OPTIMALISASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

MASYARAKAT DEMOKRASI
JURNAL ILMIAH ADMINISTRASI PUBLIK
ISSN: 2615-5265

OPTIMALISASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI KECAMATAN MUARA LAKITAN
KABUPATEN MUSI RAWAS
Oleh:
1

Anton Mardoni
Dosen Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Musi Rawas
Juliman2

Dosen Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Musi Rawas
Hartawan3


Dosen Program Studi Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Musi Rawas
Informasi Artikel
Abstract
● Tulisan dikirim tanggal The objective of this research is to know the optimization of
Land and Building Tax on Rural and Urban Plants in Mura
22-05-2018
● Tulisan direvisi tanggal Lakitan Sub-district of Musi Rawas Regency. The research
activities conducted in January 2017 until December 2017.
22-05-2018
Descriptive research methods were analyzed qualitatively, data
● Tulisan diterima kembali
collection with the method of observation, in-depth interviews,
tanggal 30-05-2018
and documentation. Data analysis techniques using interactive
analysis model Miles and Huberman. This study looks at the
acceptance of land tax and rural and urban buildings from the
Korespodensi Penulis
aspect of local government ability of Musi Rawas Regency in

doing data collection object and tax subject. Aspects of public
Email:
awareness of taxpayers, aspects of management and tax use
doniesip@yahoo.co.id
based on the mandate of Law No. 28 on Local Taxes and Area
Restribusi. The result of the research indicates that not yet
Kontak Seluler:
optimal collection of Land Tax and Rural and Urban Building in
HP: 085380444564
Muara Lakitan Sub-district of Musi Rawas Regency. Update
data has not been implemented according to the conditions of
Kata kunci:
the tax object so that the unclear system of Land and Building
Optimalisasi,
Pemungutan,
Tax on Rural and Urban Plans. Socialization of Land and Rural
Pajak, Bumi dan Bangunan
Land and Urban Taxes is implemented by the District
Government together with the submission of the Land and
Building Tax Payable Notification Letter to the Village

Government. Funds for the Land and Building Tax revenues
depend on the extent of the Land and Rural Land and Urban
Tax provisions or these policies have only been adopted in
2017.
Keywords: Optimization, Collection, Tax, Earth and Building
74

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

Abstraksi
Tujuan penelitian untuk mengetahui optimalisasi pemungutan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di
Kecamatan Mura Lakitan Kabupaten Musi Rawas. Adapun
Kegiatan penelitian dilaksanakan bulan Januari 2017 sampai
dengan Desember 2017. Metode penelitian deskriptif dianalisis
secara kualitatif, pengumpulan data dengan metode observasi,
wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman.
Penelitian ini melihat penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan dari aspek kemampuan pemerintah
daerah Kabupaten Musi Rawas dalam melakukan pendataan
objek dan subjek pajak. Aspek kesadaran masyarakat wajib
pajak, aspek pengelolaan dan pengunaan pajak berdasarkan
amanah Undang-Undang Nomor 28 tentang Pajak Daerah dan
Restribusi Daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum
optimalnya pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaaan di Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi
Rawas. Pemutahiran data belum dilaksanakan sesuai kondisi
objek pajak sehingga belum jelasnya sistem pemungutan Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Sosialisasi
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
dilaksanakan oleh Pemerintah Kecamatan bersamaan dengan
penyerahan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi
dan Bangunan ke Pemerintah desa/kelurahan. Dana bagi hasil
Pajak Bumi dan Bangunan bergantung besarnya ketetapan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan atau
kebijakan ini baru diterapkan tahun 2017.
Kata Kunci: Optimalisasi, Pemungutan, Pajak, Bumi dan
Bangunan


I. Pendahuluan

rendahnya harga karet rakyat. Berkaitan

Luas wilayah Kabupaten Musi Rawas

dengan itu telah muncul berbagai tuntutan

terdiri dari 14 Kecamatan, 13 Kelurahan dan

dari wajib pajak merasa keberatan terhadap

180 Desa. Pemungutan PBB Perdesaan dan

pemungutan PBB Perdesaan dan Perkotaan.

Perkotaan mengalami kenaikan ketetapan

Masih lemahnya kerjasama dengan


adanya

Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pertanahan,

penyesuaian Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).

dan Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah,

Perbedaan

berkaitan

sehingga belum terlaksananya pendataan

dengan konsep dan penentuan NJOP antara

ulang objek dan subjek pajak, data objek

Pemerintah Daerah dengan masyarakat.


dan

Kenaikan tersebut nampaknya terasa berat

digunakan dalam penetapan pajak sampai

bagi

dengan tahun 2014. Belum terbentuknya

tarif

pajak

sebagai

pendapat

akibat


muncul

masyarakat/wajib

pajak

akibat

subjek

pajak

tahun

1980

yang

ISSN: 2615-5265

75

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

struktur organisasi dan tata kerja khusus

di Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten

pengeloaan PBB Perdesaan dan Perkotaan,

Musi Rawas.

petugas

1.1 Rumusan Masalah

pemungut adalah pemerintah

kelurahan/desa. Penyuluhan pajak daerah


Masalah yang akan diteliti dirumuskan

melibatkan perangkat kecamatan, kelurahan

untuk menjawab permasalahan penelitian

dan desa, sedangkan sosialisasi kepada

adalah

wajib

Perdesaan dan Perkotaan yaitu penerimaan

pajak hanya dilakukan

aparatur

optimalisasi


pemungutan

PBB

kelurahan/desa. Pemerintah kecamatan dan

PBB Perdesaan dan Perkotaan dari aspek :

pemerintah

1. Bagaimana

desa/kelurahan

dalam

kemampuan

pemerintah

pengelolaan PBB Perdesaan dan Perkotaan

daerah melakukan pendataan objek dan

di

subjek pajak sehingga meningkatnya

Kabupaten

rendahnya

Musi

kesadaran

Rawas

terkendala

masyarakat/wajib

untuk membayar pajak. PBB Perdesaan dan
Perkotaan

sebagai

pendapatan

asli

dilakukan

berbagai

salah

daerah,

maka

upaya

ketetapan pajak?
2. Bagaimana pengelolaan dan penggunaan

sumber

pajak untuk meningkatkan kepercayaan

terus

masyarakat akan manfaat membayar

untuk

pajak ?

meningkatkan realisasi penerimaan PBB

3. Bagaimana

Perdesaan dan Perkotaandapat tercapai di

membayar

tahun 2014.

partisipasi masyarakat/wajib pajak ?

