Adanya keunggulan-keunggulan tersebut juga dimiliki oleh obyek wisata Situ Bagendit Kabupaten Garut. Adapun keunggulan obyek wisata Situ Bagendit
dengan obyek wisata lain menurut responden adalah keberadaan harga tiket yang murah dan terjangkau untuk setiap kalangan, jarak yang tidak terlalu jauh dari
Garut kota 4 Km, obyek wisata yang memberikan daya tarik berupa alam yang terbuka dengan iklim yang sejuk serta pemandangan alam yang menarik
menjadikan obyek wisata ini lebih alami dan menyetu dengan alam. Selain itu keunggulan yang lain adalah adanya taman bermain anak yang dilengkapi dengan
sarana permaianannya jungkat-jungkit, perosotan, ayunana dan rumah-rumahan, adanya bermacam-macam pilihan sarana penyewaan yang dapat dimanfaatkan
oleh pengunjung engan jumlah dan kualitas yang memadai rakit bambu, sepeda air, perahu angsa, flying fox serta kereta api mini keberagaman fasilitas tersebut
menjadikan obyek wisata Situ Bagendit selalu menjadi tujuan kunjungan wisatawan baik sesudah maupun sebelum melakukan kunjungan ke obyek wisata
Situ Bagendit.
G. Obyek Wisata yang Menarik
Berdasarkan nomor urut yang diisi pada penyebaran kuesioner oleh responden tentang obyek wisata yang paling menarik 1, sedang 2 hingga
kurang menarik 3. Memperlihatkan bahwa obyek wisata Cipanas menjadi obyek wisata yang menurut responden adalah paling menarik hal ini dikarenakan baik
daya tarik, fasilitas, aksesibilitas serta promosi dan informasi yang mendukung kegiatan dari obyek wisata Cipanas sangat memadai dengan skala pelayanan yang
sangat baik. Oleh sebab itu obyek wisata Cipanas masih menjadi obyek wisata paling menarik dimata responden.
Sedangkan untuk obyek wisata Situ Bagendit menurut respon pengunjung merupakan obyek wisata kedua yang menarik setelah Cipanas, hal ini mengartikan
bahwa obyek wisata Situ Bagendit merupakan obyek wisata kedua yang dinilai menarik oleh responden setelah Cipanas. Sedangkan obyek wisata ketiga yang
dikunjungi setelah Cipanas dan Situ Bagendit adalah obyek wisata Situ Cangkuang. Berdasarkan hasil tersebut maka bahwa ketiga obyek wisata tersebut
merupakan obyek wisata yang tergolong dalam ”segitiga emas” obyek wisata
yang menjadi tujuan wisatawan yang juga merupakan ”primadona” obyek wisata di Kabupaten Garut.
H. Kesediaan Berkunjung Kembali
Secara umum berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada 97 responden memperlihatkan akan kesediaan untuk melakukan kunnjungannya
kembali ke obyek wisata Situ Bagendit 88, hal ini menunjukan bahwa minat responden untuk merasakan kembali berwisata di obyek wisata Situ Bagendit
sangat besar, sehingga dari kainginan tersebut pastinya responden mengiginkan adanya perbaikan-perbaikan terhadap pelayanan yang pada saat ini masih berada
dibawah harapan responden, juga melakukan peningkatan terhadap kinerja yang menjadi daya tarik utama obyek wisata Situ Bagendit Kabupaten Garut. Selain
pengunjung yang bersedia untuk berkunjung kembali ke obyek wisata Situ Bagendit, ternyata ada juga pengunjung yang menjawab tidak bersedia melakukan
kunjungannya kembali ke obyek wisata Situ Bagendit, hal tersebut dikarenakan keberadaan obyek wisata Situ Bagendit dirasakan kurang menarik dan
ketersediaan fasilitas wisata yang belum memadai sehingga belum mampu memberikan kepuasan kepada responden. Selengkapnya mengenai jumlah
responden yang bersedia atau tidaknya berkunjung ke obyek wisata Situ Bagendit dapat dilihat pada gambar di bawah ini
88
9 Ya
Tidak Ya
Tidak
Gambar 3.64 Jumlah Responden Berdasarkan Kesediaan untuk Berkunjung Kembali
Gambar di atas menujukan besarnya kesediaan pengunjung untuk mengunjungi kembali obyek wisata Situ Bagendit, meskipun ada juga responden
yang ternyata tidak bersedia melakukan kunjungan kembali ke obyek wisata Situ Bagendit. Hal ini berarti pihak pengelola obyek wisata Situ Bagendit harus
memperbaiki manajemen pengelolaan obyek wisata Situ Bagendit secara lebih baik, sehingga pengunjung memiliki kesediaan untuk berkunjung kembali di
obyek wisata Situ Bagendit Kabupaten Garut.
I. Jenis Kegiatanacara Menarik yang diusulkan di Obyek Wisata Situ Bagendit
Berdasarkan jenis kegiatan yang diusulkn responden untuk diadakan dan diselenggaran di lokasi obyek wista Situ Bagendit adalah berupa pentas musik
live, perlombaan, kesenian-kesenian tradisional, pencak silat dan lain-lain. Hal ini menurut responden sangat jarang diselenggarakn dalam lokasi Situ Bagendit,
meskipun acara-acara tersebut sering dilakukan setahun sekali, akan tetapi responden menilai akan lebih menarik lagi jika kegiatanacara menarik tersebut
dapat diselenggarakan setiap satu minggu sekali atau sebulan sekali. Pihak pengelola perlu mempertimbangkan masukan dari responden tersebut, karena
merupakan sesuatu yang positif dimana dengan dilakukannya kegiatan tersebut maka akan menarik pengunjung untuk berkunjung kembali ke obyek wisata Situ
Bagendit karena ingin menikmati kegiatan-kegiatan tersebut. Secara umum berdasarkan uraian karakteristik di atas, dapat disimpulkan
bahwa berdasarkan jenis kelaminnya, obyek wisata Situ Bagendit ternyata diminti oleh semua jenis kelamin pria dan wanita dengan rata-rata usia 24-34 tahun dan
pendidikn terakhir adalah SLTA. Sebagai obyek wisata yang menawarkan pemandangan alm sebagai daya tariknya dengan berbagai sarana pendukung
menjadikan obyek wisata Situ Bagendit sebagai obyek wisata tujuan keluarga, bukan hanya di Garut melainkan dari luar Garut pun mengunjunginya seperti
Jakarta, Bogor, Sumedang, Tasik dan lain-lain. Adapun tujuan atau motivasi responden mengunjungi obyek wisata Situ
Bagendit adaalah untuk berliburrefreshing dengan frekuensi kunjungan lebih dari 4 kali. Transportasi yang digunakan responden menuju obyek wisata Situ
Bagendit cenderung menggunakan sepeda motor. Selain itu dalam memanfaatkan obyek wisata Situ Bagendit, responden cenderung berkelompok baik kelompok
keluarga, tour maupun kelompok lainnya dengan waktu kunjungan yang dihabiskan sekitar 3-4 jam. Besar pengeluaran pengunjung pun tergantung
kebutuhannya dengan pengeluran terbesar adalah Rp. 100.000-Rp. 200.000 dan pengeluaran terbesar adalah pada penyewaan sarana wisata.
Motivasi responden mengunjungi obyek wisata Situ Bagendit adalah bukan karena pemandangan alamnya akan tetapi karena harga tiket yang
ditawarkan relatif murah dan terjangkau untuk semua kalangan. Sedangkan pengetahun awal responden terhadap obyek wisata Situ Bagendit rata-rata adalah
dari temankeluarga. Pada umumnya, responden menjadikan obyek wista Situ Bagendit sebagai obyek wisata kedua yang dikunjungi setelah Cipanas akan tetapi
merupakan obyek wisata pertama yang dikunjungi sebelum Situ Cangkuang, dimana diketahui bahwa obyek wisata Cipanas, Situ Bagendit dan Situ Cangkuang
merupakan “segitiga emas” obyek wisata yang paling dikunjungi wisatawan di Kabupaten Garut.
Tabel 3.16 Tingkat Dominan Karakteristik Pengunjung
No Karakteristik
Kriteria Dominan
Laki-laki 47
1 Jenis Kelamin
Wanita 53
13-23 tahun 28
24-34 tahun 52
√ 35-45 tahun
13 46-56 tahun
5 57-67 tahun
1 2
Usia 67 tahun
1 Menikah
62 √
3 Status Pernikhan
B. Menikah 38
Jakarta 5
Bogor 5
Bandung 13
Tasik 15
Sumedang 7
5 Daerah asal
Garut 55
√ SD
7 SLTP
21 SLTA
57 √
Sarjana 10
6 Pendidikan terakhir
Pasca sarjana 5
PNS 7
7 Pekerjaan
TNI
Peg.Swasta 10
Wirausaha 13
Pelajarmahasiswa 21
IRT 39
√ Lainnya
10 ≤ Rp. 1.000.000
49 √
Rp. 1.000.001-Rp. 2.000.000 35
√ Rp. 2.000.001-Rp. 3.000.000
13 Rp. 3.000.001-Rp. 4.000.000
2 Rp. 4.000.001-Rp. 5.000.000
1 8
Pendapatanbulan Rp. 5.000.000
Berliburrekreasi 90
√ Studipenelitian
5 TugasPekerjaan
3 9
Tujuan kunjungan Lainnya
2 Pertama
10 2 kali
8 3 kali
10 4 kali
18 10 Frekuensi kunjungan
4 kali 54
√ Mobil pribadi
14 Sepeda motor
45 √
Mobilbus sewa 17
Ojeg 9
Angkutan umum 10
11 Transportasi yang
digunakan lainnya
5 Sendiri
4 Keluarga
51 √
Kelompok tour 21
12 Teman berwisata Teman
24 2 jam
5 2 jam
10 3 jam
29 4 jam
41 √
13 Lama waktu kunjungan 4 jam
15 Rp. 50.000
10 Rp. 50.001-100.000
12 Rp. 100.001-Rp.200.000
32 √
Rp. 200.001-Rp.300.000 29
√ Rp. 300.001-Rp.400.000
10 14
Pengeluaran di lokasi wisata
Rp. 400.001-Rp.500.000 7
Makan dan minum 21
Berbelanjamembeli cindera mata
13 Transportasi
23 15 Pengeluaran terbesar
Sewa Fasilitas 43
√
Pemandangan alam 30
√ Fasilitas
23 Mudah dijangkau
21 16
Pertimbangan memilih obyek wisata
Harga tiket murah 26
√ Cari tahu sendiri
3 Teman
36 √
Brosurselebaranspanduk 15
Internet 9
17 Pengetahuan awal Situ
Bagendit Saudarakeluarga
37 √
Liburan dan Refreshing 42
√ Jalan-jalan
4 Santai
9 Penelitian
4 Naik sarana penyewaan
15 Makan
6 Jualan
2 Memancing
4 18 Kegiatan yang dilakukan
Menikmati pemandangan alam 14
Ke obyek wisata Cipanas sebelum ke Situ Bagendit
24 √
Ke obyek wisata Cipanas sesudah ke Situ Bagendit
13 Ke obyek wisata Situ Cangkuang
sebelum ke Situ Bagendit 10
Ke obyek wisata Situ Cangkuang sesudah ke Situ Bagendit
31 √
19 Kunjungan ke obyek
wisata lain
Tidak ke obyek wisata Cipanas dan Cangkuang
22 Ya
91 √
20 Kesediaan berkunjung
kembali Tidak
9
Sumber: Hasil Olahan, 2010
Tabel 3.16 merupakan hasil persentase karakteristik pengunjung obyek wisata Situ Bagendit secara keseluruhan yang memiliki pengaruh dominan
terhadap persepsi dan preferensi tentang obyek dan daya tarik wisata Situ Bagendit Kabupaten Garut. Tingkat dominan karakteristik pengunjung akan
memberi pengaruh terhadap penilaian obyek dan daya tarik wisata Situ Bagendit Kabupaten Garut. Apabila karakteristik pengunjung memiliki jawaban yang relatif
dominan maka persepsi dan preferensi yang diberikan merupakan perwakilan dari pengunjung yang memiliki karakteristik dominant tersebut.
Apabila dilihat dari tabel di atas karakteristik pengunjung cenderung memiliki jawaban yang dominan misalnya pada karakteristik usia pengunjung
yang berkunjung ke obyek wisata Situ Bagendit lebih didominasi oleh pengunjung
yang berusia 24-34 tahun yaitu 52, angka ini menggambarkan bahwa obyek wisata Situ Bagendit lebih diminati oleh pengunjung dengan usia 24-34 tahun dan
dianggap telah memberikan penilaian kinerja dn tingkt kepentingan terhadap obyek dan daya tarik wisata Situ Bagendit. Selain faktor usia yang dominan
ternyata tujuan pengunjung ke obyek wisata Situ Bagendit pun lebih didominasi dengan tujuan berliburrefreshing 90, selain itu mengenai daerah asal
pengunjung yang berlibur ke obyek wisata Situ Bagendit juga didominasi oleh pengunjung yang berasal dari dalam kota Garut sendiri 55. Begitu juga dengan
tingkat pendidikan pengunjung yang didominasi oleh tingkat pendidikan SLTA 57 dengan pekerjaan kebanyakan adalah ibu rumah tangga 39.
Selain nilai-nilai karakteristik pengunjung yang dominant, terdapat pula nilai karaakteristik yang ternyata tidak dominant, misalnya pada karakteristik
berdasarkan jenis kelamin pengunjung yang dikatagorikan menjadi pria 47 dan wanita 53. Angka ini tidak dominant karena rata-rata hampir sama dengan
selisih yang kecil sehingga diketahui keberadaan obyek wisata Situ Bagendit ini ternyata diminati oleh semua jenis kelamin baik pria maupun wanita.
