9
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota,
dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan para anggotanya.
12
Koperasi pegawai kepolisian Selapa Polri adalah koperasi golongan konsumen yang didirikan untuk memelihara kepentingan dan memenuhi para
anggota keluarga anggota koperasi sebagai konsumen. Koperasi Selapa Polri adalah koperasi fungsional yang merupakan suatu wadah di bidang konsumsi
yang anggotanya di lingkungan tertentu anggota kepolisian yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya.
Dilihat dari lapangan usahanya, koperasi Selapa Polri adalah koperasi golongan konsumen yang berusaha memenuhi kebutuhan anggotanya dalam
meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Dilihat dari jenisnya, koperasi Selapa Polri termasuk jenis atau golongan koperasi fungsional dimana anggotanya
mempunyai kesamaan profesi dan kepentingan yaitu sebagai anggota kepolisian.
1. Keanggotaan Koperasi
Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan
budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis.
13
12
Arifinal Chaniago, Perkoperasian Indonesia, Bandung : Angkasa Bandung, 1984 , h. 1
13
Hendrojogi, Azas-azas, Teori Dan Praktik Koperasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1998, h. 25.
10
Keanggotaan koperasi termasuk salah satu unsur yang menentukan dalam organisasi koperasi. Tanpa anggota, jelas tidak mungkin koperasi dapat berdiri,
apalagi pelaksanaan usahanya. Karena itu, kedudukan anggota dalam koperasi adalah suatu keharusan dan sebagai konsekuensinya anggota tersebut memiliki
hak dan kewajiban. Anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi dan
keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota. Dalam kedudukan sebagai pemilik, anggota koperasi adalah pemodal koperasi dan karena itu harus
memberikan kontribusi modalnya kepada koperasi, sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar rumah tangga atau keputusan rapat anggota.
Dalam kedudukannya sebagai pengguna jasa atau pelanggan dari koperasi harus berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha koperasi. Kegiatan usaha koperasi
pada dasarnya adalah kegiatan yang diputuskan oleh anggota dan diselenggarakan untuk kepentingan anggota sendiri.
2. Tujuan Koperasi
Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi anggotanya.
Koperasi dalam
memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggotanya berpegang pada asas dan prinsip-
prinsip ideal tertentu. Oleh sebab itu kegiatan koperasi diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Lebih
dari itu, karena perjuangan koperasi biasanya terjalin dalam suatu gerakan tertentu yang bersifat nasional, tidak jarang keberadaan koperasi juga dimaksudkan untuk
pembangunan suatu tatanan perekonomian nasional.
11
Berdasarkan tujuan koperasi tersebut, maka koperasi mendapatkan kedudukan yang terhormat dalam perekonomian Indonesia. Koperasi tidak hanya
merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan susunan perekonomian yang hendak dibangun bangsa, tetapi juga
dinyatakan sebagai soko guru perekonomian nasional.
3. Ciri-ciri Koperasi
Koperasi merupakan salah satu lembaga ekonomi yang diharapkan dapat memperjuangkan kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota-
anggotanya, serta warga masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, koperasi memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan bentuk-bentuk perusahaan
yang lain,. Ciri-ciri koperasi dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu : a.
Dilihat dari segi pelakunya Koperasi adalah organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang
yang pada umumnya memiliki kemampuan ekonomi terbatas yang secara sukarela menyatukan dirinya dalam koperasi, sebagai upaya untuk
memperbaiki kondisi ekonomi mereka. Dengan latar belakang tersebut dapat disaksikan bahwa koperasi pada dasarnya adalah suatu bentuk
perusahaan alternative yang didirikan oleh warga masyarakat golongan ekonomi lemah dan karena keterbatasan ekonomi tersebut tidak mampu
melibatkan diri dalam kerjasama ekonomi melalui bentuk-bentuk perusahaan selain koperasi. Walaupun demikian, tidak dapat diabaikan
bahwa koperasi didirikan juga oleh golongan ekonomi lemah yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas sebagai media untuk menjalin
12
kerjasama ekonomi dengan pelaku-pelaku ekonomi lain yang lebih kuat. Dengan alasan tersebut koperasi memiliki kecenderungan yang sangat kuat
untuk menjadi perusahaan yang tumbuh dan mengakar pada masyarakat lapisan bawah.
b. Dilihat dari segi tujuannya
Koperasi pada dasarnya bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Anggota
koperasi secara keseluruhan terdiri dari warga kelompok masyarakat yang berbeda-beda, maka tujuan koperasi secara khusus akan ditentukan oleh
permasalahan ekonomi yang dihadapi para anggotanya. c.
