Efektivitas manajemen kelas di SMP Fatahilah Pondok Pinang

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

The image part with relationship I D rI d5 was not found in the file.

DISUSUN OLEH :

Ria Maria Hidayat

205018200440

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

B. Identifikasi Masalah...6

C. Pembatasan Masalah...6

D. Perumusan Masalah...6

E. Manfaat Penelitian...7

BAB II KAJIAN TEORI EFEKTIVITAS MANAJEMEN KELAS DENGAN MINAT BELAJAR SISWA. A. Efektivitas Manajemen Kelas 1. Pengertian Efektivitas...8

2. Pengertian Manajemen Kelas...9

a. Pengertian Manajemen...9

b. Pengertian Kelas...10

3. Tujuan Manajemen Kelas ...12

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen kelas ...13

5. Fungsi Manajemen Kelas ...16


(3)

3. Tujuan Belajar ...23

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa...24

5. Peranan Minat Dalam Belajar ...25

6. Kondisi Belajar ...26

C. Kerangka Berfikir ...27

D. Hipotesis penelitian ...28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ...29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ..………...29

C. Metode Penelitian ...29

D. Populasi Dan Sampel ...30

E. Variabel Penelitian ...30

F. Teknik Pengumpulan Data ...31

G. Instrumen Penelitian ...31


(4)

2. Visi dan Misi ...39

3. Keadaan Siswa-siswi ...40

4. Keadaan Guru SMP Fatahillah Pondok Pinang ...40

5. Keadaan Sarana dan Prasarana ...42

6. Keadaan Ekstrakulikuler ...44

B. Deskripsi Data ...44

C. Analisis Data dan Interpretasi Data ...65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...69

B. Saran-saran ...70

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(5)

(6)

untuk diujikan pada siding munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Jakarta, 2010

Yang Mengesahkan

Pembimbing

Mudjahid AK, M,Sc NIP. 19470714 1965101 001


(7)

SMP Fatahillah Pondok Pinang. Skripsi di bawah Bimbingan Mudjahid AK, M. Sc. Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.

Kemampuan guru dalam manajemen kelas sangat diperlukan agar memberikan hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas manajemen kelas di SMP Fatahillah Pondok Pinang. Masalah ini difokuskan pada pengelolaan non akademik yaitu kemampuan guru yang menyangkut siswa dan pengelolaan fisik seperti ruang kelas, perabot kelas dan alat pengajaran.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, metode ini didukung dengan teknik-teknik pengumpulan data yang meliputi teknik kuisioner, wawancara dan observasi, teknik analisa data yang digunakan menggunakan rumus presentase. Sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP Fatahillah Pondok Pinang sebanyak 30 orang.

Dari pengolahan data yang didapat selanjutnya penulis mengkategorikan setiap aspek sehingga menghasilkan data akhir dengan kategori Baik yaitu sebesar

88,7 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Efektivitas Manajemen Kelas di SMP Fatahillah Pondok Pinang berkategori Baik.


(8)

tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta seluruh penerus perjuangannya, yang telah membawa umatnya menuju jalan kebenaran.

Dalam penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Efektivitas Manajemen Kelas Dengan Minat Belajar Siswa” tentu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M. A. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta staf.

2. Bapak, Ketua Jurusan Kependidikan Islam. Bapak. Rusdy Zakaria M. Ed, M. Phill, Ketua Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Bapak. Mu’arif SAM, M. Pd.

3. Bapak Dosen Pembimbing Bapak. Mudjahid AK. M. Sc. Yang telah membimbing dan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran disela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen-dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis semoga dapat berguna dan bermanfaat.

5. Kepala Sekolah, ibu Lilis Nurhayati, Dewan Guru beserta staf, dan siswa-siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang, yang telah menyediakan waktu dan tempatnya untuk penelitian ini.

6. Mamah “Nur’aini dan Papah “Apun Hidayat” tercinta yang telah merawat dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayingdan penuh keikhlasan memberikan do’a dan bantuan yang tidak henti-hentinya kepada penulis.

7. Suamiku “Yanto” yang dengan sabar dan ikhlas mendampingi dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, serta anakku Aditya Rumi yang menjadikan hari-hari menjadi ceria.

8. Adik-adikku yang senantiasa memberikan do’a dan motivasi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.


(9)

Hanya harapan dan do’a yang dapat disampaikan kepada semua pihak, semoga jasa dan segala kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis akan mendapatkan balasan yang layak dari Allah SWT (amin) dan akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian kependiidkan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi yang membaca pada umumnya.

Jakarta, April 2010

Penulis


(10)

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Pembatasan Masalah... 5

D. Perumusan Masalah... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

BAB II KAJIAN TEORI EFEKTIVITAS MANAJEMEN KELAS A. Efektivitas Manajemen Kelas 1. Pengertian Efektivitas Manajemen Kelas... 7

2. Tujuan Manajemen Kelas ... 10

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kelas ... 11

5. Ruang Lingkup Manajemen Kelas ... 14


(11)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ..……….………. 24

C. Metode Penelitian ... 24

D. Populasi Dan Sampel ... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25

F. Pengolahan Data ... 32

G. Teknik Analisa Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Latar Belakang Berdirinya SMP Fatahillah Pondok Pinang ... 34

2. Visi dan Misi ... 35

3. Keadaan Siswa-siswi ... 36

4. Keadaan Guru SMP Fatahillah Pondok Pinang ... 37

5. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 39

6. Keadaan Ekstrakulikuler ... 40

B. Deskripsi dan Analisa Data ... 41


(12)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan komponen utama dalam mewujudkan peradaban karena melalui pendidikan warga negara dapat memperoleh wawasan dan dapat mengembangkan kemampuan yang akan berimbas kepada peningkatan mutu kehidupan manusia serta bangsa. Pendidikan diartikan sebagai upaya sadar dan terencana, sistematis dan berkesinambungan dalam membina dan mengembangkan potensi manusia agar dapat berfungsi secara optimal bagi peranannya di masa datang, agar dapat memenuhi tantangan era globalisasi, sejalan perkembangan dan perubahan masyarakat. Seperti tercantum dalam Undang-undang Sisdiknas tahun 2000-2004, Bab II tentang dasar, fungsi dan tujuan, Pasal 3 yaitu:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada


(14)

TuhanYang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Rendahnya mutu pendidikan telah memberikan akibat langsung pada rendahnya mutu sumber daya manusia bangsa. Karena untuk melahirkan sumber daya manusia yang bermutu hanya bisa melalui jalur pendidikan dan proses pembelajaran yang bermutu pula.2

Salah satu faktor terpenting dalam pendidikan adalah guru. Guru memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa, mempunyai kekuatan untuk membentuk dan membangun kepribadian siswa menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukan bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Seperti yang tercantum dalam Peraturan Perundang-Undangan Pada Butir sembilan Kode Etik Guru Indonesia disebutkan bahwa: “Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.” (PGRI, 1973).3

Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat di kuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu di karenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunkannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektuals, psikologis dan biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal itu pula yang menjadi tugas yang cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik.

1

Undang-undangtentang SISDIKNAS dan peraturan pelaksanaannya 2000-2004, (Jakarta: CV. Tamira Utama, 2004), h. 7

2

Sholeh, Asrorun Ni’Am, Membangun Profesionalitas Guru, (Jakarta: elsas, 2006), h. 5.

3


(15)

Guru merupakan salah satu kunci utama berhasil atau tidaknya gerakan pendidikan. Efektivitas proses pembelajaran di kelas dan di luar kelas sangat ditentukan oleh kompetensi guru, di samping faktor lain, seperti siswa, lingkungan dan fasilitas. Kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan salah satu ukuran profesionalitas seorang guru. Kebutuhan akan guru profesional yang semakin mendesak itu sejalan dengan tuntutan akan kapasitas mereka untuk dapat menjadi pemimpin kelas yang baik.

Melihat begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia maka pengelolaan atau manajemen kelas di dalam sekolah harus semaksimal mungkin dilaksanakan. Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru dituntut untuk memahami komponen-komponen dasar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, karena proses belajar merupakan inti dari kegiatan pembelajaran.

Seperti yang dikatakan Wrightman, proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan yang utama. Peranan guru adalah menciptakan serangkaian tingkah laku yang saling berkaiatan yang dilakukan dalam suatu situasai tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.4

Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan guru, seperti pengaturan metode, strategi dan kelangkapan dalam pengajaran sebagai bagian dari kegiatan manajemen pembelajaran. Yang harus dilakukan oleh guru untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien maka guru harus menguasai manajemen kelas. Manajemen kelas sangat penting untuk terciptanya suasana mengajar yang kondusif, bukan hanya membantu guru dalam proses belajar mengajar tetapi yang lebih penting menjadikan siswa mudah dalam belajar, merasa nyaman dan menyenangkan dalam proses belajar.

