Teori Kenyataan Teori KeTuhanan Teori Penaklukan 3. Teori Perjanjian

TEORI MENGENAI TERJADINYA SUATU NEGARA

1. Teori Kenyataan

2. Teori KeTuhanan

4. Teori Penaklukan 3. Teori Perjanjian

Teori Kenyataan Negara timbul adalah kenyataan. Jika sudah terpenuhinya unsur daerah kekuasaan, adanya rakyat, dan pemerintah yang berdaulat dan diakui oleh rakyat maupun berdaulat dan diakui oleh rakyat maupun kelompok besar lainnya maka sudah terbentuklah suatu Negara. Ini berdasarkan kenyataan yang telah ada membuat secara langsung terbentuk suatu Negara. Teori KeTuhanan Adanya suatu Negara adalah atas kehendak Tuhan. Segala sesuatu, apapun juga itu tidak akan terjadi apabila Tuhan tidak menghendakinya. Begitu pun dengan menghendakinya. Begitu pun dengan Negara, jika Tuhan berkehendak suatu Negara timbul, maka timbullah Negara tersebut. Teori Perjanjian Perjanjian yang dibuat antara orang-orang yang tadinya hidup bebas merdeka, terlepas satu sama lain tanpa ikatan kenegaraan, untuk hidup bersama, berkelompok, bekerjasama, dan bersosialisasi dalam suatu ikatan dan wadah bersosialisasi dalam suatu ikatan dan wadah yang dipimpin oleh pemimpin yang sudah diakui dalam bentuk organisasi kenegaraan. Perjanjian ini diadakan agar kepentingan bersama dapat terpelihara dan terjamin, supaya “orang yang satu tidak merupakan binatang buas bagi orang yang lain” homo homoni lupus Teori Penaklukan Suatu Negara timbul karena serombongan manusia menaklukan daerah rombongan manusia lain. Agar daerah rombongan itu tetap dapat dikuasai, maka dibentuklah suatu organisasi yang berupa maka dibentuklah suatu organisasi yang berupa negara. Bentuk penaklukan dapat berupa pemberontakan, peleburan negara jadi satu, pendudukan daerah yang belum ada rakyatnya atau pemerintahannya, dan pelepasan diri dari penjajah. UNSUR-UNSUR NEGARA Daerah atau Wilayah Unsur Konstitutif Unsur deklaratif Memiliki tujuan rakyat pemerintah yang berdaulat Mendapat pengakuan Dari negara lain FUNGSI PEMERINTAH  melaksanakan penertiban law and order, untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka Negara harus melaksanakan penertiban. Dapat dikatakan bahwa negara bertindak sebagai stabilisator.  mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Dewasa ini fungsi ini dianggap penting terutama bagi neara-negara baru. fungsi ini dianggap penting terutama bagi neara-negara baru. Pandangan ini di Indonesia tercermin dalam usaha pemerintah untuk membangun melalui suatu rentetan Repelita.  fungsi pertahanan, hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar. Untuk ini negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.  fungsi menegakkan keadilan, hal ini dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan. fungsi pokok ekonomi yang diemban oleh pemerintah yaitu :  tindakan pemerintah yang menyangkut efisiensi berupa segala upaya untuk memperbaiki kesalahan pasar. Misalnya monopoli.  program pemerintah untuk meningkatkan keadilan. Misalnya  program pemerintah untuk meningkatkan keadilan. Misalnya pemerataan pendapatan agar mencerminkan kepentingan seluruh masyarakat, termasuk golongan miskin.  kebijaksanaan stabilisasi berusaha mengikis fluktuasi yang tajam dari siklus bisnis dengan cara menekan angka pengangguran dan inflasi, serta mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Pemerintah tentunya memerlukan dana, sumber daya alam, dan sumber daya manusia dalam pembiayaan pelaksanaan fungsinya, baik fungsi pokok ekonominya maupun fungsi secara keseluruhan. Modal berupa dana selain dari potensi alam yang dimiliki suatu negara, juga berasal dari laba perusahaan negara, royalti negara, juga berasal dari laba perusahaan negara, royalti pemerintah, restribusi, kontribusi, bea dan cukai, sanksi dan denda serta berasal dari pajak yang merupakan peran serta warga negara dalam melaksanakan fungsi pemerintah. Dari fungsi ekonomi pemerintah yang berhubungan dengan pajak adalah fungsi nomor 2 yakni keadilan masyarakat, dimana dengan pajak yang dipungut atas warga negara yang memiliki kemampuan akan dapat mewujudkan kesejahteraan seluruh masyarakat. SEJARAH PEMUNGUTAN PAJAK Pada tahun 509-27 SM di Roma ada beberapa pungutan yang diwajibkan kepada rakyatnya, dengan sebutan seperti censor, questor dan jenis pungutan lainnya. Pajak langsung tributum dipungut pada zaman perang terhadap penduduk Roma sampai tahun 167 SM. Setelah abad kedua penguasa Roma mengandalkan pajak tidak langsung yang disebut vegtigalia, seperti portoria yakni pungutan atas penggunaan pelabuhan. Di zaman Julius Caesar dikenal centesima rerum venalium yakni sejenis pajak penjualan dengan tarif 1 dari omzet penjualan. Di Italia dikenal decumae, yakni pungutan sebesar 10 dari para petani atau penguasa tanah. Setiap penduduk di Italia, termasuk penduduk Roma sendiri dikenakan pajak langsung tributum yang tetap. Di Mesir, pembuatan piramida pada akhirnya dilakukan dalam bentuk kerja paksa, yang pada mulanya adalah suatu bentuk pengabdian dan sifatnya sukarela dari rakyat Mesir. Pada abad ke-14 di Spanyol dikenal dengan istilah alcabala, salah satu bentuk pajak penjualan. Di benua Amerika, setelah benua tersebut menjadi koloni Inggris, penduduk koloni mempunyai kewajiban membayar berbagai pungutan kepada pemerintah kolonial Inggris, yang dikemudian waktu menjadi penyebab Revolusi Amerika, yaitu setelah waktu menjadi penyebab Revolusi Amerika, yaitu setelah diundang-undangkannya The Stamp act 1765 dan The Townshend Act 1767. The Stamp Act merupakan undang-undang yang mewajibkan setiap penduduk koloni tersebut untuk membayar pajak atas pembelian koran, kartu judi, dadu, dan akte perkawinan. The Townshend Act merupakan pemungutan terhadap teh, kertas, cat, dan kartu. PERKEMBANGAN PEMUNGUTAN PAJAK Pajak pada mulanya dibayar secara natura, yaitu hasil pertanian, hasil hutan dan hasil perkebunan serta barang tambang mulia seperti emas dan perak. Selain itu juga pajak dapat dibayar dengan tenaga, yaitu dengan melakukan pekerjaan tanpa diberi imbalan. Kemudian sejalan dengan perkembangan waktu pajak dibayar dengan uang. Di seluruh dunia telah mengakui bahwa pajak merupakan sumber utama penerimaan Negara dan sebagai alat mencapai tujuannya, walaupun tidak seluruh negara di dunia mengandalkan penerimaan negara dari sektor pajak. Ada beberapa negara dunia mengandalkan penerimaan negara dari sektor pajak. Ada beberapa negara yang memiliki potensi sumber daya alam negaranya sebagai penerimaan negara yang utama. Sejak zaman sebelum masehi pajak telah dipungut oleh penguasa suatu daerah, untuk kepentingan penguasa. Maka bentuk iuran kepada penguasa tersebut merupakan suatu paksaan, yang tentunya ada yang pro ada yang kontra. Penentuan siapa yang harus membayar pajak, bagaimana dasar pengenaan pajaknya, dan berapa besar tarif pajak yang dikenakan, ditentukan oleh keinginan penguasa semata. Pada akhirnya beban pajak yang harus dipikul jadi lebih berat, penguasa dengan kesewenangannya menentukan jumlah pajak sesuai kebutuhan penguasa bahkan melebihi yang dibutuhkan. sejarah kesewenangan penguasa dan pemungutan pajak bagi rakyatnya  Raja Lodwik XIV raja Perancis dan istrinya Marie Antoinette tinggal di Istana Versailles adalah penguasa Perancis yang pada pertengahan abad XVIII secara semena-mena memungut pajak dari penduduknya. Pajak yang dipungut dari rakyatnya hanya untuk kepentingan Lodwik XIV beserta istrinya semata. Karena pemberontakan rakyatnya maka timbul Revolusi Perancis 1778  Di Inggris kesewenangan penguasa dalam memungut pajak kepada penduduknya dilakukan oleh Raja John King John of England. Kemudian karena merasa beban semakin berat atas kesewenangan raja Pimpinan perwakilan Baron memaksakan piagam Magna Charta 1215 kepada rajanya.  