Dilihat dari segi hubungannya dengan negara Sebagai salah satu perilaku ekonomi, peranan koperasi dalam
perekonomian suatu negara akan sangat ditentukan oleh system perekonomian dan sistem politik yang dianut oleh negara yang
bersangkutan. Namun demikian, apabila melihat perkembangan koperasi dibanyak negara dapat disaksikan bahwa keberadaan koperasi pada
umumnya sangat besar manfa’atnya bagi perkembangan perekonomian negara-negara tersebut. Oleh karena itu, biasanya koperasi mendapat
perhatian dan dukungan yang lebih oleh pemerintah. 4. Prinsip-prinsip Koperasi
Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan koperasi. Gerakan koperasi adalah keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan
perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama
13
koperasi. Gerakan koperasi adalah keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama
koperasi. Perkoperasian di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, dan bertujuan
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur.
14
Koperasi bekerja berdasarkan beberapa prinsip, prinsip ini merupakan pedoman bagi koperasi
dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi. Prinsip-prinsip dalam koperasi adalah sebagai berikut :
a. Keanggotaan sukarela dan terbuka. Koperasi adalah organisasi yang
keanggotaannya bersifat sukarela, terbuka bagi semua orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya, dan bersedia menerima tanggung jawab
keanggotaan tanpa membedakan gender, latar belakang sosial, ras, politik, atau agama.
b. Pengawasan oleh anggota secara demokratis. Koperasi adalah organisasi
demokratis yang diawasi oleh anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan laki-laki dan perempuan yang dipilih
sebagai pengurus atau pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota. Dalam koperasi primer, anggota memiliki hak suara yang sama satu
anggota satu suara dikelola secara demokratis.
14
Herdhiana, Upaya untuk mencapai keberhasilan berwirausaha di koperasi, Jurnal info koperindo.com, 2004.
14
c. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Anggota menyetorkan modal
mereka secara adil dan melakukan pengawasan secara demokratis. Sebagian dari modal tersebut adalah milik bersama. Bila ada balas jasa
terhadap modal, diberikan secara terbatas. Anggota mengalokasikan SHU untuk beberapa atau semua dari tujuan seperti dibawah ini :
1. Mengembangkan koperasi. Caranya dengan membentuk dana
cadangan, yang sebagian dari dana itu tidak dapat dibagikan. 2.
Dibagikan kepada anggota. Caranya seimbang berdasarkan transaksi mereka dengan koperasi.
3. Mendukung keanggotaan lainnya yang disepakati dalam rapat
anggota. d.
Otonomi dan kemandirian. Koperasi adalah organisasi otonom dan mandiri yang diawasi oleh anggotanya. Apabila koperasi membuat
perjanjian dengan pihak lain, termasuk pemerintah, atau memperoleh modal dari luar, maka hal itu harus berdasarkan persyaratan yang tetap
menjamin adanya upaya : a. pengawasan yang demokratis dari anggotanya. b. mempertahankan otonomi koperasi.
e. Pendidikan, pelatihan dan informasi. Koperasi memberikan pendidikan
dan pelatihan bagi anggota, pengurus, manager, dan karyawan. Tujuannya, agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan lebih efektif bagi
perkembangan koperasi. Koperasi memberikan informasi kepada masyarakat umum, khususnya orang-orang muda dan tokoh-tokoh
masyarakat mengenai hakekat dan manfaat koperasi.