4


(16)

Sering terjadi di beberapa sekolah, pengelolaan kelas kurang baik, kondisi kelas yang kurang efektif dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam belajar dan dapat menghambat optimalisasi proses pembelajaran. Sekolah tersebut masih sulit untuk menerapkan manajemen kelas yang baik, karena butuh kerjasama dari semua pihak terutama guru. Hal serupa juga dialami di SMP Fatahillah Pondok Pinang. Masalah ini sering dihadapi dalam manajemen kelas dalam pengaturan fisik kelas.

Dari latar belakang tersebut maka penulis melihat ada beberapa masalah dalam pengaturan fisik di SMP Fatahillah Pondik Pinang, nampak pada beberapa keadaan yang penulis amati ketika melakukan penelitian di SMP Fatahillah Pondok Pinang. Persisnya ada ketidak seimbangan antara luas ruangan dengan jumlah siswa per kelas dengan jumlah masing-masing kursi.

Seperti di kelas VIII-1 terdapat 30 siswa, tetapi jumlah meja dan bangku yang ada di dalam kelas sebanyak 20 buah. Kalau masing-masing diisi oleh dua orang siswa, maka jumlah siswa yang seharusnya menempati meja dan kursi ada 40 siswa. Tetapi kelas VIII-1 hanya ada 30 siswa maka ada 5 meja dan kursi kosong yang seharusnya diisi oleh dua orang siswa, yaitu 10 orang siswa, tetapi di biarkan kosong. Seharusnya jika jumlah siswa ada 30, meja dan kursi yang harus ada di dalam kelas 15 buah yang masing-masing diisi oleh dua orang.5

Pemandangan seperti ini dapat mempengaruhi minat belajar siswa karena terkadang ada siswa yang berpindah-pindah tempat duduk, mereka pindah ke belakang dan mengosongkan barisan depan, sehingga barisan depan kosong. Siswa yang pindah kebelakang lalu membuat kegaduhan dengan ngobrol di dalam kelas, mengganggu siswa lain yang benar-benar ingin belajar, Pemandangan seperti ini sangat mengganggu proses pembelajaran.

Selain itu karena ruang kelas bersebelahan dengan rumah warga sekitar sekolah, sehingga ventilasi udara ditutup agar proses pembelajaran

5

Observasi dan pengamatan langsung di SMP Fatahillah Pondok Pinang Jakarta Selatan, pada tahun ajaran 2008-2009.


(17)

tidak terganggu. Keadaan ini membuat suasana kelas menjadi pengap, panas, gelap dan kurang pertukaran udara, membuat siswa tidak nyaman dalam memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru. Apalagi siswa sejak pagi hingga menjelang petang ada di dalam kelas. Apakah keadaan seperti ini siswa masih mempunyai minat dalam belajar?

Memperhatikan uraian di atas diperlukan usaha agar dapat mewujudkan efektivitas manajemen kelas yang baik, terutama dalam pengaturan ruang belajar dan pengaturan siswa didalam kelas, untuk meningkatkan keberhasilan dalam proses belajar dan mengajar. Berdasarkan latar belakang tersebut amaka penulis membahas skripsi dengan judul:

Efektivitas Manajemen Kelas Di SMP Fatahillah Pondok Pinang”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan manajemen kelas di SMP Fatahillah Pondok Pinang

2. Bagaiamana kemampuan pengelolaan kelas guru bidang studi IPS 3. Bagaiamana pengaturan siswa didalam kelas

4. Bagaiamana pengaturan ruang belajar dan alat-alat pengajaran

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, masalah dibatasi pada:

Manajemen kelas dibagi menjadi dua yaitu pengelolaan akademik dan non akademik, maka penulis membatasi masalah hanya pada pengelolaan non akademik, yaitu kemampuan guru dalam manajemen kelas, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemapuan yang menyangkut siswa dan pengelolaan fisik seperti ruangan, perabot dan alat pengajaran.


(18)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan manajemen kelas di SMP Fatahillah Pondok Pinang pada bidang studi IPS.

2. Bagaiamana penataan siswa didalam kelas, serta pengaturan ruang belajar serta alat-alat pengajaran.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah bagi:

1. Penulis, sebagai bahan kelengkapan wawasan penegtahuan keterampilan bagi penulis serta aplikasinya dari ilmu yang didapat dalam menempuh pendidikan.

2. Sekolah, sebagai bahan masukan untuk perbaikan dalam manajemen kelas, khususnya dalam pengembangan proses belajar mengajar.

3. Guru, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam usaha meningkatkan minat belajar siswa.


(19)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Efektivas Manajemen Kelas

1. Pengertian Efektivitas Manajemen Kelas

Pengertian Efektivitas menurut Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum, adalah suatu tahapan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan.6 Efektivitas menurut Mulyasa adalah adanya kesesuaian antara yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.7 Menurut N. A. Ametembun efektivitas adalah suatu kesanggupan untuk mewujudkan suatu tujuan.8 Sedangkan efektivitas menurut Kamus Ilmiah Populer Lengkap adalah “ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan.”9

Menurut T. Hani Handoko definisi efektivitas sebagai berikut: “Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang telah ditetapkan.”10 Hornby dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary (1986) mendefinisikan kelas (class) sebagai “group of students taught together or

6

Saliman dan Sudarsono, Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994),

h. 61

7

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 82

8

N.A. Ametembun, Evaluasi Mengajar: Kriteria-kriteria dan Teknik-teknik, (Bandung: Suri, 2000)

h. 8

9

Achmad Maulana dkk, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, (Yogyakarta: Absolut: 2004) cet, 2 h. 82

10


(20)

location when this group meets to be taught”. Dengan demikian, kelas merupakan sekelompok siswa yang diajar bersama atau suatu lokasi ketika kelompok itu menjalani proses pembelajaran pada tempat dan waktu yang diformat secara formal.11

Dalam arti sempit kelas menunjukan suatau ruangan dibatasi 4 dinding atau tempat murid-murid belajar, tiap bangunan sekolah di bagi kedalam ruangan-ruangan bangunan yang menunjukan ruang kelas. Dalam arti luas kelas dapat pula diartikan sebagai kegiatan pembelajaran yang dibedakan oleh guru kepada murid-murid dalam suatu ruangan untuk satu tingkat tertentu pada jam tertentu.12

Kelas bermakna “tingkatan” untuk menunjukkan status atau posisi anak di sekolah tertentu, misalnya kelas I, kelas II, dan sebagainya.13 Adapun yang dimaksud kelas adalah pangkat, tingkatan, ruang tempat belajar disekolah.

Dengan demikian kelas merupakan sekelompok siswa belajar bersama ditempat yang sama dengan bimbingan dari guru dalam proses pembelajaran dan dalam tingkatan yang sama. Pengertian terminologi manajemen kelas (Classroom management) dibangun oleh dua kata, yaitu

manajemen (management) dan kelas dalam makna ruang kelas (classroom). Menurut para ahli berikut definisi manajemen kelas. Menurut Raka Joni “pengelolaan kelas menunjukkan kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.”14

Pengelolaan kelas sebenarnya merupakan upaya mendayagunakan seluruh potensi kelas, baik sebagai komponen utama pembelajaran maupun komponen pendukungnya.15 “Pengelolaan kelas menurut M Entang berbagai jenis kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan

11

Sudarwan Danim, inovasi pendidikan..., ( Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), h. 167

12

Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas…,h. 28

13

Sudarwan Danim, inovasi pendidikan…,h. 167

14

Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), h. 84.

15


(21)

menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.”16 Sedangkan E. C. Wragg mengatakan Manjemen kelas adalah kegiatan pengelolaan perilaku murid, sehingga murid-murid dapat belajar.17

Pengelolaan kelas/ Manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.18

Menurut Sudarwan Danim dalam bukunya Inovasi Pendidikan

manajemen kelas adalah “Seni atau praksis (praktik dan strategi) kerja, yaitu guru bekerja secara individu, dengan atau melalui orang lain (misalnya bekerja dengan sejawat atau siswa sendiri) untuk mengoptimalkan sumber daya kelas bagi pencapian proses pembelajaran yang efektif dan efisien.”19

Manajemen kelas/pengorganisasian kelas adalah “suatu rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, yang meliputi, (1) tujuan pengajaran, (2) pengaturan penggunaan waktu yang tersedia, (3) pengeturan ruangan dan perabot pelajaran di kelas, serta (4) pegelompokan siswa dalam belajar”.20

Suatu kondisi belajar akan optimal akan dicapai, apabila seseorang guru mampu mengatur siswa dengan suasana pengajaran yang serasi serta mengendalikan suasana belajar yang menyenagkan. Meneglola kelas sangat erat hubungannya dengan penyediaan kondisi menguntungkan bagi siswa untuk belajar.21 Menurut W. S Wingkel pengelolaan kelas adalah menciptakan dan memperhatikan suasana di kelas yang membentuk siswa

16

Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas…,h. 29

17

Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas…,h. 29

18

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa: Sebuah Pendekatan Evaluatif, (Jakarta: CV. Rajawali, 1992), h. 67-68

19

Sudarwan Danim, inovasi pendidikan,…h. 167

20

Conny Semiawan dkk, Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar?, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992), h. 63-64.