Salah satu pernyataan yang penting dalam piagam tersebut yang berhubungan dengan masalah perpajakan adalah ”... taxes should not be imposed without the consent of the Common Council of the realm”. Pajak tidak seharusnya dibebankan kepada rakyat tanpa adanya izin dari Dewan Majelis perwakilan dari kerajaan.  Piagam ini merupakan tonggak pembatasan secara bertahap terhadap kekuasaan absolute monarki di Inggris.  Di Indonesia tidak luput juga kesewenang-wenangan dari penjajah. Pemerintah kolonial Inggris yang menjajah Indonesia dibawah Thomas Stamford Raffles menerapkan kesewenangan pemungutan pajak dengan Land rent 1813.  Pemerintahan kolonial Belanda juga melanjutkan kesewenangan dalam pemungutan pajak sehingga makin menyebabkan kesengsaraan rakyat Indonesia. Pajak yang dipungut dari rakyat Indonesia benar-benar hanya digunakan untuk mengisi kas pemerintahan kolonial. ahli pemikir di beberapa negara yang memperhatikan masalah pemungutan pajak oleh pemerintah  Oliver Wendell Colmes, Amerika Serikat berpendapat bahwa taxes are the price we pay for civilization, bahwa pajak merupakan harga yang dibayar untuk suatu peradaban. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa Oliver membenarkan adanya pungutan pajak sebagai suatu yang harus dilakukan untuk memajukan suatu Negara.  Benyamin Franklin dengan adanya ungkapan nothing is certain but tax and  Benyamin Franklin dengan adanya ungkapan nothing is certain but tax and dead, bahwa tidak ada seorang pun yang tidak akan tersentuh oleh pajak dan kematian.  F.D. Roosevelt untuk memotivasi warga Amerika Serikat memenuhi kewajiban perpajakannya berhubung peningkatan kebutuhan dana Negara dalam menghadapi Perang Dunia II. Slogan lain yang menjadi pendorong perjuangan rakyat untuk ikut serta dalam penentuan peraturan perpajakan di Amerika Serikat adalah No taxation without representation, Taxation without representation is tyranny, Taxation without representation is robbery Konstitusi suatu Negara selalu mensyaratkan bahwa pengenaan pajak harus berdasarkan undang-undang, yang telah disetujui oleh rakyat melalui lembaga perwakilan rakyat. Ketentuan tentang subyek pajak, obyek pajak, tarif pajak, dan prosedur perpajakan merupakan ketentuan yang harus mendapat persetujuan rakyat karena itu harus diatur dalam undang-undang.  Mahkamah Agung Meksiko telah menegaskan bahwa penentuan unsur-unsur untuk menghitung dasar penghasilan kena pajak tax base dan tarif pajak tax rate merupakan elemen dasar dari prinsip pembatasan kekuasaan untuk mengenakan pajak yang pengaturannya harus diatur secara jelas dalam Undang-undang Pajak.  Mahkamah Agung Estonia telah memberikan penegasan bahwa Wajib Pajak hanya berkewajiban untuk membayar pajak apabila dalam undang-undang pajak terdapat ketentuan yang jelas dalam undang-undang pajak terdapat ketentuan yang jelas terhadap semua unsur yang menjadi dasar perhitungan pajak, yaitu dasar perhitungan penghasilan kena pajak tax base dan tarif pajak tax rate.  Demikian pula Konstitusi Swedia yang menyatakan bahwa peraturan perpajakan yang bersifat untuk mengenakan pajak harus ditetapkan melalui parlemen. undang-undang tersebut tentunya tidak bisa mengatur seluruh aspek pemajakan, maka ada yang perlu pendelegasian kekuasaan untuk mengenakan pajak di Negara tersebut. Pendelegasian wewenang atau kekuasaan untuk beberapa aspek pemajakan dapat dilakukan kepada pemerintah selaku pelaksana pemerintahan. Negara-negara Eropa kontinental mengatur pemerintah hanya berwenang untuk menerbitkan ketentuan yang bersifat administratif dan prosedural, seperti :  format dan bentuk Surat Pemberitahuan beserta lampirannya, format dan bentuk Surat Pemberitahuan beserta lampirannya,  metode penyusutan,  penilaian persediaan,  ketentuan mengenai pembuktian biaya yang diperbolehkan dikurangkan dari penghasilan kena pajak,  metode akuntansi untuk tujuan perpajakan, dan  prosedur regristasi. SEJARAH PERPAJAKAN DI INDONESIA Kerajaan Mataram, Kediri, Majapahit, dan Pajang mengenal bentuk pajak tanah dan pajak tidak langsung terhadap barang dagangan. Pejabat kerajaan pemungut pajak tidak digaji oleh kerajaan maka seringkali mereka menerapkan pajak secara berlebihan. Upeti perorangan ataupun kelompok orang diberikan kepada raja atau penguasa sebagai bentuk penghormatan dan tunduk patuh pada penguasa sebagai bentuk penghormatan dan tunduk patuh pada kekuasaan raja atau penguasa suatu wilayah di Indonesia merupakan bentuk pajak pada zaman kerajaan-kerajaan di Indonesia tumbuh. Upeti tersebut berupa hasil bumi, dan pemajakan barang perdagangan. Sebagai imbalannya maka rakyat mendapat pelayanan keamanan dan jaminan ketertiban. Kerajaan Mataram raja-raja sudah melaksanakan hidup swasembada dan otonom. VOC sebagai badan perdagangan menguasai wilayah Indonesia, dan tidak memungut pajak di daerah kekuasaannya, seperti Batavia, Maluku, dan lain-lain. Tetapi mengenakan Pajak usaha, Pajak Rumah, dan Pajak Kepala kepada pedagang Cina dan pedagang lainnya. Selain itu VOC memiliki monopoli penjualan candu, garam, pemetikan sarang burung dan lain-lain yang dijualnya pada pacht-pacht yang biasanya dipegang oleh kapiten. Gubernur Jenderal Daendels juga mengadakan pemungutan pajak, menarik pajak dari pintu gerbang dan pajak penjualan barang di pasar bazarregten termasuk pula pungutan pajak terhadap rumah jadi. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Raffles 1811-1815 Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Raffles 1811-1815 menyelenggarakan administrasi dan reorganisasi yang mengeluarkan banyak uang. Raffles mengadakan pembaruan sistem pajak yang dikenal dengan landrente stelsel, dimana sistem pajak tersebut mengambil contoh dari Benggala India. Pada masa penjajahan kolonial pajak merupakan hal yang dieksploitasi untuk kepentingan penjajah. Pajak dilaksanakan tidak memperhatikan keadilan, kemampuan, dan hak asasi manusia Indonesia, tetapi menjadi beban penderitaan dan pengorbanan luar biasa rakyat Indonesia. Sejarah Pajak Bumi dan Bangunan Dimulai dari pengenaan pajak tanah Land Rent oleh pemerintahan kolonial Inggris yang dipimpin oleh Thomas Stanford Raffless pada abad 19 tepatnya tahun 1813 di pulau Jawa. Raffles menentukan pajak ini pada individu bukan pada desa. Raffles membagi tanah atas kelompok-kelompok terhadap tanah kering membagi tanah atas kelompok-kelompok terhadap tanah kering dan tanah basah, pengenaan pajaknya adalah rata-rata produksi pertahun untuk sawah tanah basah, dan tegalan tanah kering. Dalil yang dijadikan dasar adanya pungutan pajak tanah menurut sejarah, adalah anggapan bahwa semua tanah adalah milik Raja souvereign, dan kepala desa-kepala desa yang berada di bawah kekuasaan raja semuanya dianggap sebagai penyewa Pachters. Karena itu maka mereka harus membayar sewa tanah land rent dengan natura secara tetap kepada penguasa. Tahun 1945 – 1951 Pajak Bumi semula pelaksanaan pemungutannya dengan cara lama digunakan secara penuh. Kemudian Pajak Bumi di wilayah negara Republik Indonesia dengan pusat pemerintahan di Yogyakarta dihapus, sedangkan di wilayah federal Pajak Bumi terus berlaku. sedangkan di wilayah federal Pajak Bumi terus berlaku. 