Rendahnya

penerimaan

pajak

kesadaran
pajak

untuk

mayarakat
peningkatan

1.2 Tujuan Penelitian

menunjukkan bahwa belum optimalnya

Tujuan penelitian adalah optimalnya

pemungutan PBB Perdesaan dan Perkotaan

pemungutan dan penerimaan Pajak Bumi

dilihat dari aspek kemampuan pemerintah

dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di

daerah dalam pendataan objek dan subjek

Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi

pajak, kesadaran masyarakat/wajib pajak,

Rawas, sebagai berikut :

kepercayaan

1.2.1 Kemampuan

masyarakat/wajib

pajak

Pemerintah

Daerah

terhadap pengelolaan dan penggunaan

Dalam Melakukan Pendataan Objek

pajak. Pemasalahan di atas penting untuk

dan Subjek Pajak

mengkaji

optimalisasi

Data objek dan Subjek Pajak Bumi dan

pemungutan PBB Perdesaan dan Perkotaan

Bangunan menggunakan data pelimpahan

lebih

mendalam

ISSN: 2615-5265
76

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

dari

Kantor

Pelayanan

Pajak

Pratama

Rp.69.700.000,-/m2 dengan nilai jual objek
RP.68.545.000,-/m2.

Lubuklinggau. Tahun 2014. Pemutahiran

pajak

data wajib pajak sedang dilaksanakan dan

Sedangkan, nilai jual objek pajak bumi

sampai saan ini belum selesai. Pendataan

terendah dengan pengelompokan nilai jual

objek dan subjek Pajak Bumi dan Bumi

bumi >Rp. 4.100,-/m2 sampai dengan Rp.

Bangunan

Badan

5.900,- /m2 dengan nilai jual objek pajak

Pengelolan Pajak dan Restribusi Daerah

sebesar Rp.5.000,-/m2. Klasifikasi nilai jual

Kabupeten Musi Rawas, belum melibatkan

objek

pihak lain. Pemuktahiran data objek dan

pengelompokan

subjek Pajak Bumi dan Bangunan melihatkan

>Rp.14.700.000,-/m2

Kepala Desa di Kecamatan Muara Lakitan

Rp.15.800.000,-/m2 dengan nilai jual objek

Kabupaten Musi Rawas. Adapun kendala

pajak

pendataan seperti banyaknya perusahaan

Sedangkan, nilai jual objek pajak bumi

yang

sehingga

terendah dengan pengelompokan nilai jual

menyebabkan data objek dan Subjek pajak

bumi >Rp. 52.000.000,-/m2 dengan nilai jual

Bumi dan Bangunan belum valit.

objek pajak sebesar Rp. 50.000,-/m2.

dilaksanakan

melakukan

ganti

oleh

rugi

Berdasarkan Peraturan Bupati Musi

sebesar

bangunan

tertinggi
nilai

dengan

jual

bumi

sampai

dengan

Rp.15.250.000,-/m2.

sebesar

Berdasarkan Keputusan Bupati Musi

Rawas Nomor 15 Tahun 2017 tentang

Rawas

Klasifikasi dan Nilai Jual Objek dan Subjek

tentang Penetapan Pengenaan Pajak Bumi

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

Perkotaan Kabupaten Musi Rawas telah

Minimal di Kabupaten Musi Rawas Tahun

ditetapkan

2017, ditetapkan pengenaan Pajak Bumi dan

penilaian

massal.

Penilaian

Nomor

331/KPTS/BPPRD/2017

sistematis untuk sejumlah objek pajak yang

Bangunan

dilakukan

minimal di Kabupaten Musi Rawas sebesar

pada

saat

tertentu

secara

Perdesaan

dan

Perkotaan

bersamaan dengan menggunakan suatu

Rp. 30.000,- sejak tanggal 23 Januari 2017.

prosedur standar yang dalam hal ini disebut

1.2.2 Pengelolaan dan Penggunaan Pajak

Computer

Assisted

Valuation

(CAV).

Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Klasifikasi nilai jual objek pajak bumi

Perkotaan

tertinggi dengan pengelompokan nilai jual

Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan

bumi >Rp.67.390.000,-/m2 sampai dengan

Perdesaan dan Perkotaan berada pada Dinas

ISSN: 2615-5265
77

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

wilayah desa termasuk Kawasan Hutan

Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Musi

Industri (HTI). Selanjutnya, 13 desa dan 1

Rawas

selanjutnya

Kelurahan merupakan daerah pemukiman,

kewenangan tersebut pada tahun 2016

perkebunan rakyat, dan Kawasan Hutan

dibentuk

dan

Tanaman Industri/perkebunan kelapa sawit.

Restribusi Daerah (BPPRD) Kabupaten Musi

Penggunaan Dana bagi hasil Pajak

sejak

tahun

Badan

2014,

Pengelola

Pajak

Rawas. Ketentuan pengelolalaan dana bagi

Bumi

hasil penerimaan pajak di masing-masing

Perkotaan

desa berpedoman pada Undang-Undang

merupakan salah satu sumber pendapatan

Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa dan

asli

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Pendapatan dan Belaja Desa, serta wajib

Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan

dipertanggungjawabkan

Pelaksanaan

Laporan Pertanggungjawaban Desa.

Undang-Undang

Nomor

6

tahun 2014 tentang Desa, pembagian dana

dan

desa

Bangunan
yang

Perdesaan

diterima

ditetapkan

oleh

dalam

dan
desa

Anggaran

dalam

bentuk

1.2.3 Kesadaran Wajib Pajak Membayar
Pajak

bagi hasil pajak diatur dengan Keputusan
Bupati Musi Rawas. Dana bagi hasil Pajak

Meningkatkan kesadaran wajib pajak perlu

Bumi

dan

dilakukannya pendataan ulang objek dan

Perkotaan yang diterima oleh desa sebesar

subjek pajak untuk pemuktahiran data,

10% dari realisasi penerimaan pajak pada

perlu dilakukannya sosialisasi perpajakan

masing-masing

dari

dan

Bangunan

desa

Perdesaan

dengan

ketentuan

BPPRD

Kabupaten

Musi

Rawas.