21

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) Cet. 19 h. 10


(22)

untuk dapat berkonsentrasi dalam belajarnya dan dengan demikian memperoleh hasil belajar yang maksimal.22

Dengan demikian Efektivitas manajemen kelas adalah kemampuan atau kesanggupan yang dilakukan guru dalam pengelolaan segala aspek lingkungan fisik yaitu berupa ruang kelas dan seluruh kelangkapan maupun administarsinnya serta untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan dan dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.

2. Tujuan Manajemen Kelas

Tujuan, adalah target akhir yang ingin dicapai oleh orang atau organisasi. Sebagai titik akhir dari proses maka tujuan tersebut harus berkesesuaian dengan rencana yang dibuat. Tujuan akhir dari sebuah proses pembelajaran selain dapat tertransfernya ilmu pengetahuan, juga apakah terjadi perubahan dari sikap dan perilaku siswa. Oleh karena itu tujuan dalam manajemen kelas juga kepada tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Tujuan manajemen kelas meneurut (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen 1996):

1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.

2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.

3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.

4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individualnya.23

22


(23)

Tujuan Manajemen kelas Menurut A. C. Wragg adalah:

1. Anak-anak memberikan respon yang setimpal terhadap perlakuan yang sopan dan penuh perhatian dari orang dewasa.

2. Mereka akan bekerja dengan rajin dan penuh konsentrasi dalam melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuannya.24

Tujuan manajemen kelas ini adalah agar dapat mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal dalam berprilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktivitas yang sedang berlangsung, menyadari kebutuhan siswa, serta memberikan respon yang positif terhadap perilaku siswa.25

Sedangkan menurut J.J Hasibuan dan Moedjiono dalam bukunya menyebutkan, proses belajar mengajar penggunaan komponen dalam kelas mempunyai beberapa tujuan bagi siswa yaitu:

1. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah laku.

2. Membantu siswa untuk mengerti tingakh laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan memehami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan, dan bukan kemarahan.

3. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta tingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas.26

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Kelas

Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen kelas, yaitu:

1. Kondisi fisik, lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengeruh penting terhadap hasil pembelajaran, lingkungan fisik yang dimaksud meliputi: 23

Ade Rukmana, Pengalolaan Kelas,… h. 43

24

Ade Rukmana, Pengalolaan Kelas,… h. 43

25

I. G. A. K. Wardani, Dasar-dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar , (Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka, 2001), Cet. I, h. 35.

26

J. J Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar , (Bandung : Remadja Karya CV, 1988) Cet. Ke-3, h. 83


(24)

a. Ruang tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.

ruang tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu dengan lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan.

b. Pengaturan tempat duduk.

Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku siswa.

c. Ventilasi dan pengaturan cahaya.

Suhu, ventilasi dan penerangan adalah asset penting untuk terciptannya suasana belajar yang nyaman.

d. Pengaturan penyimpanan barang-barang.

Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar.

2. Kondisi sosio-Emosional

Kondisi sosio emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektivitas tercapainya tujuan pengajaran.

a. Tipe kepemimpinan; Peranan guru dan tipe kepemimpinan guru akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas.

b. Sikap Guru; dalam menghadapi siwa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki.

c. Suara Guru; melengking tinggi atau senantiasa tinggi atau malah terlalu rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa akan mengakibatkan suasana gaduh, bisa jadi membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak diperhatikan.


(25)

d. Pembinaan hubungan baik (raport); Dengan terciptannya hubungan baik guru-siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap optimistic, realistic dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukannya.

3. Kondisi organisasi; Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas.27

Penataan ruang kelas harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang kelas dan sekolah, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:

1. Ukuran ruang kelas. 2. Jumlah siswa.

3. Tingkat kedewasaan siswa.

4. Toleransi guru dan kelas sebelah terhadap kegaduhan dan lalu lalangnya siswa.

5. Toleransi masing-masing siswa terhadap kegaduhan dan lalu lalangnya siswa lain.

6. Pengalaman guru dalam melaksanakan metode pembelajaran gotong royong, dan

7. Pengalaman siswa dalam melaksanakan metode pembelajaran gotong royong.28

Sedangkan Suhaenah Suparno mengemukakan kriteria yang harus dipenuhi ketika melakukan fasilitas ruangan kelas, yaitu:

1. Penataan ruangan dianggap baik apabila menunjang efektivitas proses pembelajaran yang salah satu petunjuknya adalah anak-anak belajar dengan aktif dan guru dapat mengelola kelas dengan baik.

27

Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas…,h. 44-45

28

Anita Lie, Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 51


(26)

2. Penataan tersebut bersifat fleksibel (luwes) sehingga perubahan dari satu tujuan ke tujuan lain dapat dilakukan sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan sifat kegiatan yang dituntut oleh tujaun yang akan dicapai.

3. Ketika anak belajar tentang suatu konsep, maka ada fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan bantuan untuk memperjelas konsep-konsep tersebut yaitu berupa gambar-gambar atau media lain sehingga konsep-konsep tersebut tidak bersifat verbalitas.

4. Penataan ruang dan fasilitas yang ada di kelas harus mampu membantu siswa meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga mereka meras senang untuk belajar.29

4. Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas

Menurut suharsimi Arikunto bahwa ruang lingkup pengelolaan kelas di bagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Pengelolaan yang menyangkut siswa

b. Pengelolaan fisik (ruangan, perabot, alat pengajaran).30

Berikut dikemukakan mengenai kedua hal tersebut yaitu pengelolaan yang menyangkut siswa dan pengelolaan fisik:

1. Pengelolaan yang menyangkut siswa atau pengaturan siswa yaitu, merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar proses pembelajaran berlangsung efektif. Tindakan tersebut dapat berupa tindakan yang bersifat pencegahan (preventif) dan tindakan yang bersifat korektif.31

Tindakan tersebut yaitu berupa:

29

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran…, 168-169

30

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, (Jakarta: CV. Rajawali, 1988). H. 68

31

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 119


(27)

a. Usaha yang bersifat pencegahan.

Tindakan pencegahan adalah yang dialkuakn sebelum munculnya tingkah laku yang menyimpang yang mengganggu kondisi optimal berlangsungnya pembelajaran. Keberhasilan dalam tindakan pencegahan merupakan salah satu indikator keberhasilan manajemen kelas. Adapun langkah-langkah pencegahannya menurut Maman rahman yang dikutip oleh Ade Rukamana dan Asep Suryana adalah sebagai berikut:

1. Peningaktan kesadaran diri sebagai guru.

Langakah peningkatan kesadaran diri sebagai guru merupakan langkah yang strategis dan mendasar, karena dengan dimilikinnya kesadaran ini akan meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal dasar bagi guru dalam melaksanakan tugasnya.

2. Peningkatan kesadaran peserta didik.

Interaksi positif antara guru dan peserta didik dalm proses pembelajaran terjadi apabila dua kesadaran (kesadaran guru dan peserta didik) bertemu. Kurangnya kesadaran peserta didik akan menumbuhkan sikap suka marah, mudah tersinggung yang pada gilirannya memungkinkan peserta didik melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji yang dapat mengganggu kondisi optimal dalam rangka pembelajaran.

3. Sikap polos dan tulus dari guru.

Sekap ini mengandung makna bahwa guru dalam segala tindaknnya tidak boleh berpura-pura bersikap dan bertindak apaadannya. Sikap dan tindak laku seperti itu sangat membantu dalam mengelola kelas.


(28)

4. Mengenal alternatif pengelolaan.

Untuk mengenal dan menemukan alternatif peneglolaan, langkah ini menuntut guru:

a. melakukan tindakan identifikasi berbagai penyimpangan yang sifatnya individual maupun kelompok,

b. mengenal berbagai pendekatan dalam manajemen kelas, c. mempelajari pengalamn guru-guru lainnya yang gagal

atau berhasil sehingga dirinya memliki alternatif yang bervariasi.

5. Menciptakan kontrak sosial.

Penciptaan kontrak sosial pada dasarnya berkaitan dengan standar tingkah laku yang diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas beserta keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan peserta didik.

b. Usaha yang bersifat penyembuhan (kuratif).

Kegiatan yang bersifat penyembuhan mengikuti langkah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah.

