Inventarisasi Saluran Drainase Eksisting Uji Permeabilitas Tanah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Inventarisasi Saluran Drainase Eksisting

Pada ruas jalan B. Cempaka Pasar III, saluran drainase di sebelah kanan dan kiri cukup banyak yang tidak berfungsi dan tidak terawat seperti tertutup rumput dan sampah yang menumpuk. Pembuangan akhir pada saluran drainase ruas jalan tersebut yaitu pada Sungai Babura. Kondisi drainase dapat dilihat dalam Gambar 4.1 berikut: Gambar 4.1 Kondisi Drainase Saat Hujan Kurang Dari Satu Jam Kondisi topografi Lingkungan III Pasar III P.Bulan yang sedikit bergelombang juga menjadi salah satu faktor penyebab genangan pada daerah-daerah cekungan, karena belum terdapat saluran pengeluaran yang memadai dari daerah tersebut. Lingkungan III Pasar III P.Bulan merupakan daerah yang mengalami genangan yang cukup parah apabila musim hujan tiba. Genangan tersebut sangat merugikan karena terjadi tiap tahun di musim penghujan hingga menggenangi jalan dan rumah warga setempat. Drainase yang ada pada lokasi genangan merupakan drainase dengan sistem konvensional. Air hujan yang tertampung di saluran drainase langsung mengalir ke Sungai Babura. Untuk mengendalikan banjir yang sering terjadi di Lingkungan III Pasar III P.Bulan maka konsep drainase di daerah permukiman penduduk sebaiknya menerapkan sistem drainase Universitas Sumatera Utara resapan. Di tiap-tiap halaman rumah penduduk dibuat sumur resapan sehingga diharapkan pada musm penghujan debit air banjir akan berkurang.

4.2 Analisis Infiltrasi

Analisis infiltrasi dilakukan bertujuan untuk mengetahui laju infiltrasi air yang terjadi pada daerah penelitian dengan menggunakan single ring infiltrometer.Analisis data laju infiltrasi ini menggunakan metode Horton.

4.2.1 Hasil Pengukuran Laju Infiltrasi di Lapangan

Pengukuran laju infiltrasi dilakukan pada tanggal 23 November 2013 dengan kondisi tanah relatif kering menggunakan alat single ring infiltrometer. Single ring infiltrometer adalah suatu pipa besi yang bergaris tengah 25-30 cm dengan tinggi sekitar 60 cm. Cara kerja pelaksanaan pengukuran laju infiltrasi pada daerah penelitian dengan menggunakan single ring infiltrometer adalah sebagai berikut Harto 1981: 1. Menentukan lahan yang akan diukur 2. Membersihkan lahan yang akan diukur 3. Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan pada lokasi pengukuran 4. Menekan ring infiltrometer ke dalam tanah sedalam 50 cm 5. Membersihkan tanah-tanah yang terkelupas di dalam ring infiltrometer setelah dilakukan penekanan 6. Kemudian air dituangkan sampai silinder penuh dan tunggu sampai air tersebut terinfiltrasi seluruhnya. Hal ini perlu dilakukan untuk menghilangkan retak-retak tanah yang merugikan pengukuran. 7. Air dituangkan kembali ke dalam silinder sampai penuh Universitas Sumatera Utara 8. Setelah air penuh, nyalakan stopwatch dan air didiamkan selama waktu yang ditentukan. Dalam hal ini durasi waktu dapat dilakukan secara bertahap, 3 menit, 4 menit, 4 menit, 5 menit, 5 menit, 5 menit, 10 menit, dan seterusnya. 9. Setelah 3 menit didiamkan, maka catat penurunan yang terjadi pada table yang telah dipersiapkan. 10. Air dituangkan kembali secepatnya kedalam silinder sampai penuh. Kemudian diamkan selama 4 menit. Besar penurunan yang terjadi selama 4 menit kemudian dicatat kembali pada tebel. Hal pada poin sepuluh dilakukan terus menerus untuk durasi waktu 4, 5, 5, 5, dan 10 menit sampai laju penurunan muka air konstan atau penurunan muka air ke n sama dengan penurunan muka air ke n+1.Gambar 4.2 berikut adalah foto single ring infiltrometer yang digunakan. Gambar 4.2 Single Ring Infiltrometer Tabel 4.1 berikut menyajikan data hasil perhitungan laju infiltrasi pada kondisi tanah di lapangan sebelum jenuh dengan menggunakan single ring infiltrometer. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Laju Infiltrasi No Waktu menit Waktu kumulatif jam Penurunan cm fo cmjam Fc cmjam Log fo-fc 1 3 0.050 1.9 38 15 1.362 2 4 0.117 2.4 36 15 1.322 3 4 0.183 2.2 33 15 1.255 4 5 0.267 2.1 25.2 15 1.010 5 5 0.350 1.7 20.4 15 0.732 6 5 0.433 1.5 18 15 0.477 7 10 0.600 2.5 15 15 0.000 8 10 0.767 2.5 15 15 0.000 9 10 0.933 2.5 15 15 0.000 Sumber: Hasil Perhitungan