1951 Pajak Bumi di negara Republik Indonesia dihapus, diganti dengan Undang-Undang No.14 tahun 1951, yaitu Pajak Penghasilan atas Tanah Pertanian PPTP. Tahun 1951 - 1959 UU No.14 tahun 1951, melahirkan Jawatan Pendaftaran dan Pajak Penghasilan Tanah Milik Indonesia P3TMI. Tugasnya adalah melakukan pendaftaran atas tanah-tanah milik adat yang ada di Indonesia. Namun karena P3TMI ini ternyata dianggap hanya Namun karena P3TMI ini ternyata dianggap hanya mengurus pendaftaran tanah saja, maka namanya diubah lagi menjadi Jawatan Pendaftaran Tanah Milik Indonesia PTMI. Tugasnya yaitu menjadikan tugas yang sama seperti yang diatas ditambah kewenangan untuk mengeluarkan Surat Pendaftaran Sementara terhadap tanah milik yang sudah terdaftar. Tahun 1959 - 1985 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang PERPU No.11 Tahun 1959 tentang Pajak Hasil Bumi telah ditetapkan menjadi Undang-Undang yaitu Undang-Undang No.1 Tahun 1961. Jawatan yang mengelola Pajak Hasil Bumi dirubah menjadi Direktorat Pajak Hasil Bumi. Sesuai dengan SK Menteri Iuran Negara PMPPU 1-1-3 29 November 1965, Direktorat Pajak Hasil Bumi diubah namanya menjadi Direktorat Iuran Pembangunan daerah DIT-IPEDA. Pajak Hasil Bumi PHB menjadi Iuran Pembangunan Daerah IPEDA. Pengenaan Iuran pembangunan daerah dilakukan terhadap tanah- tanah di pedesaan, perkotaan, perhutanan, perkebunan dan pertambangan. Tahun 1985 -1995 Berdasarkan Ketetapan MPR Nomor IIMPR1983 telah diadakan Tax Reform yaitu diadakan pembaruan dan penggantian atas peraturan perundang-undangan perpajakan yang selama ini berlaku. Tax Reform tahun 1983 ini berlaku mulai tanggal 1 Januari 1984. Dengan adanya Tax Reform maka sistem perpajakan Indonesia berubah dari Oficial Assesment menjadi Self assesment. Tax Reform 1983, melahirkan Undang-Undang No.12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan PBB, yang ditetapkan pada tanggal 27 Desember 1985 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1986. Pada tanggal 9 November 1994, telah disahkan Undang-undang No.12 tahun 1994; tentang Perubahan atas Undang-undang No.12 Tahun 1985 tentang PBB, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1995. Sejarah Pajak Penghasilan Sebelum 1920  Pajak pendapatan bagi orang eropa tax patent duty, dan untuk orang Indonesia adalah Pajak pendapatan yang disebut business tax.  Business Tax tahun 1878 dikenakan untuk pribumi sebesar 2 per tahun dari penghasilan, dan 4 pertahun dari penghasilan orang Asing Asia. Seluruh orang Indonesia yang ikut serta dalam perdagangan kecil-kecilan atau eceran baik merupakan subyek dari pajak ini. Yang dikecualikan adalah para petani dan buruh yang bekerja pada tanah pertanian, kepala desa dan pegawai dan buruh yang bekerja pada tanah pertanian, kepala desa dan pegawai pemerintahan.  Tax Patent Duty adalah pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh dari usaha pertanian, manufakturing, kerajinan tangan, atau kegiatan industri di Hindia Belanda. Tarif proporsional, yakni 2 dari pendapatan. Pendapatan minimum tidak disebutkan dan biaya pengeluaran dari rumah tangga atau pengeluaran pribadi tidak termasuk dalam perhitungan yang dikenakan pajak.  Pajak Pendapatan untuk pertama kali dipungut di Indonesia berdasarkan Ordonansi Pajak Pendapatan 1908 Ordonantie op de Inkomstenbelasting 1908. Kemudian ordonansi ini diganti dengan Ordonansi pajak Pendapatan 1920. Tahun 1920 The Reseived ordinance on the Income Tax of 1920. Pendapatan menurut pengertian ordonansi ini adalah jumlah keseluruhan yang diterima baik dalam bentuk uang atau yang dapat dinilai dengan uang yang diperoleh dari barang-barang bergerak atau tidak gerak, atau dari kegiatan perdagangan atau pekerjaan keilmuan atau pekerjaan lain, baik yang dikerjakan sekali-sekali atau secara kontinyu; kegiatan kantor perusahan, pelayanan, dan dari keruntungan lain yang diperoleh setelah dikurangi ongkos-ongkos pengeluaran. Prinsip-prinsip dalam UU Pajak Pendapatan:  pajak diterapkan pada perseorangan, badan, pemegang saham, kerjasama pajak diterapkan pada perseorangan, badan, pemegang saham, kerjasama perdagangan, dan badan hukum lainnya termasuk perusahaan asing yang berkegiatan di Indonesia.  Penilaian pajak tahunan dihitung menurut sistem fiktif. Pendapatan secara total yang diperoleh dari berbagai sumber sejak tanggal 1 Januari setiap tahun digunakan sebagai jumlah pendapatan yang nyata apabila wajib pajak tidak mempunyai sumber pendapatan reguler. Peningkatan atau penurunan pendapatan selama tahun takwim tidak dijadikan sebagai patokan.  Penghasilan wanita menikah disatukan dengan penghasilan suaminya, kecuali dimana pasangan tersebut tinggal secara terpisah atau mengatur kekayaan terpisah. Tahun 1932-1983 Personal Income Tax Ordinance of 1932 Ordonansi Pajak Pendapatan 1932 = Ordonantie op de Inkomstenbelasting 1932 pada tahun 1932. Kemudian diganti menjadi Ordonansi Pajak Pendapatan 1944 bernama “Pajak Perang” Oorlogsbelasting. Sejak 1 Januari 1946 diubah menjadi Pajak Peralihan Overgangsbelasting. kemudian dengan Undang-undang No.21 tahun1957 LN No.41 tahun195 nama Ordonansi tersebut dengan resmi menjadi Ordonansi Pajak Pendapatan 1944. Ordonansi Pajak Pendapatan 1944 ini dalam bentuk aslinya disiapkan di Australia oleh pemerintah Hindia Belanda dalam pelarian, sewaktu Indonesia diduduki Jepang. Ditetapkan bahwa Subyek Pendapatan adalah Orang Pribadi, dan badan. Sedangkan Obyek pajaknya adalah pendapatan bersih. Mulai berlaku sejak 1 Januari 1945. Pada saat yang bersamaan maka “Ordonantie op de Inkomstenbelasting 1932” dinyatakan tidak berlaku. Perubahan-perubahan maupun tambahan-tambahan yang prinsipil berturut-turut dilakukan oleh pemerintah sejak 1960, terakhir UU no.9 tahun 1970. Tahun 1984  Undang-Undang No.7 tahun 1983 tentang PPh yang disyahkan tanggal 31 Desember 1983, dan berlaku pada tanggal 1 Januari 1984.  Kemudian ada perubahan atas Undang-Undang No.7 Tahun 1983, yaitu disyahkannya Undang-Undang No.7 Tahun 1991 1983, yaitu disyahkannya Undang-Undang No.7 Tahun 1991 tentang Pajak Penghasilan.  Tahun 1994 telah lahir pula Undang-Undang No.10 Tahun 1994 tentang perubahan atas Undang-Undang No.7 Tahun 1983 tentang PPh sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.7 tahun 1991. Terakhir dirubah lagi dengan UU No.17 tahun 2000 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2001. Sejarah Pajak Lainnya  Pajak Rumah Tangga 1908 dalam Undang-undang pajak Rumah Tangga 1908 yang kemudian diubah menjadi UU No.2 tahun 1953 dalam Lembaran Negara RI No.5 tahun 1953. Dasar pengenaan pajak ini adalah nilai sewa dan bangunan, nilai perabot, sepeda motor, dan mobil.  Pajak Verponding Indonesia tahun 1923 Verponding Indonesia 1923, Staatsblad 1927 No.151. Pemungutan ditentukan oleh gubernur Jenderal dalam batas-batas atau bagian tempat yang ditunjuk oleh Gubernur Jenderal tadi dari tanah-tanah termasuk juga kolam dan hutan nipah dengan hak milik Indonesia dan dengan hak eigendom atau tanah milik partikelir.  Ordonansi Pajak Kekayaan 1932, dimana obyeknya adalah emaslogam mulia, mutiara, permata, rumah, tanah, pakaian dan bahan makanan.  Ordonansi Verponding Indonesia 1928, Obyek pajaknya adalah barang-barang tak gerak, tanah dan hasilnya serta rumah atau bangunan tak bergerak.  Ordonansi Pajak Kendaraan Bermotor 1934, kemudian melalui PERPU No.376 tahun 1959 dirubah dan ditambah sesuai  Ordonansi Pajak Kendaraan Bermotor 1934, kemudian melalui PERPU No.376 tahun 1959 dirubah dan ditambah sesuai dengan undang-undang seperti adanya saat ini.  Ordonansi Pajak Upah 1935 Wages Tax ordinance 1935  Ordonansi Pajak Potong 1936  Ordonansi Pajak Bumi 1939 yang berasal dari Peraturan tentang Ordonansi Landrente 1907.  Ordonansi Pajak Jalan 1942  Ordonansi Pajak Radio 1947 UU No.12 tahun 1947, kemudian diubah dan ditambah menjadi Undang-Undang No.2 tahun1959.  Pajak Pembangunan I tahun 1947 UU No.14 Tahun 1947.  Pajak kopra 1949. Khusus berlaku untuk negara Indonesia Timur.  