✺ ✻
✼ ✽✼ ✾✾
✿ ✾
❀❁ ✽
❂ ✽
❀ ❃❂❄
✿ ✽
❅ ✽
❆❇ ❈ ❉ ❊❋ ●❇ ❍
❇ ❋ ■ ❍
❏❉❇ ❑ ❇
❈ ▲▼ ❊ ❏❊
❉ ▲◆ ▼ ❊❖
❉ ▲◆ ▼ ❊
P ❇ ❋ ◗
❈ ▲ ▼ ❑
❇ ❊❉❇ ❋ ❘ ▲
❋ ◗ ❇ ❋
■ ▲❋ ▲❙ ❊❉ ❊❇❋ ❚ ❯
▲◆ ▼ ❊ ❱
▲❋ ◗ ▲❋ ❇ ❊ ■ ▲❋
◗ ▲ ▼ ❉ ❊❇❋
■ ❇ ▼ ❊ ❲
❊❏ ❇ ❉❇
❏▲ ❳
❇ ▼ ❇
❍ ❱
❍ ❱❨
■ ▲ ❋ ◗ ▲ ▼
❉ ❊❇❋ ❲
❊❏ ❇ ❉❇
❲ ❇❋
❨ ■ ▲❋
◗ ▲ ▼ ❉
❊ ❇ ❋
■ ▲ ▼ ❏ ▲
■ ❏❊ ❘ ❇❋
■ ▼ ▲ ❩
▲ ▼ ▲ ❋ ❏❊
■ ▲❋ ◗ ❍
❋ ● ❍ ❋ ◗
❘ ❇❋ ❑
◆ ❋ ❏▲
■ ■ ▼
◆ ❘ ❍ ❑
❲ ❊ ❏
❇❉ ❇ ❈
▲ ❏▲ ▼ ❉ ❇
❑ ◆ ❱
■ ◆ ❋ ▲
❋ ❖ ❑ ◆ ❱
■ ◆ ❋ ▲
❋ ■ ▲❋ ◗ ▲
❱ ❈
❇❋ ◗ ❇❋ ❋ P ❇ ❚
❬ ❋ ❉
❍ ❑
❏▲ ❙
▲❋ ◗ ❑
❇■ ❋ P ❇
❘ ❊ ❏ ❇ ● ❊ ❑
❇ ❋ ■ ❇❘ ❇
■ ▲❋ ● ▲ ❙ ❇ ❏
❇ ❋ ❘ ❊ ❈
❇ ❲
❇ ❭
❊❋ ❊❚ ❪ ❫
❴ ❃
❵ ❛❜ ❝ ❜ ❞ ❵
❡ ❵ ❢
■ ❇ ❈ ❊❙❇ ❘ ❊❉
❊ ❋ ●
❇ ❍
❏▲ ❳
❇ ▼ ❇
▲❉ ❊
❱ ◆
❙ ◆
◗ ❊ ❣ ❤
◆ ▲❉ ❊
❨ ✐ ❥
❥ ❦ ❧ ❊❏❉ ❊❙❇
❭ ■
❇ ▼ ❊
❲ ❊ ❏
❇❉ ❇ ❏ ▲
❋ ❘ ❊▼ ❊ ❈ ▲ ▼
❇ ❏
❇ ❙ ❘
❇ ▼ ❊
❈ ❇
❭ ❇ ❏
❇ ❏
❇ ❋ ❑ ❏▲ ❑ ▲ ▼
❉❇ P ❇❋ ◗
❱ ▲
❱ ❊❙
❊ ❑ ❊ ■ ▲ ▼
❏❇ ❱
❇ ❇❋ ❱
❇ ❑ ❋ ❇
❘ ▲❋ ◗ ❇ ❋
to u
r
❨ P ❇❋ ◗
❈ ▲▼ ❇ ▼
❉ ❊
❈ ▲ ▼ ■ ❍
❉❇ ▼
■ ❍ ❉❇
▼ ❘
❇ ▼ ❊
❏❍ ❇❉
❍ ❉ ▲
❱ ■
❇ ❉ ❑ ▲
❉ ▲
❱ ■
❇ ❉ ❙ ❇ ❊❋
❚ ♠
❇❙ ❊❋ ❊
❘ ❊❘ ❇
❏ ❇
▼ ❑ ❇ ❋
■ ❇ ❘ ❇
■ ▲ ❱
❊❑ ❊▼ ❇ ❋
❈ ❇
❭ ❲ ❇
❑ ❇ ❉❇
♥■ ❇
▼ ❊ ❲
❊ ❏ ❇❉ ❇
” terdiri dari dua suku kata yaitu “Pari” dan “Wisata”.
- Pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap
- Wisata, berarti perjalanan, bepergian.
Kepariwisataan itu sendiri merupakan pengertian jamak yang diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata, yang dalam bahasa Inggris
disebutkan tour
♦
sm . Dalam kegiatan kepariwisataan ada yang disebut subyek wisata yaitu
orang-orang yang melakukan perjalanan wisata dan obyek wisata yang merupakan tujuan wisatawan. Sebagai dasar untuk mengkaji dan memahami berbagai istilah
kepariwisataan, berpedoman pada Bab 1 pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan yang menjelaskan
sebagai berikut: 1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh sebagian atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara; 2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata;
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Pemerintah dan Pemerintah Daerah;
17
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara
wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha;
5. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya,
dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan;
6. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam suatu atau lebih wilayah
administratif yang didalamnya terdapt daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas serta masyarakat yang saling terkait dan
melengkapi terwujudnya kepariwisataan; 7. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang danatau jasa
pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata 8. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang
melakukan kegiatan usaha pariwisata; 9. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang terkait dalam
rangka menghasilkan barang danjasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan penyelenggaraan pariwisata;
10. Kawasan strategi pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang
mempunyai pengaruh dalam suatu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya
dukung lingkungan hidup serta pertahanan dan keamanan.
♣ q ♣ rs t✉ ✈ ✉
✇ ✉ ①
♣ q ♣ q ②
③④ ① ⑤ ④⑥ ✈
s ✉ ①
r s
t✉ ✈ ✉
✇ ✉ ①
Bila diperhatikan, orang-orang yang datang berkunjung disuatu tempat atau negara, biasanya mereka disebut sebagai pengunjung v
⑦
s
⑦
to r
yang terdiri dari beberapa orang dengan bermacam-macam motivasi kunjungan termasuk
didalamnya adalah wisatawan, sehingga tidak semua pengunjung termasuk wisatawan.
Menurut
⑧
n t
⑨
rn
⑩
t
❶
o n
⑩
l
❷❸ ❶
o n
o
❹ ❺❹❹ ❶ ❻ ⑩
l
❼
r
⑩
v
⑨
l
❺ ❽❾ ⑩
n
❶
z
⑩
t
❶
o n
IOUTO, 1967 pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat
tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.
Pengertian yang sama disampaikan oleh
❿ ➀
rl
➁ ❼
o u
r
❶
sm
❺ ❽ ❾ ⑩
n
❶
z
⑩
t
❶
o n
WTO, 2004 yang dimaksud dengan pengunjung v
❶
s
❶
to r
untuk tujuan statistik, setiap orang yang mengunjungi suatu negara yang bukan merupakan negaranya
sendiri dengan alasan apapun juga kecuali untuk mendapatkan pekerjaan yang dibayar oleh negara yang dikunjunginya.
Dengan demikian ada dua kategori pengunjung yaitu: 1. Wisatawan
➂ ❼
o u
r
❶
st
➃
yaitu pengunjung yang tinggal sementara sekurang- kurangnya selama 24 jam di negara yang dikunjunginya dan tujuan
perjalanannya dapat digolongkan kedalam klasifikasi sebagai berikut: a. Pesiar
➂ ➄⑨ ⑩
su r
⑨ ➃
untuk kepentingan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olah raga
b. Hubungan dagang
➅
u s
❶
n
⑨
ss , keluarga, konferensi, misi dan lain
sebagainya 2. Pelancong
➂ ➆
xu rs
❶
on
❶
st
➃
yaitu pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam.
Dari beberapa pengertian tersebut, dalam studi ini yang dimaksud dengan pengunjung adalah seseorang yang melakukan kunjungan pada obyek dan daya
tarik wisata, yang dalam hal ini adalah obyek dan daya tarik wisata Situ Bagendit Kabupaten Garut sebagai lokasi penelitian dalam pengertian wisatawan.
Sedangkan Departemen Pariwisata menggunakan definisi wisatawan adalah setiap orang yang melakukan perjalanan dan menetap untuk sementara di
tempat lain selain tempat tinggalnya, untuk salah satu atau beberapa alasan selalu mencari pekerjaan. Bedasarkan pengertian tersebut wisatawan dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Wisatawan Nusantara dalam negeri Definisi wisatawan dalam negeri berdasarkan
➇ ➈
rl
➉ ➊
o u
r
➋
sm
➌➍➎ ➏
n
➋
z
➏
t
➋
o n
WTO, 2004 adalah penduduk suatu negara yang melakukan perjalanan ke suatu tempat di dalam wilayah negara tersebut, namun diluar lingkungan
tempat tinggalnya sehari-hari untuk jangka waktu sekurang-kurangnya satu malam dan tidak lebih dari satu tahun dan tujuan perjalanannya bukan untuk
mendapatkan penghasilan dari tempat yang dikunjungi tersebut. 2. Wisatawan Mancanegara
Pengertian wisatawan mancanegara BPS, 1994 didefinisikan sebagai orang yang melakukan perjalanan diluar negara tempat tinggal biasanya selama
kurang dari 12 bulan dari negara yang dikunjunginya, dengan tujuan bukan untuk memperoleh penghasilan.
➐ ➑ ➐ ➑ ➐ ➒➓ ➔ ➓
→➣ ↔ ➔↕➙ ➣ ↕→ ➛➓
➜ ➝ ➞
➟ ➓ ➝ ↔ ➔➠ ➓
➟ ➓
➜ ➓ ➜
➡ ↕➙ ➓ ➣ ➓ ➢ ➓
➜
Karakteristik pengunjung dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu karakteristik sosial-ekonomi dan karakteristik perjalanan wisata Smith, 1989.
Dalam hal ini karakteristik pengunjung memberikan pengaruh yang tidak langsung terhadap pengembangan pariwisata. Tidak dapat diterapkan secara
langsung langkah-langkah yang harus dilakukan hanya dengan melihat karakteristik pengunjung, melainkan perlu melihat keterkaitan dengan persepsi
pengunjung. Pengunjung pada suatu obyek wisata memiliki karakteristik dan pola
kunjungan, kebutuhan ataupun alasan melakukan kunjungan ke suatu obyek wisata masing-masing berbeda hal ini perlu menjadi pertimbangan bagi penyedia
pariwisata sehingga dalam menyediakan produk dapat sesuai dengan minat dan kebutuhan pengunjung. Adapun karakteristik pengunjung meliputi:
a. Jenis kelamin yang dikelompokkan menjadi laki-laki dan perempuan b. Usia adalah umur responden pada saat survei
c. Kota atau daerah asal adalah daerah tempat tinggal resonden d. Tingkat pendidikan responden
e. Status pekerjaan responden
f. Status perkawinan responden
g. Pendapatan per bulan responden Sedangkan pola kunjungan responden merupakan alasan utama perjalanan
adalah motif atau tujuan utama dilakukannya perjalanan tersebut meliputi: a. Maksud kunjungan yang merupakan tujuan utama melakukan
perjalanan wisata b. Frekuensi kunjungan adalah banyaknya kunjungan ke obyek wisata
yang pernah dilakukan oleh responden c. Teman perjalanan adalah orang yang bersama-sama dengan responden
melakukan perjalnan wisata d. Lama waktu kunjungan adalah jumlah waktu yang dihasilan responden
selama beada di obyek wisata e. Besar pengeluaran adalah jumlah pengeluaran atau biaya selama
melakukan perjalanan wisata.
➤ ➥ ➤ ➥ ➦
➧➨➩ ➫➨➭ ➫➯
Persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan
informasi yang ditampilkan dari sumber lain Poerwanto, 2004. Pengertian lain persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk-petunjuk inderawi dan pengalaman
masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu.
Persepsi merupakan pandangan, penangkapan seseorang tentang sesuatu yang dipengaruhi oleh informasi yang diterima dan interprestasinya terhadap
informasi tersebut. Persepsi terhadap alternatif hiburan dan macam-macam tujuan wisata dikondisikan oleh tiga elemen penting, yaitu pengalaman pribadi,
preferensi dan cerita dari orang lain Wahyono, 2006. Sebelum melakukan perjalanan, wisatawan selalu mempelajari daerah atau
obyek wisata yang akan menjadi tujuannya dengan mempertimbangkan berbagai alternatif yang ada sesuai dengan kriteria wisata dan motivasi perjalannya
sehingga dapat membuat keputusan yang tepat.
Dalam upaya mengenali suatu daerah wisata atau obyek wisata yang akan dijadikan sebagai tujuan berwisata, wisatawan mempelajari informasi-informasi
yang diperoleh baik melalui iklan maupun dari teman atau kerabat. Informasi tersebut akan disesuaikan dengan tujuan dan keinginan dalam berwisata, apabila
hal-hal tersebut belum sesuai dengan keinginannya, maka ia akan mencari alternatif lain.
Dari hasil mempelajari informasi tersebut maka terbentuklah persepsi dari daerah wisata atau obyek wisata tersebut, yang oleh Kotler dikatakan sebagai
proses yang dilalui seseorang dalam memilih,
mengorganisasikan dan menginterprestasikan informasi untuk membuat gambaran yang memiliki makna,
dengan kata lain dapat dikatakan persepsi membantu individu dalam menyeleksi, serta menginterprestasikan informasi menjadi suatu yang berarti Poerwanto,
2004. Persepsi merupakan pandangan, penangkapan seseorang tentang sesuatu
yang dipengaruhi oleh informasi yang diterima dan interprestasinya terhadap informasi tersebut. Persepsi terhadap alternatif liburan dan macam-macam tujuan
wisata dikondisikan oleh tiga elemen penting, yaitu pengalaman pribadi, preferensi dan cerita dari orang lain. Proses pengambilan keputusan seseorang
untuk berwisata di suatu daerah wisata atau obyek wisata terdiri dari dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor external. Faktor internal atau faktor yang berasal
dari dalam diri wisatawan termasuk persepsi, pemahaman dan pendidikan, motivasi dan p
➲
rso n
➳
l
➵
ty , gaya hidup tentang daerah wisata atau obyek wisata
yang akan dikunjungi. Adapun faktor external atau faktor dari luar wisatawan adalah budaya yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat dan
hukum, nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Sehingga dalam proses pengambilan keputusan untuk berwisata diambil dari pengalaman sebelumnya
baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain.
➸ ➺ ➸ ➺ ➻
➼➽➾ ➚ ➾
➽ ➾ ➪➶➹
Sejalan dengan semakin pesatnya kebutuhan akan berwisata, memberikan gambaran peningkatan terhadap industri-industri yang bergerak dibidang
pariwisata dimana pengelola pariwisata harus dapat memberikan pelayanan sebaik
mungkin kepada wisatawan sebagai pemakai jasa wisata. Agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi pemakai jasa wisata maka penyedia jasa pariwisata
haruslah memahami preferensi wisatawan sebagai pemuas dari kebutuhannya. Preferensi berasal dari bahasa inggris “
➘
r
➴ ➷➴
r
➴
n
➬➴
” yang berarti sesuatu
yang lebih diminati, suatu pilihan utama, merupakan kebutuhan prioritas. Preferensi marupakan suatu hal yang harus didahulukan, dan diutamakan dari
pada yang lain, prioritas, pilihan, kecenderungan dan lebih disukai
➮ ➴
p
➱
rt
➴ ✃
➴
n
➘➴
n
❐ ❒ ❐ ❒❮
➱
n
❰ ➱
s
❒
o n
➱ Ï Ð
Ñ Ò
Ò Ó
. Pengertian lain preferensi adalah keinginan atau minat wisatawan terhadap
suatu keadaan yang merupakan cerminan nilai dan sikap kepribadian p
➴
rso n
➱ Ï
❒
ty individu yang akan mengarahkan pada proses pencarian bentuk-bentuk kepuasan
atau kesenangan yang spesifik. Menurut Syamsu 2000, nilai merupakan deskriptif dari pemikiran. Nilai adalah ungkapan rasa suka dan tidak suka, rasional
dan irasional, pandangan dan gambaran seseorang tentang sesuatu. Sedangkan sikap menggambarkan tanggapan atas hasil evaluasi perasaan terhadap sesuatu
dengan kata lain, sikap adalah kesiapan mental atas sesuatu kebutuhan. Sikap dan nilai diciptakan dari proses belajar dan pembentukan persepsi.
Preferensi wisatawan timbul dari keinginan dan kebutuhan wisatawan terhadap produk wisata yang ditawarkan dalam melakukan perjalanan wisata. Saat
ini keinginan dan kebutuhan wisatawan terhadap produk wisata semakin kompleks, dinamis dan menuntut kualitas yang memadai yang diakitkan dengan
prinsip pembangunan berkelanjutan. Konsekuensinya, suatu daerah tujuan wisata harus mampuh beradaptasi terhadap semua tuntutan perubahan dengan selalu
mendengarkan suara dari berbagai pihak yang berkepentingan khususnya wisatawan yang memiliki persepsi dan preferensi yang berbeda dalam memilih
obyek-obyek wisata yang akan dikunjunginya Nursusanti, 2005
Ô Õ Ö
×Ø ÙÚ Ø ÛÜ Û
Ý Ü Û Þ Ü Ùßà Û
Þ à Û Ýà á âã âäà å
à
Pengembangan pariwisata adalah segala kegiatan atau usaha yang terkoordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan semua prasarana dan
sarana, barang dan jasa serta fasilitas yang diperlukan guna melayani wisatawan. Kegiatan dan pengembangan pariwisata mencakup segi-segi kehidupan
masyarakat, mulai dari kegiatan angkutan, akomodasi, atraksi wisata, makanan dan minuman, cinderamata, pelayanan dan lain-lain Muasanef, 1995.