Pada langkah ini, gurumengenal atau mengetahui masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul dalam kelas. Berdasar masalah tersebut guru mengidentifikasi jenis penyimpangan sekaligus mengetahui latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan tersebut. 2. Menganalisis masalah.

Pada langkah ini, guru menganalisis penyimpangan peserta didik dan menyimpulkan latar belakang dan sumber-sumber dari penyimpangan itu. Selanjutnya menentukan alternatif-alternatif penanggulangannya.


(29)

3. Menilai alternatif-alternatif pemecahan.

Pada langkah ini guru menilai dan memilih alternatif pemecahan masalah yang dianggap tepat dalam menaggulangi masalah.

4. Mendapatkan balikan.

Pada langkah ini guru melaksanakan monitoring, dengan maksud menilai keampuhan pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan yang direncanakan.32

2. Pengelolaan fisik, lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil belajar. Lingkungan fisik yang menyenangkan dan memiliki syarat dapat mendukung meningkatnya intensitas proses belajar peserta didik dan mempunyai pengaruh positif terhadap tujuan pengajaran.33 Lingkungan fisik yang dimaksud yaitu, Kondisi fisik lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengeruh penting terhadap hasil pembelajaran, lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:

a. Ruang tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.

ruang tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu dengan lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan.

32

Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas…,h. 58

33

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), h. 120


(30)

b. Pengaturan tempat duduk.

Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku siswa.

c. Ventilasi dan pengaturan cahaya.

Suhu, ventilasi dan penerangan adalah asset penting untuk terciptannya suasana belajar yang nyaman.

d. Pengaturan penyimpanan barang-barang.

Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar.34

Untuk menciptakan manajemen kelas yang kondusif salah satu yang harus diperhatikan adalah lingkungan fisik yang memenuhi syarat seperti kondisi kelas. Seperti yang dikatakan Abdul Majid dalam bukunya Perencanaan Pembelajaran, ukuran ruang kelas 8 m X 7 m. Dapat memberikan kebebasan gerak, komunikasi, pandangan dan pendengaran., Cukup cahaya dan sirkulasi udara, pengaturan perabot agar memungkinkan guru dan siswa dapat bergerak leluasa.35

5. Fungsi Manjemen Kelas

Fungsi manajemen kelas merupakan fungsi-fungsi manajemen yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan pembelajaran yang hendak dicapainya. Kegiatan tersebut meliputi:

a. Merencanakan, adalah membuat suatu target-arget yang akan dicapai atau diraih di masa depan. Merencanakan pada dasarnya membuat keputusan mengenai arah yang akan dituju, tindakan

34

Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas…,h. 44-45

35

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengambangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 169


(31)

yang akan diambil, sumberdaya yang akan diolah dan teknik/ metode yang dipilih untk digunakan.

b. Mengorganisasikan, adalah proses mengatur, mengalokasikan dan mendistribusikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya diantara anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

c. Memipin, institusi pendidikan lebih menekankan pada aupaya mengarahkan dan memotivasipara personil agar dapat melaksanakan tugas pokok fungsinya dengan baik. Memimpin menurut Stoner adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh organisasi.

d. Mengendalikan, institusi pendidikan adalah membuat institusi berjalan sesuai dengan jalur yang telah ditetapkan dan sampai kepada tujuan secara efektif dan efisien.36

6. Kegiatan Manajemen Kelas

Kegiatan manajemen kelas meliputi dua kegiatan yang secara garis besar terdiri dari:

a. Pengaturan orang (siswa), adalah bagaimana mengatur dan menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan emosionalnya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat dan keinginannya.

b. Pengaturan fasilitas, adalah kegiatan yang harus dilakukan siswa, sehingga seluruh siswa dapat terfasilitasi dalam aktivitasnya di dalam kelas. Pengaturan fisik kelas diarahkan untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa sehingga siswa merasa senang, nyaman, aman, dan belajar dengan baik.

36


(32)

Pengaturan siswa dan fasilitas kelas dapat dilihat dalam bagan seperti dibawah ini:

Kegiatan Pengelolaan Kelas

Mengatur Orang (Kondisi Emosional)

Mengatur fasilitas belajar mengajar (Kondisi fisik)

- Tingkah laku - Ventilasi - Kedisiplinan - Pencahayaan - Minat/Perhatian - Kenyamanan - Gairah Belajar - Letak duduk

- Dinamika kelompok - Penempatan siswa37

Kegiatan manajemen kelas secara garis besar terdiri dari pengaturan orang (siswa), dan pengaturan fasilitas belajar mengajar terdiri dari ventilasi, pencahayaan, kenyamanan, letak duduk dan penempatan siswa.

Penataan ruang kelas sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran, salah satunya letak duduk atau penataan bangku dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.

Menurut Anita Lie dalam bukunya Cooperative Learning, mempraktikkan Cooperative Learning di ruang-ruang kelas, ada beberapa model penataan bangku yang biasa dipakai dalam pembelajaran. Beberapa model penataan bangku yang bisa dipakai dalam proses pembelajaraan yaitu:

1. Meja tapal kuda: siswa berkelompok diujung meja. 2. Meja panjang: siswa berkelompok diujung meja.

3. Penataan tapal kuda: siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan.

37


(33)

4. Meja laboratorium. a. tugas individu

b. tugas kelompok dengan membalikkan kursi

5. Meja kelompok: siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan. 6. Klasikal: siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan.

7. Bangku individu dengan meja tulisnya: penataan terbalik 8. Meja berbaris: dua kelompok duduk berbagi satu meja. 38

7. Kegiatan guru di dalam mengelola kelas yaitu:

a. Penataan siswa di dalam kelas

1. Mengorganisasikan siswa

Pengorganisasian siswa dikelola dengan baik, organisasi siswa ini mempunyai dua fungsi yaitu:

a). Melatih siswa dalam berorganisasi b). Menciptakan ketertiban kelas

Organisasi kelas biasanya memiliki bentuk yang sangat sederhana terdiri dari ketua kelas, sekretaris, bendahara dan beberapa seksi sesuai kebutuhan.

2. Mengenal sifat dan tingkah laku siswa di kelas

Setiap guru harus mengenal sifat dan tingkah laku siswa agar dapat memudahkan dalam proses pembelajaran, dan menangani masalah yang terjadi di dalam kelas.

3. Kegiatan-kegiatan guru di dalam kelas a. Mengecek kehadiran siswa

b. Mengumpulkan hasil pekertjaan siswa c. Pendistribusian bahan dan alat

d. Mencatat data e. Pemeliharaan arsip

38

Anita Lie, Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 51-52


(34)

f. Menyampaikan materi pelajaran g. Memberikan tugas/PR39

b. Penataan ruang kelas

Penataan ruang kelas harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang kelas dan sekolah. Seperti ukuran ruang kelas, jumlah siswa dan tingkat kedewasaan siswa.

1. Pengaturan tempat duduk. 2. Pengaturan alat-alat pengajaran.

Barang-barang disimpan pada tempat yang khusus yang mudah dicapai bila diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar. Barang-barang yang nilai praktisnya tinggi dapat disimpan di ruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan siswa.40

3. Pengaturan ventilasi dan tata cahaya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam manajemen kelas salah satunnya adalah kondisi fisik seperti ventilasi dan pengaturan cahaya meneurut Syaiful Sagala, mengenai pengaturan cahaya dan ventilasi, berdasarkan pengamatan para peneliti bahwa kelas yang baik haruslah dilengkapi jendela dan ventilasi yang memadai sesuai standar kesehatan sehingga memungkinkan udara, cahaya masuk dengan baik. Kondisi kelas yang demikian ini bisa menjamin kesehatan para siswa, yang lebih utama lagi siswa merasa nyaman dalam belajar. Ruangan cukup terang dan tidak membuat siswa silau.41

39

Ade Rukmana & Asep Suryana, Pengelolaan Kelas…, h. 34

40

Abdul Madjid, Perencanaan Pembelajaran…, h. 168

41


(35)

c. Disiplin kelas

Dalam arti luas disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang ditujuakn untuk membantu peserta didik agar dia dapat memehami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan juga penting tentang cara menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditujukan peserta didik terhadap lingkungannya.42

Dari berbagai uraian teori tentang efektivitas manajemen kelas, maka yang dimaksud efektivitas manajemen kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan mendaya gunakan seluruh potensi kelas agar menciptakan kondisi yang potimal dalam proses pembelajaran sehingga mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Efektivitas manajemen kelas tersebut dapat diukur dengan indikator pengelolaan fisik yang terdiri dari, Penataan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, pengaturan tempet duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya, pengeturan penyimpanan barang-barang. Sedangkan pengelolaan siswa terdiri dari Peningkatan kesadaran diri, sikap polos dan tulus dari guru, mengenal alternatif pengelolaan, menciptakan kontrak sosial, mengidentifikasi dan memecahkan maslah yang timbul.