Tingginya kesadaran wajib Pajak Bumi dan

target tercapai 100%.
di

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Desa

Kecamatan Muara Lakitan sebanyak 19 Desa

Pelita Jaya, Sidomulyo, Marga Baru yang

dan 1 Kelurahan. Realisasi penerimaan Pajak

termasuk Kawasan Transubur menjadi icon

Bumi dan Bangunan di Kecamatan Muara

penerimaan pajak di Kecamatan Muara

Lakitan Kabupaten Musi Rawas tahun 2017

Lakitan dengan pencapaian target 100%.

sebesar

Penerimaan

Rendanya kesadaran wajib pajak di Desa

bersumber dari yang terdiri dari 13 Desa dan

Prabumulih I, Prabumulih II, Semeteh,

1 Kelurahan, sedangkan 6 desa belum

Sungai

dilakukan pemungutan pajak karena seluruh

Semangus lama, Semangus Baru, Pendingin,

Desa/Kelurahan

yang

Rp.254.674.436,-.

terdapat

Pinang, Muara

Rengas,

Anyar,

ISSN: 2615-5265
78

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

Lubuk

Pandan,

dan

Kelurahan

Muara

atas,

TMbooks

(2013:19)

memperjelas

Lakitan. Desa-desa tersebut, saat survei

pengecualian :

awal

“Kecuali kawasan yang digunakan untuk
kegiatan usaha perkebunan, perhutanan,
dan pertambangan. PPB yang dialihkan
menjadi Pajak Kabupaten/Kota hanya PBB
Perdesaan dan Perkotaan (P2), sementara
PBB sektor Perkebunan, Perhutanan, dan
Pertambangan (P3) masih tetap menjadi
Pajak Pusat. Mulai 1 Januari 2014, seluruh
kabupaten/kota
sudah
sepenuhnya
melakukan pengelolaan PBB Perdesaan dan
Perkotaan masing-masing”.
Pajak Bumi dan Bangunan sektor

penelitian

belum

terdapat

data

realisasi penerimaan.
II. Tinjauan Pustaka
PBB Perdesaan dan Perkotaan adalah
pajak atas bumi dan bangunan yang dimiliki,
dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang
pribadi atau badan, Siahaan (2013:553)
mengemukakan :
“Yang dimaksud dengan bumi adalah
permukaan bumi yang meliputi tanah dan
perairan pedalaman serta laut wilayah
Kabupaten/Kota. Sedangkan yang dimaksud
bangunan adalah kontruksi teknik yang
ditanam atau dilekatkan secara tetap pada
tanah dan atau perairan pedalaman dan
atau laut. PBB Perdesaan dan Perkotaan
merupakan jenis pajak Kabupaten/Kota yang
ditetapkan berdasarkan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Restribusi Daerah”.
Sebelumnya PBB Perdesaan dan
Perkotaan pada dasarnya merupakan pajak
pusat yang dipungut oleh pemerintah pusat
melalui

Direktorat

Jenderal

Pajak,

Kementerian Keuangan, di mana hasilnya
sebagian besar diserahkan kepada daerah.
Ditetapkannya pemungutan PBB Perdesaan
dan Perkotaan yang pengelolaanya melalui
dinas pendapatan daerah Kabupaten/Kota
diperlukan optimalisasi pemungutan pajak
tersebut sehingga pendapatan asli daerah
dari sektor pajak meningkat. Dari uraian di

Perkebunan,

Perhutanan,

dan

Pertambangan (P3) masih tetap menjadi
pajak pusat. Sedangkan pemungutan Pajak
Bumi

dan

Perkotaan

Bangunan
dimulai

1

Perdesaan

dan

Januari

2014

dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota. PBB
Perdesaan dan Perkotaan yang terutang
dipungut diwilayah Kabupaten/Kota yang
meliputi letak objek pajak. Hal ini terkait
dengan

kewenangan

pemerintah

Kabupaten/Kota yang hanya terbatas atas
bumi dan bangunan yang berlokasi dalam
wilayah administrasinya.
2.2. Optimalisasi

Pemungutan

PBB

Perdesaan dan Perkotaan
Optimalisasi

pemungutan

PBB

Perdesaan dan Perkotaan didasarkan pada
dasar hukum yang jelas dan kuat yakni
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah.

ISSN: 2615-5265
79

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

Kabupaten/Kota

2.2.1.1 Penetapan

bersama DPRD Kabupaten Kota menerbitkan

Perkotaan

Pemerintah

daerah

Peraturan Daerah tentang PBB Perdesaan

Sistem

PBB

Perdesaan

pemungutan

pajak

dan

yang

hukum

diterapkan dalam PBB Perdesaan dan

pemungutan PBB Perdesaan dan Perkotaan.

Perkotaan adalah penetapan oleh kepala

Keputusan Bupati/Walikota yang mengatur

daerah (Official assessment). Penetapan

tentang PBB Perdesaan dan Perkotaan

pajak oleh kepala daerah diwujudkan dalam

sebagai aturan pelaksanaan pemungutan

bentuk, sebagai berikut :

PBB Perdesaan dan Perkotaan.

1. Penerbitan Surat Pemberitahuan Pajak

dan

Perkotaan

sebagai

dasar

2.2.1 Cara Pemungutan PBB Perdesaan dan

Pajak Daerah (PKPD) sebagai sarana

Perkotaan
Pemungutan

Terhutang (SPPT) atau Surat Ketetapan

PBB

Perdesaan

dan

Perkotaan tidak dapat diborongkan adalah

untuk menagih besarnya pajak terutang.
2. Berdasarkan data objek dan subjek pajak

bahwa seluruh proses kegiatan pemungutan

yang

pajak tidak dapat diserahkan kepada pihak

Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) yang

ketiga.

adanya

disampaikan oleh subjek pajak, kepala

kerjasama dengan pihak ketiga dalam proses

daerah menerbitkan SPPT merupakan

pemungutan, pendapat Siahaan (2013:565),

surat

antara lain :

memberitahukan

a. Pencetakan formulir perpajakan

Perdesaan dan Perkotaan yang terutang

b. Pengiriman surat-surat kepada wajib

kepada wajb pajak.