Untuk melihat perjalanan kepariwisataan secara menyeluruh terdapat komponen-komponen pariwisata yang mempengaruhinya. Komponen pariwisata
dibagi atas dua faktor, yaitu kompnen penawaran su p
p ly
dari pariwisata dan komponen permintaan
æ çèé
n
æ
dari pariwisata. Dalam pengembangan pariwisata terdapat sistem keterkaitan antara komponen sediaan su
p p ly pariwisata dan
komponen permintaan
æ çèé
n
æ
dalam hal ini pengunjung ataupun wisatawan domestik maupun mancanegara.
ê ë ì ë
í îï ðñ ï
òó ò ô óõö÷ ÷ ò
ø ùú û û
ü ý þ
ñ÷ ÿ ö
öô÷ ✁ ÷
Penawaran atau su p
p ly
pariwisata mencakup segala sesuatu yang ditawarkan kepada pengunjung. Penawaran dalam pariwisata menunjukan atraksi
wisata ilmiah dan buatan, jasa-jasa maupun barang-barang yang diperkirakan akan menarik perhatian orang-orang untuk mengunjungi obyek suatu negara
Wahyono, 2006. Sediaan pariwisata merupakan sesuatu yang harus ada mencakup segala
sesuatu untuk ditawarkan kepada pengunjung, sediaan ini bisa berupa buatan manusia maupun alami yang memang ada tanpa harus ada campur tangan manusia
untuk pengadaannya. Komponen sediaan pariwisata menurut Gunn terdiri atas atraksi,
servispelayanan, transportasi, informasi dan promosi Gunn, 2002. 1. Atraksi merupakan daya tarik utama orang melakukan pejalanan, atraksi
memiliki dua fungsi yaitu sebagai daya pikat, perangsang orang untuk melakukan perjalanan dan sebagai pemberi kepuasaan pengunjung.
2. Servis merupakan pelayanan ataupun fasilitas-fasilitas yang disediakan termasuk didalamnya fasilitas restoranrumah makan, dan perjalanan hotel
maupun toko-toko yang menyajikan barang-barang khas daerah tersebut. 3. Transportasi, merupakan komponen penting dalam sistem kepariwisataan,
yang berarti pula sebagai aksesibilitas ataupun kemudahan untuk mencapai ke suatu lokasi daya tarik.
4. Informasi, salah satu komponen penting dalam komponen kepariwisataan adalah adanya informasi perjalanan, informasi ini dapat disajikan dalam
bentuk peta, buku petunjuk, artikel-artikel dalam majalah, brosur maupun melalui internet.
5. Promosi merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan
pariwisata yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, kegiatan promosi ini dapat dilakukan dengan memasang iklan, melalui kegiatan
kehumasan maupun memberikan insentif misalnya potongan tiket masuk. Pendapat lain tentang komponen sediaan pariwisata oleh Peter Mason
yang menyatakan bahwa komponen produk wisata terdiri atas tiga komponen yaitu daya tarik, fasilitas dan aksesibilitas sehingga dalam pengembangan
pariwisata berdasarkan pada tiga komponen tersebut. a. Daya tarik wisata
b. Fasillitas wisata c. Aksesibilitas
Sedangkan menurut direktorat Jendral Pariwisata Republik Indonesia, menyebutkan berkembangnya pariwista sangat tergantung pada empat faktor
yaitu,
✂
ttr
✄ ☎
t
✆
o n
daya tarik,
✄ ✝✞
n
✆
t
✆ ✞
s fasilitas,
✄ ☎ ☎✞
ss
✆✟ ✆✠ ✆
t
✆
kemudahan dalam mencapai dan adanya to
u r
✆
st o r
✡ ✄
n
✆
z
✄
t
✆
o n
organisasi pariwisata. 1.
✂
tr
✄ ☎
t
✆
o n
daya tarik dapat dibedakan menjadi : a. Site attractions tempat, misalnya tempat yang dengan iklim yang baik,
pemandangan indah ataupun tempat-tempat bersejarah b. Event attractions kejadianperistiwa misalnya konggres, pameran
ataupun peristiwa-peristiwa olahraga, festifal. 2.
✂✝✞
n
✆
t
✆✞
s fasilitas yang dimaksud dengan tersedianya fasilitas seperti tempat-tempat penginapan, restoran, hiburan, transport lokal yang
memungkinkan wisatawan bepergian di tempat pariwisata tersebut serta alat-alat lain untuk komunikasi.
3.
☛☞ ☞✌
ss
✍ ✎ ✍ ✏✍
ty kemudahan dalam mencapai yang dimaksud adalah
tempatnya tidak terlalu jauh, tersedianya transport ke lokasi tersebut secara teratur, sering, murah, nyaman dan aman.
4.
✑
o u
r
✍
st o r
✒ ✓
n
✍
z
✓
t
✍
o n
, untuk menyusun suatu kerangka pengembangan pariwisata, mengatur industri pariwisata serta mempromosikan daerah itu
sehingga di kenal orang. Berdasarkan pendapat ahli dan lembaga otoritas pariwisata tersebut diatas
maka komponen sediaan su p
p
✏
y pariwisata dapat disederhanakan dalam bentuk
matrik, yang disajikan pada tabel II.1. Dari matrik komponen sediaan su p
p
✏
y pariwisata, maka dapat diketahui bahwa komponen sediaan su
p p
✏
y pariwisata
dalam pengembangan suatu obyek wisata atau daerah wisata adalah terdiri dari empat komponen yaitu: daya tarik, fasilitas, aksesibilitas serta promosi dan
informasi.
✔✕ ✖ ✗ ✘ ✙ ✙✚ ✛
✜ ✕
✢ ✣ ✤✥ ✦✧ ★✩ ✧ ✪
✗ ✪
✫ ✗
✪ ✬ ✗
★ ✖ ✕
✪ ✬ ✕
✪ ✫
✕ ✣ ✤✭✤✮
✕ ✢
✕
Komponen Sediaan Pariwisata Pendapat Ahli dan
Lembaga Otoritas 1
2 3
4 5
6 7
8 Clare A. Gunn
Peter Mason Ditjen Pariwisata
✯
u
✰✱ ✲
r
✳
W
✴
hyono ,2006 dan hasil olahan,2010
Keterangan: 1. AtraksiDaya tarik
2. AmenitiesFasilitas 3. AksesibilitasKemudahan
4. ServisPelayanan 5. Transportasi
6. Informasi 7. Promosi
8. Lembaga Pariwisata
Dari matrik komponen sediaan pariwisata di atas dapat diketahui bahwa sebenarnya diantara komponen-komponen tersebut diatas terdapat beberapa
komponen yang memiliki kesamaan ataupun telah tercakup dalam satu lingkup ketugasan dari komponen lain, seperti komponen servispelayanan pada dasarnya
sama dengan amenitiesfasilitas yang ada atau yang disediakan dalam pariwisata. Komponen
transportasi termasuk
kedalam pengertian
komponen aksesibilitaskemudahan dalam mencapai suatu tujuan atau suatu lokasi daya tarik,
sedangkan untuk kompnen promosi digabungkan dengan komponen informasi yang merupakan aspek yang saling berkaitan, dimana suatu bentuk promosi yang
diperoleh akan dapat menimbulkan terjadinya tukar menukar informasi, berbagi pengalaman dari mulut ke mulut kepada orang-orang disekitarnya yang
merupakan suatu media yang paling ampuh, sebaliknya dari komponen informasi akan terjadinya suatu media promosi dalam bentuk by mouth promotion yang
paling dipercaya kebenarannya, sebagaimana diketahui bahwa tujuan promosi adalah memberikan informasi kepada suatu obyek yang di promosikan agar obyek
tersebut dapat dikenal sehingga menimbulkan rasa ingin tahu. Atas dasar hal tersebut diatas maka dalam penelitian ini yang dimaksud
dengan komponen sediaan supply dalam pengembangan parwisata adalah daya tarik wisata, fasilitas wisata, aksesibilitas serta promosi dan informasi.
✵✶ ✷✸ ✹ ✺✺ ✻✼
✽✶ ✾ ✿ ✶ ✷✸ ✹
✷✸ ❀✸ ✾ ❁ ✶
❂❃ ❄❅❃ ❆ ✸
❆ ❇❂ ❃ ❄❅❃ ❆
✸ ❆❆❈ ✶
❉❊❋ ● ❍ ■ ❍ ❏
❑▲ ▼ ◆ ❖❍ P ◆❍ ◗ ❊▼
❘ ❙ ❚ ■ ❙
❋ ❊❋ ❯
❍ ❱ ❍
❏❍ P ◆❲
Bangunan-bangunan yang megah, taman-taman tang indah, galeri dan museum, pameran, florafauna, budaya,
pemandangan alam, ketenangan maupun kebersihan.
❳ ❍
❨ ◆▼ ◆ ❏
❍ ❨
Fasilitas restoran atau rumah makan, agen perjalanan, serta sektor-sektor yang menyajikan barang khas daerah.
❑ ❲ ❨
❊ ❨
◆◗ ◆▼ ◆ ❏ ❍
❨
Kemudahan untuk mencapai ke suatu lokasi daya tarik wisata.
Clare A. Gunn
❉P ❙ ❚❙
❨ ◆
● ❍ ❋
❩❋ ❬ ❙ P
❚ ❍
❨ ◆
Promosi dilakukan dengan memasang iklan melalui kegiatan
kehumasan maupun
memberikan intentif,
misalnya potongan tiket masuk. Informasi dapat disajikan dalam bentuk peta, buku
petunjuk, artikel dalam majalah, brosur maupun internet.
❯ ❍ ❱
❍ ❏❍ P
◆❲
Fisik alam gunung, sungai, laut, hutan, flora dan fauna, danau, pantai, lembah kawah.
❳ ❍
❨ ◆▼ ◆ ❏
❍ ❨
Tempat penginapan, restoran, transpor lokal, serta alah komunikasi.
Peter Mason
❑ ❲ ❨
❊ ❨
◆◗ ◆▼ ◆ ❏ ❍
❨
Jarak dan ketersediaan sarana dan prasarana transportasi ke
daerah wisata, jenis, volume, tarif, dan frekuensi moda transportasi ke dan dari daerah wisata
❭❪ ❫ ❪ ❴ ❪
❵ ❛ ❜
Tempat-tempat bersejarah, tempat dengan iklim yang baik, pemandangan indah, dan pameran.
❝ ❪
❞ ❛
❡ ❛
❴❪ ❞
Tempat parkir, WC umum, musholahmesjid, tempat pengunapan, restoran, transport lokal yang memungkinkan
wisatawanbepergian di tenpat lokasi serta alat-alat lain untuk komunikasi, sarana rekreasi dan taman bermain,
serta telepon umum. DitJen Par
❢ ❜
❞ ❣❞ ❛
❤ ❛
❡ ❛
❴❪ ❞
Tempatnya tidak terlampau jauh, tersedianya transportasi ke lokasi tersebut secara teratur, murah, aman dan nyamn.
Sumber: Wahyono, 2006 dan hasil olahan, 2010
✐ ❥ ❦ ❥ ✐
❧♠ ♥♦ ♠ ♣q ♣
♦ qr ♥s ♣t ✉ ✉ ♣
✈ ✇ ①② ③ ④ ✇
⑤ ♦✉
r s⑥s⑦✉ t ✉
Berkembangnya suatu tempat tujuan wisata disamping adanya komponen sediaan tidak dapat dilepaskan pula adanya komponen permintaan. Permintaan
atau demand pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan jumlah wisatawan secara kuantitatif. Permintaan pariwisata dapat dibagi menjadi
permintaan yang potensial dan permintaan yang sebenarnya Wahab,1995. Permintaan potensial adalah sejumlah orang yang secara potensial dianggap dan
mampu melakukan perjalanan wisata. Sedangkan permintaan sebenarnya adalah sejumlah orang yang sebenarnya berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata,
artinya sejumlah wisatawan yang secara nyata sedang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata.
Dalam kegiatan pariwisata yang dimaksud dengan komponen permintaan demand adalah pengunjung. Menurut International Union of Offical Traveler
Organization IUOTO,1967, pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali
untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.
✐ ❥ ⑧
⑨ ♥
♦ ♠ rt ✉ ♣
⑩ q
❶ q r
❷ ♠ r♥✉ ♣
⑩ q
❸ ♣
✉ ❹❺
⑦ s
⑦
Importance Performance Analysis atau analisis tingkat kinerjapersepsi dan kepentinganpreferensi pengunjung digunakan unntuk memetakan hubungan
antar persepsi dan preferensi dari atribut-atribut yang telah ditentukan. Importance Performance Analysis terdiri dari dua komponen yaitu, analisis
kuadran dan analisis kesenjangan gap. Dengan analisis kuadran dapat diketahui respon konsumen terhadap atribut yang diplotkan berdasarkan tingkat persepsi
dan preferensi dari atribut-atribut tersebut. Sedangkan analisis kesenjangan gap
digunakan untuk melihat kesenjangan antara kinerja atribut dengan harapan konsumen terhadap atribut tersebut.
Hal ini untuk menilai tingkat persepsi dan preferensi pengunjung terhadap atribut-atribut tersebut, dalam hal ini digunakan skala 5 tingkat Likert dimana
setiap atribut diberi bobot. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.
❻❼ ❽❾ ❿ ➀➀ ➁➂
➃➄ ❽➄ ➅ ➆
❾ ➇ ➈❾ ➉➈➊ ➋
❼ ➌ ➆
➇ ❾ ➍❾➇ ❾ ➌➈➊ ➈❾➅➊❼ ➉
❼ ➅ ➇➊❽ ➎ ➅
➏ ➎ ➐❽ ➎
➑ ➒ ➆
❾➇ ➈
❾ ➉➈
➊ ➓ ➃➄ ❽➄ ➅
➏ ➎ ➐❽ ➎
➔ ➒ ➆
➇❾ ➍
❾ ➇❾ ➌➈
➊ ➓ ➃➄ ❽➄ ➅
Sangat Baik SB 5
Sangat Penting SP 5
Baik B 4
Penting P 4
Sedang S 3
Cukup Penting Cp 3
Buruk b 2
Kurang Penting Kp 2
Sangat Buruk sb 1
Tidak Penting Tp 1
→ ➣ ↔
↕➙ ➛➜➝ ➞ ➟➠➙ ➡➢➤
➥ ➦➜➧ ➨ ➧
➩➝ ➜➝ ➠➨ ➧
↕ ➙ ➫➞
➙ ➛➝ ➛ ➭ ➤➙
➫ ➞ ➙ ➛➝➛➛ ➯
➧
Produk wisata bukanlah suatu produk yang nyata, produk ini merupakan suatu rangkaian jasa yang tidak hanya mempunyai segi-segi yang bersifat
ekonomis, tetapi juga bersifat sosial, psikologis dan alami, walaupun produk wisata itu sendiri sebagian besar dipengaruhi oleh tingkah laku ekonomi. Jadi
produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jenis jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan segi ekonomi yang berupa
angkutan, penginapan, pelayanan makan minum, jasa tour dan sebagainya, jasa masyarakat dan pemerintah segi sosialpsikologis antara lain prasarana utilitas
umum, kemudahan, keramahtamahan, adat istiadat, seni budaya dan sebagainya, dan jasa alam antara lain pemandangan alam, pegunungan, pantai, gua alam,
taman laut dan sebagainya. Produk wisata adalah keseluruhan pelayanan yang diperoleh dan dirasakan
atau dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya, sampai ke daerah tujuan wisata yang telah dipilihnya dan kembali ke rumah dimana ia
berangkat semula Suwantoro, 2007 Menurut Yoeti 2000, yang dimaksud dengan hasil product industri
pariwisata adalah semua jasa-jasa services yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan tempat kediamannya sampai ia kembali ke rumah
dimana ia tinggal. Produk wisata sendiri terdiri dari berbagai unsur-unsur dan merupakan suatu package yang tidak terpisahkan yaitu:
1. Tourist object atau obyek pariwisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata yang mampu menarik orang-orang untuk datang berkunjung
ke daerah tersebut 2. Fasilitas yang diperlukan ditempat tujuan tersebut, seperti akomodasi
perhotelan, bar dan restoran dan rekreasi. 3. Transportasi yang menghubungkan negaradaerah asal dari wisatawan
serta transportasi di tempat tujuan ke obyek-obyek wisata. Sedangkan
Gunn membagi
produk wisata terdiri atas atraksi, servispelayanan, transportasi, informasi dan promosi Gunn, 2002.