42


(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen kelas di SMP fatahillah Pondok Pinang.

2. Untuk mengetahui penataan siswa didalam kelas, serta pengaturan ruang belajar dan alat-alat pengajaran.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Fatahillah Jl. Ciputat Raya No. 5 Pondok Pinang, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Sedangkan waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2010.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dalah penelitian survey. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Penulis pertama-tama mendeskripsikan obyek penelitian, setelah itu penulis mencoba mengkritisi penelitian tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan penelitian ini penulis akan menggambarkan temuan-temuan penelitian dan memperoleh pemahaman yang mendalam sehingga dapat ditarik sebuah


(37)

kesimpulan. Untuk memperoleh data, informasi, dan fakta yang mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam skripsi ini penulis menggunakan kuisioner dan wawancara.

D.

Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Menurut Margono, populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai, tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memliliki karekteristik tertentu didalam suatu penelitian.43 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP Fatahillah Pondok Pinang. Yang berjumlah 62 siswa.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi, Untuk memfokuskan penelitian penulis menggunakan sampel sebanyak 30 siswa-siswi kelas VIII SMP Fathillah Pondok Pinang.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data tentang efektivitas manajemen kelas, digunakan instrumen penelitian primer kuisioner dan untuk memperoleh data penunjang digunakan instrumen penelitian yang meliputi wawancara dan observasi. Ketiga instrumen tersebut digunakan untuk memperoleh data penelitian yang akurat sesuai dengan tema diatas. Secara rinci penggunaan instrument pengumpulan data dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kuestioner (angket).

Kuestioner (angket) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden untuk

43


(38)

mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan efektivitas manajemen kelas.

b. Wawancara (interview).

wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan Guru bidang studi IPS SMP Fatahillah Ponndok Pinang. c. Observasi.

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai fenomena-fenomena yang sedang diteliti, sehingga penulis memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.

2. Instrumen Penelitian

Adapun kisi-kisi instrumen efektuvitas manajemen kelas adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Kisi-kisi instrument Efektivitas Manajemen Kelas Di SMP Fatahillah Pondok Pinang

Variabel Dimensi Indikator No

Item

Jumlah Item

Efektivitas

Manajemen

Kelas

a. Pengelolaan Fisik 1. Penataan tempat berlangsungnya

proses belajar mengajar.

2. Pengaturan tempat duduk.

3. Ventilasi dan pengaturan cahaya.

1, 2, 3, 4

5, 6, *7, 8

9, 10

4

4


(39)

4. Pengaturan penyimpanan barang-

barang.

11,12, 13 3

b.Pengelolaan

Siswa

1. Peningkatan kesadaran diri.

2. Sikap polos dan tulus dari guru.

3. Mengenal alternatif pengelolaan.

4. Menciptakan kontrak sosial. 5.Mengidentifikasidan memecahkan

maslah yang timbul.

*14, *15, 16

17, 18, 19,

20

21, 22, *23 24, 25, 26

27, 28, 29,

*30

3

4

3

3 4

Keterangan: * Nomor-nomor yang tidak Valid

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasi Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Efektivitas Manajemen Kelas.

(1. Uji Validitas Variabel Efektivitas Manajemen Kelas

Berdasarkan hasil uji validitas yang dillakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson pada skala Kualitas Pelayanan terhadap 30 siswa-siswi, dari 30 item yang diuji cobakan diperoleh 25 item valid dan 5 item yang gugur. Dengan berdasarkan perhitungan untuk mencari rtabel = n-1 = 30-1 = 29, maka diperoleh nilai rtabel = 0,355. Dan untuk membuktikan


(40)

bahwa item skor tersebut valid rhitung harus lebih besar dari rtabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2

Hasil Uji Validitas Efektivitas Manajemen Kelas Di SMP Fatahillah Pondok Pinang

No. Pertanyaan Rhitung Rtabel Keterangan

1. P1 0,574” 0,355 Valid

2. P2 0,793” 0,355 Valid

3. P3 0,437’ 0,355 Valid

4. P4 0,656” 0,355 Valid

5. P5 0,372’ 0,355 Valid

6. P6 0,590” 0,355 Valid

7. P7 -0,214 0,355 Tidak Valid

8. P8 0,711” 0,355 Valid

9. P9 0,471’ 0,355 Valid

10. P10 0,487” 0,355 Valid

11. P11 0,445’ 0,355 Valid

12. P12 0,394’ 0,355 Valid

13. P13 0,422’ 0,355 Valid

14. P14 0,175 0,355 Tidak Valid

15. P15 0,069 0,355 Tidak Valid

16. P16 0,600” 0,355 Valid

17. P17 0,467” 0,355 Valid

18. P18 0,432’ 0,355 Valid

19. P19 0,414’ 0,355 Valid

20. P20 0,429’ 0,355 Valid

21. P21 0,681” 0,355 Valid

22. P22 0,600” 0,355 Valid


(41)

24. P24 0,582” 0,355 Valid

25. P25 0,516” 0,355 Valid

26. P26 0,717” 0,355 Valid

27. P27 0,483” 0,355 Valid

28. P28 0,517” 0,355 Valid

29. P29 0,616” 0,355 Valid

30. P30 -0,150 0,355 Tidak Valid

Berdasarkan data hasil uji coba validitas butir angket efektivitas manajemen kelas yang terdiri dari 30 item yang diuju cobakan maka diketahui terdapat 25 item yang valid dan 5 item yang gugur, pernyataan nomor yang valid adalah : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 12, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 28 dan untuk nomor yang tidak valid adalah :

7, 14, 15, 23, 30. Selanjutnya penulis menyusun kembali instrumen yang digunakan, sehingga kisi-kisi instrumen sesudah di validasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Kisi-kisi instrument Efektivitas Manajemen Kelas Di SMP Fatahillah Pondok Pinang

Variabel Dimensi Indikator No

Item Jumlah Item Efektivitas Manajemen Kelas

1. Penataan tempat berlangsungnya

proses belajar mengajar.

2. Pengaturan tempat duduk.

3. Ventilasi dan pengaturan cahaya.

4. Pengaturan penyimpanan barang-

1, 2, 3, 4

5, 6, 7

8, 9 10,11, 12 4 3 2 3


(42)

barang.

b.Pengelolaan

Siswa

1. Peningkatan kesadaran diri.

2. Sikap polos dan tulus dari guru.

3. Mengenal alternatif pengelolaan.

4. Menciptakan kontrak sosial.

5.Mengidentifikasi dan

memecahkan maslah yang timbul.

13

14, 15, 16,

17

18, 19

20, 21, 22

23, 24, 25

1

4

2

3

3

(2. Uji Reliabilitas Variabel Efektivitas Manajemen Kelas

Suatu intrumen penelitian dilakukan reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus :

Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:

1. Apabila a sama dengan atau lebih besar dari pada 0,80 berarti instrumen yang sedang diuji kredibilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable)

2. Apabila a lebih kecil dari pada 0,80 berarti instrumen yang sedang diuji dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (unreliable).44

44


(43)

Uji reliabilitas dilaksanakan pada SMP Fatahillah Jakarta Selatan dengan jumlah sebanyak 30 orang. Uji pada skala ini menggunakan uji statistic Alpha Croncbach dengan menggunakan SPSS versi 16 hasil uji reliabilitas skala Efektivitas Manajemen Kelas 0,869 maka diperoleh hasil :

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.869 .869 30

Berdasarkan perhitungan reliabilitas, penulis mendapatkan angka kpefisien (a) 0,869 untuk angket efektivitas manajemen kelas di SMP Fatahillah Pondok Pinang, dengan demikian angket ini reliabel karena a lebih besar dari 0,80.

Berdasarkan tabel reliability tersebut diperoleh nilai Alpha Cronbach skala Efektivitas Manajemen Kelas dengan 25 item adalah 0,869. Dengan nilai standar 0,80 dan karena nilai Alpha Cronbach skala Efektivitas Manajemen Kelas 0,869 > 0,80 maka dengan demikian variabel ini reliabel karena a lebih besar dari 0,80. Dan disimpulkan bahwa skala Efektivitas Manajemen Kelas adalah reliable.


(44)

F. Pengolahan Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data. Mengolah data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh orang yang meneliti, tetapi juga oleh orang lain yang mengetahui hasil penelitian. Untuk mengolah data dalam penelitian ini penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing

Dalam mengolah data, yang harus dilakukan pertama kali adalah melakukan editing. Pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap pengisian kuisioner. Setiap kuisioner diteliti satu persatu mengenai kelangkapan, kejelasan dan kebenaran pengisian angket tersebut agar terhindar dari kesalahan atau kekeliruan dalam mendapatkan informasi sehingga dapat diperoleh data yang akurat.