Namun

dimungkinkan

yang

dalam

digunakan
besarnya

Surat

untuk
PBB

Dalam kondisi tertentu kepala daerah

pajak
c. Penghimpunan data objek dan subjek

Kabupaten/Kota dapat menerbitkan SKPD
terhadap

pajak
Kegiatan

terutang

yang

tidak

dapat

wajib

PBB

Perdesaan

dan

Perkotaan dalam hal-hal sebagai berikut:

dikerjasamakan dengan pihak ketiga adalah

a. SPOP tidak disampaikan dan setelah

kegiatan perhitungan besarnya pajak yang

wajib pajak ditegur secara tertulis oleh

terutang, pengawasan penyetoran, dan

kepala daerah seabagaimana ditentukan

penagihan pajak.

dalam surat teguran; atau

ISSN: 2615-5265
80

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

b. Berdasarkan

hasil

pemeriksaan

atau

insentif

ditetapkan

melalui

Anggaran

keterangan lain ternyata jumlah pajak

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

yang terutang lebih besar dari jumlah

Kabupaten/Kota,

pajak yang dihitung berdasarkan SPOP

dilakukan

yang disampaikan wajib pajak.

dilakukan oleh pemerintah daerah dengan

2.2.1.2 Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)
Kepala

melalui

insentif

pembahasan

yang

alat kelengkapan DPRD yang membidangi

Kabupeten/Kota

masalah keuangan. Tata cara pemberian

menerbitkan STPD apabila PBB Perdesaan

insentif diatur dalam peraturan daerah

dan Perkotaan dalam tahun berjalan tidak

kabupaten/Kota tentang PBB Perdesaan dan

atau

Perkotaan.

kurang

daerah

besarnya

bayar

dan

wajib

pajak

dikenakan sanksi administratif berupa bunga

2.2.2 Pendataan Objek dan Subjek Pajak

dan atau denda. Sanksi administratif berupa

Guna memperoleh data objek pajak,

bunga sebesar dua persen (2%) sebulan dan

dilakukan pendataan objek dan subjek PBB

ditagih melalui STPD dikenakan kepada

Perdesaan

wajib

dilakukan

pajak

yang

tidak

atau

kurang

dan

Perkotaan.

dengan

Pendataan

menggunakan

Surat

membayar pajak terutang. STPD harus

Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP). SPOP

dilunasi oleh wajib pajak dalam jangka

adalah surat yang digunakan oleh wajib

waktu

tanggal

pajak untuk melaporkan data subjek dan

diterbitkannya STPD oleh kepala daerah

objek PBB Perdesaan dan Perkotaan sesuai

Kabupaten/Kota. Bentuk, isi. tata cara

dengan

penerbitan

perpajakan daerah. SPOP harus diisi dengan

satu

ditetapakan

bulan

dan

sejak

penyampaian

oleh

kepala

STPD
daerah

jelas,

ketentuan

benar,

perundang-undangan

dan

lengkap

serta

Kabupaten/Kota.

ditandatangani dan disampaiakan kepada

2.2.1.3 Insentif Pemungutan PBB Perdesaan

kepala daerah yang merupakan wilayah

dan Perkotaan
Pemungutan

letak

objek

pajak,

selambat-lambatnya tiga puluh hari kerja

Perkotaan dilaksanakan oleh Satuan Kerja

setelah tanggal diterimanya SPOP oleh wajib

Perangkat Daerah (SKPD) kabupaten/Kota

pajak.

diberikan

Perdesaan

meliputi

dan

dapat

PBB

kerjanya

insentif

atas

dasar

pencapaian kinerja tententu. Pemberian
ISSN: 2615-5265
81

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

2.2.3 Pengelolaan dan penggunaan pajak
Banyak pendapat pakar mengenai
pengelolaan dan penggunaan pajak antara
lain:

diselenggarakan oleh pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota.
Adapun

tujuan

pengelolaan

PBB

Perdesaan dan Perkotaan menjadi Pajak

“Manajemen modern adalah manajemen
dengan bertumpu pada beberapa landasan
pemikiran seperti konsep sistem, analisis
keputusan, pentingnya faktor manusia
dalam organisasi”, Sedarmayanti (2012:30).
Banyak orang yang mengartikan manajemen
sebagai

pengaturan,

pengelolaan,

pengadministrasian,
pengertian

dan

yang

Pengelolaan
rangkaian

memang

populer

diartikan

saat

sebagai

pekerjaan atau

dan

usaha

serangkaian

kerja

PBB

Daerah

Undang-Undang

Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah adalah :
1. Meningkatkan

akuntabilitas

penyelengaraan otonomi daerah.
2. Memberikan

peluang

baru

kepada

suatu

baru, menambah jenis pajak daerah dan

yang

dalam

retribusi daerah.
3. Memberikan kewenangan yang lebih
besar dalam perpajakan dan retribusi
dengan memperluas basis pajak daerah.

Perdesaan

dan

Perkotaan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah

dengan

daerah untuk mengenakan pungutan

mencapai tujuan tertentu.
Pengelolaan

sesuai

ini.

dilakukan oleh sekelompok orang untuk
melakukan

Daerah

merupakan

suatu

4. Memberikan kewenangan kepada daerah
dalam penetapan tarif pajak daerah
5. Menyerahkan

fungsi

pajak

sebagai

bentuk tindak lanjut kebijakan otonomi

instrumen pengangaran dan pengaturan

daerah dan desentralisasi fiskal. Bentuk

pada daerah.

kebijakan tersebut ditentukan ke dalam

Berdasarkan

penjelasan

di

atas

undang-undang Nomor 28 Tahun 2009

diperlukan peran dari kedua pihak terkait, di

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

satu pihak Pemerintah daerah harus siap

Hal ini adalah titik balik dalam pengelolaan

secara teknis dan personil disisi lain

PBB

Direktorat

Perdesaan

dan

Perkotaan,

maka

Jenderal

Pajak

harus

siap

penilaian,

membantu Pemerintah Daerah agar berjalan

pengadministrasian,

dengan baik. Pemerintah pusat lebih suka

pemungutan/penagihan dan pelayanan PBB

untuk mengalihkan PBB Perdesaan dan

Perdesaan

Perkotaan menjadi pajak daerah didasarkan

kegiatan

proses

penetapan,

dan

pendataan,

Perkotaan

akan

ISSN: 2615-5265
82

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

karena adanya beberapa kenyataan Siahaan

pembentukan

(2013:40), antara lain sebagai berikut :

merupakan cara cerdas membuat biaya

a. Mayoritas negara maju menyerahkan

pemungutan PBB menjadi lebih efisien.

urusan Pajak Properti (jika di Indonesia

Usaha

yang

KPP

Pratama

dilakukan

ini

dalam

adalah PBB) menjadi urusan pemerintah

pemungutan PBB Perdesaan dan Perkotaan

daerah.

didasarkan pada dasar hukum yang kuat,

b. Migas (minyak dan gas bumi) sudah tidak

sehingga

harus

dipatuhi

oleh

bisa lagi diandalkan sebagai sumber

masyarakat/wajib pajak dan pihak terkait.