UU pajak Penjualan 1951 sebagai pengganti UU Pajak peredaran UU Darurat No.12 tahun 1950  Ordonansi Pajak Bangsa Asing 1957, yang tidak mempunyai kewarganegaraan Indonesia dikenakan pajak ini. SISTEM PERPAJAKAN SISTEM PERPAJAKAN Pengertian Reformasi Pengertian Reformasi Perpajakan Perpajakan Menurut Chaizi Nasucha, Menurut Chaizi Nasucha, reformasi administrasi perpajakan adalah reformasi administrasi perpajakan adalah penyempurnaan atau perbaikan kinerja penyempurnaan atau perbaikan kinerja penyempurnaan atau perbaikan kinerja penyempurnaan atau perbaikan kinerja administrasi, baik secara individu, administrasi, baik secara individu, kelompok, maupun kelembagaan agar kelompok, maupun kelembagaan agar lebih efisien, ekonomis, dan cepat. lebih efisien, ekonomis, dan cepat. atribut yang menjadi dasar suatu reformasi atribut yang menjadi dasar suatu reformasi perpajakan perpajakan Breadth of reform; Breadth of reform; Reformasi perpajakan memfokuskan pada struktur pajak atau system pajak, dan administrasi Reformasi perpajakan memfokuskan pada struktur pajak atau system pajak, dan administrasi pajak. pajak. Scope of reform Scope of reform;; Reformasi perpajakan dilakukan secara Reformasi perpajakan dilakukan secara comprehensive comprehensive semua sumber penerimaan yang semua sumber penerimaan yang penting, atau dilakukan secara parsial hanya meliputi satu atau dua komponen penting dari penting, atau dilakukan secara parsial hanya meliputi satu atau dua komponen penting dari sistem perpajakan sistem perpajakan Revenue goals Revenue goals;; Reformasi perpajakan untuk meningkatkan penerimaan dalam prosentase terhadap PDB yaitu Reformasi perpajakan untuk meningkatkan penerimaan dalam prosentase terhadap PDB yaitu rasio pajak rasio pajak revenue revenue enhancing enhancing; untuk mengganti penerimaan ; untuk mengganti penerimaan revenue neutral reform revenue neutral reform; atau ; atau bahkan untuk mengurangi penerimaan bahkan untuk mengurangi penerimaan revenue revenue--decreasing reform decreasing reform.. Equity goals Equity goals;; Reformasi perpajakan untuk menegakkan keadilan Reformasi perpajakan untuk menegakkan keadilan redistributive redistributive. Orang berpenghasilan tidak . Orang berpenghasilan tidak Reformasi perpajakan untuk menegakkan keadilan Reformasi perpajakan untuk menegakkan keadilan redistributive redistributive. Orang berpenghasilan tidak . Orang berpenghasilan tidak sama, pajaknya diperlakukan tidak sama juga, namun jika reformasi perpajakan tidak sama, pajaknya diperlakukan tidak sama juga, namun jika reformasi perpajakan tidak dimaksudjkan untuk merubah distribusi pendapatan yang sudah ada maka disebut dimaksudjkan untuk merubah distribusi pendapatan yang sudah ada maka disebut distributionally neutral reform distributionally neutral reform.. Resource allocations goals Resource allocations goals;; Reformasi perpajakan yang berusaha mengurangi pengenaan pajak pada sumber daya agar Reformasi perpajakan yang berusaha mengurangi pengenaan pajak pada sumber daya agar dapat dialokasikan lebih efisien dapat dialokasikan lebih efisien euconomically neutral euconomically neutral, jika sistem perpajakan untuk , jika sistem perpajakan untuk mempengaruhi aliran sumber daya sektor ekonomi atau aktivitas tertentu maka disebut mempengaruhi aliran sumber daya sektor ekonomi atau aktivitas tertentu maka disebut interventionist reforms interventionist reforms Timing of reform Timing of reform;; Dilakukan dengan mengubah seluruh kebijakan perpajakan secara bersamaan disebut Dilakukan dengan mengubah seluruh kebijakan perpajakan secara bersamaan disebut contemporaneous reforms contemporaneous reforms, dengan implementasi bertahap disebut , dengan implementasi bertahap disebut phased reforms phased reforms, atau , atau perubahan kebijakan perpajakan yang tidak berkaitan dilakukan dalam beberapa tahun lebih perubahan kebijakan perpajakan yang tidak berkaitan dilakukan dalam beberapa tahun lebih disebut disebut successive reforms. successive reforms. Alasan Negara melakukan Alasan Negara melakukan reformasi dalam perpajakan reformasi dalam perpajakan   untuk menstabilkan perekonomian yang tidak menentu untuk menstabilkan perekonomian yang tidak menentu karena pengaruh perekonomian internasional maupun karena pengaruh perekonomian internasional maupun nasional. nasional.   upaya mengalihkan sektor penerimaan APBN dari upaya mengalihkan sektor penerimaan APBN dari migas yang semula sebagai sektor primadona menjadi migas yang semula sebagai sektor primadona menjadi pajak sebagai sumber yang lebih dapat menjanjikan pajak sebagai sumber yang lebih dapat menjanjikan pajak sebagai sumber yang lebih dapat menjanjikan pajak sebagai sumber yang lebih dapat menjanjikan karena secara rasional pajak adalah penerimaan yang karena secara rasional pajak adalah penerimaan yang berkelanjutan tidak seperti migas. berkelanjutan tidak seperti migas.   usaha mengikuti ketentuan dunia terutama dalam hal usaha mengikuti ketentuan dunia terutama dalam hal pendanaan pinjaman luar negeri yang mensyaratkan pendanaan pinjaman luar negeri yang mensyaratkan struktur pajak yang ada harus disesuaikan dengan struktur pajak yang ada harus disesuaikan dengan kondisi seharusnya. kondisi seharusnya.   meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak Tujuan Reformasi Perpajakan Tujuan Reformasi Perpajakan   meningkatkan kualitas pelayanan kepada Wajib Pajak meningkatkan kualitas pelayanan kepada Wajib Pajak taxpayer’s taxpayer’s quality services quality services sebagai sumber aliran dana untuk mengisi kas sebagai sumber aliran dana untuk mengisi kas negara. negara.   menekan terjadinya penyelundupan pajak menekan terjadinya penyelundupan pajak Tax Evasion Tax Evasion oleh oleh Wajib Pajak Wajib Pajak   meningkatkan kepatuhan bagi Wajib Pajak dalam meningkatkan kepatuhan bagi Wajib Pajak dalam penyelenggaraan kewajiban perpajakannya. penyelenggaraan kewajiban perpajakannya. penyelenggaraan kewajiban perpajakannya. penyelenggaraan kewajiban perpajakannya.   menerapkan konsep menerapkan konsep good governance, good governance, adanya transparansi, adanya transparansi, responsibility, keadilan dan akuntabilitas dalam meningkatkan responsibility, keadilan dan akuntabilitas dalam meningkatkan kinerja instansi pajak, sekaligus publikasi jelasnya pos kinerja instansi pajak, sekaligus publikasi jelasnya pos penggunaan pengeluaran dana pajak. penggunaan pengeluaran dana pajak.   