1. Atraksi merupakan daya tarik utama orang melakukan pejalanan, atraksi memiliki dua fungsi yaitu sebagai daya pikat, perangsang orang untuk
melakukan perjalanan dan sebagai pemberi kepuasaan pengunjung. 2. Servis merupakan pelayanan ataupun fasilitas-fasilitas yang disediakan
termasuk didalamnya fasilitas restoranrumah makan, aen perjalanan hotel maupun toko-toko yang menyajikan brang-banrang khas daerah tersebut.
3. Transportasi, merupakan komponen penting dalam sistem kepariwisataan, yang berarti pula sebagai aksesibilitas ataupun kemudahan untuk mencapai
ke suatu lokasi daya tarik. 4. Informasi, salah satu komponen penting dalam komponen kepariwisataan
adalah adanya informasi perjalanan, informasi ini dapat disajikan dalam bentuk peta, buku petunjuk, artikel-artikel dalam majalah, brosur maupun
melalui internet. 5. Promosi merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan
pariwisata yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, kegiatan promosi ini dapat dilakukan dengan memasang iklan, melalui kegiatan
kehumasan maupun memberikan insentif misalnya potongan tiket masuk.
➲➳ ➵➸➺ ➻➼
➽➾ ➚ ➪➾ ➺ ➾
➶ ➾ ➹ ➘➼
➴ ➷ ➬ ➮ ➷ ➱
✃ ❐❒ ❮ ➘❰ ➾
Ï ➾
Produk wisata yang dijual dilengkapi dengan unsur manfaat dan kepuasan. Manfaat dan kepuasan itu ditentukan oleh dua faktor, yaitu tourism resources
tourism services. tourism resources disebut juga dengan istilah attrative spontnee atau tourist attraction, dikenal dengan istilah obyek dan daya tarik wisata, yaitu
segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang mau berkunjung ke tempat tersebut.
Atraksi juga biasa disebut sebagai kepikatan, yaitu segala sesuatu yang terdapat di obyek wisata yang menjadi daya tarik sehingga orang berkunjung ke
tempat tersebut Nursusanti, 2005. Atraksi wisata merupakan pendorong awal atau motivasi bagi seseorang untuk melakukan kunjungan. Atraksi adalah
penggerak pariwisata, tanpa atraksi wisata tidak ada pariwisata sehingga obyek dan daya tarik wisata merupakan unsur paling didalam menyusun suatu produk
wisata Nursusanti, 2005. Jadi Obyek dan daya tarik wisata sudah termasuk dalam produk industri pariwisata.
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, maka obyek dan daya tarik wisata terbagi menjadi:
a. Obyek dan daya tarik alam b. Obyek dan daya tarik wisata budaya
c. Obyek dan daya tarik minat khusus Obyek dan daya tarik wisata yang baik harus dapat mendatangkan
wisatawan sebanyak-banyaknya, menahan mereka di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama dan memberi kepuasan kepada wisatawan yang datang
berkunjung. Ada beberapa komponen yang dapat menarik kedatangan wisatawan untuk menikmati atraksi yang ditawarkan oleh obyek wisata yaitu:
Berpesiar, misalnya berkeliling daerah selama berhari-hari dengan karavan, motor, mobil, sepeda, perahu, kapal pesiar dan lain
sebagainya. Aktivitas, misalnya kegiatan berburu, menembak, memancing,
berselancar, mendaki gunung, bersepeda, berperahu kano, ski air, hiking dan sebagainya
Struktur buatan manusia man made structure, misalnya etnis agama, bangunan-bangunan yang megah, taman-taman yang indah, arsitektur
dan arkeologi, galeri dan museum dan sebagainya
Fisik alam, biasanya merupakan objek wisata alam, seperti gunung, sungai, laut, hutan, flora dan fauna, danau, pantai, lembah kawah dan
sebagainya. Peristiwa atau acara khusus, seperti konteks olahraga, pagelaran seni
dan budaya, pameran dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata untuk periode singkat.
Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka obyek dan daya tarik wisata harus mencerminkan ciri khas dari alam dan budaya derah serta
pengembangannya harus memperkuat pencerminan itu.
Ð Ñ ÒÓ ÔÕÖ Õ× Ó Ô
Ø Õ ÔÓ × Ó
Ù ÚÓ Û Ó ÜÓ
Ý Ó Ü ÞÛ Ó ÔÓ
Û Ó ÜÓ ß
Sarana dan prasarana wisata merupakan pelengkap daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati
perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana dan prasarana wisata di daerah tujuan wisata maupun obyek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan
wisatawan baik secara kuantitatif dan kualitatif, lebih dari itu selera pasar pun dapat menentukan tuntutan sarana dan prasarana wisata yang dimaksud.
Sarana pariwisata sebagai ujung tombak wisata kepariwisataan dapat diartikan sebagai usaha yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan
pelayanan kepada wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata dimana keberadaannya sangat tergantung kepada wisatawan pada adanya kegiatan
perjalanan wisata. Adapun sarana tersebut sebagai berikut:
à áâ ãâ Ý Ó ÔÕ
Akomodasi adalah mata rantai kegiatan wisata. Perhotelan tidak dapat dipisahkan dari pariwisata. Tanpa kegiatan kepariwisataan dapat dikatakan
akomodasi perhotelan akan lumpuh, sebaliknya, pariwisata tanpa hotel merupakan suatu hal yang tidak mungkin, apalagi bila kita berbicara pariwisata sebagai suatu
industri. Wisatawan akan memerlukan tempat tinggal untuk sementara selama
dalam perjalanan untuk dapat beristirahat. Dengan adanya sarana ini maka akan mendorong wisatawan untuk berkunjung dan menikmati obyek dan daya tarik
wisata dengan waktu yang relatif lebih lama. Informasi mengenai akomodasi ini
mempengaruhi penilaian wisatawan tentang pilihan jenis akomodasi yang dipilih, seperti jenis fasilitas dan pelayanan yang diberikan, tingkat harga, jumlah kamar
yang tersedia dan sebagainya.
äå æçè é êè ë
è ì í
è ì êî ìï æ
Wisatawan yang berkunjung ke suatu obyek wisata tentunya ingin menikmati perjalanan wisatanya, sehingga pelayanan makanan dan minuman
harus mendukung, hal tersebut sangat penting bagi wisatawan yang tidak membawa bekal. Bahkan apabila suatu daerah tujuan wisata mempunyai makanan
yang khas, wisatawan yang datang disamping menikmati atraksi wisata juga menikmati makanan khas tersebut atau bisa saja tujuan utamanya menikmati
makanan khas itu saja. Pertimbangan yang diperlukan dalam penyediaan fasilitas makanan dan minuman antara lain adalah jenis dan fariasi makanan yang
ditawarkan, tingkat kualitas makanan dan minuman yang diberikan, tingkat harga, tingkat higienis, hal-hal lain yang dapat menambah selera makan seseorang serta
lokasi tempat makanannya. Biasanya lokasi dikaitkan dengan akomodasi dan rute perjalanan wisatanya.
äå æçè é ð
å ñ
è ì ò
è
Berbelanja merupakan salah satu aktivitas kegiatan wisata dan sebagian pengeluaran pengeluaran wisatawan di distribusikan untuk berbelanja. Penilaian
dalam penyediaan fasilitas berbelanja ini dilakukan terhadap ketersediaan barang- barang yang dijual dan pelayanan yang memadai, lokasinya yang nyaman dan
akses yang baik serta tingkat harga yang relatif terjangkau.
ó è
ô î
ñ î
é è
ô ïæïæ
í î
ñõ ë
è ô
î õ ö÷
å ë ø
î ô
è é è
Fasilitas umum yang akan dikaji dalam penelitian umum adalah fasilitas yang biasa tersedia di tempat rekreasi seperti:
1. Tempat parkir 2. WC umum
3. Musholahmasjid 4. Sarana informasi dan papan petunjuk arah
5. Sarana rekreasi dan taman bermain 6. Telepon umum
Sarana wisata secara kuantitatif menunjuk pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan dan secara kualitatif menunjukkan pada mutu pelayanan yang
diberikan dan tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan. Dalam hubungannya jenis dan mutu pelayanan saran wisata didaerah tujuan
wisata telah disusun suatu standar wisata yang baku, baik secara nasional mapun secara internasional, sehingga penyedia sarana wisata tinggal memilih atau
menentukan jenis dan kualitas yang akan disediakannya. Prasarana wisata yaitu sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia
yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya didaerah tujuan wisata. Prasarana m dasar melayani penduduk lokal seringkali juga melayani
kegiatan pariwisata seperti: jalan, sumber listrik dan energi, sumber air dan sistem pengairan,
fasilitas kesehatan,
sistem pembuangan
kotoransanitasi, telekomunikasi, terminal angkutan, jembatan, bank dan sebagainya. Didalam
membangunnya perlu disesuaikan dan mempertimbangkan kondisi serta lokasi yang akan meningkatkan aksesibilitas suatu obyek wisata yang pada gilirannya
akan dapat meningkatkan daya tarik obyek wisata itu sendiri. Dalam melaksanakan pembangunan prasarana wisata diperlukan koordinasi yang mantap
antar instansi terkait bersama dengan instansi pariwisata diberbagai tingkat. Dukungan instansi terkait dalam membangun prasarana wisata sangat diperlukan
bagi pengembangan pariwisata di daerah. Koordinasi ditingkat perencanaan yang dilanjutkan dengan koordinasi ditingkat pelaksanaan merupakan modal utama
suksesnya pembangunan pariwisata.
ùú û
üý þýÿ ÿ ✁ÿ
✂ ✄ ý
Aksebilitas merupakan fungsi dari jarak atau tingkat kemudahan untuk mencapai daerah wisata dengan berbagai daerah tujuan wisata Terkait dengan
sistem pergerakan pada sistem transportasi di suatu wilayah. Hal ini berbeda dengan industri munafaktur, dimana barang produknya dapat dikirim ke
konsumen maka dalam pariwisata konsumen wisatawan harus datang ke daerah dimana terdapat produk wisata untuk mengkonsumsi produk-produk wisata
tersebut terutama obyek dan daya tarik wisata. Oleh karena itu tingkat kemudahan pencapaian ke arah wisata tersebut
akan mempengaruhi perkembangan daerah wisata. Jarak dan ketersediaan sarana
dan prasarana transportasi ke dalam wisata merupakan hal terpenting. Jenis, volume, tarif dan frekuensi moda angkutan ke dan dari daerah wisata akan
berpengaruh kepada jumlah kedatangan wisatawan. Kenyamanan selama perjalanan menuju daerah wisata dan kawasan wisata tersebut harus diperhatikan.
☎✆ ✝✞✟ ✠✟ ✡☛
☞✌ ✍ ✎✍✏
✟ ✞✠ ✌ ✡☛
Informasi, salah satu komponen penting dalam komponen kepariwisataan adalah adanya informasi perjalanan, informasi ini dapat disajikan dalam bentuk
peta, buku petunjuk, artikel-artikel dalam majalah, brosur maupun melalui internet. Promosi merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan
pariwisata yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, kegiatan promosi ini dapat dilakukan dengan memasang iklan, melalui kegiatan kehumasan
maupun memberikan insentif misalnya potongan tiket masuk. Bentuk promosi terhadap suatu produk wisata yang dilakukn oleh pengunjung antara lain
dilakukan dengan saling tukar menukar informasi, berbagai pengalaman dari mulut ke mulut kepada orang-orang disekitarnya. Pengalaman ataupun kepuasan
seseorang yang telah menikmati suatu produk atau perjalanan merupakan suatu media yang paling ampuh guna di jadikan media promosi dalam bentuk by mouth
promotion yang paling dipercaya kebenarannya Yusuf, 2003. Dengan demikian pengunjung juga memiliki peran pentimg dalam
melakukn promosi terhadp suatu objek dan daya tarik wisata, secara tidak langsung ia sebagai agen dalam berpromosi agent of promotion.
Pada dasarnya promosi dilakukan dengan tujuan memberitahukan informasi kepada konsumen terhadap suatu produk yang akan ditawarkan, bentuk
promosipun dilakukan dengan cara dan teknik yang berbeda-beda yakni dengan menggunakan media elektronik seperti televisi, radio, media iklan seperti baliho,
spanduk, brosur, majalah, koran, maupun media komputer dan lain-lain, dengan tujuan memberikan informasi. Informasi yang membujuk, mengingatkan, dan
memberi tahu . Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat.
Baik promosi maupun informasi sama-sama memegang peranan penting dalam proses pengembangan obyek wisata Situ Bagendit, karena dengan adanya
promosi serta informasi tentang obyek wisata Situ Bagendit maka orang akan
mengetahui dan secara tidak langsung akan memberikan suatu rasa keingin tahuan terhadap obyek wisata tersebut. Dari proses tersebut maka akan terjadilah kegiatan
berkunjung ke obyek wisata tersebut sebagai suatu bentuk keingintahuan dan pembuktian terhadap apa yang di promosikan dan informasi yang di peroleh.
✑ ✒ ✓
✔✕ ✖✗ ✕ ✘✙✚ ✖✗
✚ ✖ ✔✛ ✜ ✢
✣ ✤ ✥✦ ✧
✚ ★ ✚
Pengembangan produk wisata merupakan pengembangan dari komponen- komponen produknya. Adapun yang dimaksud dengan pengembangan produk
adalah upaya menciptakan produk menjadi lebih baik dan berbeda dari sebelumnya membuat produk menjadi lebih baru.
Pengembangan produk wisata lebih diartikan sebagai penambahan komponen-komponen produk wisata yang telah berada disuatu obyek wisata.
Pengembangan itu sendiri mampu memberikan segi pelayanan yang sesuai dengan selera wisatawan. Kurangnya usaha pengawasan dan pengendalian dibeberapa
obyek wisata menyebabkan terjadinya penurunan kualitas produk wisata yang ada. Oleh karena itu dalam pengembangannya produk wisata sangat penting untuk
peningkatkan kualitas produk wisata perlu dilakukan untuk memperbaiki citra bahwa “Produk wisata itu murah, oleh karena itu kualitasnya jelek” menjadi “
Produk wisata cukup berkualitas walaupun harga yang ditawarkan relatif murah” Nursusanti, 2005.
Untuk memperoleh jenis-jenis atau produk kegiatan apa yang akan dikembangkan di suatu obyek wisata dilakukan dua cara pendekatan, yaitu:
1. Menetapkan jenis produk kegiatan itu berdasarkan pendekatan fungsional normatif yaitu memilih jenis kegiatan yang diperkirakan
dapat meningkatkan citra pariwisata kawasan atau obyek wisata tersebut. Pemilihan jenis muncul sebagai suatu proses kreatif yang
ingin memberikan atraksi pariwisata lebih menarik. Selanjutnya jenis atau produk wisata ini dipromosikan agar dapat menciptakan suatu
pemasaran dan daya tarik wisata yang baik. 2. Menelusuri aspirasi dan kehendak para pelaku kegiatan pariwisata dan
kemudian merumuskan secara button up ke dalam jenis produk kegiatan yang cocok dengan watak wisatawan yang membutuhkannya.