pendapatan bagi Anggaran Pendapatan

2.2.4 Kesadaran Masyarakat/Wajib Pajak

dan Belanja Negara (APBN), mengingat

Wajib

pajak/subjek

pajak

PBB

Indonesia tidak lagi menjadi negara

Perdesaan

pengekspor minyak bumi, sebaliknya kini

(2013:559) menjelaskan subjek pajak PBB

sebagai negara yang mengimpor minyak

Perdesaan dan Perkotaan adalah :

bumi. Akibatnya, sumber pendapatan

...“orang pribadi atau badan yang secara
nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan
bangunan dan atau memperoleh manfaat
atas bumi, dana atau memiliki, menguasai,
dana tau memperoleh manfaat atas
bangunan. Sedangkan wajib pajak PBB
Perdesaan dan Perkotaan adalah orang
pribadi atau badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas bumi dan atau
memperoleh manfaat atas bangunan. Hal ini
berarti pada pengenaan PBB Perdesaan dan
Perkotaan, subjek dan wajib pajak perada
pada diri orang yang sama”.
Berdasarkan penjelasan di atas,

bagi APBN bergeser dari penerimaan
migas kepada penerimaan pajak. Dengan
demikian,

pajak

menempati

posisi

strategis dalam APBN.
c. Reformasi birokrasi di tubuh Direktorat
Jenderal

Pajak

(Ditjen

Pajak)

telah

berhasil membentuk Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama yang merupakan
peleburan dari KPP, Kantor Pelayanan
PBB (KP PBB), Kantor Pemeriksaan dan
Penyidikan

Pajak.

keberadaan

PBB

permasalahan

dan

Jika

diamati,

dengan

sejumlah

tidak

diimbangi

dengan jumlah penerimaannya, memang

menjalankan

dan

Perkotaan,

kewajiban

Siahaan

perpajakannya

wajib pajak dapat diwakili oleh pihak
teretentu yang diperkenankan oleh undangundang dan Peraturan daerah tentang PBB

bisa dirasakan mengganggu konsentrasi
Perdesaan dan Perkotaan. Wakil wajib pajak
Ditjen Pajak sebagai tulang punggung
pemenuhan

APBN,

sehingga

bertanggung jawab secara pribadi dan atau

ISSN: 2615-5265
83

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

secara tanggung renteng atas pembayaran

strategi yaitu tahap perencanaan strategi,

pajak terutang. Selain itu, wajib pajak dapat

pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi.

menunjuk seseorang kuasa dengan surat

Penerimaan

kuasa khusus untuk menjalankan hak dan

tergolong sangat efektif dengan presentase

memenuhi

di atas seratus persen.

kewajiban

perpajakannya.

Kota

Denpasar

Perdesaan

dan

Perkotaansebagai

pajak

pajak,

tidak

tidak

dapat

daerah Kabupaten Trenggalek, Edy santoso,

membangun fasilitas umum yang ada di

Abdul Juli Andi Gani, Tjahjanulin Domai

desa/kelurahannya.

(2015,

2.3 Penelitian sebelumnya

menunjukkan bahwa secara garis besar

membayar

membayar

P2

Proses perencanaan pengalihan PBB

Masyarakat/wajib pajak harus menyadari
pentingnya

PBB

pajak

maka

Analisis Strategi Penerimaan Pajak
Bumi

dan

Perkotaan

Bangunan
(PBB

Penerimaannya

P2)
di

:

62-59).

Hasil

penelitian

pelaksanaan rencana telah sesuai dengan

dan

aturan yang ada namun ada sebagian yang

Efektivitas

melewati batas waktu. Pengawasan sulit

Pedesaan
Serta

hal

Pemerintah

Kota

dilakukan karena tidak adanya jadwal yang

Denpasar Tahun 2013-2014, Ida Ayu Metha

resmi.

Apsari Prathiwi, Nyoman Trisna Herawati, Ni

perencanaan Kabupaten Tenggralek adalah

Luh Gede Erni Sulindawati (2015, hal: 1-12).

tersedianya dana dan hubungan yang baik

Hasil

bahwa

dengan berbagai pihak. Sedangkan faktor

kendala yang dialami oleh pemerintah Kota

penghambat adalah Sumber Daya Manusia

Denpasar adalah karena PBB P2 merupakan

baik dari kualitas maupun kuantitas, tidak

pajak baru sehingga pemda mengalami

adanya jadwal yang resmi serta adanya

kesulitan dalam pengelolaannya, aplikasi

perbedaan jumlah piutang.

penelitian

menunjukkan

Faktor

pendukung

dari

proses

SISMIOP yang diberikan oleh Direktorat

Implementasi Kebijakan Pengalihan

Jenderal Pajak tidak berjalan dengan baik,

PBB Perdesaan dan Perkotaan Pada DPPKAD

sarana dan prasarana yang kurang memadai

Kabupaten Musi Rawas, Anton Mardoni

serta membutuhkan biaya yang besar, serta

(2018,

sumber daya manusia yang tidak optimal

menunjukkan bahwa aspek pengelolaan

dalam memberikan pelayanan. Pemerintah

Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati

kota Denpasar melakukan tiga tahapan

Musi

hal:

belum

220-225).

Hasil

mengatur

penelitian

secara

jelas

ISSN: 2615-5265
84

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

pengelolaan PBB Perdesaan dan Perkotaan

dan Kelurahan yang ada di Kabupaten Musi

berdasarkan

Undang-Undang

Rawas, upaya yang dilakukan pemerintah

Nomor 28 tentang Pajak Daerah dan

Desa dan Kelurahan melakukan sosialisasi

Restribusi Daerah karena dipandang sebuah

pajak secara persuasif kepada wajib pajak.

kebijakan

III. Metode Penelitian

amanah

baru.

Aspek

Pembentukan

organisasi pengelolaan Pajak Bumi dan

Metode

yang

digunakan

dalam

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan berada

penelitian ini adalah metode deskriptif

pada

dianalisis

Bidang

Dana

Perimbangan

dan

secara

kualitatif.