meningkatkan penegakan hukum pajak, pengawasan yang tinggi meningkatkan penegakan hukum pajak, pengawasan yang tinggi dalam pelaksanaan adminisrtrasi pajak baik kepada fiskus dalam pelaksanaan adminisrtrasi pajak baik kepada fiskus maupun kepada Wajin Pajak. maupun kepada Wajin Pajak. Reformasi Perpajakan di Reformasi Perpajakan di Indonesia Indonesia Tahun 1983 Pemerintah RI berhasil mengganti sistem perpajakan kolonial dengan Paket Tahun 1983 Pemerintah RI berhasil mengganti sistem perpajakan kolonial dengan Paket Perundang Perundang--undangan Perpajakan yaitu Pembaruan Sistem Perpajakan Nasional undangan Perpajakan yaitu Pembaruan Sistem Perpajakan Nasional PSPN. M.Bakhrun Effendi PSPN. M.Bakhrun Effendi Paket pertama, berisi tiga Undang Paket pertama, berisi tiga Undang--undang: undang:   Undang Undang--undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP, berlaku terhitung mulai 1 Januari 1984 Perpajakan KUP, berlaku terhitung mulai 1 Januari 1984   Undang Undang--undang No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan PPh, berlaku 1 undang No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan PPh, berlaku 1 Januari 1984 Januari 1984 Januari 1984 Januari 1984   Undang Undang – –undang No.8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai PPNdan undang No.8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai PPNdan Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM, berlaku mulai 1 April 1985 Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM, berlaku mulai 1 April 1985 Paket kedua berisi dua Undang Paket kedua berisi dua Undang--undang, yaitu : undang, yaitu :   Undang Undang--undang No.12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan PBB undang No.12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan PBB   Undang Undang--undang No.13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai BM, keduanya berlaku undang No.13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai BM, keduanya berlaku mulai 1 Januari 1986 mulai 1 Januari 1986 SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK   Official assesment System. Official assesment System. Dimana wewenang pemungutan pajak pada fiskus. Dimana wewenang pemungutan pajak pada fiskus. Utang pajak timbul kalau ada Surat Ketetapan Pajak SKP, dilaksanakan sampai Utang pajak timbul kalau ada Surat Ketetapan Pajak SKP, dilaksanakan sampai tahun 1967 tahun 1967   Semi Self Assesment system. Semi Self Assesment system. Wewenang pemungutan ada pada Wajib Pajak dan Wewenang pemungutan ada pada Wajib Pajak dan fiskus. Pada awal tahun pajak Wajib Pajak menaksir dahulu berapa pajak yang fiskus. Pada awal tahun pajak Wajib Pajak menaksir dahulu berapa pajak yang akan terutang untuk satu tahun pajak, kemudian mengangsurnya. Akhir tahun akan terutang untuk satu tahun pajak, kemudian mengangsurnya. Akhir tahun pajak, pajak terutang sesungguhnya ditentukan fiskus. Dilaksanakan di Indonesia pajak, pajak terutang sesungguhnya ditentukan fiskus. Dilaksanakan di Indonesia pada periode 1968 pada periode 1968--1983. 1983. pada periode 1968 pada periode 1968--1983. 1983.   Full self assesment system. Full self assesment system. Wewenang sepenuhnya untuk menentukan besar Wewenang sepenuhnya untuk menentukan besar pajak ada pada Wajib Pajak. Wajib pajak aktif menghitung, memperhitungkan, pajak ada pada Wajib Pajak. Wajib pajak aktif menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan sendiri pajaknya. Fiskus tidak campur tangan dalam menyetor dan melaporkan sendiri pajaknya. Fiskus tidak campur tangan dalam penentuan besarnya pajak terutang selama Wajib Pajak tidak menyalahi peraturan penentuan besarnya pajak terutang selama Wajib Pajak tidak menyalahi peraturan yang berlaku. Dilaksanakan secara efektif pada tahun 1984 atas dasar yang berlaku. Dilaksanakan secara efektif pada tahun 1984 atas dasar perombakan perundang perombakan perundang--undangan perpajakan pada tahun 1983 undangan perpajakan pada tahun 1983   With holding system. With holding system. Wewenang pemungutan ada pada pihak ketiga. Wewenang pemungutan ada pada pihak ketiga. Dilaksanakan secara efektif sejak 1984 Dilaksanakan secara efektif sejak 1984 PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN PERPAJAKAN MODERN Sejak tahun 2001, Direktorat Jenderal Pajak telah Sejak tahun 2001, Direktorat Jenderal Pajak telah memulai beberapa langkah reformasi memulai beberapa langkah reformasi administrasi perpajakan jangka menengah 3 administrasi perpajakan jangka menengah 3--5 5 tahun sebagai prioritas reformasi perpajakan tahun sebagai prioritas reformasi perpajakan yang menjadi landasan bagi terciptanya yang menjadi landasan bagi terciptanya administrasi perpajakan yang modern, efisien administrasi perpajakan yang modern, efisien administrasi perpajakan yang modern, efisien administrasi perpajakan yang modern, efisien dan dipercaya masyarakat dengan tujuan dan dipercaya masyarakat dengan tujuan tercapainya: tercapainya: 1. tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi, 1. tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi, 2. tingkat kepercayaan terhadap administrasi 2. tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi, dan perpajakan yang tinggi, dan 3. produktivitas pegawai perpajakan yang tinggi. 3. produktivitas pegawai perpajakan yang tinggi. Pembentukan Kantor Pajak Pembentukan Kantor Pajak Modern Modern Tujuan pembentukan kantor Pajak Wajib Pajak Besar Tujuan pembentukan kantor Pajak Wajib Pajak Besar adalah adalah sebagai berikut: sebagai berikut: 1. Melakukan modernisasi administrasi perpajakan. 1. Melakukan modernisasi administrasi perpajakan. Menggunakan teknologi informasi LAN dilengkapi SAPT, Menggunakan teknologi informasi LAN dilengkapi SAPT, E E--mail mail account account, internet dan intranet. , internet dan intranet. 2. Meningkatkan pelayanan dan pengawasan terhadap Wajib Pajak 2. Meningkatkan pelayanan dan pengawasan terhadap Wajib Pajak Pelayanan: Menyampaikan SPT melalui Pelayanan: Menyampaikan SPT melalui e e--SPT dan SPT dan e e-- Filling. Filling. Pengawasan : Pengawasan : Taxpayers account Taxpayers account automatic record automatic record 3. Meningkatkan citra Direktorat jenderal PajakMenginformasikan dan 3. Meningkatkan citra Direktorat jenderal PajakMenginformasikan dan memberi pelayanan pada WP memberi pelayanan pada WP -- Account representative Account representative -- Sarana dan prasarana kantor yang baik Sarana dan prasarana kantor yang baik 4. Mencegah penyalahgunaan wewenang Pegawai dan pimpinan 4. Mencegah penyalahgunaan wewenang Pegawai dan pimpinan kantor mematuhi kode etik, diawasi pelaksanaannya oleh Komite kantor mematuhi kode etik, diawasi pelaksanaannya oleh Komite Kode Etik dipimpin Kode Etik dipimpin Sekjen Dep Keu, dan Lembaga Ombusmen. Sekjen Dep Keu, dan Lembaga Ombusmen. QUIZ QUIZ   Jelaskan pengertian Jelaskan pengertianSelf Assesment Self Assesment System, System, dan sebutkan kewajiban dan hak dan sebutkan kewajiban dan hak perpajakan Wajib Pajak dalam sistem ini. perpajakan Wajib Pajak dalam sistem ini.   Sebutkan ciri Sebutkan ciri--ciri ciri Self Assesment System. Self Assesment System.   Sebutkan ciri Sebutkan ciri--ciri ciri Self Assesment System. Self Assesment System.   Apa tujuan diterapkannya sistem Apa tujuan diterapkannya sistem Withholding Withholding dan apa manfaat dari dan apa manfaat dari diterapkannya diterapkannya Withholding system? Withholding system?   Pajak apa saja yang sistemnya Pajak apa saja yang sistemnya menggunakan menggunakan Withholding System ? Withholding System ? KEPATUHAN PERPAJAKAN PENGERTIAN KEPATUHAN PERPAJAKAN TAX COMPLIANCE Kepatuhan Wajib Pajak dikemukakan oleh Norman D.Nowak Moh. Zain:2004 sebagai “Suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi dimana: • Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami • Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, • Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, • Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar • Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya. menurut Keputusan Menteri Keuangan No.544KMK.042000, bahwa kriteria kepatuhan Wajib Pajak adalah : • tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam 2 tahun terakhir • tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak • tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir terakhir • dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam hal terhadap Wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi pada pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang terutang paling banyak 5. • Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun terakhir diaudit oleh Akuntan Publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba rugi fiscal. PENTINGNYA KEPATUHAN PERPAJAKAN Masalah kepatuhan Wajib Pajak adalah masalah penting di seluruh dunia, baik bagi negara maju maupun di negara berkembang. Karena jika Wajib Pajak tidak patuh maka akan menimbulkan keinginan untuk melakukan menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan penghindaran, pengelakan, penyelundupan dan pelalaian pajak. Yang pada akhirnya tindakan tersebut akan menyebabkan penerimaan pajak negara akan berkurang. HAMBATAN PEMUNGUTAN PAJAK • PERLAWANAN PASIF • PERLAWANAN AKTIF PERLAWANAN PASIF Perlawanan pasif merupakan kondisi yang mempersulit pemungutan pajak yang timbul dari a. kondisi struktur perekonomian, a. kondisi struktur perekonomian, b. kondisi sosial masyarakat, c. perkembangan intelektual penduduk, d. moral warga masyarakat, dan tentunya e. sistem pemungutan pajak itu sendiri. PERLAWANAN AKTIF Meliputi usaha masyarakat untuk menghindari, menyelundupkan, memanipulasi, melalaikan dan meloloskan pajak yang langsung ditujukan kepada fiskus kepada fiskus Penghindaran Pajak Penghindaran pajak berkenaan dngan pengaturan suatu peristiwa sedemikian rupa untuk meinimkan atau menghilangkan beban pajak dengan memperhatikan ada atau tidaknya akibat- akibat pajak yang ditimbulkannya. Penghindaran pajak tidak merupakan pelanggaran atas akibat pajak yang ditimbulkannya. Penghindaran pajak tidak merupakan pelanggaran atas perundang-undangan perpajakan secara etik tidak dianggap salah dalam rangka usaha wajib pajak untuk mengurangi, menghindari, meminimkan atau meringankan beban pajak dengan cara yang dimungkinkan oleh undang- undang pajak.Ernest R. Mortenson Pengelakan atau Penyelundupan Pajak Harry Graham Balter memberi pengertian mengenai penyelundupan pajak, yaitu sebagai usaha yang dilakukan oleh Wajib Pajak apakah berhasil atau tidak untuk mengurangi atau berhasil atau tidak untuk mengurangi atau sama sekali menghapus utang pajak yang berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagai pelanggaran terhadap perundang-undangan perpajakan. Melalaikan Pajak • Menurut Oliver Oldman dalam Moh. Zain melalaikan pemenuhan kewajiban perpajakan disebabkan oleh • ketidaktahuan ignorance yaitu Wajib Pajak tidak sadar atau tidak tahu akan adanya ketentuan peraturan perundang- tidak tahu akan adanya ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan tersebut • kesalahan error yaitu Wajib Pajak paham dan mengerti mengenai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tetapi salah hitung • kesalahpahaman negligance yaitu Wajib pajak alpa untuk menyimpan buku beserta bukti-buktinya secara lengkap. Perilaku Wajib Pajak yang tidak sepenuhnya memenuhi kewajiban perpajakan dibedakan menjadi tiga yakni tax evasion, tax avoidance, dan tax delinquency Bernard P. Herber. ”Tax evasion involves a fraudulent or deceiteffort by a taxpayer to escape his legal tax obligation. This is a direct taxpayer to escape his legal tax obligation. This is a direct violation of both the spirit or intent and the letter of tax law. On the other hands, tax avoidance may involve a violation of the spirit of tax law, while tax evasion is unlawful. Tax delinquency refers to the failure to pay the tax obligations on the date when it is due. Ordinarily, tax delinquency is associated with the inability to pay a tax because of inadequate funds”. Biaya Penyelenggaraan Pajak Cost of Taxation Cedric Sandford et All 1989:10 membagi biaya pajak menjadi tiga yaitu : 1. Sacrifice of income 2. Distortion cost 3. Running cost 3. Running cost a. Administrative cost b. Compliance cost - direct money cost, - time costs, - psychic or psychological cost. TAX LAW ENFORCEMENT PEMERIKSAAN PAJAK SANKSI PAJAK Penegakkan hukum dalam self assessment system merupakan hal yang penting. Seperti diketahui bahwa dalam system perpajakan ini dipentingkan adanya voluntary compliance dari Wajib Pajak. Karena tuntutan peran aktif dari Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya, maka kepatuhan dari Wajib Pajak sangatlah penting. Sedangkan kepatuhan Wajib Pajak perlu ditegakkan salah satu caranya adalah dengan tax perlu ditegakkan salah satu caranya adalah dengan tax enforcement. Pilar-pilar penegakan hukum pajak tax enforcement : a. pemeriksaan pajak tax audit, b. penyidikan pajak tax investigation, dan c. penagihan pajak tax collection PEMERIKSAAN PAJAK “Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan.” Tujuan pemeriksaan pajak • Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, dilakukan dalam hal : – SPT menunjukkan kelebihan pembayaran pajak, termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak – SPT tahunan pajak penghasilan menunjukkan rugi – SPT tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada waktu yang telah ditetapkan – SPT yang memenuhi criteria seleksi yang ditentukan Direktur Jendral – SPT yang memenuhi criteria seleksi yang ditentukan Direktur Jendral Pajak – Ada indikasi kewajiban pajak yang tidak dipenuhi • Tujuan lain, meliputi pemeriksaan yang dilakukan dalam rangka – Pemberian NPWP secara jabatan – Penghapusan NPWP – Wajib pajak mengajukan keberatan – Pencocokan data atau alat keterangan – Penentuan wajib pajak berlokasi di daerah terpencil Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pemeriksaan pajak • teknologi informasi information technology • jumlah sumber daya manusia the number of human resources • kualitas sumber daya the quality of human • kualitas sumber daya the quality of human resources • sarana dan prasarana pemeriksaan audit facilities John Hutagaol Kendala yang dihadapi dalam pemeriksaan pajak • psikologis • Komunikasi • Komunikasi • Teknis • Regulasi Dalam hal dilakukan pemeriksaan Wajib Pajak berhak • Meminta Surat perintah pemeriksaan • Melihat tanda pengenal pemeriksa • Mendapat penjelasan mengenai maksud dan tujuan pemeriksaan tujuan pemeriksaan • Meminta rincian perbedaan antara hasil pemeriksaan dan SPT. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Direktorat jenderal Pajak. Maka akan diterbitkan suatu surat ketetapan pajak, yang dapat mengakibatkan pajak terutang menjadi kurang bayar, lebih bayar, atau nihil. Jika Wajib Pajak tidak sependapat maka dapat mengajukan keberatan atas surat ketetapan tersebut. tersebut. Selanjutnya apabila belum puas dengan keputusan keberatan tersebut maka Wajib Pajak dapat mengajukan banding. Langkah terakhir yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak dalam rangka sengketa pajak adalah peninjauan kembali ke Mahkamah Agung. SANKSI PAJAK Dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan dan pembinaan terhadap wajib Pajak sebagai wujud penegakan hukum adalah pengenaan sanksi perpajakan yang merupakan kelanjutan dari dilakukannya pemeriksaan terhadap dari dilakukannya pemeriksaan terhadap Wajib Pajak. Pengenaan sanksi perpajakan diterapkan sebagai akibat tidak dipenuhinya kewajiban perpajakan oleh Wajib Pajak sebagaimana diamanatkan oleh Undang- Undang perpajakan. Apabila pengenaan sanksi administrasi masih belum cukup maka sanksi yang sifatnya lebih berat akan diterapkan dalam hal ketidakpatuhan akan pemenuhan kewajiban ketidakpatuhan akan pemenuhan kewajiban perpajakan sudah merupakan unsur kealpaan atau bahkan sudah merupakan unsur kesengajaan, yaitu dengan menerapkan sanksi pidana. Penyidikan Pajak Tax Investigation • Meskipun untuk menerapkan sanksi pidana terhadap Wajib Pajak masih memerlukan pembuktian- pembuktian lebih lanjut atas kesalahannya. Tindakan berupa penyidikan terhadap tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi mutlak dilakukan. perpajakan