berkurang.
Pada cabai dengan perlakuan blansing selama 3 menit, karakteristik cabai menjadi lebih baik. Warna menjadi lebih cerah, kekerasan biji berkurang, cabai menjadi mengkilap,
berat cabai pun bertambah, cabai pun menjadi lebih mudah dipatahkan, tekstur cabai menjadi lebih halus, dan aroma khas cabai pun meningkat. Hal ini karena air pada blansing terserap
oleh cabai dan waktu blansing pun cukup yaitu 3 menit. Tidak terlalu singkat dan tidak terlalu lama. Jika terlalu singkat kadar air yang terkandung sedikit dan jika terlalu lama kadar air
yang terkandung terlalu banyak. Kalau terlalu sedikit, pada saat pengeringan air dapat menguap seluruhnya Jika terlalu banyak air , cabai akan bersifat lebih bonyok dan lebih cepat
hancur. Pada cabai dengan perlakuan blansing selama 5 menit, cabai mengalami perubahan
warna . Warna cabai menjadi lebih muda dari merah menjadi oranye. Biji cabai pun menjadi
Universitas Sumatera Utara
lebih lunak, cabai pun mempunyai daya kilap yang lebih baik dari cabai dengan tanpa
perlakuan, blansing 1, 5 menit dan blansing 3 menit. Berat cabai setelah pengeringan selama tujuh hari mengalami penyusutan setengah dari berat cabai setelah blansing selama 5 menit.
Walaupun begitu, berat sebelum perlakuan dengan setelah pengeringan tujuh hari tidak beda jauh. Karena pada saat blansing selama 5 menit, cabai menyerap banyak air. Sehingga air
yang terkandung setelah pengeringan selama tujuh hari masih cukup banyak. Pada cabai blansing 5 menit, kemudahan dipatahkan, tekstur, dan aroma setelah
pengeringan selama tujuh hari pun lebih baik dari cabai dengan perlakuan blansing selama 3 menit. Karena pada cabai blansing 5 menit, masih terdapat cukup banyak air. Karena pada
saat blansing selama 5 menit, cabai menyerap banyak air. Hal ini disebabkan oleh waktu blansing yang cukup lama, yaitu 5 menit. Tetapi yang tidak baik dari perlakuan blansing
selama 5 menit, cabai lebih mudah hancur dan patah. Sehingga dalam proses pengeringan, cabai harus dikontrol lebih sering dari cabai tanpa perlakuan, cabai blansing 1,5 menit dan
cabai blansing 3 menit. Pada cabai dengan direndam dalam NMS , warna cabai sesudah perendaman dan
setelah pengeringan tujuh hari lebih cerah daripada cabai dengan perlakuan tanpa perlakuan dan cabai blansing 1, 5 menit; 3 menit dan 5 menit. Kekerasan biji setelah direndam dalam
NMS tetap keras. Pada perlakuan blansing, kekerasan biji setelah diblansing menjadi lebih lunak. Hal ini karena biji mengelami proses pemasakan. Berat cabai pun mengalami
penyusutan setelah pengeringan selama tujuh hari. Kemudahan dipatahkan dari sulit menjadi mudah sesudah perendaman, dan mudah setelah pengeringan tujuh hari. Tekstur pada cabai
NMS sesudah perlakuan dan setelah pengeringan selama tujuh hari lebih baik dari proses blansing. Pada cabai blansing, setelah blansing tekstur cabai menjadi halus tetapi setelah
pengeringan menjadi kasar. Sedangkan pada cabai NMS , setelah pengeringan tujuh hari, cabai menjadi tidak terlalu kusut . Tetapi yang tidak baik dari cabe NMS adalah aroma cabai
Universitas Sumatera Utara
setelah pengeringan tidak tercium. Lain dengan cabai blansing, aroma cabai masih tercium
walaupun sedikit berkurang.
Pada cabai Na CO warna cabai kurang baik setelah perendaman dan setelah pengeringan selama tujuh hari bila dibandingkan dengan cabai NMS. Pada cabai NMS warna
setelah pengeringan merah cerah. Tetapi untuk sifat mempertahankan warna bahan pangan, perendaman cabai dalam Na CO lebih baik dalam proses pengeringan cabai. Karena warna
cabai tidak mengalami perubahan. Daya kilap antara cabai NMS dan cabai Na CO , lebih baik cabai NMS. Berat cabai Na CO mengalami penyusutan setelah pengeringan selama
tujuh hari, sama halnya dengan cabai tanpa perlakuan, cabai blansing 1, 5 menit, 3 menit, 5 menit dan cabai NMS. Kemudahan dipathkan lebih baik dari cabai NMS. Untuk tekstur lebih
baik cabai NMS daripada cabai Na CO . Pada cabai NMS cabai tidak menjadi kusut dan keriput. Aroma lebih baik dari cabai NMS karena pada cabai NMS setelah pengeringan
selama tujuh hari, cabai tidak tercium lagi baunya. Tetapi pada cabai Na CO , aroma cabai justru semakin meningkat
Umumnya buah cabai merah dipetik apabila telah masak penuh, ciri-cirinya seluruh bagianbuah berwarna merah. Di dataran rendah masa panen pertama adalah pada umur 75-80
harisetelah tanam dengan interval waktu panen 2-3 hari. Sedangkan di dataran tinggi agak lambatyaitu pada tanaman berumur 90-100 hari setelah tanam dengan interval panen 3-5 hari.