✩
✪ ✫ ✪
✬ ✭ ✮✯✰
✫ ✱✲✳ ✲
✫ ✯
✴✵ ✶ ✷ ✸
✷ ✹ ✺
✵ ✻ ✶ ✼ ✽
✷ ✾
✷ ✿ ✹ ✺
✵ ❀ ✼ ❁✹ ❂
✷ ❀ ❃✼ ✸ ✷ ❂
✷ ✽
❄ ✹ ✿ ❅
✶ ✷ ✶
✹❀ ✹ ✶
✵ ✿ ✹ ❂ ✹
❃✵ ❀ ❃✷ ❀ ✸
❄ ✷ ❁ ❆ ❄
✷ ❁
y
✷❀ ✸ ✶
✵✿ ✽ ✷ ✹❃ ✷❀
❁ ✷❀ ✸ ❂
✼ ❀ ✸
✾ ✵ ❀ ✸
✷ ❀ ✺
✵❀ ✵ ❁✹❃ ✹✷ ❀ ✹ ❀
✹ ✻✵
❁ ✹
✺ ✼ ❃✹ ❇
❁✷❃ ✷✿ ✶
✵ ❁
✷ ✽
✷ ❀ ✸ ❅ ✿ ✼ ✻✼ ❂
✷ ❀ ✻✷
❂ ✷ ❁✷
❄ ❅
❃✼ ❈
✼ ✷ ❀
✾ ✷❀ ❂
✷ ❂ ✷✿ ✷ ❀ ❅
✿ ✼ ✷ ❀ ✸
❁ ✹ ❀ ✸ ✽
✼ ✺ ❂
❃ ✼ ✾ ✹ ❅ ✻✷❀
❉ ✷ ✷❃
✺ ✵❀ ✵ ❁✹ ❃✹✷ ❀ ❅
✻✵ ❃ ❊
✾ ❊
❁ ❊
✸ ✹
y
✷❀ ✸ ✾
✹ ✸ ✼ ❀ ✷
✽ ✷❀ ❅
✽ ✵ ✿ ✷❀ ✸ ✽
✷ ✺
✵ ✻✹ ✽
✹✿ ✷ ❀ ✾ ✷
❁ ✷✻
❂ ❃✼ ✾ ✹
✹ ❀ ✹ ❂
✵ ✿ ❃✷ ❂
✹ ❂❃✵ ✻✷❃ ✹ ✽ ✷
✺ ✵✻
✶ ✷
❄ ✷ ❂
✷ ❀ ❋
● ✷
❂ ✹❀ ✸ ❆
✻✷ ❂
✹❀ ✸ ✶
✷ ✸ ✹ ✷❀
❃ ✵✿ ❂ ✵
✶ ✼ ❃
✷ ✽
✷❀ ✾
✹ ✼ ✿ ✷✹ ✽
✷ ❀ ✶
✵ ✿ ✹
✽ ✼ ❃
✹ ❀ ✹
❋ ❍
■ ❍ ✳
❏ ❑ ❏ ▲
✪ ▼ ◆ ❏ ❖ ❏
P◗ ❘ ✶
y
✵ ✽
❙ ✹
❂ ✷❃ ✷
✴ ✹ ❃ ✼
❚✷✸ ✵❀ ✾ ✹ ❃ ✻✵ ✿ ✼ ✺
✷ ✽
✷ ❀ ❂
✷ ❁ ✷
❄ ❂
✷❃ ✼ ❊
✶
y
✵ ✽
❙ ✹ ❂
✷ ❃✷ ✷ ❁✷✻
✾ ✹ ❯
✷ ✶ ✼ ✺
✷❃ ✵❀ ❱
✷ ✿ ✼ ❃
y
✷❀ ✸ ❃ ✵✿ ❁✵❃ ✷ ✽
✾ ✹ ❲
✵ ❂
✷ ❚
✷ ✸ ✵ ❀ ✾
❃ ❯
✵ ❳
✷ ✻✷❃ ✷❀ ❚
✷ ❀
y
✼ ✿ ✵ ❂
✻✹ ✾
✵ ❀ ✸ ✷ ❀
❈ ✷✿ ✷
✽ ❨
4
❯ ✻
✾ ✷ ✿ ✹
❯ ❊
❃ ✷ ❱
✷ ✿ ✼ ❃
.
❯ ✵ ✶
✵✿ ✷ ✾ ✷✷ ❀ ❊
✶ ❩
✵ ✽ ❙
✹ ❂✷❃ ✷ ✹ ❀ ✹
✻✵ ❀ ❈
✷ ✾ ✹
❊ ✶
❩ ✵
✽ ❙
✹ ❂
✷ ❃✷ ✷ ❀
✾ ✷ ❁
✷ ❀ ✶
✵ ✿ ❁ ✹
✶ ✼
✿ ✽
✵ ❁
✼ ✷✿ ✸ ✷ ✾
✹ ❱
✷ ✿ ✼ ❃
❂ ✵ ✿ ❃✷
❂ ✵
✶ ✷ ✸
✷ ✹ ❂
✷ ❁
✷ ❄ ❂✷❃ ✼
✷❀ ✾ ✷ ❁✷❀ ✶
✷✸ ✹ ✺
✵✻ ✵✿ ✹ ❀ ❃ ✷ ❄
❯ ✷
✶ ✼ ✺
✷ ❃✵ ❀ ❱
✷✿ ✼ ❃
,
❂ ✵
❄ ✹ ❀ ✸
✸ ✷ ✴✹ ❃✼
❚ ✷ ✸
✵ ❀ ✾ ✹ ❃
❃ ✵ ✿ ✻✷ ❂
✼ ✽ ✾ ✷ ❁✷✻
”segitiga emas” obyek wisata yang paling dikunjungi wisatawan selain Cipanas dan Situ
Cangkuang. Obyek wisata Situ Bagendit ini banyak diminati oleh pengunjung, yang
terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang mengalami peningkatan yakni pada tahun 2006 sebanyak 150.204 pengunjung, 155.380 pengunjung pada tahun
2007, 160.785 pengunjung pada tahun 2008 dan 180.254 pada tahun 2009. Selengkapnya mengenai jumlah pengunjung dari tahun 2006 sd 2009 disajikan
pada tabel I.1
❬❭ ❪❫ ❴ ❵ ❛❜
❝ ❞❡❴ ❭ ❢
❣ ❫ ❤✐ ❞
❤❥ ❞ ❤✐
❦ ❪❧ ❫ ♠
♥ ♦ ♣❭ q
❭ r ♦
q ❞ s❭ ✐
❫ ❤t ♦q ✉
❦ ❬
❭ ❢ ❞ ❤
♠ ❞ ❤ ❥❞
❤ ✐ ❭ ❤
❝ ❞❡ ❴
❭ ❢ ❣
❫❤ ✐ ❞ ❤ ❥❞
❤ ✐
1 2006
150.204 2
2007 155.380
3 2008
160.785 4
2009 180.254
✈ ✇ ①② ③ ④⑤ ⑥
⑦⑧ ⑨⑩ ❶ ④② ✇ ❷
❸❶ ② ❹
❺ ❶ ④✇ ❻ ⑥
❼ ③
❽ ❾
③ ❿➀ ❿
❶
Obyek Wisata Situ Bagendit
Upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah daerah untuk pengembangan obyek wisata Situ Bagendit adalah dengan melakukan penataan
➁
➂ ➃ ➄ ➅
➆ ➇
➄ ➅
➈ ➉ ➅ ➆ ➊
➃ ➅ ➆
➄ ➅
➇ ➉ ➋➌ ➊ ➉➍➄ ➂
➋ ➉ ➍➃ ➎ ➏
➌ ➈➄ ➉➅
➉ ➍ ➃
➐ ➌ ➑
➌ ➂ ➉➅ ➍➄ ➒
➇ ➄➌ ➂
➄ ➒
➓➃ ➆ ➄
➑ ➌
➅
y
➌➇ ➉ ➄
➊ ➄ ➅
➔ ➄ ➋ ➉➈ ➉ ➍
➄➋ →
➔ ➄ ➋ ➉➈ ➉ ➍
➄ ➋ ➋
➣ ➋
➉ ➄ ➈
➇ ➄ ➅ ➌
➊ ➣
➅ ➣
➑➉ ➋➌
↔ ➄➆ ➄ ➉
➐ ➌
➅ ➃ ➅ ➓
➄ ➅
➆ ➊
➌ ➐ ➄
➂ ➉
↕ ➉➋
➄ ➍
➄ ➄ ➅
➊ ➒ ➃
➋ ➃ ➋
➅
y
➄ ➓➄➈ ➄ ➅
➎ ➙
➄➈ ➈ ➄ ➉ ➅
y
➄ ➅
➆ ➇ ➉➈➄
➊ ➃ ➊
➄ ➅
➐ ➌ ➑
➌ ➂ ➉➅ ➍➄ ➒
➇ ➄ ➌ ➂ ➄ ➒
➄ ➇ ➄ ➈➄
➒ ➑➌ ➑➐ ➂
➣ ➑
➣ ➋ ➉➊
➄ ➅
➏➉➍➃ ➛
➄➆ ➌ ➅ ➇ ➉ ➍
➈ ➌ ➅ ➆ ➊
➄ ➐
➇ ➌ ➅
➆ ➄ ➅ ➓
➄ ➇ ➃ ➄ ➈
➊ ➌ ➆ ➉➄
➍ ➄ ➅
y
➄ ➅ ➆
➇ ➉ ➋ ➌➈➌
➅ ➆
➆ ➄ ➂ ➄
➊ ➄ ➅
➜ ➋➌
➐ ➌ ➂ ➍ ➉
➐ ➌➋
➍ ➄
➂ ➄
➊
y
➄ ➍ ➇ ➄ ➅
➔ ➌ ➋ ➍➉
➝ ➄ ➈
→ ➔ ➌➋ ➍ ➉
➝ ➄➈
➛ ➄ ➐ ➐
➌➇ ➄ ➞
➄ ↔
➎ ➟
➄ ➂
➃ ➍ ➜
➠ ➡ ➡ ➢
➎ ➤
➅ ➍➃ ➊
➑➌ ➅ ➆ ➌ ➑
↔ ➄
➅ ➆ ➊
➄ ➅ ➣ ↔
y
➌ ➊
➇ ➄ ➅
➇ ➄
y
➄ ➍
➄ ➂ ➉➊
↕ ➉
➋➄ ➍
➄ ➏➉➍➃
➛ ➄ ➆
➌ ➅
➇ ➉➍
➜ ↔
➄ ➉ ➊ ➐
➌ ➑➌ ➂ ➉ ➅ ➍➄ ➒
➇ ➄ ➌
➂ ➄
➒ ➑
➄➃ ➐ ➃ ➅
➐ ➉➒ ➄
➊ ➐
➌ ➅
➆ ➌➈ ➣
➈➄ ➒
➄ ➂
➃ ➋ ➑➌➈
➉➒ ➄ ➍
➐ ➌ ➅
➆ ➃ ➅ ➓➃ ➅ ➆
y
➄ ➅ ➆
➑ ➌
➂ ➃ ➐
➄ ➊
➄ ➅
➋➄➈ ➄ ➒ ➋➄
➍ ➃
➊ ➣
➑➐ ➣
➅ ➌
➅ ➐
➄ ➂ ➉
↕ ➉➋➄ ➍➄
y
➄ ➅
➆ ➃ ➍➄ ➑
➄ ➎ ➛
➄➆ ➄ ➉ ➑ ➄
➅ ➄
➐ ➃ ➅
➑ ➌
➅ ➄ ➂ ➉ ➊
➅
y
➄ ➋➃ ➄
➍ ➃
➇ ➄
y
➄ ➍➄ ➂ ➉➊
↕ ➉➋➄ ➍➄
➜ ➍
➄ ➅ ➐
➄ ➄ ➇ ➄ ➅
y
➄ ➐
➌ ➅ ➆ ➃ ➅ ➓➃ ➅
➆ ➐
➄ ➂ ➉ ↕
➉➋➄ ➍
➄ ➋➃ ➈ ➉➍
↔ ➌ ➂ ➊
➌ ➑ ↔
➄ ➅
➆ ➎
➏ ➌ ➒ ➉ ➅
➆ ➆ ➄
➃ ➅ ➍➃ ➊
➇ ➄ ➐ ➄ ➍
➑➌ ➅ ➄ ➂ ➉ ➊
↕ ➉
➋ ➄ ➍➄ ↕
➄ ➅
↔ ➌
➂ ➊ ➃ ➅ ➓➃ ➅
➆ ➊
➌ ➋➃ ➄ ➍➃
➈ ➣
➊ ➄ ➋ ➉
↕ ➉➋➄ ➍➄
➐ ➌ ➂
➈ ➃ ➇ ➉➋➌➇ ➉
➄ ➊
➄ ➅ ↔
➌ ➂
↔ ➄ ➆ ➄ ➉
➊ ➌
➑ ➃ ➇
➄ ➒
➄ ➅ ➇
➄ ➅
➐ ➌ ➈➄
y
➄ ➅ ➄
➅
y
➄ ➅ ➆
➑ ➌ ➑➄➇ ➄ ➉
↔ ➄ ➉ ➊
➇ ➄ ➂ ➉ ➄ ➋ ➐
➌ ➊
➇ ➄
y
➄ ➍➄ ➂ ➉➊
↕ ➉
➋➄ ➍
➄ ➜
➔ ➄➋ ➉➈ ➉ ➍
➄ ➋ ↕
➉➋➄ ➍➄ ➇ ➄
➅ ➄
➊ ➋ ➌➋ ➉
↔ ➉➈ ➉ ➍
➄ ➋
y
➄ ➅
➆ ➑➌ ➑➄➇ ➄ ➉
➋➌ ➂ ➍
➄ ➐ ➂
➣ ➑
➣ ➋ ➉
➇ ➄ ➅ ➉➅
➔ ➣ ➂ ➑
➄ ➋ ➉
y
➄ ➅ ➆
➇ ➄
➐ ➄
➍ ➑
➌ ➅ ➄ ➂ ➉ ➊
↕ ➉
➋➄ ➍
➄ ↕
➄ ➅ ➃ ➅ ➍
➃ ➊ ↔
➌ ➂ ➊ ➃ ➅
➓➃ ➅ ➆ ➎
➏ ➌ ➈➄
➉➅ ➉ ➍
➃ ➓➃ ➆
➄ ➐
➌ ➂ ➈ ➃
➇ ➉ ➈ ➄ ➊
➃ ➊ ➄
➅ ➊
➄ ➓ ➉ ➄
➅ ➊
➌ ➍➉➇ ➄ ➊
➋➌ ➉➑
↔ ➄
➅ ➆ ➄
➅ ➍
➌ ➂ ➒
➄ ➇ ➄
➐ ➊
➣ ➑➐
➣ ➅
➌ ➅
➐ ➌ ➅
➆ ➌ ➑ ↔
➄ ➅
➆ ➄
➅ ➐
➄ ➂
➉ ↕
➉➋ ➄
➍ ➄
y
➄ ➅
➆ ➇ ➉
➈ ➉➒
➄ ➍
➑ ➌ ➈➄ ➈➃ ➉
➊ ➄
➓➉➄ ➅ ➐
➌ ➂ ➋➌ ➐
➋ ➉ ➇
➄ ➅
➐ ➂
➌ ➔
➌ ➂
➌ ➅ ➋ ➉➎
➛ ➌
➂ ➇ ➄➋➄
➂ ➊
➄ ➅
➒ ➄ ➈
→ ➒
➄ ➍ ➍
➌ ➂
➋➌ ↔
➃ ➍ ➇ ➉
