a. Identifikasi Pola Historis Kasus DBD
Tahapan dalam perancangan basis model dimulai dengan identifikasi pola data aktual historis sebagai dasar pemilihan alternatif
model. Data historis kasus DBD diplotkan ke dalam sebuah grafik untuk mengetahui apakah data tersebut memiliki pola stationer, fluktuatif, tren,
musiman atau siklis.
b. Penentuan Metode Peramalan Kasus DBD
Metode yang digunakan adalah
time series
. Alasan pemilihan model
time series
karena data aktual yang tersedia bersifat historis. Pemilihan alternatif model
time series
yang akan digunakan disesuaikan dengan jenis pola data aktual pada tahap identifikasi.
c. Pemilihan Metode Peramalan Kasus DBD
Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan bias dan konsistensi peramalan. Hasil peramalan dikatakan konsisten jika besar
kesalahan peramalan relatif kecil. Ukuran akurasi hasil peramalan merupakan tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan
demand
yang sebenarnya terjadi
error
. Pada penelitian ini, indikator yang digunakan
untuk mengukur akurasi hasil peramalan adalah MAD
Mean Absolute Deviation
.
MAD = n
e
n t
t
å
=1
] [
=
n t
F t
A
n t
å
=
-
1
Keterangan :
t
: waktu periode bulan
At
: permintaan aktual dalam periode t
Ft
: peramalan untuk periode t
n
: jumlah periode
3.2.4 Perancangan
Entity Relationship Diagram
ERD
Perancangan
Entity Relationship Diagram
ERD berfungsi untuk membangun model basis data DBD. Pembuatan ERD terdiri dari tahap penentuan
entitas, penentuan atribut, tabel awal yang terbentuk, pembentukan relasi, dan atribut baru yang terbentuk dari relasi. Untuk perancangan basis data, digunakan
software
MySQL. MySQL memiliki beberapa keuntungan, antara lain
database server
yang cepat,
reliable
,
open source
, serta mudah digunakan. Tabel yang terbentuk dari relasi antar entitas harus memenuhi syarat
bentuk normal pertama 1NF, bentuk normal kedua 2NF, dan bentuk normal ketiga 3NF. Bentuk normal pertama adalah suatu bentuk dimana data yang
dikumpulkan menjadi satu
field
yang sifatnya tidak akan berulang dan tiap
field
hanya memiliki satu pengertian. Sedangkan Bentuk normal kedua adalah bentuk yang sudah memenuhi kriteria sebagai bentuk normal pertama dan
field
yang bukan kunci tergantung secara fungsi pada kunci primer. Sedangkan bentuk
normal ketiga, adalah bentuk normal di mana : setiap
file
atau tabel semua
field
- nya bergantung pada
field
yang menjadi kunci utama; atribut bukan kunci
non- key
harus tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci
non-key
tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional
functional dependency
terhadap atribut bukan kunci lainnya.
3.2.5 Perancangan
Data Flow Diagram
DFD
Pembuatan DFD terdiri dari tahap identifikasi
external entity
entitas luar yang berhubungan dengan sistem, pembuatan
context diagram
DFD Level 0,
hierarchy chart,
DFD Level 1, dan DFD Level 2.
Context Diagram
DFD Level 0 menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem dan ke dalam dan ke luar entitas-entitas eksternal.
Sedangkan DFD Level 1 dan 2 menggambarkan rincian proses aliran data yang ada pada DFD level 0.
3.2.6 Perancangan Basis Dialog
Interface
Perancangan
interface
meliputi perancangan form bentuk-bentuk laporan yang diinginkan dalam aplikasi sistem informasi DBD. Untuk perancangan
interface
, digunakan
software
Delphi.
3.2.7 Perancangan Program
Bahasa pemrograman yang digunakan dalam perancangan program yaitu
Delphi 7 dengan komponen
activeX
MapWinGIS www.mapwindow.org
untuk menampilkan peta.
3.2.8 Validasi Program
Validasi program dilakukan dengan pengujian langsung pada proses input penyimpanan data dan hasil pengolahan data berupa informasi DBD, peta
penyebaran kasus, dan hasil peramalan. Jika proses pengolahan data pada sistem informasi sesuai dengan hasil perhitungan manual, maka program dinyatakan
valid.
3.3 Analisis dan Interpretasi Hasil