Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

Sri Subanti dan Arif Rahman Hakim, 2009 dalam penelitiannya yang berjudul Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara Pendekatan Sektor Basis Dan Analisis Input‐Output. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah LQ, Shift Share, analisis Basis Ekspor dan analisis Input Output. Kesimpulan dari penelitian ini adalah : a Melalui analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode LQ, SS, dan analisis Input ‐Output untuk Sulawesi Tenggara diperoleh temuan sebagai berikut: Sektor pertanian, sektor bangunankonstruksi, sektor pengangkutan telekomunikasi, serta sektor jasa menjadi sektor basis di SulawesiTenggara, b Pengganda sektor basis yang bernilai besar ada pada sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa ‐jasa, c Sektor yang lain masuk kategori sektor yang tumbuh lambat namun punya daya saing tinggi seperti sektor pertanian dan sektor jasa. Lapeti Sari 2010 dalam judulnya Analisis DataInformasi Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kampar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Location Quotient, Shift Share, Kapasitas Fiskal Daerah dan Produktifitas Lahan dan Tenaga Kerja. Kesimpulan dari penelitian ini adalah : a Faktor pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar yaitu sektor pertanian lebih disebabkan oleh membaiknya struktur ekonomi 53,24 persen, faktor luar 42,23 persen, dan kondisi spesifik daerah yang bersifat kompetitif 4,52 persen. b Pada sektor perdagangan pertumbuhan ekonomi lebih ditentukan oleh faktor luar 32,85 persen dan membaiknya struktur ekonomi Kabupaten Kampar 94,43 persen, sedangkan kondisi spesifik daerah yang bersifat kompetitif -27,28 persen belum turut menentukan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar. c Pada sektor industri pertumbuhannya lebih ditentukan oleh kondisi spesifik daerah yang kompetitif yaitu sebesar 38,56 persen, dan ditentukan oleh faktor luar yaitu sebesar 31,74 persen, serta membaiknya struktur ekonomi yaitu sebesar 26,69 persen.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan untuk mengidentifikasi sektor dan subsektor prioritas di Provinsi Lampung adalah data sekunder berupa Produk Domestik Bruto Indonesia atas dasar harga konstan pada tahun 2006-2010, Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Lampung atas dasar harga konstan pada tahun yang sama dan data sekunder berupa dokumen kebijakan pembangunan yang berkaitan dengan penelitian ini. Data diperoleh melalui Badan Pusat Statistik BPS Indonesia, BPS Provinsi Lampung, instansi terkait dengan penelitian ini serta fasilitas media internet.

B. Profil Wilayah Penelitian

Daerah Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 Km2 termasuk pulau- pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau Sumatera, dan dibatasi oleh : 1. Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, di Sebelah Utara 2. Selat Sunda, di Sebelah Selatan 3. Laut Jawa, di Sebelah Timur 4. Samudra Indonesia, di Sebelah Barat Provinsi Lampung dengan ibukota Bandarlampung, yang merupakan gabungan dari kota kembar Tanjungkarang dan Telukbetung memiliki wilayah yang relatif luas, dan menyimpan potensi kelautan. Pelabuhan utamanya bernama Panjang dan Bakauheni serta pelabuhan nelayan seperti Pasar Ikan Telukbetung, Tarahan, dan Kalianda di Teluk Lampung. Sedangkan di Teluk Semangka adalah Kota Agung, dan di Laut Jawa terdapat pula pelabuhan nelayan seperti Labuhan Maringgai dan Ketapang. Di samping itu, Kota Menggala juga dapat dikunjungi kapal- kapal nelayan dengan menyusuri sungai Way Tulang Bawang, adapun di Samudra Indonesia terdapat Pelabuhan Krui. Lapangan terbang utamanya adalah Radin Inten II, yaitu nama baru dari Branti, 28 m dari Ibukota melalui jalan negara menuju Kotabumi, dan Lapangan terbang AURI terdapat di Menggala yang bernama Astra Ksetra. Secara Geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan : Timur - Barat berada antara : 103o 40 - 105o 50 Bujur Timur Utara - Selatan berada antara : 6o 45 - 3o 45 Lintang Selatan Secara administratif Provinsi Lampung dibagi dalam 14 empat belas KabupatenKota , yang selanjutnya terdiri dari beberapa wilayah Kecamatan dengan perincian sebagai berikut : 1. Kabupaten Lampung Barat dengan Ibukotanya Liwa, luas wilayahnya 4.950,40 Km 2 terdiri dari 25 dua puluh lima Kecamatan. 2. Kabupaten Tanggamus dengan Ibukotanya Kota Agung, luas wilayahnya 3.356,61 Km 2 terdiri dari 20 dua puluh Kecamatan. 3. Kabupaten Lampung Selatan dengan Ibukotanya Kalianda, luas wilayahnya 2.007,01 Km 2 terdiri dari 17 tujuh belas Kecamatan. 4. Kabupaten Lampung Timur dengan Ibukotanya Sukadana, luas wilayahnya 4.337,89 Km 2 terdiri dari 24 dua puluh empat Kecamatan. 5. Kabupaten Lampung Tengah dengan Ibukotanya Gunung Sugih, luas wilayahnya 4.789,82 Km 2 terdiri dari 28 dua puluh delapam Kecamatan. 6. Kabupaten Lampung Utara dengan Ibukotanya Kotabumi, luas wilayahnya 2.725,63 Km 2 terdiri dari 23 dua puluh tiga Kecamatan. 7. Kabupaten Way Kanan dengan Ibukotanya Blambangan Umpu, luas wilayahnya 3.921,63 Km 2 terdiri dari 14 empat belas Kecamatan. 8. Kabupaten Tulangbawang dengan Ibukotanya Menggala, luas wilayahnya 7.770,84 Km 2 terdiri dari 15 lima belas Kecamatan. 9. Kabupaten Pesawaran dengan Ibukota Gedong Tataan, luas wilayahnya 1.173,77 Km 2 terdiri dari 7 tujuh Kecamatan. 10. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu, luas wilayahnya 625,00 Km 2 terdiri 8 delapan Kecamatan. 11. Kabupaten Mesuji dengan ibukota Mesuji, luas wilayahnya 2.184,00 Km 2 terdiri 7 tujuh Kecamatan. 12. Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan ibukota Panaragan Jaya, luas wilayahnya 1.201,00 Km 2 terdiri 8 delapan Kecamatan. 13. Kota Bandar Lampung dengan luas wilayah 192,96 Km 2 terdiri dari 13 tiga belas Kecamatan. 14. Kota Metro dengan luas wilayah 61,79 Km 2 terdiri dari 5 lima Kecamatan.

C. Metode Analisis Data

1. Analisis Location Quotient LQ

Location Quotient Kuosien Lokasi atau disingkat LQ adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor atau industri di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor atau industri tersebut secara nasional Tarigan, 2004. Rumusnya adalah sebagai berikut : Dimana : Xi = Nilai tambah sektor i di wilayah yang lebih sempit provinsi. PDRBi = PDRB wilayah yang lebih sempit provinsi. XI = Nilai tambah sektor i secara Nasional. PDBI = PDB secara Nasional. Dari perhitungan LQ, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Jika nilai LQ 1, maka sektor tersebut merupakan sektor basis. Sektor tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan di dalam daerah saja namun juga kebutuhan di luar daerah karena sektor ini sangat potensial untuk dikembangkan. 2. Jika nilai LQ = 1, maka sektor tersebut hanya cukup memenuhi kebutuhan di daerahnya saja.