yang terjadi mutlak dilakukan. • Penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik yaitu Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, untuk mencari dan mengumpulkan bukti-bukti yang membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan. Tindak Pidana di bidang perpajakan dapat berupa kealpaan atau kesengajaan yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Yang dimaksud dengan kealpaan disini adalah Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. Kealpaan dapat diartikan tidak sengaja, lalai, tidak hati-hati atau kurang mengindahkan kewajibannya. Kriteria kesengajaan • Tidak mendaftarkan diri atau penyalahgunaan NPWP atau PPKP • Tidak menyampaikan SPT • Menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap. • Menolak untuk dilakukan pemeriksaan • Menolak untuk dilakukan pemeriksaan • Memperlihatkan pembukuan, pencatatan atau dokumen lain yang palsu. • Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lainnya. • Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut, sehinga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara Tindakan penyidikan tidak diatur dalam undang- undang perpajakan, karena rangkaian tindakannya meliputi tata cara dan prosedur- prosedur tertentu yang sudah diatur di bawah hukum pidana. Undang-undang yang mengatur tersebut adalah undang-undang mengatur tersebut adalah undang-undang hukum acara pidana yang berlaku. Karena sudah merupakan kodifikasi himpunan dari bermacam-macam aturan hukum, disebut Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP. W A J I B P A J A K N P W P P E N G U S A H A K E N A P A J A K KUP P E N G U S A H A K E N A P A J A K N P P K P Wajib Pajak Wajib pajak adalah sekumpulan orang atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan termasuk pemungut pajak dan pemotong pajak tertentu pasal 1 butir 1 UU KUP Yang wajib mempunyai NPWP adalah Wajib Pajak Penghasilan. Jadi orang atau badan yang bertempat tinggal di Indonesia, yang menerima atau memperoleh penghasilan bagi perorangan yang jumlahnya penghasilan bagi perorangan yang jumlahnya setahun melampaui batas pajak, yaitu yang mempunyai penghasilan melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP wajib mempunyai NPWP walaupun kepadanya belum atau tidak dikenakan pajak atau belum atau tidak diberikan Surat Ketetapan Pajak SKP. Rochmat Soemitro Wajib pajak dikelompokkan menjadi  wajib pajak orang pribadi  wajib pajak badan  wajib pajak pemungutpemotong kewajiban pajak subyektif dimulai pada saat:  orang pribadi tersebut dilahirkan  berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam 12 bulan, atau berniat untuk bertempat tinggal di Indonesia  badan yang didirikan atau berkedudukan di aindonesia  warisan yang belum dibagi dalam satu kesatuan,  warisan yang belum dibagi dalam satu kesatuan, menggantikan yang berhak  subyek pajak luar negeri, orang pribadi tidak tinggal di Indonesia kurang dari 183 hari dalam 12 bulan  bentuk usaha tetap BUT atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia. Nomor Pokok Wajib Pajak Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana administrasi perpajakan dan sebagai tanda pengenal diri bagi Wajib Pajak didalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Fungsi NPWP  untuk mengetahui identitas Wajib Pajak  untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan  untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen perpajakan sehingga semua yang berhubungan dengan dokumen perpajakan harus mencantumkan NPWP dokumen perpajakan harus mencantumkan NPWP  untuk memenuhi kewajiban-kewajiban perpajakan misal dalam Surat Setoran Pajak  Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu yang mewajibkan mencantumkan NPWP dalam dokumen-dokumen yang diajukan misal Dokumen Import, dokumen Eksport  untuk keperluan pelaporan Surat Pemberitahuan SPT masa atau tahun Yang Wajib mendaftarkan diri dan melaporkan usaha:  wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan penghasilan nettonya di atas PTKP  wajib pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas apabila sampai degan satu bulan memperoleh penghasilan yang jumlahnya telah melebihi PTKP setahun  wajib pajak orang pribadi melakukan kegiatan usaha di  wajib pajak orang pribadi melakukan kegiatan usaha di beberapa tempat wajib mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat-tempat kegiatan wajib pajak  kewajiban mendaftarkan diri berlaku pula “wanita kawin” yang dikenakan pajak secara terpisah karena:  hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim  dikehendaki secara tertulis berdasrkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta  wajib pajak badan didirikan seperti PT, CV, Firma, Kongsi, Yayaan, Perkumpulan, Lembaga, Koperasi, BUMN, Ormas, Orsospol wajib melaporkan usahanya adalah setiap pengusaha yang dikenakan pajak pertambahan nilai yang:  menyerahkan barang kena pajak omsetnya diatas 360 juta menyerahkan jasa kena pajak omsetnya diatas 180 juta  menyerahkan jasa kena pajak omsetnya diatas 180 juta Pengusaha ini wajib melaporkan untuk dikukuhkan sebagai PKP dan kepadanya diberikan Nomor Pengukuhan Kena Pajak NP PKP Tempat pendaftaran dan melaporkan usahanya  Seluruh BUMNBUMD di DKI dan Bendaharawan terdaftar di KPP PND  PMA tidak masuk bursa di KPP PMA PMA I, PMA II, PMA III, PMA IV, PMA V  WP PMA yang berkedudukan di Pulau Batam, Bintan, Karimun atas permohonan WP yang bersangkutan terdaftar di KPP Batam  Badan dan orang asing terdaftar di KPP Badora  Badan dan orang asing terdaftar di KPP Badora  Wajib pajak perusahaan masuk bursa kecuali BUMNBUMD – WP PAMA yang berkedudukan di pulau Batam, Bintan, Karimun atas permohonan yang bersangkutan terdaftar di KPP Perusahaan Masuk Bursa  BUMD di luar DKI terdaftar di KPP setempat  BUMNBUMD, PMA, BADORA, PERUSAHAAN MASUK BURSA, terdaftar di KPP tempat cabang atau kegiatan usaha. Cara Mendaftarkan diri  Wajib Pajak yang akan mendaftarkan diri wajib mengisi formulir pendaftaran Wajib Pajak  Pengisian dan penandatanganan formulir dapat dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri atau oleh orang lain yang diberi kuasa khusus Penyampaian formulir pendaftaran Wajib Pajak yang telah  Penyampaian formulir pendaftaran Wajib Pajak yang telah diisi dan ditandatangani, dapat dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri atau orang lain yang diberi kuasa penuh Pendaftara Wajib Pajak orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas - Fotokopi KTPKK bagi penduduk - Fotokopi KTPKK bagi penduduk Indonesia. - Paspor dan Surat Keterangan Tempat Tinggal dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa bagi Wajib Pajak Orang Asing Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas  Fotokopi KTPKK bagi penduduk Indonesia  Paspor dan Surat Keterangan Tempat Tinggal dari  Paspor dan Surat Keterangan Tempat Tinggal dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa bagi Wajib Pajak Orang Asing  Surat Keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa Bendaharawan sebagai Wajib Pajak PemungutPemotong  Fotokopi Surat penunjukkan sebagai  Fotokopi Surat penunjukkan sebagai bendaharawan  Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Bendaharawan Wajib pajak badan :  fotokopy akte pendiri  fotokopy KTP salah satu pengurus  fotokopy SIUPSITU dari instansi yang berwenang  Surat kuasa apabila dikuasakan  Surat kuasa apabila dikuasakan Joint operation :  melampirkan fotokopy perjanjian kerjasama sebagai joint operation  fotokopy NPWP masing-masing anggota joint operation Cara penomoran NPWP, NPKP, Nomor Seri Faktur Pajak NPWP terdiri dari 15 digit  8 