Sedangkan

Penerimaan Lainnya dan Unit Pelaksana

pendekatan deskriptif, yaitu penelitian yang

Teknis

berusaha mendeskripsikan suatu gejala,

Pemungutan

Pendapatan

Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

peristiwa,

Aset Daerah Kabupaten Musi Rawas. Aspek

sekarang. Metode ini bertujuan mencari

pengerahan sumber daya dengan dibangun

data yang faktual, mendetail tentang gejala

gedung khusus lengkap dengan sarana

yang

teknologi informasi yaitu hardware dan

pemungutan PBBPerdesaan dan Perkotaan

software, data, dokumentasi dan loket

yang dilaksanakan di Kecamatan Muara

penerimaaan pembayaran PBB Perdesaan

Lakitan Kabupaten Musi Rawas.

dan Perkotaan. Sumber daya manusia
menyesuaikan

dengan

ada

Penelitian

yang

terjadi

mengenai

ini

saat

optimalisasi

difokuskan

pada

daya

pemungutan PBB Perdesaan dan Perkotaan

manusia yang ada, pegawai mengikuti

di Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten

magang di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Musi Rawas pada tahun 2016. Adapun aspek

Lubuklinggau. Aspek penyiapan teknologi,

penelitian ini diambil dari tugas Dinas

program aplikasi perpajakan disesuaikan

Pendapatan Daerah Kabupaten Musi Rawas

dengan volume pekerjaan dan jumlah wajib

dalam pemungutan PBB Perdesaan dan

pajak. Aspek penetapan prosedur, tidak ada

Perkotaan

standar

yang

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009

menjabarkan proses bisnis pemungutan PBB

tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah

Perdesaan dan Perkotaan. Kendala yaitu

dengan menggunakan kacamata indikator

tidak seimbangnya jumlah sumber daya

yaitu

manusia dibandingkan dengan jumlah Desa

Kabupaten Musi Rawas dalam melakukan

operasional

sumber

kejadian

prosedur

yang

kemampuan

diamanahkan

pemerintah

melalui

daerah

ISSN: 2615-5265
85

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

subjek

pajak,

Perdesaan

wajib

pajak,

Kecamatan Muara Lakitan telah melakukan

pengelolaan dan pengunaan pajak. Jadi

sosialisasi tentang manfaat membayar PBB

aspek penelitian ini, sebagai berikut :

Perdesaan

a. Kemampuan pendataan objek dan subjek

masyarakat/wajib pajak.

pendataan

objek

dan

kesadaran

masyarakat

PBB Perdesaan dan Perkotaan
Kemampuan
pemerintah

dan

Perkotaan,

dan

Perkotaan

apakah

kepada

Sedangkan informan dalam penelitian

adalah

kesiapan

ini menggunakan sampel bertujuan atau

dalam

melakukan

Purposive sampling yaitu Unit Pelaksana

daerah

pendataan objek dan subjek PBB Perdesaan

Teknis

dan Perkotaan. Penelitian ini akan melihat

Kecamatan

bagaimana kesiapan Kecamatan Muara

Lurah/Kepala Desa, Kepala Dusun, dan

Lakitan menyampaikan SPOP kepada wajib

beberapa

wajib diwilayah kerjanya.

Perdesaan dan Perkotaan.

b. Pengelolaan

dan

penggunaan

PBB

Perdesaan dan Perkotaan
Pengelolaan

(UPT)

pemungutan
Muara

pendapatan

Kelingi,

masyarakat/wajib

Camat,

pajak

PBB

Informan-informan yang ditentukan di
atas adalah orang-orang yang berkopenten

adalah

kesiapan

untuk

memberikan

informasi

pada

pemerintah daerah dalam mempersiapan

penelitian ini sehingga tidak membutuhkan

sarana

pendukung

informasi lain. Pertimbangan lain, informan

pemungutan PBB Perdesaan dan Perkotaan,

merupakan orang-orang yang terlibat aktif

sedangkan penggunaan yaitu ketepatan

atau

penggunaan dana bagi hasil dari penerimaan

mengoptimalkan

PBB

demi

Perdesaan dan Perkotaan. Sumber data

daerah

sekunder berasal dari dokumen-dokumen

dan

prasarana

Perdesaan

kepentingan

dan

Perkotaan

pembangunan

kecamatan.

bersentuhan

langsung
pemungutan

dalam
PBB

yang relevan dengan fokus penelitian ini.

c. Kesadaran wajib pajak PBB Perdesaan
dan Perkotaan

Proses pengumpulan data dengan
teknik pengumpulan data melalui observasi

Kesadaran wajib pajak menjelaskan

patisipan,

wawancara

mendalam,

dan

apakah masyarakat menyadari pentingnya

dokumen-dokumen

membayar

pajak

dengan penelitian ini. Teknik analisis data

partisipasi

masyarakat

dilihat

dari

tingkat

membayar

PBB

yang

berhubungan

menggunakan model analisis interaktif Miles

ISSN: 2615-5265
86

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

dan

Huberman

dengan

tahapan

Data

dan

Perkotaan.

Berdasarkan

temuan

reduction (Reduksi data), Data display

penelitian di atas, optimalnya pemungutan

(Penyajian

Conclution

pajak oleh pemerintah daerah dengan

Drawing/Verificatio (penarikan kesimpulan).

meningkatkan ketetapan pajak dan wajib

IV. Pembahasan

pajak sadar akan manfaat pajak. Kesiapan

Luas

data),

wilayah

Kecamatan

Muara

pemerintah daerah melakukan pendataan

Lakitan seluas 201.300 Ha terdiri dari 20

ulang

Desa dan 1 Kelurahan. Jarak tempu dari

peningkatan ketetapan pajak dan realisasi

Kecamatan

penerimaan pajak, sebagai berikut:

Muara

Lakitan

ke

Ibukota

Kabupaten Musi Rawas 90 Km. Jumlah
penduduk 39.069 Jiwa, mata pencaharian
penduduk yaitu pertanian, dan perkebunan.

objek

dan

subjek

pajak

guna

Gambar 4.1
Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam
Melakukan Pendataan Objek dan Subjek
PBB Perdesaan dan Perkotaan

Sedangkan sentra industri yang terdapat di
Kecamatan Muara Lakitan adalah karet,
sawit, dan sawmill.
Kegiatan penelitian yang dilaksanakan
mulai dari tanggal 8 Agustus 2017 sampai
tanggal 4 Oktober 2017 di Kecamatan Muara
Lakitan Kabupaten Musi Rawas. Berdasarkan

Pemerintah daerah Kabupaten Musi

hasil observasi penelitian yang dilaksanakan

Rawas melalui BPPRD Kabupaten Musi

di

Lakitan

Rawas agar melaksanakan Pendataan ulang

Kabupaten Musi Rawas terlihat adanya

objek dan subjek PBB Perdesaan dan

banner

Perkotaan dengan melakukan kegiatan-

Kantor

Kecamatan

himbauan

Muara

pemberitahuan

pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

kegiatan, sebagai berikut :

Perdesaan dan Perkotaan.

1. Membuat petunjuk teknis pelaksanaan

4.1 Kemampuan Pendataan Objek dan
Subjek PBB Perdesaan dan Perkotaan
Kemampuan
pemerintah

daerah

adalah

kesiapan

dalam

melakukan

pendataan objek dan subjek PBB Perdesaan

pendataan objek dan subjek pajak
2. Pemutahiran data SPPT PBB Perdesaan
dan Perkotaan
3. Pemutahiran data Nilai Objek Pajak (NOP)
PBB Perdesaan dan Perkotaan

ISSN: 2615-5265
87

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

4. Pendaftaran objek dan subjek pajak

Sekretaris

Desa.

