Kinerja Usahatani LANDASAN TEORI

2.2 Kinerja Usahatani

Kinerja merupakan terjemahan dari kata performance, performance ialah unjuk kerja, hasil karya, pelaksanaan kerja maupun hasil pelaksanaan kerja. Menurut Mangkunegara dalam Prajanti, 2012 kinerja prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk berlangsungnya proses pekerjaan. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi Michael dan Baron A., 1998. Kinerja ialah cara melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut, jadi kinerja ialah hal-hal yang dikerjakan dan cara mengerjakannya. Atmosoeprapto dalam Sucihatingsih, 2012 merinci beberapa aspek yang berhubungan dengan kinerja antara lain : kemampuan competence merupakan fungsi dari pengetahuan dan ketrampilan. Commitmen adalah pengaruh confidence dan motivation. Confidence adalah rasa keyakinan diri seseorang melakukan tugas yang baik tanpa banyak diawasi, sedangkan motivation adalah minat atau antusias seseorang untuk melakukan suatu tugas dengan baik. Sulistiyani 2003, kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang di nilai dari hasil kerjanya. Kemampuan usahatani menggunakan kombinasi faktor produksi yang efisien dapat diartikan sebagai kinerja produksi usahatani. Salah satu kinerja pada usahatani yang sering menjadi indikator adalah menjadi efisien baik efisiensi teknik maupun efisien alokatif Sukiyono, 2005. Berdasarkan konteks tersebut, kinerja subsistem pengadaan dan penyaluran input dapat diartikan sebagai kemampuan subsitem pengadaan dan menyalurkan input sesuai kebutuhan petani. Usahatani kopi sebagian besar 94 diusahakan oleh rakyat, sedangkan sisanya oleh perkebunan milik negara atau swasta. Komoditas kopi yang dihasilkan oleh perkebunan rakyat maupun perkebunan besar, selain untuk dikonsumsi sendiri juga untuk memasok pabrik. Pada umumnya perkebunan rakyat belum dikelola secara baik seperti pada perkebunan besar sehingga berbagai masalah salah satunya adalah masalah produkivitas. Produktivitas yang tinggi akan dicapai apabila semua faktor produksi dialokasikan secara optimal Santosa, 1999.

2.3 Produksi