15
f. Kerjasama antar koperasi. Dengan bekerjasama pada tingkat lokal,
regional dan internasional, maka : a. gerakan koperasi dapat melayani anggotanya dengan efektif. b. dapat memperkuat gerakan koperasi.
g. Kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan untuk
pengembangan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui kebijakan yang diputuskan oleh rapat anggota.
5. Partisipasi anggota dalam koperasi
Partisipasi anggota adalah keterlibatan aktif anggota dalam segala kegiatan koperasi. Partisipasi ini menyangkut empat hal yaitu partisipasi dalam
pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan, partisipasi dalam memperoleh manfaat dan partisipasi dalam evaluasi. Mengenai siapa yang
berpartisipasi lebih banyak ditentukan oleh karakteristik anggota seperti umur, jenis kelamin, status dalam keluarga, pendidikan, penghasilan dan sebagainya.
Selanjutnya bagaimana timbul dan berlangsungnya partisipasi dapat dilihat dari dasar partisipasinya, bentuk partisipasinya, lingkup partisipasinya maupun efek
dari partisipasi.
15
Jika partisipasi dilakukan, kebijakan koperasi tidak akan berdasar pada perkiraan dan kekhawatiran mengenai apa yang sekiranya diinginkan oleh
anggotanya, akan tetapi berdasar pada kebutuhan masing-masing anggota itu sendiri. Mutu partisipasi tergantung pada interaksi dari ketiga variabel, yaitu
15
Pudjiastuti, Partisipasi Anggota Sebagai Upaya Percapaian Kemandirian Koperasi, 1992, h. 4
16
anggota dalam pelayanan yang diberikan oleh koperasi akan terwujud jika ketiga kesesuaian itu terjalin diantara anggota, program dan organisasi yang ada.
16
Dimensi partisipasi anggota terhadap koperasi diuraikan sebagai berikut : a.
Anggota dalam kedudukan sebagai pemilik, anggota memberikan kontribusi terhadap pembentukan dan pertumbuhan koperasinya dalam
bentuk kontribusi keuangan dan melalui usaha-usaha pribadinya dan mengambil bagian didalam penetapan keputusan-keputusan dan proses
pengawasan terhadap tata kehidupan koperasi. b.
Anggota didalam kedudukannya sebagai pelanggan, memanfaatkan berbagai pelayanan yang disediakan oleh koperasi untuk menunjang
kepentingan-kepentingan ekonomi mereka sendiri. Ciri-ciri anggota yang berpartisipasi aktif pada koperasi adalah
sebagai berikut : 1.
Selalu menghadiri rapat 2.
Bersedia dipilih, mengorbankan tenaga, pikiran dan waktunya jika dipilih menjadi pengurus.
3. Menganggap koperasi sebagai milik bersama, merasa bangga menjadi
anggota dan turut bertanggung jawab atas kemajuan koperasi serta selalu mengikuti perkembangan koperasi.
4. Apabila ada pertanyaan, tidak segan-segan mengemukakan melalui
pegawai koperasi dan tidak membicarakannya pada orang lain diluar koperasi.
16
Arifin, Kopeerasi Mewujudkan Kebersamaan Dan Kesejahteraan, Menjawab Tantangan Global Dan Regionalisme Baru , 2000, h. 11
17
5. Selalu berusaha mencari kawan-kawannya untuk menjadi anggota
koperasi. 6.
Menyimpan pada koperasi dengan teratur dan selalu membayar hutangnya tepat pada waktunya.