Apabila

wajib

pajak

melalui pemerintah desa, wajib pajak

keberatan dengan ketetapan pajak, dapat

mendaftarkan

mengajuhkan keberatan secara perorangan

dirinya,

bumi

dan

bangunan yang dimilikinya.

maupun secara kolektif untuk SPPT PBB-P2

Adanya kepastian data objek dan

ke aparat desa tersebut. Peran pemerintah

subjek pajak dalam pemungutan pajak

desa dalam penerimaan pembayaran PBB

dengan melaksanakan kegiatan/program di

Perdesaan dan Perkotaan, sebagai berikut :

atas menumbuhkan kesadaran wajib pajak

Gambar 4.3
Pembayaran dan penagihan PBB Perdesaan
dan Perkotaan

membayar pajak sehingga berhasil guna
dalam peningkatan realisasi penerimaan
pajak.
Adapun sumber daya manusia yang
bertugas

di

Gedung

khusus

BPPRD

Kabupaten Musi Rawas yang bertugas

Adapun ketetapan SPPT PBB-P2 di

mengelola PBB Perdesaan dan Perkotaan,

Kabupaten Musi Rawas tahun 2016 sebagai

dapat dilihat pada tabel berikut :

berikut:

Gambar 4.2
Sumber Daya Manusia Yang Bertugas Di
Gedung Khusus Pengelolaan PBB Perdesaan
dan Perkotaan BPPRD Kabupaten Musi
Rawas

Sumber:
Sub
Bagian
Umum
Kepegawaian BPPRD Kabupaten
Rawas (data diolah 2017).

dan
Musi

oleh

aparat

Sumber:
Sub
Bagian
Umum
Kepegawaian BPPRD Kabupaten
Rawas (data diolah 2017).

dan
Musi

Dilihat dari gambar di atas, jumlah

Pendataan dan penagihan PBB-P2
dilaksanakan

Gambar 4.4
Ketetapan SPPT PBB Perdesaan dan
Perkotaan Kabupaten Musi Rawas Tahun
2016

desa,

masyarakat/wajib pajak membayar PBB-P2

SPPT PBB Perdesaan dan Perkotaan tahun
2016 di Kecamatan Muara Lakitan sebanyak
7.261 SPPT. Selanjutnya Ketetapan SPPT PBB

kepada aparat desa yaitu Kepala Desa atau
ISSN: 2615-5265
88

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten

Dimungkinkan
pihak

adanya

ketiga

kerjasama

Musi Rawas Tahun 2017 dapat lihat pada

dengan

dalam

proses

gambar berikut :

pemungutan, salah satunya penghimpunan

Gambar 4.5
Ketetapan SPPT PBB Perdesaan dan
Perkotaan Kabupaten Musi Rawas Tahun
2017
Sumber:
Sub
Bagian
Umum
dan

data objek dan subjek pajak pendapat
Siahaan (2013:565). Pentingya kerjasama
tiga pihak dalam rangka penghimpunan data
objek dan subjek pajak, penjelasan gambar
berikut:
Gambar 4. 7
Kerjasama Penghimpunan Data Objek dan
Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan

Kepegawaian BPPRD Kabupaten
Rawas (data diolah 2017).

Musi

Jumlah Ketetapan SPPT PBB Perdesaan
dan Perkotaan di Kecamatan Muara Lakitan
sebanyak

7.209

Ketetapan

SPPT

SPPT.
PBB

Perbandingan
Perdesaan

dan

DPPRD

Kabupaten

Musi

Rawas,

Perkotaan di Kabupaten Musi Rawas Tahun

melakukan penilaian dan pemutahiran data

2016 dan 2017 dapat terlihat pada gambar

objek dan subjek PBB Perdesaan dan

di bawah ini:

Perkotaan. Pihak ketiga, pemerintah desa

Gambar 4.6
Perbandingan Ketetapan SPPT PBB
Perdesaan dan Perkotaan Kabupaten Musi
Rawas Tahun 2016 dan 2017

mendata dan menerima pendaftaran subjek
dan objek PBB Perdesaan dan Perkotaan.
Wajib pajak secara sadar mendaftarkan
dirinya dan mendaftarkan data bumi dan
bangunan yang dimiliki ke pada pemerintah
desa/kelurahan.
4.2 Pengelolaan dan Penggunaan PBB
Perdesaan dan Perkotaan

Sumber:
Sub
Bagian
Umum
Kepegawaian BPPRD Kabupaten
Rawas (data diolah 2017).

dan
Musi

Telah dibentuk Badan Pengelolaan
Pajak dan Restribusi Daerah tahun 2017,

ISSN: 2615-5265
89

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

tetapi

masih

prasarana

minimnya

pengelolaan

sarana
pajak,

dan

99,59%, dan tahun 2015 sebesar 88,17%.

ruang

Tahun 2016 Pengelolaan PBB Perdesaan dan

pelayanan belum memadai, alat kerja masih

Perkotaan

terbatas, Sumber Daya Manusia masih

dikelola secara mandiri BPPRD Kabupaten

terbatas.

Musi Rawas.

Kesiapan

pemerintah

daerah

dalam pemungutan PBB Perdesaan dan
Perkotaan membutuhkan Sumber Daya
Manusia penilai ketetapan PBB.

di

bawah

Perbandingan

target

60

Juta
dan

Jumlah

Kabupaten

penerimaan

Musi

SPPT

Rawas

PBB

Perdesaan dan Perkotaan di Kecamatan
Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas,

Banyaknya NJOP di Kabupaten Musi
Rawas

di

Rupiah.
realisasi

penerimaan PBB Perdesaan dan Perkotaan

sebagai berikut :
Gambar 4.9
Jumlah Penerimaan SPPT PBB Perdesaan
dan Perkotaan di Kecamatan Muara Lakitan
Kabupaten Musi Rawas tahun 2017

di Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 4.8
Perbandingan Target dan Realisasi
Penerimaan PBB Perdesaan dan Perkotaan
Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Tahun
2015, 2016, dan 2017

Sumber: Seksi Pemerintahan Kecamatan
Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas (data
diolah) 2017.
Jumlah SPPT PBB Perdesaan dan
Perkotaan di Kecamatan Muara Lakitan
sebanyak 7.212 SPPT. Desa Marga Baru
Sumber:
Sub
Bagian
Umum
Kepegawaian BPPRD Kabupaten
Rawas (data diolah 2017).
Terjadi

peningkatan

dan
Musi

realisasi

penerimaan PBB Perdesaan dan Perkotaan
di Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2017
sebesar 101,60 %, tahun 2016 sebesar

sebanyak 1.721 SPPT merupakan desa
terbanyak

penerima

SPPT

dari

pihak

kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi
Rawas. Sedangkan jumlah penerima SPPT
PBB Perdesaan dan Perkotaan paling sedikit
adalah Desa Pendingan sebanyak 172 SPPT.