4.2.2 Analisis Hasil Pengukuran Laju Infiltrasi dengan Metode Horton

Setelah data pengukuran laju infiltrasi diperoleh maka akan dianalisis dengan menggunakan metode Horton. Tahapan perhitungan dengan menggunakan metode Horton dapat dijelaskan sebagai berikut: ft = fc + fo – fc e -kt Log ft – fc = Log fo – fc – kt Log e m = - 1 k Log e Dari tabel di atas, berdasarkan rumus Horton maka dapat ditransposisikan seperti perhitungan-perhitungan sebagai berikut: ft – fc = fo – fc f0.05 – fc = 38 – 15 = 23 cmjam f0.117 – fc = 30 – 15 = 15 cmjam kemudianpersamaan tersebut di logaritma kan menjadi: Log ft – fc = Log fo – fc – kt Log e Log f0.05 – fc = Log 23 = 1.362 Log f0.117 – fc = Log 15 = 1.176 Universitas Sumatera Utara Setelah semua persamaan tersebut di logaritma kan maka hasil analisis grafik Log fo – fc terhadap waktu dapat ditunjukan seperti Gambar 4.3 berikut Gambar 4.3Grafik Fungsu Log fo-fc terhadap Waktu Kumlatif Dari grafik di atas, maka besar nilai kemiringan gradien m sebesar -0.476, yang menunjukan bahwa ft akan berkurang seiring bertambahnya waktu. Setelah diketahui nilai m = -0.476 maka nilai k dapat diketahui dengan cara sebagai berikut: � = − 1 � log � −0.476 = − 1 � log � � log � = − 1 −0.476 � log � = 2.101 � 0.4343 = 2.101 � = 4.840 Dengan diketahuinya nilai k maka laju infiltrasi ft terhadap waktu dapat dihitung seperti pada Tabel 4.2 y = -0,476x + 0,743 R² = 0,894 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 W a k tu K u m u la ti f J a m Log fo-fc Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Laju Infiltrasi Nyata No Waktu menit Waktu kumulatif jam Penurunan cm fo cmjam Fc cmjam Log fo-fc K -kt ft cmjam 1 3 0.050 1.9 38 15 1.362 4.840 -0.242 56.063 2 4 0.117 2.4 36 15 1.322 4.840 -0.566 47.924 3 4 0.183 2.2 33 15 1.255 4.840 -0.886 40.421 4 5 0.267 2.1 25.2 15 1.010 4.840 -1.292 28.002 5 5 0.350 1.7 20.4 15 0.732 4.840 -1.694 21.392 6 5 0.433 1.5 18 15 0.477 4.840 -2.096 18.369 7 10 0.600 2.5 15 15 0.000 4.840 -2.904 15 8 10 0.767 2.5 15 15 0.000 4.840 -3.712 15 9 10 0.933 2.5 15 15 0.000 4.840 -4.562 15 Sumber: Hasil Perhitungan Dimana: ft : Laju infiltrasi nyata cmjam fo : Laju infiltrasi awal cmjam fc : Laju infiltrasi tetap cmjam k : Konstanta geofisik t : Waktu kumulatif jam Dari perhitungan table di atas maka gambar grafik laju infiltrasi nyata dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut: Gambar 4.4Grafik ft Horton 56,063 47,924 40,421 28,002 21,392 18,369 15 15 15 10 20 30 40 50 60 0,050 0,117 0,183 0,267 0,350 0,433 0,600 0,767 0,933 La ju I n fi lt ra si N y a ta cm j a m Waktu Kumulatif jam Universitas Sumatera Utara Dengan laju infiltrasi konstan sekitar 15 cmjam maka tanah pada daerah penelitan dapat dikaategorikan kelas cepat sesuai dengan ketentuan Susanto, 2008 pada table 2.2 diantara 12.5 – 25.0 cmjam. Berdasarkan pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa umumnya laju infiltrasi maksimum terjadi pada awal permulaan pengukuran. Kemudian perlahan konstan diantara waktu 0.433 jam samai 0.600 jam. Dengan bertambahnya waktu maka laju infiltrasi mulai menurun dan semakun lama kurva yang dibentuk akan mendatar ataupun konstan. Hal ini terjadi disebabkan oleh keadaan air tanah yang tidak jenuh, sehingga terjadilah tarikan dari matriks tanah dan gaya gravitasi.