➄ ➍➄➋ ➜
➑ ➄
➊ ➄
➇ ➉ ➈ ➄ ➊
➃ ➊ ➄
➅ ➈➄
➒ ➐
➌ ➅
➌ ➈ ➉ ➍ ➉➄ ➅ ➇ ➌ ➅
➆ ➄
➅ ➓➃ ➇
➃ ➈ ➥➦➧ ➨➩ ➫➭ ➫➯➲
➳ ➫ ➵➧ ➸➳➧ ➺
➳ ➫ ➦ ➲ ➨
➵ ➸➧➭ ➧ ➸➧ ➨ ➳ ➫
➵➧ ➨
➻ ➼➨➽ ➼ ➨ ➻
➩ ➧
➨➩ ➲ ➨
➻ ➾➚➪
➧ ➯
➦ ➲ ➨
➶ ➲ ➪ ➲
➹ ➲
➸ ➫ ➯ ➘
➫ ➳ ➲ ➩ ➲
➴ ➫ ➩
➼ ➷
➲ ➻
➧ ➨
➦ ➫➩ ➬
➲ ➚➼➺➲ ➩ ➧
➨ ➮
➲ ➸➼➩ ➎
➙ ➄ ➈
➍ ➌
➂ ➋➌
↔ ➃ ➍
➇ ➉ ➈ ➄ ➊
➃ ➊ ➄
➅ ➇ ➌ ➅
➆ ➄ ➅ ➍
➃ ➓➃ ➄
➅ ➃ ➅ ➍➃ ➊
➑➌ ➅ ➆
➌ ➍➄ ➒
➃ ➉ ➋➌
↔ ➌
➂ ➄ ➐
➄ ↔
➌ ➋➄ ➂ ➐
➌ ➂ ➋➌
➐ ➋
➉ ➇ ➄ ➅
➐ ➂ ➌
➔ ➌ ➂
➌ ➅
➋ ➉ ➐
➌ ➅ ➆ ➃ ➅ ➓➃ ➅
➆ ➇ ➄➈➄
➑ ➑
➌ ➑
➄ ➅ ➔
➄➄ ➍➊
➄ ➅
➣ ↔
y
➌ ➊
➇ ➄ ➅ ➇
➄
y
➄ ➍
➄ ➂
➉ ➊ ↕
➉➋➄ ➍➄ ➏➉➍➃
➛ ➄➆ ➌ ➅
➇ ➉➍ ➜
➋➌ ➒ ➉➅
➆ ➆ ➄
↔ ➌ ➂
➇ ➄ ➋➄ ➂ ➊ ➄
➅ ➒
➄➋ ➉➈ ➍
➌ ➂
➋➌ ↔
➃ ➍ ➇ ➄ ➐
➄ ➍ ➇ ➉ ➓
➄ ➇ ➉➊ ➄ ➅
➄ ➱
➃ ➄
➅ ➐
➌ ➅ ➆
➌ ➑
↔ ➄ ➅
➆ ➄ ➅ ➣ ↔
y
➌ ➊ ↕
➉➋➄ ➍➄ ➏➉ ➍
➃ ➛
➄➆ ➌ ➅ ➇ ➉➍
➊ ➌ ➇
➌ ➐
➄ ➅
y
➄ ➅ ➆
➋➌ ➋➃ ➄ ➉ ➇
➌ ➅
➆ ➄
➅ ➒
➄ ➂ ➄
➐ ➄
➅ ➐
➌ ➅
➆ ➃ ➅ ➓
➃ ➅ ➆
➄ ➆ ➄ ➂ ➇ ➄ ➐
➄ ➍ ➑
➌ ➑
↔ ➌ ➂ ➉ ➊
➄ ➅ ➊
➌ ➐
➃ ➄ ➋➄ ➅
➇ ➄➈➄ ➑
↔ ➌ ➂
↕ ➉➋➄ ➍➄➎
✃ ❐ ❒
❮ ➼ ❰ ➼
➳ ➲ ➨ Ï➲
➳ ➲ Ð ➲ Ñ
➛ ➌
↔ ➌ ➂
➄ ➐
➄ ➑
➄➋➄ ➈➄ ➒
y
➄ ➅
➆ ➇ ➉➄ ➅
➆ ➊ ➄
➍ ➇ ➄➈ ➄ ➑
➋ ➍ ➃ ➇ ➉
➉ ➅ ➉
➄➇ ➄➈ ➄ ➒ Ò
➢ ➎
➛ ➄➆ ➄ ➉ ➑
➄ ➅
➄ ➐
➌ ➂
➋➌ ➐ ➋ ➉
➇ ➄ ➅
➐ ➂ ➌
➔ ➌
➂ ➌
➅ ➋
➉ ➐
➌ ➅ ➆
➃ ➅ ➓➃ ➅ ➆
➍➌ ➅ ➍➄ ➅ ➆
➣ ↔
y
➌ ➊ ➇
➄ ➅
➇ ➄
y
➄ ➍
➄ ➂
➉ ➊ ↕
➉ ➋➄
➍ ➄
➏➉➍➃ ➛
➄➆ ➌ ➅ ➇ ➉➍
? 2. Berapa besar kesenjangan gap antara persepsi dan preferensi
pengunjung terhadap obyek dan daya tarik wisata Situ Bagendit?
Ó
Ô Õ Ö
× ØÙ ØÚ Û
,
Ü Ú Ý Ú
Þ Ú Û ßÚ Û
à Ú Û á Ú Ú
â ãä Û
ä å æ â æÚ Û ç è é
ê ë ì í
î ê
ì é ïê ë ïð
í ì
ñ ì ï ð
ò ó ïóï é
ï ð î
ï ð ô ïð õ ïïí
y
ï ð ö
ê ð ö ê ð
î ê ÷ ïø ïê
ô è ùï ùì ê
ø èð è ù ê íê
ïð ê ð
ê ú Ô
Õ Ö Õ Ô
× ØÙ ØÚ Û ç è é î ïóï é
ë ï ð ù ï
í ïé
û è ùï ë ïð ö
î ïð é ì
ô ì óïð ô ï óïù ï
ü ò
ô ï ë ï
í ì ñ ì ï ð
î ï é ê
ø èð è ù ê íê
ïð ê ð
ê ï î ïù ï
ü ô
èð ö èí ï
ü ì
ê ø èé óèø ó
ê î
ï ð ø é èõ è é
è ð ó ê
ø è ð ö ì ð
ñ ì ð ö í
è ð í
ïð ö ý
û
y
è ë î ïð
î ï
y
ï í
ïé ê ë
þ ê
óïí ï ÿ
êí ì
ç ïö èð î
êí ï
û ì
ø ï í
èð ✁
ï é ì
í ✂
✄ ï ó
ê ù
í èé óè
û ì
í î ï
ø ï í
î ê ñ ïî
ê ë
ï ð ï
÷ ì ï ð î ïù ï
ô ì
ø ï
y
ï ø è ð
ê ð ö ë ïí ï ð
ý û
y
è ë þ
ê ó ï í
ï ÿ
êí ì
ç ï ö è ð î
êí ✂
Ô Õ Ö
Õ ☎
Ü Ú Ý
Ú Þ
Ú Û ç è é î óïé ë ïð
í ì ñì ï ð ø èð èùêí ê ï ð
î ê
ï í
ïó ò
ô ï ë ï
óï óï é ï ð
y
ïð ö ü
è ð î ï ë
î ê÷ ïø ï
ê ï î
ï ùï ü
ú ✆
✂ ✝ î èð
íê õ
ê ë ï ó ê
ø è é óèø ó ê
î ïð
ø é è é èõ èð ó ê
ø è ð ö ì ð
ñ ì ð ö í è ð
í ï ð
ö ý
û
y
è ë î ïð
î ï
y
ï í ï é
ê ë
þ ê óïí ï
ÿ êí
ì ç
ïö èð î êí
✂ ✞
✂ ✟è ð
ö ïð ï ù ê
ó ê ó
ë è óèð ñï ð ö ï ð
Gap
ïð í
ïé ï ø èé óèø ó
ê î
ï ð ø é èõ è é èð ó
ê ø èð ö ì
ð ñ ì ð ö
í è ð í ï ð ö
ý û
y
è ë î
ï ð î ï
y
ï í ï é
ê ë þ
ê ó ï í ï
ÿ êí
ì ç ï ö
è ð î êí
✂ Ô
Õ Ö Õ Ö
à Ú Û á Ú Ú
â ã
ä Û
ä å æ â æ Ú Û
✠ èð è ù ê íê
ïð ê
ð ê
î ê
ü ïé ï
ø ë ïð î ïø ïí
ô èð ñï î ê
ô ïó ì ë ïð
û ï ö
ê ø ê
ü ïë ✡ ø
ê ü
ï ë
y
ïð ö û
èé ë è ø è ð
í ê ð ö ïð î ïù ï
ô ë è
ø ï é ê
þ ê óïí ï ïð
ë ü
ì ó ì
óð
y
ï ø èð ö èù
ý ùï
ý û
y
è ë þ
ê óï
í ï
ÿ êí
ì ç
ïö èð î ê í
î ï ùïô
ô èùï ë ì
ë ï ð ø è é
û ï
ê ë
ï ð î
ï ð ø èð
ê ð ö ë ï í
ïð ý
û
y
èë î
ï ð î ï
y
ï í ï é
ê ë þ
ê óï
í ï
ÿ ê í ì
ç ïö èð î
êí ï
û ì
ø ï í
èð ✁
ïé ì í
✂ Ô
Õ ☛ ☞ ØÚ
Û✌ ✍
æÛ✌ ✎Ø✏ ãä Û
ä å æ â æÚ Û ✑
ð í
ì ë ô èð î ï
ø ïí ë ïð ü
ïó ê
ù
y
ï ð ö î
ê ü
ï é ï ø ë ïð
ò ô ï ë
ï ø èð èùêí ê ï ð
ê ð ê
î ê
û ïí ï ó
ê ý
ùè ü
þ ê
ùï
y
ï ü
î ïð ù
ê ð ö
ë ì ø ð
y
ï ✂
Ô Õ ☛
Õ Ô ☞ ØÚ
Û✌ ✍
æÛ✌ ✎Ø✏ ✒
æ å
Ú ✓
Ú ✔
✕ ê ð ö ë ì
ø þ
ê ùï
y
ï ü
y
ï ð ö ô è ð
ñ ïî ê
õ ý
ë ì ó
ø èð è ù ê íê
ïð ê ð
ê ï î
ï ùï ü
ý û
y
è ë þ
ê óïí ï
ÿ ê í ì
ç ïö èð î
êí
y
ïð ö í è é ùèí ï ë
î ê
î è óï
ç ïö èð î
êí è
÷ ï
ô ïí ï ð ç ï ð
y
ì é èóôê ï
û ì
ø ïí è ð ✁
ï é ì
í ò î è ð
ö ï ð ñ ïé ïë
✖
4
ë ô
î ï é ê
✁ ïé ì
í ý
í ï
.
✗
✘
✙ ✚ ✛ ✚ ✜
✢✣✤ ✥ ✦
✧ ★ ✥ ✦ ✩ ✣
✪ ✫ ✤
✬ ✭ ✮ ★ ✯✰✱ ✰ ✲
✳ ✴ ✵ ✶ ✷
✷✸ ✷
y
✰ ✸ ✹
✶ ✷✴ ✷✸ ✺ ✰✵ ✰✶ ✰✱ ✰✻
✼ ✽ ✾ ✳
✽ ✼
✳ ✷ ✶
✰✸ ✼ ✾
✽ ✿ ✽
✾ ✽ ✸ ✳✷
✼ ✽✸ ✹ ✵
✸ ✺✵ ✸ ✹
✴✽ ✸ ✴ ✰✸ ✹
❀ ❁
y
✽ ❂
✶ ✰ ✸
✶ ✰
y
✰ ✴
✰✾ ✷ ❂
❃ ✷ ✳✰
✴ ✰
❄ ✷✴✵
❅ ✰✹
✽ ✸ ✶ ✷✴
❆ ✰
❁ ✵ ✼
✰✴✽ ✸ ❇
✰ ✾ ✵
✴
y
✰ ✸ ✹
✴✽ ✾
✶ ✷ ✾ ✷ ✶ ✰✾ ✷
✶ ✰
y
✰ ✴
✰ ✾ ✷
❂ ❈
✿ ✰✳✷✱ ✷✴ ✰ ✳ ❈
✰ ❂
✳ ✽
✳✷ ❁
✷✱ ✷✴ ✰ ✳ ✳
✽ ✾
✴ ✰ ✼
✾ ❀
✲ ❀
✳✷ ✶ ✰
✸ ✷✸ ✿
❀ ✾ ✲✰ ✳✷
❉ ❄
✽ ✾
✴ ✰ ✼
✽✸ ✹ ✵ ✸ ✺✵
✸ ✹
y
✰ ✸ ✹
✲ ✽ ✸
❊ ✰
❂ ✵ ✼
❂ ✰✾ ✰
❂ ✴ ✽ ✾ ✷ ✳
✴ ✷ ❂
❈ ✼
❀ ✱
✰ ❂
✵ ✸ ✺ ✵ ✸ ✹ ✰✸
✳ ✽
✾ ✴ ✰
✼ ✽
✾ ✳ ✽ ✼ ✳✷
✶ ✰ ✸
✼ ✾ ✽
✿ ✽ ✾
✽ ✸ ✳✷ ❉ ❋✰✳ ✷
✸ ✹ ● ✲ ✰✳✷✸ ✹
✰ ✳✼ ✽
❂ ✷
✸ ✷ ✳
✽ ❊
✰✾ ✰ ✱✽ ✸
✹ ❂