2. Koding

Setelah data di editing, langkah selanjutnya adalah koding, koding yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban para responden menurut macam-macamnya. Didalam penelitian ini ada 4 macam alternative jawaban, yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Tidak Pernah (TP).

3. Skoring

Skoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket dan setiap pertanyaan dalam angket terdapat empat butir jawaban yang harus dipilih responden. Dalam mentukan skoring hasil penelitian untuk pertanyaan masing-masing jawaban diberi nilai sebagai berikut:

Selalu (SL) = 4

Sering (SR) = 3

Kadang-kadang (KD) = 2 Tidak Pernah (TP) = 1


(45)

G. Teknik Analisa Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, sehingga penelitian ini termasuk penelitian non hipotesis yang bukan untuk membuktikan atau menguji suatu teori, namun hanya ingin menggambarkan fenomena yang terjadi pada objek penelitian, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis deskriftif kualitatif. Tetapi dalam beberapa hal penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan menggunakan presentasi. Untuk itu rumus yang digunakan adalah:

Rumusnya: P = F X 100% N

Keterangan:

P = Presentase yang dicari

F = Frekuensi yang dicari presentasenya N = Jumlah responden (Number of Cases)45

45

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) h. 43


(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Latar Belakang Berdirinya SMP Fatahillah Pondok Pinang

Sekolah SMP Fatahillah Pondok Pinang Jakarta Selatan merupakan sebuah lembaga pendidikan swasta yang bernanung di bawah sebuah yayasan yang bernama Al-Akbar. SMP Fatahillah juga telah terakreditasi ”B” dengan SK Nomor: 08/BAS-DIKNAS/XII/05.

Tahun beroperasi yaitu tahun 1986. dimana kepemilikan tanah di bawah Yayasan Al-Akbar. Tujuan didirikannya sekolah SMP Fatahillah Pondok Pinang ini selain sebagai amanah perserikatan, juga didasari oleh kepedulian remaja dan tokoh masyarakat sekitar tentang pendidikan islam dan juga terhadap masyarakat ekonomi lemah dalam hal berkesinambungan pendidikan terhadap putra-putrinya. Hal ini terlihat pada salah satu tujuan didirikannya, SMP Fatahillah Pondok Pinang yaitu: menolong masyarakat kecil (yang berkehidupan ekonominya lemah) agar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama (SMP).

Yayasan Isalam Al-Akbar yang juga menyelenggarakan program pendidikan jenjang SMK tidak ingin tertinggal dengan sekolah-sekolah yang lebih dulu menunjukkan kualitasnya. Hal ini dapat dilihat dari usaha yang terus menerus dalam memperbaiki mutu layanan pendidikan bagi pengguna jasa pendidikan. Mulai dari usaha meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru, penyempurnaan sistem pendidikan yang berlaku.


(47)

2. Visi dan Misi

Dalam upaya mempertahankan eksistensi yayasan Al-Akbar mengembangkan aspek-aspek yang termasuk dalam ruang lingkup pendidikan, maka Yayasan Al-Akbar memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:

a. Visi

ƒ Membentuk siswa berprestasi dan berakhlakul karimah.

b. Misi

ƒ Melaksanakan KBM secara efektif, kreatif dan inofatif. ƒ Menumbuh kembangkan semanagat kompetitif secara

sehat.

ƒ Mengembangkan potensi nilai-nilai keagamaan siswa. ƒ Menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan Ukhuwah

Islamiyah.

Dalam merumuskan visi, pihak-pihak yang terkait (stakeholder) bermusyawarah, sehingga visi sekolah mewakili aspirasi berbagai kelompok yang terkait, sehingga seluruh kelompok yang terkait (guru, karyawan, orang tua, masyarakat, pemerintah) bersama-sama berperan aktif untuk mewujudkannya.46

c. Tujuan

1. Membantu mewujudkan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

2. Melaksanakan 8 Standar Nasional Pendidikan. 3. Meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru.

4. Meningkatkan pengembangan materi, metode dan penelitian.

46


(48)

5. Meningkatkan pengembangan media dan sumber pembelajaran.

6. Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana sekolah. 7. Mewujudkan lingkungan dan budaya sekolah yang religius. 8. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik.

9. Mewujudkan pencapian standar ketuntasan kompetensi siswa pada semua mata pelajaran.

3. Keadaan Siswa-Siswi

Peserta didik SMP Fatahillah sebanyak 131 siswa yang terbagi dalam 4 kelas, yaitu kelas VII sebanyak 34 siswa, kelas 1 sebanyak 30 siswa, kelas VIII-2 sebanyak 3VIII-2 siswa, kelas IX sebanyak 35 siswa. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4

Keadaan siswa-siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang Kelas Jumlah

VII 34 VIII-1 30 VIII-2 32

IX 35

Jumlah 131 orang

Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah siswa-siswi tahun ajaran 2008-2009 lebih sedikit, dibanding tahun ajaran sebelumnya. Jumlah siswa yang ada didalam sebuah kelas akan lebih efektif dan terkontrol karena jumlah siswa yang sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah siswa yang banyak, apalagi keadaan kelas yang tidak terlalu besar sangat baik jika jumlah siswa yang ada didalam kelas sedikit akan membuat pembelajaran berjalan efektif dan efisien.


(49)

4. Keadaan Guru SMP Fatahillah Pondok Pinang

Secara kesseluruhan, yang tercatat pada tahun 2008-2009, SMP Fatahillah Pondok Pinang memiliki 18 karyawan, diantaranya 13 dewan guru termasuk kepala sekolah dan wakilnya, 1 tenaga kepala TU, 2 tenaga administrasi, 1 pengajar SKJ, 1 orang mengajar marawis. SMP Fatahillah Pondok Pinang memiliki guru dan tenaga kependidikan yang bervariatif dilihat dari jenis kelamin, jabatan maupun pendidikan seperti tabel berikut:

Tabel 5

Keadaan Guru SMP Fatahillah Pondok Pinang

No. Nama Guru Jenjang Jabatan Bidang Studi

1. Dra. Lilis Nurhayati S1 Kepala Sekola Bahasa Indonesia PLKJ

2. Idrus Syarifuddin S. Ag S1 Wakil Kepala Sekolah

Agama BTA

3. Hamilah, BA S1 Guru Bahasa Indonesia

4. Drs. Abdul Haris S1 Guru Penjas

5. Misani, S. Pd S1 Guru IPA

6. Nurmaningsih, S. Pd S1 Guru IPA IPS

7. Sartiningsih, S. Pd S1 Guru Bahasa Inggris

8. Eko Zulham, SH S1 Guru Komputer/Tik

9. Sumiyati S1 Guru IPS

PLKJ/ Seni Budaya 10. Tuti Sarmani P, S. Ag S1 Guru Agama


(50)

BK

11. Imas Masriyah, S. Sos. I S1 Guru PKN

12. Ainul Wardah, M. Pd S2 Guru Seni Budaya

13. Drs. Ruhiyat Sitopang S1 Guru Matematika

14. Umi Kulsum SMA Kepala TU PLKJ

15. Yoyodianto SMA Administrasi -

16. Sulaiman Ekatama SMA Administrasi -

17. Ny. Fitriah SMA SKJ -

18. M. Yazid - Marawis Rohis

Berdasarkan tabel diatas mayoritas guru yang mengajar di SMP Fatahillah Pondok Pinang berlatar belakang pendidikan S1. Hal ini memungkinkan pelaksanaan efektivitas manajemen kelas daaapat dilakukan dengan baik. Karena memiliki tenaga pengajar yang berkualitas dan berpengalaman.

5. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan syarat penting agar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan optimal untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 6

Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Fatahillah Pondok Pinang

No. Sarana dan Prasarana Jumlah Keadaan


(51)

• Meja Kelas VII Kelas VIII-1 Kelas VIII-2 Kelas IX 17 20 16 18 Baik Baik Baik Baik

2. • Kursi Kelas VII Kelas VIII-1 Kelas VIII-2 Kelas IX • Jumlah 17 20 16 18 71 Baik Baik Baik Baik Baik

3. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

4. Ruang Guru 1 Baik

5. Ruang TU 1 Baik

6. Perpustakaan 1 Baik

7. Lab. Mipa 1 Baik

8. Lab. Komputer 1 Baik

9. Aula/Musholah 1 Baik

10. Ruang OSIS 1 Baik

11. Ruang BK 1 Baik

12. Toilet Guru 1 Baik

13. Toilet Putra 2 Baik

14. Toilet Putri 2 Baik

15. Lap. Olah Raga/Upacara 1 Baik

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa keadaan sarana dan prasarana sudah cukup lengkap meskipun ruang perpustakaan dan Lab. MIPA masih menjadi satu hanya di skat oleh pembatas saja. Tetapi keadaan ini tidak


(52)

mengganggu siswa dalam pembelajaran. Dan ruang-ruang kelas terdapat kelebihan meja dan bangku yang terdapat dikelas VIII-1 terdapat sekitar 5 bangku dan meja yang tidak terpakai. Sebaiknya keadaan seperti ini dapat dimanfaatkan oleh guru. Namun demikian secara umum sarana dan prasarana yang ada sudah cukup memadai.