ISSN: 2615-5265
90

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

4.3 Kesadaran Wajib Pajak PBB Perdesaan
dan Perkotaan
Sebagian

Perdesaan dan Perkotaan. Masyarakat/wajib
pajak membayar pajak melalui Bank yang

menyadari

bekerjasama dengan BPPRD Kabupaten

pentingya membayar pajak, wajib pajak

Musi Rawas. Sosialisasi PBB Perdesaan dan

menyadari

pajak

Perkotaan dilaksanakan oleh Pemerintah

kebutuhan

Kecamatan bersamaan dengan penyerahan

pengambilan kredit Bank karena diminta

SPPT PBB ke Pemerintah desa/kelurahan.

bukti lunas PBB. Masyarakat/wajib pajak

Dana bagi hasil PBB bergantung besarnya

beranggapan besarnya pembayaran PBB

ketetapan PBB Perdesaan dan Perkotaan

sehingga sulitnya masyarakat membayar

atau kebijakan ini baru akan diterapkan

PBB. Ditingkat kelurahan ketua Rukun

tahun 2017.

Tetangga

5.1 Rekomendasi

apabila

wajib

pentinya
terkait

(RT)

pajak

membayar

dengan

melakukan

penagihan

pembayaran PBB kepada masyarakat tetapi
masyarakat beralasan belum punya uang.
Pentingnya

rangka

pemikiran

yang

menyumbangkan

berkenaan

dengan

pemungutan

optimalisasi pemungutan Pajak Bumi dan

pajak, sosialisasi SPPT PBB diterima oleh

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, maka

Pemerintah Kecamatan menyerahkan SPPT

disarankan hal-hal sebagai berikut :

PBB

1. Badan Pengelola Pajak dan Restribusi

ke

sosialisasi

Dalam

Pemerintah

desa/kelurahan,
RT

Daerah Kabupaten Musi Rawas perlu

melakukan sosialisasi ke pada wajib pajak

melakukan Pendataan ulang Objek dan

bahwa pembayaran PBB telah dimulai.

Subjek

Ditingkat desa belum perna dilaksanakannya

Perdesaan

sosialisasi PBB.

Pengembangan SDM penilai ketetapan

V. Simpulan

pajak

selanjutnya

Kepala

Dusun/Ketua

Pajak

Bumi

dan

dan

dan

Bangunan
Perkotaan.

membangun

teknologi

dan

informasi berbasis e-SPT Pajak Bumi dan

didukung oleh data hasil penelitian, maka

Bangunan Perdesaan dan Perkotaaan.

ditarik kesimpulan bahwa pemutahiran data

Membangun teknologi informasi sistem

belum dilaksanakan sesuai kondisi objek

pembayaran

pajak sehingga belum jelasnya sistem

Program

pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

(SP3D)

Berdasarkan

landasan

teori

yang

dinamakan

Pembayaran
Pajak

Bumi

Pajak
dan

Smart
Daerah

Bangunan

ISSN: 2615-5265
91

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

Perdesaan

dan

Perkotaan

untuk

BPPRD Kabupaten Musi Rawas dalam

Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan
Pelaksanaan Program Penelitian Nomor
002/SP2H/LT/DRPM/II/2016, tanggal 17
Februari 2016 yang telah memberi
dukungan financial terhadap penelitian ini.

melakukan

Daftar Pustaka

memberikan kemudahan wajib pajak
membayar pajak.
2. Pemerintah desa berkoordinasi dengan

sosialisasi

pentingnya

membayar Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaaan.
5.2 Luaran Yang Dicapai
Luaran yang ingin dicapai adalah
sistem

pemungutan

pajak

untuk

meningkatnya penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, tingkat
kesadaran masyarakat membayar pajak.
Sistem pemungutan PBB Perdesaan dan
Perkotaan

dapat

dilihat

pada

gambar

berikut:
Gambar 5.1
Sistem Pemungutan PBB Perdesaan dan
Perkotaan

UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Direktorat Riset dan Pengabdian
Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan
Riset dan Pengembangan Kementerian

Creswell, John W. 2010. Edisi ke-1. Research
Design
Pendekatan
Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed: Yogyakarta
Harbani, P. 2012. Metode Penelitian
Administrasi Publik. Alfabeta: Bandung
Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Remaja
Rosdakarya: Bandung
Siahaan, MP. 2013. Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah. Rajagrafindo Persada:
Jakarta
Sugiono,
2013.
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta:
Bandung
TMbooks. 2013. Perpajakan, Esensi dan
Aplikasinya.Andi Offset: Yogyakarta
Prathiwi, IAMA. dkk. 2015. Analisis Strategi
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) Serta
Efektivitas Penerimaannya di Pemerintah
Kota Denpasar Tahun 2013-2014, 3 (1) :
1-12.
Sanyoso, E. dkk. 2015. Proses perencanaan
pengalihan
PBB
Perdesaan
dan
Perkotaan
sebagai
pajak
daerah
Kabupaten Trenggalek, 5 (1): 62-59.
Mardoni, A. 2018. Implementasi Kebijakan
Pengalihan
PBB
Perdesaan
dan
Perkotaan Pada DPPKAD Kabupaten Musi
Rawas, 2 (2): 220-225.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
2011. Tinjauan Pelaksaan Pengalihan Bea

ISSN: 2615-5265
92

Masyarakat Demokrasi: Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Volume 1 Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2018

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB)
menjadi
Pajak
Daerah,
Direktorat
Jenderal
Perimbangan
Keuangan: Jakarta
Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
2014.
Pedoman Umum Pengelolaan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan,
Direktorat
Jenderal
Perimbangan Keuangan: Jakarta
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas
Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Musi
Rawas Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan
Peraturan Bupati Kabupaten Musi Rawas
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan Unit Pelaksanaan Teknis
Pemungutan Pendapatan Daerah Pada
Dinas
Pendapatan,
Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Musi Rawas
Peraturan Bupati Nomor 40 Tahun 2008
Tentang Penjabaran Tugas Pokok dan
Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Musi Rawas

ISSN: 2615-5265
93