Partisipasi anggota merupakan input dalam rangka pengembangan koperasi, karena mengingat didalam bentuk dan jenis partisipasi anggota selalu
dibarengi dengan keterlibatan mental, fisik, emosional secara nasional dari anggota dalam mendukung perkembangan koperasi. Oleh karena itu partisipasi
akan menentukan dan mempengaruhi tingkat perkembangan koperasi. Partisipasi anggota dalam permodalan menentukan keberhasilan dari
koperasi, peningkatan modal hendaknya berasal dari anggota bukan dari luar sebagai memicu koperasi untuk berkembang, modal yang berasal dari anggota
harus jauh lebih besar jumlahnya daripada modal dari luar sehingga keterlibatan anggota akan menjadi lebih baik. Modal tersebut dapat berupa uang, atau
kesediaan anggota menanggung kewajiban yang dibebankan dari koperasinya. Bentuk partisipasi anggota dalam permodalan dapat dilakukan dengan cara
memberikan sumbangan modal kepada koperasi dengan cara yang adil. Partisipasi dalam organisasi yang ditandai oleh hubungan identitas, dapat
diwujudkan jika pelayanan oleh koperasi sesuai dengan kebutuhan daripada anggotanya. Oleh karena kebutuhan yang berubah-ubah dari para anggotanya
maupun usaha koperasi, dan tantangan lingkungan, maka pelayanan yang diberikan koperasi pun harus secara terus menerus disesuaikan. Untuk
mewujudkan penyesuaian yang berkelanjutan dari pelayanan tersebut pada
18
kebutuhan anggota, anggota harus mampu dan mau untuk mempengaruhi dan mengontrol manajemen.
B. Manajemen Koperasi
Dalam jurnal ilmiah manajemen dan bisnis, koperasi merupakan lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya lembaga bisnis. Di dalam sebuah
lembaga bisnis diperlukan sebuah pengelolaan yang efektif dan efisien yang dikenal dengan manajemen. Demikian pula dalam badan usaha koperasi,
manajemen merupakan satu hak yang harus ada demi terwujudnya tujuan yang diharapkan.
Menurut Prof. Ewell Paul Roy dalam jurnal Manajemen dan Bisnis mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan empat unsur, yaitu : anggota,
pengurus, manajer, dan karyawan. Seorang manajer harus bisa menciptakan kondisi yang mendorong para karyawan agar mempertahankan produktivitas yang
tinggi. Karyawan merupakan penghubung antara manajemen dan anggota pelanggan.
17
Sistem manajemen di lembaga koperasi harus mengarah kepada manajemen partisipatif yang didalamnya terdapat kebersamaan, keterbukaan,
sehingga setiap anggota koperasi baik yang turut dalam pengelolaan kepengurusan usaha ataupun yang diluar kepengurusan atau anggota biasa, memiliki rasa
tanggung jawab bersama dalam organisasi koperasi.
18
17
Hendrojogi, Azas-azas, Teori Dan Praktik Koperasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1998, h. 43.
18
Panji Anoraga, Dra. Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Jakarta : PT. Asah Mahasatya, 2003. Cet ke-4, h. 56
19
Manajemen koperasi pada dasarnya dapat ditelaah dari tiga sudut pandang yaitu organisasi, proses, dan gaya. Dari sudut pandang organisasi, manajemen
koperasi pada prinsipnya terbentuk dari tiga unsur yaitu anggota, pengurus dan karyawan. Dapat dibedakan struktur atau alat perlengkapan organisasi yang
sepintas adalah sama, yaitu : rapat anggota, pengurus, dan pengawas. Untuk itu, hendaknya dibedakan antara fungsi organisasi dengan fungsi manajemen. Unsur
pengawas seperti yang terdapat pada alat perlengkapan organisasi koperasi, pada hakekatnya adalah merupakan perpanjangan tangan dan anggota, untuk
mendampingi pengurus dalam melakukan fungsi control sehari-hari terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi.
Keberhasilan koperasi tergantung pada kerjasama ketiga unsur organisasi tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha koperasi, yang dapat
memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota. Dan sudut pandang proses, manajemen koperasi lebih mengutamakan demokrasi dalam pengambilan
keputusan. Istilah satu orang satu suara sudah mendarah daging adalah organisasi koperasi. Karena itu, manajemen koperasi ini sering dipandang kurang efisien,
kurang efektif, dan sangat mahal. Terakhir, ditinjau dari sudut pandang gaya manajemen, manajemen koperasi menurut gaya partisipatif, dimana posisi
anggota ditempatkan sebagai subjek dan manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya.
Badan usaha koperasi di Indonesia memiliki manajemen koperasi yang dianut berdasarkan perangkat organisasi koperasi, yaitu : rapat anggota, pengurus,
pengawas, dan pengelola. Telah diuraikan sebelumnya bahwa watak manajemen