6. Keadaan Ekstrakulikuler

Ekstrakulikuler dilaksanakan pada hari sabtu dan diikiti oleh semua siswa-siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang, Ekstrakulikuler ini bertujuan untuk menyalurkan dan mengmbangkan bakat, minat, keterampilan dan kreatifitas siswa, ekstrakulikuler terdiri dari:

1. Bidang pendidikan meluputi: a. Bimbingan belajar (Bimbel) b. Keputrian

c. Kegiatan pramuka d. Paskibra

e. Pidato (Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia) f. Baca tulis Al-Qur’an

2. Bidang kesenian meliputi: g. Marawis

h. Qosidah

i. Menulis kaligrafi j. Menari tarian daerah 3. Bidang olah raga meliputi:

k. Sepak bola l. Futsal m. Voly

n. Bulu tangkis

Ekstrakulikuler yang adadi SMP Fatahillah sudah cukup memadai dilihat dari berbagai bidang, seperti bidang pendidikan, bidang kesenian dan bidang olah raga. Siswa-siswi SMP Fatahillah dapat memilih ekstrakulikuler yang


(53)

mereka sukai dan minati. Dan dalam dederapa kegiatan ekstrakulikuler juga sering mengikuti berbagai lomba, dan berprestasi di tingkat kecamatan dan kotamadya.

B. Deskripsi dan Analisa Data

Untuk memperoleh data, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yaitu menyebarkan kuisioner kepada responden, wawancara dan observasi. Kuisioner yang telah terisi kemudian dianalisis dan diinterpretasikan untuk memudahkan dalam menganalisis dan menginterpretasikan tiap-tiap item dikemukakan dalam bentuk tabel. Tiap-tiap tabel berisi satu item pernyataan. Adapun total populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang siswa-siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang. Untuk dapat mengetahui lebih jelas mengenai Efektivitas Manajemen Kelas di SMP Fatahillah Pondok Pinang dapat dilihat dari hasil kuisioner dalam tabel-tabel dibawah ini:

1. Data Hasil Angket Efektivitas Manajemen Kelas a. Data Hasil Angket Pengelolaan Fisik

Tabel 1

Melakukan penataan ruang kelas

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 18 4 60

Sering 12 3 40

Kadang-kadang 0 2 0

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Sebelum pembelajaran IPS, guru IPS melakukan penataan ruang kelas, seperti meminta siswa membetulkan meja dan kursi yang berantakan mendapat tanggapan sangat baik dengan penyebaran frekwensi jawaban selalu sebanyak 60%, sering 40%,


(54)

kadang-kadang sebanyak 0%, dan tidak pernah sebanyak 0%. Persentasi tersebut menunjukkan bahwa guru ips selalu melakukan penataan ruang kelas sebelum pembelajaran dimulai.

Tabel 2

Menghapus papan tulis dan mengambil sampah jika ada sampah yang berserakan dilantai.

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 18 4 60

Sering 12 3 40

Kadang-kadang 0 2 0

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 60%, yang menjawab sering adalah 40%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu meminta siswa menghapus papan tulis dan menggambil sampah jika ada yang berserakan dilantai.

Tabel 3

Memanfaatkan meja dan kursi yang kosong untuk menaruh alat pembelajaran

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 11 4 36,7

Sering 6 3 20


(55)

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 36,7%, yang menjawab sering adalah 20%, yang menjawab kadang-kadang adalah 43,3%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips kadang-kadang memanfaatkan meja dan kursi yang kosong untuk menaruh alat pembelajaran.

Tabel 4

Melarang merusak fasilitas kelas

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 23 4 76,7

Sering 6 3 20,0

Kadang-kadang 1 2 3,3

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 76,7%, yang menjawab sering adalah 20%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips melarang siswa merusak fasilitas kelas.

Tabel 5

Mengatur posisi tempat duduk siswa


(56)

Selalu 23 4 46,7

Sering 6 3 46,7

Kadang-kadang 1 2 6,7

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 46,7%, yang menjawab sering adalah 46,7%, yang menjawab kadang-kadang adalah 6,7%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips mengatur posisi tempat duduk siswa.

Tabel 6

Mengatur tempat duduk siswa yang penglihatan dan pendengarannya kurang

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 22 4 73,3

Sering 7 3 23,3

Kadang-kadang 1 2 3,3

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 73,3%, yang menjawab sering adalah 23,3%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru


(57)

ips selalu mengatur tempat duduk siswa yang penglihatan dan pendengarannya kurang.

Tabel 7

Memodifikasi tempat duduk siswa

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 19 4 63,3

Sering 8 3 26,7

Kadang-kadang 2 2 6,7

Tidak pernah 1 1 3,3

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 63,3%, yang menjawab sering adalah 26,7%, yang menjawab kadang-kadang adalah 6,7%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 3,3%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu memodifikasi tempat duduk siswa.

Tabel 8

Memeriksa ventilasi udara

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 20 4 66,7

Sering 8 3 26,7

Kadang-kadang 1 2 3,3

Tidak pernah 1 1 3,3


(58)

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 66,7%, yang menjawab sering adalah 26,7%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 3,3%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu memeriksa ventilasi udara sebelum pembelajaran dimulai.

Tabel 9

Melakukan pengaturan cahaya atau penerangan

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 17 4 56,7

Sering 8 3 26,7

Kadang-kadang 5 2 16,7

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 56,7%, yang menjawab sering adalah 26,7%, yang menjawab kadang-kadang adalah 16,7%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu melakukan pengaturan cahaya jika ruang kelas memiliki intensitas cahaya yang kurang memadai.

Tabel 10

Memakai alat pembelajaran dan menyimpan kembali di tempat semula

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 15 4 50


(59)

Kadang-kadang 0 2 0

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 50%, yang menjawab sering adalah 50%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu memakai alat pembelajaran dan menyimpannya kembali di tempat semula.

Tabel 11

Memanfaatkan alat-alat pembelajaran yang ada di dalam kelas

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 17 4 56,7

Sering 13 3 43,3

Kadang-kadang 0 2 0

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 56,7%, yang menjawab sering adalah 43,3%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu memanfaatkan alat-alat pembelajaran yang ada didalam kelas.

Tabel 12


(60)

penyimpanan alat-alat pengajaran

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 17 4 43,3

Sering 13 3 56,7

Kadang-kadang 0 2 0

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 43,3%, yang menjawab sering adalah 56,7%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips sering mengikutsertakan siswa dalam pengaturan ruang kelas dan penyimpanan alat-alat pengajaran.

b. Data Hasil Angket Pengelolaan Siswa

Tabel 13

Melibatkan siswa untuk aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 18 4 60

Sering 12 3 40

Kadang-kadang 0 2 0

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 60%, yang menjawab


(61)

sering adalah 40%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu melibatkan siswa untuk aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran.

Tabel 14

Memberi dorongan bila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 29 4 66,7

Sering 9 3 30

Kadang-kadang 1 2 3,3

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 66,7%, yang menjawab sering adalah 30%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu memberi dorongan bila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.

Tabel 15

Memberikan semangat kepada siswa

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 24 4 80

Sering 6 3 20

Kadang-kadang 0 2 0


(62)

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 80%, yang menjawab sering adalah 20%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu memberikan semangat kepada siswa agar siswa giat dalam belajar.

Tabel 16

Memberi penguatan berupa pujian kepada siswa yang berperilaku baik

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 18 4 60

Sering 10 3 33,3

Kadang-kadang 2 2 6,7

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 60%, yang menjawab sering adalah 33,3%, yang menjawab kadang-kadang adalah 6,7%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru


(63)

ips selalu memberi penguatan berupa pujian kepada siswa yang berperilaku baik.

Tabel 17

Membantu siswa mengalami kesulitan belajar IPS

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 23 4 76,7

Sering 7 3 23,2

Kadang-kadang 0 2 0

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 76,7%, yang menjawab sering adalah 23,2%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu Membantu siswa mengalami kesulitan belajar ips.

Tabel 18

Memberikan pengarahan yang jelas dalam pembelajaran IPS

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 23 4 76,7

Sering 6 3 20

Kadang-kadang 1 2 3,3

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 76,7%, yang menjawab sering adalah 20%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan yang menjawab tidak


(64)

pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu Memberikan pengarahan yang jelas dalam pembelajaran ips.

