124 Air yang mengandung H
2
S akan memberikan sulfide – sulfide bila berhubungan
dengan larutan sisa kegiatan tambang yang mengandung Zn, Cu, Fe dll.
7. Pengaruh atau pekerjaan makhluk biota dalam larutan Moluska, Crikoida dll akan menyerap CaCO
3
dari air laut dan mengeluarkannya lagi dalam bentuk bahan
– bahan pelindungnya cangkang, dalam bentuk Aragonite atau Kalsit. Radiolaria dan bunga
– bunga karang spons mengeluarkan bahan silisium dan membentuk diatome. Diatome ini dapat
ditemukan di daerah Sangiran, Sragen. Limonit dan belerang dapat terjadi karena pengaruh bakteri dalam air yang mengandung besi atau sulfat sebagai contoh di
Gunung Ijen.
2. 2 Magma
Banyak mineral mineral bijih - bijih yang penting seperti Magnetite, Ilmenite, Chromit, Pyrrotit, Chalcopyrite berasal dari magma, ini disebut mineral-mineral primer. Bahan-
bahan yang mudah menguap terlarut dalam magma seperti uap air, Chlor, Fluor, Sulfur, Borium, CO
2
. Adanya bahan bahan ini akan menurunkan suhu penghabluran dan menurunkan kekentalan atau viskositas magma dan mereka ini dapat ikut menjadi
persenyawaan-persenyawaan yang sedang terbentuk karenanya, baik besar maupun susunan mineral. Gas-gas yang keluar dapat memberikan mineral-mineral baru. Hasil
dari penyelidikan-penyelidikan mikroskop terhadap banyak batuan, ternyata bahwa sering menunjukkan adanya urutan
– urutan tertentu dalam pembentukan mineral magmatis.
Deretan yang disederhanakan ini akan terdiri : a. Bagian bagian tambahanaksesoris
Apatit Ca
5
F,Cl,OH PO
4 3
CaF
2
Zirkon ZrSiO
4
125 Magnetite
Fe
3
O
4
Hematit Fe
2
O
3
Pyrite FeS
2
b. Silikat – silikat dengan kadar Fe, Mg yang tinggi : Piroksin, Amphibole, Olivine dan
Biotite. c. Silikat - silikat dengan kadar Ca yang tinggi : Bagian Anortit dari deret Plagioklas
d. Silikat – silikat yang kaya akan alkali :
Orthoklas dan bagian Albite dari deret Plagioklas atau pengganti Feldspar seperti Leucite dan Nephelin Feldspatoid.
e. Kadang – kadang kuarsa apabila dalam magma masih cukup asam silikat :
Karenanya maka mineral mineral ubahan yang menghablur lebih dahulu ini akan selalu mendapat kesempatan untuk mendapatkan bentuknya sendiri, mereka ini
berbentuk sempurna atau idiomorf.
2. 3 Sublimasi
Mineral-mineral yang terbentuk dari proses penghablur dari uap atau gas, tetapi juga sebagai hasil interaksi gas yang lain atau gas dengan batuan . Contoh yang umum dari
sublimasi ialah pembentukan salju, sebagai hasil penghabluran uap air, yang langsung terjadi seperti Halite, Salmoniak NH
4
Cl, Belerang, Asam Borat, Ferri Klorida dll. Didekat lubang kepundan sering kita jumpai Hematite dalam lubang
– lubang lahar sebagai hasil interaksi Ferri Klorida dan uap air menurut ;
2FeCl
3
+ 3H
2
O Fe
2
O
3
+ 6 HCl
yang lebih penting lagi ialah mineral mineral yang terbentuk sebagai hasil reaksi gas gas Cl ,B, S, H
2
O dll dengan batuan yang berdekatan intrusi – intrusi magma
126 granitik. Mineral yang terbentuk dengan jalan ini disebut sebagai hasil proses
Pneumatolistis. Sebagai contoh ialah pembentukan Cassiterite SnO
2
yang sering bersama sama dengan Flourit CaF
2
, menurut reaksi : SnF
4
+ 2H
2
O SnO
2
+ 4HF
4HF + 2CaCO
3
2CaF
2
+ 2H
2
O + 2CO
2
batu kapur fluorit
Uap air dan SnF
4
yang mudah menguap itu mengadakan interaksi, maka terbentuklah Cassiterite dan asam fluor dan asam ini yang merupakan bahan larutan kimia, maka
akan merubah sifat, struktur dan susunan mineral baru bila berhubungan dengan bahan atau batuan lain. Mineral mineral lain yang terjadi sebagai hasil pneumatolisis
ialah Tourmalinee, Topaz, Apatite, Scapolite dan Phlogopit.
2. 4 Metamorfisme