✰✼ ✰
❂ ✰✸
✶ ✷ ✾
✵ ✲✵ ✳ ❂
✰✸ ✼
✰ ✶ ✰
❍ ✰ ✾ ✷✰ ❁
✽✱ ✼
✽ ✸ ✽✱ ✷✴ ✷✰
✸ ✴ ✰
❁ ✽✱
■ ❉ ❏
❉ ✙ ✚ ✛
✚ ❑ ▲✤ ✮ ★✤
▼✭ ◆ ❖✭
✥ ✭ ◆ ★
✬ ★ ✤ ✥
❅ ✽
✾ ✶ ✰ ✳✰✾
❂ ✰
✸ ✱
✷✸ ✹
❂ ✵ ✼
✲✰✴✽ ✾
✷❈ ❍ ✰ ✾
✷ ✰ ❁
✽ ✱ ✶
✰✱ ✰ ✲ ✳
✴ ✵ ✶ ✷
✷✸ ✷ ✶ ✷
❁ ✰
✹ ✷ ✰✴ ✰ ✳
✽ ✲✼ ✰
✴ ✰✳✼
✽ ❂
✼ ✽✸ ✹
✽ ✲
❁ ✰✸
✹ ✰✸ ✼
✰ ✾ ✷ ❃
✷ ✳✰ ✴
✰
y
✰✷✴ ✵ ✶
✰
y
✰ ✴
✰✾ ✷ ❂
❈ ✿ ✰✳✷✱ ✷✴ ✰ ✳
❈ ✰
❂ ✳
✽ ✳✷
❁ ✷✱ ✷✴ ✰ ✳
✳✽ ✾ ✴ ✰
✼ ✾ ❀
✲ ❀
✳✷ ✶
✰✸ ✷✸ ✿
❀ ✾ ✲✰ ✳✷
y
✰ ✸ ✹
❂ ✽
✲ ✵ ✶ ✷✰✸
✶ ✷✳ ✽
✳ ✵ ✰✷
❂ ✸
✶ ✽✸ ✹ ✰✸
❂ ❀
✸ ✶ ✷ ✳✷
✽ ❂
✳✷ ✳ ✴
✷ ✸ ✹
❀ ❁
y
✽ ❂
❃ ✷✳✰✴ ✰
❄ ✷✴✵
❅ ✰✹
✽ ✸ ✶ ✷✴
❆ ✰
❁ ✵ ✼
✰✴✽ ✸ ❇
✰✾ ✵ ✴ ❉
P ✸ ✴✵
❂ ❂
✽ ✼ ✽✸ ✴
✷ ✸ ✹ ✰✸
✻ ✰ ✱
✴✽ ✾ ✳
✽ ❁
✵ ✴ ✳
✽✴ ✷ ✰✼
✰ ✴
✾ ✷ ❁
✵ ✴ ✶ ✷
❁ ✽ ✾ ✷
✸ ❀
✲ ❀
✾ ✰✴ ✾ ✷
❁ ✵ ✴ ❈
✰✹ ✰ ✾ ✱ ✽
❁ ✷✻
✲ ✵ ✶ ✰
✻ ✶
✰✸ ❂ ❀
✸ ✳✷✳ ✴ ✽✸
✼ ✰ ✶
✰ ✴ ✰✻ ✰ ✼
✰✸ ✰ ✱ ✷ ✳✷ ✳❉
❄ ✽✱ ✽✸ ✹
❂ ✰ ✼
✸
y
✰ ✲✽✸ ✹
✽ ✸ ✰✷ ❍ ✰ ✾ ✷✰
❁ ✽✱
✼ ✽✸ ✽✱
✷ ✴
✷✰✸ ✶ ✰
✱ ✰✲
✳ ✴✵ ✶ ✷
✷ ✸ ✷
✶ ✷✳✰✺ ✷ ❂
✰✸ ✼ ✰✶ ✰
✴ ✰
❁ ✽ ✱
✶ ✷ ❁
✰ ❃
✰✻ ✷✸ ✷
◗ ❘❙ ❚❯ ❱
❲❳ ❨ ❩
❙ ❬ ❭
❙ ❚❯ ❱
❪ ❯
❫ ❯
❱ ❭ ❴❭
❙ ❫
❵❛ ❩
❙ ❬ ❭
❙ ❚❯ ❱ ❜ ❝ ❞
❯ ❡ ❢
❙ ❫
❣ ❤
❭ ❫ ❭
❱ ❙
❭ ✐
❳ ❥
❙ ❢ ❙
❴ ❙
❬❭ ❡
❦❭ ❝❙
❴ ❙
❧ ♠♥ ♦ ♣q r ♣
q s ♣ q
♣t ♣ ♦
✉ ✈
♥ q
y
♣ ♦ ♣q ♣q
✇① ♥
② ♥ q ♣
q s ♣q r
③ t
④ ① ♣
⑤ ③
w
③ ⑤
♣ ②
♣ ⑥
✈ ♥
⑦ ♥
⑧⑤ ③ ⑨
♣ q
⑩ ❶
♣♦ ♣q ⑦
♥ ⑧
♦ ♣ ③
q ♣q ♣
① ✘
✈ ♥
⑤ ♥q
③ ♣
q ②⑧
♣r ③
⑤ ③④ q t
❷ ♠♥q ♣
② ♣ ♣
q ⑧
❸ ♣q s ❹
❺ ♥
⑧ ⑤
♥ ❻
♥ r ♣ ♣
③⑧ ❼
❶ ♥ ♦
❻ ♣
② ❻
♥ ♦ ♣q ❽ ③
q s ♣ q
❾ ❺
♥ ⑧
t ♣
y
♣ ⑧
r ♥q s ♣
q ⑧
♣ ① ③②
❧ ❿ ✈ ④
t♣♦ ⑧
♥ q ♣ q s
❧ ❧ ✈
♥ ⑧
♥ ②
♣ ♣
❻ ③ ♦
③ q
③ ❧
✉ ➀
t
y
③ q s
➁ ④
x
❧ ⑥
➂ ♣
⑧ s ♣
① ♣
⑧❽ ③ ⑤
❨ ❳
➃ ❙ ❝
❭ ❱
❭ ❴ ❙ ❝
❦❭ ❝❙
❴ ❙
❧ ⑩
✈ ♥
⑦ ♥
⑧ ♣r ♣♣q
① ③④ ⑤
♦ ♣ ①
♣ q ♣q
❧ ✘
➄♥ q ③
⑤✇① ♥
⑦ ♥
⑧ ♣s ♣♦ ♣
q ⑤
♣ ⑧
♣q ♣ ❻
♥q
y
♥
w
♣♣q ❧ ❷
➄ ❸ ♦ t ♣
⑨ ⑤
♣ ⑧
♣ q ♣
❻ ♥q
y
♥
w
♣♣q ⑧
♣ ① ③②
➅ ⑤
♥ ❻
♥ r ♣
♣ ③⑧
r ♣q
① ♥
⑧ ♥
② ♣
♣ ❻ ③
♦ ③
q ③
➆
➇➈ ➉ ➊ ➋➌➊ ➍➎ ➏
➐ ➑ ➒ ➎ ➓
➔ ➊ →➣ ↔➌→➌ ➏
➊ ➌
↕ ➙ ➛ ➜ ➝➞➟➠ ➝➡
➡➝ ➢➝➤ ➝ ➥ ➦➤
y
➦
w
➝ ➝ ➤
➡➦➥ ➦➧ ➝ ➝
➟ ➢ ↕
➨ ➛ ➜ ➝➞➟ ➝
➠ ➝ ➡ ➡➝➢ ➝
➤ ➝ ➥ ➦
➤
y
➦
w
➝➝➤ ➩
➦➢ ➦ ➠ ➝
➝➥ ➟ ➫
➟➤ ➟ ↕
➭ ➛ ➜ ➝➞➟ ➝
➠ ➝ ➡ ➡➝➢ ➝
➤ ➝ ➥ ➦
➤
y
➦
w
➝➝➤ ➢➝
➩ ➟➠
➯ ➲ ➳
➦➤ ➟ ➡ ➵➩
➦ ➸
➦ ➢➝ ➺
➝ ➫
➝ ➤
➡ ➝➢➝➤ ➝ ➥
➦➤
y
➦
w
➝ ➝ ➤
➝ ➤ ➝
➩ ➯
↕ ➳
➜ ➫
➞ ➝➻ ➡➝➢ ➝
➤ ➝ ➥ ➦➢
➫ ➝➟➤ ➝
➤ ➝➤ ➝
➩ ➝
y
➜ ➤ ➝
➤ ➼ ➢➜
➫ ➝➻
➽ ➢➜
➫ ➝ ➻ ➝
➤ ➼ ➥ ➦➢➾ ➡➾ ➠➝➤
➧ ➝ ➤
➚➜ ➤
➺ ➩ ➝
➩ ➽➚ ➜
➤ ➺ ➩
➟➠ ➯ ➯
➛ ➜ ➝➞➟➠ ➝➡ ➡➝ ➢➝➤ ➝
➥ ➦➤
y
➦
w
➝ ➝ ➤
➝ ➤ ➝
➩ ➝
y
➜ ➤ ➝
➤ ➼ ➢➜
➫ ➝➻
➽ ➢➜
➫ ➝ ➻ ➝
➤ ➼ ➥ ➦➢➾ ➡➾ ➠➝➤
➧ ➝ ➤
➚➜ ➤
➺ ➩ ➝
➩ ➽➚ ➜
➤ ➺ ➩
➟➠ ➯
➪ ➛ ➜ ➝➞➟ ➝
➠ ➝ ➡ ➡➝➜
➤ ➺
➯ ➶
➳ ➜
➫ ➞ ➝➻
➡➝ ➜ ➤
➺ ➯
➹ ➛ ➦ ➝
➫ ➝➤ ➝
➤ ➫
➦➤ ➺
➺ ➜
➤ ➝ ➩
➝➤ ➡➝ ➢➝➤ ➝
➥ ➦➤
y
➦
w
➝ ➝ ➤
➯ ➆ ➘
➢ ➦➝ ➥ ➝ ➢
➩ ➟➢
➯ ➙
➴ ➾
➟➞ ➦ ➠
➯ ➨ ➷ ➜ ➝
➤ ➺
➟➤ ➬➾ ➢ ➫
➝ ➡ ➟
➯ ➭ ➮ ➝➥ ➝
➤ ➥
➦➠ ➜ ➤ ➚➜
➩ ➵ ➟➤ ➬➾ ➢
➫ ➝➡➟
➪ ➲
➱ ➜ ➡➻ ➾
➞➝ ➻ ➪ ↕
➴ ➾
➩ ➾
➡➾ ➜ ✃
➦➤ ➟ ➢ ➪
➯ ➴
➦ ➫
➥ ➝ ➠
➡➝ ➫
➥ ➝ ➻ ❐ ❒
➐➓➑ ➎➑ ➌➍➌ ➏ ➌
❮ ➊
➑ ➪ ➪
➛ ➾
➤ ➧ ➟ ➡
➟ ➚ ➝
➞ ➝➤ ➫
➦ ➤ ➜
➚ ➜ ➞ ➾
➩ ➝➡➟
➾ ➸
y
➦ ➩
w
➟ ➡ ➝ ➠ ➝
➪ ➶ ➘
➤ ➺ ➩
➜ ➠ ➝
➤ ➜
➫ ➜
➫
y
➝➤ ➺
➫ ➦
➞ ➦
w
➝ ➠➟
➞ ➾ ➩
➝➡➟
w
➟ ➡ ➝ ➠ ➝
➪ ➹ ➛
➦ ➞ ➝➤
❰ ➝ ➢➝
➤ ➞ ➝
➞ ➜ ➞➟➤ ➠ ➝ ➡
➫ ➦➤ ➜
➚➜ ➞➾
➩ ➝ ➡
➟ ➠➟
➧ ➝ ➩
➫ ➝
❰ ➦➠
➪ ➆
➴ ➝ ➢
➟ ➬ ➝
➤ ➺ ➩
➜ ➠➝➤ ➫
➦ ➤ ➜
➚ ➜ ➞ ➾
➩ ➝➡➟
Ï ❒ Ð
➋➈ Ñ
➈ ➑➌ ↔ ➊
→ Ò→Ó➈ ➋
Ñ ➊
➑ ➌ ➪ ➙
➮ ➦➤
y
➦ ➸
➝ ➢➝ ➤
➸ ➢➾ ➡➜ ➢
➵ ➡ ➦➞➦
➸ ➝➢ ➝
➤ ➵
➡➥ ➝➤ ➧ ➜
➩ ➪
➨ ➮ ➢➾
➺ ➢➝
➫ ➧ ➟ ➡
➩ ➾
➤ ➻ ➝➢
➺ ➝
➠➟ ➩
➦➠ ➫
➝ ➡➜ ➩
➪ ➭
Ô ➾ ➡
➟ ➝➞➟ ➡➝ ➡ ➟
➩ ➦
➫ ➝ ➡
y
➝ ➢➝ ➩
➝ ➠
Õ
Sumber: Hasil modifikasi dari kondisi eksisting, 2010.
Ö×Ø Ù Ú Û Ü
Ù Ú
Ý Ú Þ Ý
Ü ß ×Ú
Û × Ú Ù àÙ Ú
Ü Ù á ÙÜ Þ
×á â ãÞâ Ü
ß ×Ú Û Ý
Ú ä Ý Ú Û
y
Ù Ú Û
å × á Ü Ý Ú ä Ý
Ú Û
Ü × æ
å
y
×Ü ç
â ã
Ù ÞÙ Ö
âÞ Ý
è Ù Û × Ú
Ø â Þ
Ø â
å Ý Ù Þ
å × á Ø
Ù ã
Ù á Ü Ù Ú
Ù é
Ý Ù Ú
Ø Ù á â
Ö ê
â Þ ë
Ö ê
âÞ ë
ì í î ï
ð Ø
Ù Ú
Ø â êæ
Ø â ñ
â Ü Ù ã â Ü
Ù Ú
å × á
Ø Ù ã Ù
á Ü
Ù Ú
Ü × å Ý Þ
Ý ë
Ù Ú
ß ×Ú × àâÞ âÙ Ú
ì ê
× à â ß Ý
Þâ ò
óô õ
Ù á Ù Ü
Þ × á
â ã
Þ âÜ Ö
æ ã
â Ù à ö
Ü æ
Ú æ ê
â ÷
×Ú Û Ý
Ú ä Ý Ú Û
í ô ø
×Ú â ã
õ × à
Ù ê
â Ú
ù ô
úãâÙ û
ô ü
Ù ×á
Ù ë
Ù ã
Ù à ý
Þ ×
ê ß
Ù Þ Þ â Ú
Û Û Ù
à þ
ô Ö
Þ ÙÞ Ý ã
÷ ×á
Ü Ù ç
â Ú
Ù Ú ÿ
ô ÷
× Ú Ø
â Ø âÜ Ù Ú
× á ÙÜ
ë â á
ð ô ÷
×Ü ×á äÙÙ Ú ✁
ô ÷
× Ú Ø
Ù ß ÙÞ Ù Ú ÷
×á è
Ý àÙ Ú
èô ÷æ
à Ù
õ Ý Ú ä Ý Ú
Û Ù Ú í ô
Ý ä Ý
Ù Ú õ
Ý Ú ä Ý Ú
Û Ù
Ú ù
ô õ
Ý Ú äÝ Ú Û
Ù Ú
y
Ù Ú
Û Ü ×
å × á
Ùß Ù
✂
✄ ☎
✆✝✞ ✟ ✠ ✡
✞ ☛ ☞✌ ✍ ✡ ✟ ✞
☞ ✎
y
✞ ☛ ✏ ✑
✎ ✏ ✒ ☛
✞ ✓ ✞☛ ✔
☎ ✠
✕ ✖ ✞☛
✗✕ ✡
✘ ✞
✝ ✞ ☛ ✞☛
✙ ☎
✚✞✓ ✟✒
y
✞ ☛ ✏ ✑
✎ ✛ ✞ ✜
✎ ☞
✓ ✞ ☛
✑ ✎
✍ ✜
y
✕ ✓
✢ ✎
☞ ✞ ✟✞
✣ ☎
✤✕ ☞
✞ ✡ ✌
✕ ☛ ✏
✕ ✝✒
✞ ✡
✞ ☛ ✑
✎ ✝ ✍
✓ ✞
☞ ✎
✢ ✎
☞ ✞ ✟✞
✥ ☎
✗✕ ☛ ✏
✕ ✝