Secara umum interval panen buah cabai merah berlangsung selama 1,5-2 bulan. Peroduksi puncak panen adalah pada pemanenan hari ke 30 yang dapat menghasilkan 1-1,5
ton untuk sekali panen. Buah cabai merah yang dipanen tepat masak dan tidak segera dipasarkan akan terus melakukan proses peamasakan, sehingga perlu adanya penempatan
khusus. Oleh karena itu hasil produksi cabai merah sebaiknya ditempatkan pada ruang yang sejuk, terhindar dari sinar matahari, cukup oksigen dan tidak lembab.
Universitas Sumatera Utara
Cabai merah besarmerupaka salah satu jenis sayuran yang mempunyai kadar air yang cukup tinggi pada saat panen. Selain masih mengalami proses respirasi, cabai merah akan
mengalami proses kelayuan. Sifat fisiologis ini menyebabkan cabai merah memiliki tingkat kerusakan yang dapat mencapai 40. Daya tahan cabai merah segar yang rendah ini
menyebabkan harga cabai merah di pasaran sangat berfluktuasi. Alternatif teknologi penangann pascapanen yang tepat dapat menyelamatkan serta meningkatkan nilai tambah
produk cabai merah. Cabai dipanen pada saat buah memiliki bobot maksimal, bentuknya padat, dan
warnanya tepat merah menyala untuk cabai merah dengan sedikit garis hitam 90 masak. Umur panen cabai pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu vaietas, lokasi penanaman
dan kombinasi pemupukan yang digunakan. Tabel 2.1. Kualitas cabai merah besar segar berdasarkan Standar Nasional Indonesia
SNI 01-4480-1998 No
Jenis Uji Persyaratan
Mutu I Mutu II
Mutu III 1
. Keseragaman warna
Merah 95
Merah ≥
95 Merah
≥ 95
2 .
Keseragaman Seragam
98 Seragam
96 Seragam
95 3
Bentuk 98 Norma
96 Norma 95 Norma
4 .
Keragaman ukuran: a. Cabai merah besar segar
- Panjang buah - Garis tengah pangkal
12- 14 cm
1,5- 1,7 cm
9- 10 cm
1,3- 1,5 cm
9 c m
3 c m
5 Kadar kotoran
1 2
5 6
. Tingkat kerusakan dan busuk
a. Cabai merah besar 1
1 2
2
Universitas Sumatera Utara
Sumber: departemen pertanian, Standar Mutu Indonesia SNI 01-4480-1998.
Berdasarkan Anonim 2011 cara panen cabai adalah sebagai berikut: 1.
Cabai dipetik dengan menyertakan tangkai buahnya. Cabai yang dipanen tanpa menyertakan tangkainya akan lebih cepat busuk bila disimpan dan mengurangi bobit
hasil panen. 2.
Pemanenan biasanya dilakukan sekaligus antara cabai yang masak penuh dengan cabai yang 80-90 masak dalam satu wadah.
3. Cabai yang terserang penyakit harus ditempatkan dalam wadah teersendiri sehingga
pada saat panen diperlakukan dua wadah. Buah yang rusaksakit ini harus dipanen. Jika tidak dipanen maka menular ke cabai yang lain.
4. Waktu panen yang baik pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan optimal
sebagai hasil penimbunan zat-zat makanan pada malam harinya dan belum banyak mengalami penguapan.
Sifat khas cabai merah adalah tidak dapat disimpan lama, karena kandungan airnya cukup tinggi. Selain itu, pada saat panen raya dan harga rendah sangat diperlukan penangan
yang dapat mempertahankan nilai ekonomis dari komoditas tersebut.
2.1.4Sensor DHT11
DHT11 adalah sensor digital yang dapat mengukur suhu dan kelembaban udara di
sekitarnya. Sensor ini sangat mudah digunakan bersama dengan Arduino. Memiliki
tingkat stabilitas yang sangat baik serta fitur kalibrasi yang sangat akurat. Koefisien kalibrasi disimpan dalam OTP program memory, sehingga ketika internal sensor mendeteksi sesuatu,
maka module ini menyertakan koefisien tersebut dalam kalkulasinya.
DHT11 termasuk sensor yang memiliki kualitas terbaik, dinilai dari respon, pembacaan data yang cepat, dan kemampuan anti-interference. Ukurannya yang kecil, dan dengan transmisi
sinyal hingga 20 meter, membuat produk ini cocok digunakan untuk banyak aplikasi-aplikasi pengukuran suhu dan kelembaban.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 DHT11
2.1.5 Mikrokontroler Arduino Uno