Tabel 19

Membagi siswa dalam beberapa kelompok

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 18 4 60

Sering 12 3 40

Kadang-kadang 0 2 0

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 60%, yang menjawab sering adalah 40%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu membagi siswa beberapa kelaompok dalam pembelajaran ips.

Tabel 20

Memberikan hukuman bila ada siswa yang bertingkah laku buruk/negatif

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 22 4 73,3

Sering 7 3 23,3

Kadang-kadang 1 2 3,3

Tidak pernah 0 1 0


(65)

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 73,3%, yang menjawab sering adalah 23,3%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu memberi hukuman bila ada siswa yang bertingkah laku buruk/negatif.

Tabel 21

Memanggil siswa yang membuat onar dan melapor ke guru BK

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 19 4 63,3

Sering 10 3 33,3

Kadang-kadang 1 2 3,3

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 63,3%, yang menjawab sering adalah 33,3%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu memanggil siswa yang membuat onar dan melapor ke guru BK.

Tabel 22

Menegur secara langsung

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 20 4 66,7


(66)

Kadang-kadang 1 2 3,3

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 66,7%, yang menjawab sering adalah 30%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips menegur secara langsung siswa yang membuat kegaduhan didalam kelas.

Tabel 23

Memberi nasihat setelah pembelajaran selesai

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 20 4 66,7

Sering 9 3 30

Kadang-kadang 1 2 3,3

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 66,7%, yang menjawab sering adalah 30%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu memberi nasihat kepada siswa setelah pembelajaran selesai.

Tabel 24

Mendengarkan keluhan dari siswa


(67)

Selalu 20 4 66,7

Sering 10 3 33,3

Kadang-kadang 0 2 0

Tidak pernah 0 1 0

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 66,7%, yang menjawab sering adalah 33,3%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu mendengarkan keluhan dari siswa.

Tabel 25

Tidak membuat kegaduhan

Alternatif Jawaban Frekwensi Skor %

Selalu 20 4 66,7

Sering 7 3 23,3

Kadang-kadang 2 2 6,7

Tidak pernah 1 1 3,3

30 10 100

Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 23,3%, yang menjawab sering adalah 6,7%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu meminta siswa tidak membuat kegaduhan.


(68)

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari beberapa sebaran data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran masing-masing aspek yang diteliti berdasarkan tanggapan responden.

Untuk memeberikan interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh digunakan pedoman interpretasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, yaitu sebagai berikut:

1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100%. 2. Cukup Baik, jika nulai yang diperoleh berada pada interval 56-75%. 3. Kurang Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-55%. 4. Tidak Baik, jika nilai yang diperoleh kurang dari 40%.47

Untuk menentukan presentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.

b. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.

c. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus:

NS

P = --- X 100 %

47


(69)

NH

Berdasarkan skor penilaian yang ada, dapat disajikan analisis deskriptif secara terperinci berdasarkan indikator penilaian, tabelnya dapat dilihat dibawah ini sebagai berikut:

Tabel 7

Analisis Deskriptif Nilai Rata-rata Penelitian

Dimensi Aspek Skor

Nilai Harapa

n (NH)

Nilai Skor (NS)

NS X 100%

Kategor i Nilai

a.Pengalolaan fisik

1. Penataan tempat

419 4x4 = 16 419:30 = 13,9

13,9 x 100 = 86,8


(1)

4. Guru IPS melarang siswa merusak fasilitas kelas seperti meja dan kursi. a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

5. Sebelum memulai pengajaran, guru IPS mengatur posisi tempat duduk siswa. a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

6. Guru IPS mengatur siswa untuk duduk didepan bila ada siswa yang penglihatan dan pendengarannya kurang.

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

7. Dalam pembelajaran, guru IPS memodifikasi tempat duduk siswa, misalnya berbentuk meja kelompok.

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

8. Sebelum pembelajaran dimulai, guru IPS memeriksa ventilasi udara. a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

9. Guru IPS melakukan pengaturan cahaya atau penerangan jika ruang kelas memiliki intensitas cahaya yang kurang memadai.

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

10.Dalam kegiatan pembelajaran, guru IPS memakai alat pembelajaran dan menyimpan kembali di tempat semula.

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah


(2)

11.Dalam kegiatan pembelajaran guru IPS memanfaatkan alat-alat pembelajaran yang ada didalam kelas.

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

12.Guru IPS megikutsertakan siswa dalam pengaturan ruang kelas dan penyimpanan alat-alat pengajaran.

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

B. Pengelolaan Siswa

13.Guru IPS melibatkan siswa untuk aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran. a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

14.Guru IPS memberi dorongan bila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

15.Guru IPS memberikan dorongan semangat kepada siswa, agar siswa giat dalam belajar.

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

16.Guru IPS memberi penguatan berupa pujian kepada siswa yang berprilaku baik. a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

17.Guru IPS membantu jika siswa mengalami kesulitan belajar IPS. a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah


(3)

18.Guru IPS memberikan pengarahan yang jelas dalam pembelajaran IPS. a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

19.Dalam pembelajaran guru IPS membagi siswa dalam beberapa kelompok. a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

20.Guru IPS memberi hukuman bila ada siswa yang bertingkah laku buruk/ negatif. a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

21.Guru IPS memanggil siswa yang membuat onar dan menyuruhnya melapor ke guru BK.

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

22.Jika ada siswa yang membuat kegaduhan didalam kelas, guru IPS menegur secara langsung.

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

23. Guru IPS, memberinasihat kepada siswa setelah pembelajaran selesai. a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

24. Guru IPS, mendengarkan keluhan dari siswa.

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

25. Guru IPS meminta siswa untuk tidak membuat kegaduhan. a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah


(4)

(5)

HASIL WAWANCARA WAWANCARA

DENAGN KEPALA SEKOLAH SMP FATAHILLAH

PONDOK PINANG JAKARTA

Nama : Sumiyati

Jabatan : Guru Bidang Studi IPS Hari/Tanggal : Rabu, 23 Juli 2010

Tempat Wawancara : Ruang Guru SMP Fatahillah Pondok Pinang

1. Menurut ibu, bagaimana pelaksanaan manajemen kelas di smp Fatahillah Pondok Pinang?

Jawab :

Menurut saya, pelaksanaan manajemen kelas di smp Fatahillah Pondok Pinang sudah berjalan dengan baik, contohnya dalam pembelajaran sudah berjalan dengan baik dalam penataan siswa didalam kelas, kondisi kelas, pengaturan alat-alat pengajaran seperti media pembelajaran sudah tersedia denganbaik.

2. Bagimana ibu menata siswa didalam kelas, serta alat-alat pengajaran didalam kelas?

Jawab :

Saya membuat denah lokasi tempat duduk siswa sesuai dengan kondisi siswa, sementara penataan alat pengajaran didalam kelas diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu dalam proses pembelajaran. Beberapa alat ditempatkan di lab dan perpustakaan, agar tidak mengganggu siswa dan tidak membuat kelas menjadi pengap.

3. Dalam proses belajar mengajar, kendala apa yang sering ibu hadapi?

Jawab :

Kendala yang sering saya hadapi adalah sikap siswa yang kadang-kadang menyimpang ketika proses pembelajaran, misalnya ketika saya sedang menjelaskan materi ada siswa mengobrol ada juga yang bercanda dengan teman sebangkunya. Hal seperti ini sangat mengganggu temannya yang benar-benar ingin belajar dan mengganggu dalam proses pembelajaran.


(6)

4. Tindakan apa yang ibu lakukan untuk mencegah perilaku siswa yang mengganggu dalam proses pembelajaran?

Jawab :

Pertama, saya akan menegurnya, seandainya teguran itu tidak berhasil maka saya akan memberikan sanksi atau hukuman. Jika perilaku anak tersebut masih negative maka saya akan proses ke guru BK.

5. Tindakan preventif apa yang akan ibu lakukan untuk mengantisipasi terjadinya perilaku siswa yang mengganggu dalam proses pembelajaran?

Jawab :

Untuk mengantisipasi munculnya sikap siswa yang mengganggu, dari awal saya sudah memberikan kontrak perjanjian, memberi pengertian dan peringatan tentang konsekwensi apa yang akan mereka terima jika mereka melanggarnya.

6. Usaha apa saja yang ibu lakukan dalam manajemen kelas, agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar?

Jawab :

Sebelum memulai pembelajaran biasanya saya mempersiapkan kondisi kelas, seperti kebersihan kelas, kerapihan kelas, papan tulis, dsb. Setelah itu apakah alat-alat pembelajaran sudah siap, apabila kondisi kelas dan alat-alat sudah siap selanjutnya saya akan memperhatikan siswa. Apakah mereka sudah siap untuk mengikuti pembelajaran, jika mereka sudah siap maka proses pembelajaran dapat dilakukan.

Pewawancara Narasumber