digit kode administrasi wajib pajak  1 angka nomor cek digit  6 digit kode administrasi kantor pelayanan pajak contoh: 0x.xxxxxxxx. x. xxx. xxx = 05.157.994.4.411.000 di depan 8 angka terdapat kepala nomor  kepala 00 bendaharawan pemerintah pusatdaerah  kepala 01 wajib pajak badan, cadangan no 02 dan 03 kepala 04 dan 06 wajib pajak orang pribadi, cadangan 07,08,09  kepala 04 dan 06 wajib pajak orang pribadi, cadangan 07,08,09  kepala 05 wajib pajak pegawai negeri sipil apabila wajib pajak tersebut tunggal tidak mempunyai cabang dalam satu KPP maka 0x.xx.xxxx.x.xxx.000 jika dalam satu KPP ada beberapa cabang usaha, misalnya wajib pajak orang pribadi maka:  04.xxxxxx.x.xxx.001 cabang ke 1  04.xxxxxx.x.xxx.002 cabang ke 2  04.xxxxxx.x.xxx.003 cabang ke 3, dan seterusnya Perubahan data dan pindah Kantor Pelayanan Pajak Jika wajib pajak pindah alamat masih dalam satu KPP atau ganti nama orang , ganti nama perusahaan. Wajib pajak mengisi perubahan datapemutahiran data. Jika pindah alamat lain berarti keluar dari kantor pelayanan pajak setempat. Wajib pajak mengisi formulir pernyataan pindah. Formulir asli mengisi formulir pernyataan pindah. Formulir asli ditunjukan ke KPP lama, tembusan ke KPP baru. KPP lama akan memproses perpindahan ke KPP baru, di KPP baru akan mengganti kode KPP nya saja, jika alamat masih dalam satu KPP. Cukup mengisi perubahan data, termasuk ganti nama. Penghapusan NPWP  wajib pajak orang pribadi meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan  wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan hartapenghasilan  warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai subyek pajak selesai dibagi  wajib pajak badan yang dibubarkan secara resmi berdasrkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku  bentuk usaha tetap yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya sebagai BUT  wajib pajak orang pribadi yang memenuhi syarat lagi untuk digolongkan wajib pajak.  Untuk pengukuhan PKP dihapus dalam hal: 1. PKP pindah alamat ke KPP lain 2. Dibubarkan 3. Tidak memnuhi syarat lagi sebagai PKP Syarat – syarat penghapusan  bagi wajib pajak orang pribadi yang meninggal dunia, disyaratkan adanya pemberitahuan tertulis dari ahli waris dilampiri akte kematian atau surat keterangan dari instansi berwenang  bagi Wajib Pajak wanita kawin disyaratkan adanya dokumen tertulis seperti fotokopi surat nikahakte perkawinan  warisan selesai dibagi surat pernyataan tentang selesainya warisan dibagi kepada ahli waris dibagi kepada ahli waris  wajib pajak badan dengan akte pembubaran dan neraca likuidasi  surat atau dokumen yang menyatakan BUT telah berubah bentuk atau hasil laporan pemeriksaan yangmenyatakan WP tersebut bukan lagi BUT  telah melunasi utang pajak, jika punya utang pajak  telah dilakukan pemeriksaan sederhana lapangan KUP PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK PELAPORAN PELAPORAN PAJAK KE KPP DOMISILI MENGGUNAKAN SPT. • Surat Pemberitahuan SPT merupakan dokumen yang menjadi alat kerja sama antara wajib Pajak dan administrasi pajak, yang memuat data-data yang diperlukan untuk menetapkan secara tepat jumlah yang diperlukan untuk menetapkan secara tepat jumlah pajak yang terutang. • Pasal 1 butir 10 UU KUP dijelaskan bahwa: Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Fungsi Surat Pemberitahuan SPT bagi Wajib Pajak • memberikan data dan angka yang relevan dengan penghitungan kena pajak • menentukan besarnya pajak yang harus dibayar • melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau melalui pemotongan, pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak, atau bagian tahun pajak Wajib Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan • melaporkan pembayaran dari kegiatan pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain Wajib Pajak Penghasilan • melaporkan pembayaran pajak yang dipungut dalam hal ini adalah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak atas Penjualan Barang Mewah PPN dan PPnBM, bagi Pengusaha Kena Pajak. Jenis Surat Pemberitahuan ada 2 macam, yaitu: • SPT masa adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak yang terutang dalam masa pajak. dalam masa pajak. • SPT tahunan adalah surat yang oleh wajib pajka digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran terutang dalam satu tahun pajak. Macam-macam Surat Pemberitahuan SPT SK MK No. 534KMK 042002 – SPT masa PPh Pasal 2126 – SPT masa PPh Pasal 22 – SPT masa PPh Pasal 2326 – SPT masa PPh pasal 25 – SPT masa PPh pasal 4 ayat 2 – SPT masa PPh pasal 15 – SPT masa Pajak Pertambahan Nilai – SPT masa Pajak Pertambahan Nilai – SPT masa Pajak Pertambahan Nilai bagi pemungut – SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi PKP pedagang eceran – SPT masa pemotongan PPh atas bunga depositotabungandiskontoSBIJasa giro – SPT masa PPh transaksi penjualan saham – SPT masa PPN dan PPnBM – SPT tahunan PPh wajib pajak badan kode SPT 1771 dan 1771 S – SPT tahunan PPh wajib pajka badan pembukuan bahasa inggris – SPT tahunan wajib pajak orang pribadi SPT 1770 dan SPT 1770 S – SPT tahunan PPh pasal 21 kode SPT 1721 Batas Waktu Penyampaian SPT • Penyampaian SPT diatur jangka waktunya untuk: • SPT masa selambat-lambatnya 20 hari setelah akhir masa pajak • SPT tahunan, selambat-lambatnya 3 bulan setelah akhir • SPT tahunan, selambat-lambatnya 3 bulan setelah akhir tahun. • Untuk menentukan batas waktu penyampaian batas waktu SPT dimasukkan, harus diketahui terlebih dulu tahun pajak yang digunakan wajib pajak. Permohonan Perpanjangan Penyampaian SPT Pasal 3 ayat 4 dan 5 UU KUP menyatakan bahwa Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan perpanjangan untuk waktu penyampaian SPT tahunan. Dengan cara mengisi formulir yang tahunan. Dengan cara mengisi formulir yang tersedia di kantor pelayanan pajak, masing- masing rangkap dua. Dalam permohonan secara tertulis itu diajukan sebelum tanggal 25 sebelum batas akhir penyampaian SPT tahunan. Di dalam permohonan tersebut harus dicantumkan: • alasan mengajukan permohonan • membuat perhitungan sementara pajak terutang dalam satu tahun terutang dalam satu tahun • bukti pelunasan kekurangan pajak terutang menurut perhitungan sementara Pembetulan Surat Pemberitahuan Pasal 8 KUP Terhadap kekeliruan dalam pengisian SPT yang dibuat oleh wajib pajak masih terbuka baginya hak untuk melakukan pembetulan atas kemauan sendiri dalam jangka waktu 2 tahun sesudah berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak dengan syarat Ditjen Pajak belum melakukan pemeriksaan. Cara membetulkan SPT: Cara membetulkan SPT: • mengajukan permohonan secara tertulis • mengisi SPT pembetulan yang baruTerhadap kekeliruan dalam pengisian SPT yang dibuat oleh wajib pajak masih terbuka baginya hak untuk melakukan pembetulan atas kemauan sendiri dalam jangka waktu 2 tahun sesudah berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak dengan syarat Ditjen Pajak belum melakukan pemeriksaan. KUP KETETAPAN PAJAK Penerbitan surat ketetapan pajak hanya terbatas pada wajib pajak tertentu yang disebabkan ketidakbenaran pengisian SPT. Dapat juga karena ditemukan data fiscal yang tidak dilaporkan dengan kata lain wajib pajak tidak patuh memenuhi kewajiban yang telah ditentukan oleh peraturan wajib pajak yang berlaku. Sanksi administrasi yang diterapkan dalam surat Sanksi administrasi yang diterapkan dalam surat ketetapan pajak adalah sanksi administrasi berupa bunga, denda, kenaikan. Pada surat tagihan pajak sanksi yang diterapkan adalah sanksi administrasi berupa bunga dan denda. Jenis surat ketetapan pajak

1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB