Desain Penelitian PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN BENTUK TES DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

21

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan instrumen berbentuk uraian. Tes ini digunakan pada saat awal pertemuan dengan jumlah soal yaitu 5 butir. 2. Hasil belajar pada ranah kognitif menggunakan instrumen perpaduan antara bentuk tes, yaitu 2 butir soal bentuk uraian dan 3 butir soal bentuk pilihan jamak beralasan. Tes ini digunakan pada saat akhir pertemuan dengan jumlah soal yaitu 5 butir.

F. Analisis Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Sebuah tes dikatakan valid jika hasilnya sesuai dengan kriterium, artinya memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur ketepatan.Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus: ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ 22 Keterangan: = Koefisien korelasi yang menyatakan validitas = Skor butir soal = Skor total = Jumlah sampel Arikunto, 2008: 72 Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung r tabel dengan α = 0,05 maka koefisien korelasi tersebut signifikan. Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium skor total serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Sugiyono, 2010: 188 Berdasarkan kutipan di atas, sebuah instrumen dinyatakan valid jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3. Sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung r tabel dengan α = 0,05 maka koefisien korelasi tersebut signifikan. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriteria uji bila correlated item – total correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data tersebut kuat valid.

2. Uji Reliabilitas

Setelah instrumen dikatakan valid, selanjutnya instrumen harus dikatakan reliabel yaitu, jika instrumen tersebut digunakan beberapa kali untuk mengukur objek 23 yang sama maka akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Arikunto 2008: 109, menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu: ∑ Keterangan : r 11 = reliabilitas yang dicari Σσ i 2 = jumlah varians skor tiap-tiap item σ t 2 = varians total Arikunto, 2008: 109 Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 17.0 dengan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala alpha cronbach’s 0 sampai 1. Menurut Sayuti dalam Saputri 2010: 30, instrumen dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan pada Tabel 3.2.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN LABORATORIUM RIIL DAN LABORATORIUM VIRTUIL PADA PEMBELAJARAN FISIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 7 111

PENGARUH PERBEDAAN BENTUK TES DALAM EVALUASI HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA

0 3 68

HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DITINJAU DARI KEDISIPLINAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA Hasil Belajar Kewirausahaan Ditinjau Dari Kedisiplinan Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Siswa Kelas X Smk Muhammadiyah Kartasura Tahun Ajar

0 2 15

HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DITINJAU DARI KEDISIPLINAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA Hasil Belajar Kewirausahaan Ditinjau Dari Kedisiplinan Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Siswa Kelas X Smk Muhammadiyah Kartasura Tahun Ajar

0 2 17

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA.

0 1 19

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE PICTORIAL RIDDLE DAN PROBLEM SOLVING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN ANALISIS.

0 0 23

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP.

1 1 339

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI ASPEK EXPLANATION DALAM PENYELESAIAN MASALAH PERBANDINGAN DI SMP

0 0 10

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN BENTUK TES DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Yusita Wardani

0 0 11

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

0 2 6