4.3 Uji Permeabilitas Tanah

Uji permeabilitas tanah pada penilitian ini dilaksanakan dengan bantuan Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil USU. Penentuan harga koefisien permeabilitas k pada tanah didapat dari pengujian falling head permeability.Sampel tanah berasal dari lokasi penelitian pada kedalaman 1.5 meter dan diharapkan sudah mewakili kondisi tanah di lokasi penelitian. Berikut data-data pada pengujian falling head permeability: • Data alat Pipa Diameter cm 10 Luas Penampang cm 2 78.5 • Data hasil pemeriksaan kadar air I II Berat Krus + Tanah Basah gr 28.8 29.5 Berat Krus + Tanah Kering gr 23.7 24 Berat Air gr 5.1 5.5 Berat Krus gr 9 9.1 Berat Tanah Kering 14.7 14.9 Kadar Air 34.69 36.92 Kadar Air Rata-rata 35.805 35.805 Universitas Sumatera Utara • Data hasil pemeriksaan berat isi tanah Isi Silinder cm 3 13 Diameter Silinder cm 10 Tinggi Silinder cm 1020.5 Berat Silinder gr 1000 Berat Silinder + Tanah gr 2500 Berat Tanah Basah gr 1500 Berat Isi Basah grcm 3 1.79 Gambar 4.5 berikut adalah dokumentasi pada saat pengujian falling head permeability yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil USU. Gambar 4.5 Percobaan Falling Head Permeability Untuk pengujian falling head permeability rumus yang digunakan untuk mencari koefisien permeabilitas tanah adalah: � = 2.303 �. �� ��. � log h 1 ℎ 2 Dimana: K = Koefisien permeabilitas tanah cmdetik a = Luas penampang pipa cm 2 Ls = Panjang sampel tanah cm As = Luas penampang sampel cm 2 t = Interval penurunan dari h 1 ke h 2 detik h 1 = Ketinggian mula-mula air pada interval waktu tertentu cm h 2 =Ketinggian akhir air pada interval waktu tertentu cm Universitas Sumatera Utara Adapun data perhitungan dari hasil pengujian falling head permeability ditunjukan padaTabel 4.3berikut ini: Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Pengujian Falling Head Permeability Tanah No. Panjang Sampel cm Temp o C Waktu detik Tinggi Muka Air cm Permeability KT o C MT o C M20 o C Permeability K20 1 13 28 100 0.828 2 13 28 15 86.3 0.001278017 0.828 0.0010582 3 13 28 15 74.2 0.001271806 0.828 0.00105306 4 13 28 15 63.8 0.001263502 0.828 0.00104618 5 13 28 15 55.1 0.001213442 0.828 0.00100473 6 13 28 15 47.7 0.001190972 0.828 0.00098612 7 13 28 15 42 0.001186475 0.828 0.0009824 8 13 28 15 36.3 0.001175007 0.828 0.00097291 9 13 28 15 31.2 0.001173824 0.828 0.00097193 10 13 28 15 26.9 0.001170659 0.828 0.00096931 11 13 28 15 23.5 0.00116894 0.828 0.00096788 12 13 28 15 18.9 0.001072313 0.828 0.00088788 13 13 28 15 17.6 0.001036569 0.828 0.00085828 14 13 28 15 15.1 0.001027373 0.828 0.00085066 15 13 28 15 13.9 0.001012644 0.828 0.00083847 Rerata 0.00089653 Sumber: Hasil Perhitungan Contoh cara perhitungan: Diketahui: a = 0.785 cm 2 Ls = 13 cm As = 78.5 cm 2 t = 15 detik h 1 = 100 cm h 2 = 86.3 cm Penyelesaian: � = 2.303 × �. �� ��. � × ��� ℎ 1 ℎ 2 = 2.303 × 0.785 × 13 78.5 × 15 × ��� 100 86.3 = 0.001278017 Universitas Sumatera Utara Untuk T = 28 o Das, 1993: � = �� � � �2 � � = 0.828 �20 = 0.001278017 × 0.828 = 0.0010582 Maka: � = �20 ������ = 0.00089653 Dari hasil pengujian falling head permeability di Laboratorium Mekanika Tanah, diperoleh koefisien permeabilitas K = 0.00089653 cmdetik pada kedalaman 1.5 m. Berdasarkan tabel 2.11 maka tanah pada kedalaman 1.5 m pada lokasi penelitian termasuk jenis tanah lanau.

4.4 Analisis Hidrologi