✒ ✞ ✡
✞ ☛ ✟
✕ ✡
✜ ✕
☞ ✞ ✡
✦ ☎
✗✕ ✡ ✟
✎ ✖
✜ ✞☛ ✏
✞☛ ✖
✕ ✖
✎ ✝
✎ ✛
✍ ✜
y
✕ ✓
✢ ✎ ☞
✞ ✟
✞ ✧
☎ ★
✕ ☛ ✏
✕ ✟
✞ ✛
✒ ✎
✍ ✜
y
✕ ✓
✢ ✎
☞ ✞ ✟✞
✟ ✕
✡ ☞ ✕
✜ ✒ ✟
✩ ✪ ☎
✫ ✕
✏ ✎ ✞
✟ ✞ ☛
y
✞ ☛ ✏ ✑
✎ ✝✞✓ ✒ ✓ ✞☛ ✑
✎ ✍
✜
y
✕ ✓
✢ ✎
☞ ✞ ✟✞
✩ ✩ ☎
✫ ✕
✝ ✒ ✛
✞☛ ✬
✌ ✕
☛ ✏ ✞
✝ ✞
✖ ✞ ☛
✜ ✒ ✡
✒ ✓ ✑
✎ ✍ ✜
y
✕ ✓
✢ ✎
☞ ✞ ✟✞
✩ ✭ ☎
✮ ✕
✝ ✞ ✎ ☛
✓ ✕
✍ ✜
y
✕ ✓
✢ ✎ ☞
✞ ✟
✞ ✎☛ ✎ ✯
✞ ✌ ✞ ✓
✞ ✛
✓ ✕
✍ ✜
y
✕ ✓
✢ ✎ ☞
✞ ✟
✞ ✝
✞ ✎☛ ✩ ✄
☎ ✫
✕ ✒
☛ ✏ ✏ ✒ ✝✞ ☛
✍ ✜
y
✕ ✓
✢ ✎ ☞
✞ ✟
✞ ✟
✕ ✡ ☞
✕ ✜
✒ ✟ ✑
✕ ☛ ✏
✞ ☛
y
✞ ☛ ✏ ✝✞✎ ☛
✩ ✔
☎ ✫
✕ ☞
✕ ✑
✎ ✞✞ ☛ ✜
✕ ✡
✓ ✒ ☛ ✘
✒ ☛ ✏ ✓
✕ ✖ ✜
✞ ✝
✎ ✩ ✙
☎ ✰✕
☛ ✎ ☞ ✬
✞ ✱
✞ ✡ ✞
✖✕ ☛ ✞ ✡
✎ ✓
y
✞ ☛ ✏ ✑
✎✒ ☞ ✒ ✝✓
✞ ☛ ✑
✎ ✍ ✜
y
✕ ✓
✢ ✎
☞ ✞ ✟✞
✟ ✕
✡ ☞ ✕
✜ ✒ ✟
✲ ✳ ✴ ✵✶ ✷ ✸
✹ ✸ ✺ ✸
✻ ✼ ✽
✶ ✾✶✺ ✼ ✷ ✼ ✿
✾ ❀
✒ ☛ ✞ ✖✕
☛ ✱
✞ ✌ ✞ ✎
✟✒ ✘
✒ ✞☛ ✑
✞☛ ☞✞
☞ ✞
✡ ✞ ☛
✌ ✕
☛ ✕
✝ ✎
✟ ✎ ✞☛ ✯
✖ ✞✓ ✞
✑ ✎
✏ ✒ ☛ ✞✓ ✞ ☛
✑ ✒ ✞
✖ ✕
✟✍ ✑ ✕
✌ ✕
☛ ✕
✝✎ ✟✎✞ ☛ ✞ ☛ ✟✞
✡ ✞
✝ ✞ ✎☛
☞ ✕
✜ ✞
✏ ✞ ✎
✜ ✕
✡ ✎ ✓
✒ ✟❁ ✲ ✳ ✴
✳ ✲ ✵✶ ✷ ✸
✹✶ ✽✶✾✻
❂❃ ❄ ❂
✺ ✿ ✾ ❅
✿ ✷ ✿
❆✳ ❇✶ ❈
✾✼ ❈
✽ ✶ ✾
✻ ❂❃
❄ ❂
✺ ✿ ✾
❅ ✿ ✷
✿ ✠
✕ ✓ ☛ ✎✓
✌ ✕
☛ ✏ ✞
✖ ✜
✎ ✝
✞ ☛ ✑
✞ ✟✞ ✑
✞☛ ✎ ☛
❉ ✍ ✡
✖ ✞
☞ ✎
✑ ✞ ✝✞
✖ ✌
✕ ☛
✕ ✝
✎ ✟
✎ ✞☛ ✎☛ ✎
✑ ✎
✝ ✞ ✓
✒ ✓ ✞☛ ✑
✕ ☛ ✏
✞ ☛ ✱
✞ ✡
✞ ❁ ✩
☎ ✮
✒ ✡ ❊
✕ ✎
☞ ✕
✓ ✒ ☛ ✑
✕ ✡
❋ ✎
✝ ✞ ✓ ✒ ✓
✞ ☛ ✒ ☛ ✟
✒ ✓ ✖
✕ ✖ ✌
✕ ✡ ✍
✝ ✕
✛ ✑
✞ ✟
✞ ☞
✕ ✓ ✒ ☛ ✑
✕ ✡ ✯
y
✞ ✎ ✟✒ ✑
✕ ☛ ✏
✞ ☛ ✖
✕ ☛ ✏
✒ ✖
✌ ✒ ✝✓
✞ ☛ ✑
✞ ✟
✞ ✑
✞ ✡
✎ ✜
✕ ✡ ✜
✞ ✏ ✞✎
✎ ☛ ☞✟✞ ☛ ☞ ✎
✬ ✑
✎ ☛ ✞ ☞ ✬
✝ ✕
✖ ✜
✞ ✏ ✞
✟ ✕
✡ ✓ ✞✎
✟ ✞ ☛ ✟✞ ✡
✞ ✝
✞✎ ☛ ●
✑ ✞
✟ ✞
✘ ✒
✖ ✝
✞ ✛
✓ ✒ ☛ ✘
✒ ☛ ✏ ✞☛
✓ ✕
✍ ✜
y
✕ ✓
✢ ✎ ☞
✞ ✟✞
✮ ✎ ✟✒
✤ ✞
✏ ✕
☛ ✑ ✎
✟ ✯ ✑
✞ ✟✞ ☞✟✞ ✟✎ ☞ ✟
✎✓ ✓
✕ ✌ ✞ ✡
✎ ✢
✎ ☞
✞ ✟
✞✞ ☛ ✫
✞ ✜
✒ ✌ ✞
✟ ✕
☛ ❀
✞ ✡
✒ ✟✯ ✑
✞ ✟
✞ ❍ ✕
☛ ✱
✞ ☛ ✞
✮✟✡ ✞
✟ ✕
✏ ✎
☞ ❋
✎☛ ✞ ☞ ✗
✞ ✡
✎ ✢ ✎
☞ ✞ ✟✞
✫ ✞ ✜
✒ ✌ ✞ ✟ ✕
☛ ❀
✞ ✡
✒ ✟ ✯ ❍
■ ✠
❍ ✫
✕✱ ✞
✖ ✞ ✟✞☛
✤ ✞ ☛
y
✒ ✡ ✕
☞ ✖
✎ ✑
✎✌ ✕
✡ ✍ ✝ ✕
✛ ✒ ☛ ✟
✒ ✓ ✖✕
☛ ✏ ✕
✟✞ ✛ ✒ ✎
✞✌ ✞ ☞
✞ ✘
✞ ✡
✕ ☛
✱ ✞☛ ✞
✟ ✞
✟ ✞
✡ ✒ ✞ ☛ ✏
✑ ✞☛
☞✟✡ ✞
✟ ✕
✏ ✎
✌ ✕
☛ ✏ ✕ ✖
✜ ✞ ☛ ✏
✞☛ ✫
✕ ✱ ✞
✖ ✞ ✟✞ ☛
✤ ✞ ☛
y
✒ ✡ ✕
☞ ✖
✎ ☎
✮ ✕
✝ ✞ ✎ ☛
✎ ✟✒ ☞ ✟
✒ ✑ ✎
✓ ✕
✌ ✒ ☞✟✞✓ ✞✞ ☛ ✘
✒ ✏ ✞
✑ ✎
✝ ✞✓ ✒ ✓ ✞☛
✒ ☛ ✟✒ ✓ ✖
✕ ☛ ✏
✓ ✞ ✘
✎ ✟
✕ ✍ ✡
✎ ✑
✞ ☛ ✎ ☛
❉ ✍
✡ ✖
✞ ☞ ✎
y
✞☛ ✏ ✜
✕ ✡ ✛
✒ ✜ ✒ ☛ ✏
✞☛ ✑
✕ ☛ ✏
✞ ☛ ✌
✕ ✡ ☞
✕ ✌ ☞
✎ ✑
✞ ☛ ✌ ✡
✕ ❉ ✕
✡ ✕
☛ ☞ ✎
✌ ✕
☛ ✏ ✒ ☛
✘ ✒
☛ ✏ ✟
✕ ☛ ✟✞☛ ✏
✍ ✜
y
✕ ✓
✑ ✞☛
✑ ✞
y
✞ ✟✞ ✡
✎ ✓ ✢
✎ ☞
✞ ✟
✞ ✮
✎ ✟✒
✤ ✞ ✏
✕ ☛ ✑
✎ ✟ ✫
✞ ✜
✒ ✌ ✞
✟ ✕
☛ ❀
✞ ✡
✒ ✟☎
❏
❑ ▲ ▼◆ ❖ P
◗ ❘ ❙ ❖
❘ ❚◗ ❖ ❯ ❱
❖ ❱
❲ ◗
❳ ❨ ❱ ❚
❩ ❘
❬ ❱ ❳
❭ ❱❪ ❱
y
❱ ❳ ❨
❭ ❘
❬ ❱❫ ◆
❫ ❱ ❳
❚ ◗
❬ ❱❬ ◆
❘ ❲
◗ ❳
y
◗ ❩ ❱
❖ ❱
❳ ❫
◆ ◗ ❴
❘ ❵
❳ ◗ ❖
❫ ◗
❲ ❱❭ ❱ ❖
◗ ❴
❲ ❵ ❳
❭ ◗
❳ ❭ ❱ ❬❱
❚ ❛
❱ ❬ ❘
❳ ❘
❱ ❭ ❱ ❬❱
❛ ❲
◗ ❳ ❨
◆ ❳
❜◆ ❳ ❨
❝ ❴
◗ ❖
❪ ❱ ❚
◗ ❬ ❱❫
◆ ❫ ❱
❳ ❵
❩ ❴ ◗
❖ P
❱ ❴ ❘
❬ ❱ ❳ ❨ ❴
◆ ❳ ❨
❫ ◗
❬ ❱ ❲ ❱❳ ❨ ❱
❳ ▲
❞❩ ❴ ◗
❖ P ❱ ❴
❘ ❬❱
❲ ❱❳ ❨ ❱❳ ❭
❘ ❬ ❱❫
◆ ❫ ❱
❳ ◆
❳ ❪
◆ ❫
❚◗ ❬
❘ ❛ ❱❪
❫ ❵ ❳
❭ ❘
❴ ❘
◗ ❫ ❴
❘ ❴
❪ ❘
❳ ❨ ❵
❩
y
◗ ❫
❡ ❘
❴❱❪ ❱ ▼❘
❪ ◆
❢ ❱ ❨
◗ ❳
❭ ❘
❪ ❣
❱❩ ▲
❤ ❱
❖ ◆
❪
y
❱❳ ❨ ❭
❘ ❜
❱❭ ❘
❫ ❱ ❳
❴ ◗
❩ ❱❨ ❱ ❘
❵ ❩
y
◗ ❫
❴ ❪
◆ ❭
❘ ❲
◗ ❳
◗ ❬
❘ ❪
❘ ❱
❳ ▲
❙◗ ❳
y
◗ ❩ ❱
❖ ❱
❳ ❫
◆ ◗ ❴
❘ ❵
❳ ◗ ❖
❫ ◗
❲ ❱❭ ❱ ❲
◗ ❳ ❨
◆ ❜◆ ❳ ❨
❭ ❘
❬❱❫ ◆
❫ ❱❳ ◆
❳ ❪ ◆
❫ ❚
◗ ❳ ❨
◗ ❪ ❱
❛ ◆
❘ ❲
◗ ❳
❘ ❬❱
❘ ❱❳
❲ ◗
❳ ❨ ◆
❳ ❜◆
❳ ❨ ❪
◗ ❖ ❛
❱❭ ❱ ❲
❵ ❩
y
◗ ❫
❭ ❱❳ ❭ ❱
y
❱ ❪ ❱
❖ ❘
❫ ❡
❘ ❴❱
❪ ❱
▼❘ ❪
◆ ❢
❱ ❨ ◗
❳ ❭ ❘
❪
y
❱❳ ❨ ❚
◗ ❬
❘ ❲
◆ ❪
❘ ❭ ❱
y
❱ ❪ ❱
❖ ❘
❫ ❝
✐ ❱ ❴ ❘
❬ ❘
❪ ❱ ❴ ❝
❱❫ ❴ ◗
❴ ❘
❩ ❘
❬ ❘
❪ ❱❴
❴ ◗ ❖
❪ ❱
❲ ❖
❵ ❚
❵ ❴
❘ ❭ ❱❳
❘ ❳ ✐ ❵
❖ ❚ ❱ ❴
❘ ❭
◗ ❳ ❨ ❱
❳ ❴❱
❚ ❲
◗ ❬
❥ ❦
❖ ◗
❴ ❲ ❵
❳ ❭ ◗
❳ ▲
▼◗ ❬
◗ ❳ ❨
❫ ❱ ❲ ❳
y
❱ ❚◗
❳ ❨ ◗
❳ ❱ ❘
❫ ◗
❩ ◆
❪ ◆ ❛
❱❳ ❭ ❱❪
❱ ❲ ❱
❭ ❱ ❴
◆ ❖ P ◗❘
❴ ◗
❫ ◆
❳ ❭ ◗
❖ ❭ ❱
❳ ❲
❖ ❘
❚ ◗ ❖
❭ ❘
❴ ❱ ❜❘
❫ ❱ ❳
❲ ❱ ❭ ❱
❪ ❱
❩ ◗
❬ ❧ ▲
♠ ❩
◗ ❖
❘ ❫
◆ ❪
▲ ♥♦ ♣q r
s t✉ ✈ q♣ ✇①✇②
♦ ③ ④♦ ①
♦ ⑤♦ ⑥
♦ ⑦ ✇
⑧ ⑨ q ⑩
⑦q ❶✇③⑥ q
⑧ ⑥
♦ ③ ⑤
⑧ ⑩ ❷
q ⑧ ⑦ ✇⑧ ⑨
q ❸ ④♦
① ♦
⑦q ❶✇③⑥ q
⑧ ⑤ ⑧⑩❷
q ⑧
⑦ ✇❷ ♣q
⑧ ❹❺ ❻ ❼ ❽❾ ❽
❿ ➀ ❿ ➀
❺ ➁
y
➂ ➃
w
❽❾ ➄ ➅
➄ ➆❽
➅❿ ➇➄ ➈
➂ ❻ ❼ ❽ ➅
√ √
➉ ➊➅ ❽➃ ➂ ➋
,
❼ ➄ ➅➄
➃ ➂ ➌
➄➊ ❽
➍ ❽❾➄➅➄ ➄ ❻ ❹➄➁
.
➎➄ ➊❿ ➅
,
❾ ➂ ➊➅➄
❺ ➁ ❾➂➊ ➏
➄ ❾❽
➋ ➄ ❻ ➈
❾ ❿ ❻ ➈
❼ ❽ ➋
➄ ➌
➄ ❻ ➈ ➄ ❻
➐ ❿ ➀ ➋
➄ ➑ ❼
➄ ❻ ➒
➂ ❻ ❽❾
➍ ❽❾
➄ ➅➄ ❼ ❽
❹ ➄ ➁
.
➎➄➊❿ ➅
√ √
➆ ➅➄➅ ❽❾➅ ❽➃
➃ ➂ ➁
❿ ❼ ➄ ➓
➄ ➄ ❻ ❼
➄ ❻ ➌
➄➊ ❽
➍ ❽❾➄➅➄
, 2006-2008
➐ ❿ ➀ ➋
➄ ➑ ➃
❿ ❻ ➒ ❿ ❻ ➈
➄ ❻ ➃
➂ ❺ ➁ ➓
➂ ➃
➍ ❽❾
➄ ➅ ➄
➆❽ ➅❿
➇➄ ➈ ➂ ❻ ❼ ❽
➅
2006-2008 √
➆ ➅➄➅ ❽❾➅ ❽➃
➃ ➂ ➁
❿ ❼ ➄ ➓
➄ ➄ ❻ ❼
➄ ❻
➌ ➄➊
❽ ➍ ❽❾➄➅➄
, 2006-2008
❹➄➊➄ ➃
➅➂➊ ❽❾
➅ ❽➃ ➌
➂ ❻ ➈ ❿ ❻ ➒
❿ ❻ ➈ ➓ ➄
❻ ➈ ➄ ❼
➄ ❼ ❽
❺ ➁ ➓ ➂
➃ ➍
❽❾ ➄ ➅➄
➆❽ ➅
❿ ➇
➄ ➈
➂ ❻ ❼ ❽ ➅
√
❹ ❿ ➂
❾❽ ❺ ❻
➂➊ ➔
❺ ➋ ➄
➃ ❿ ❻ ➒
❿ ❻ ➈ ➄ ❻
➓ ➄ ❻ ➈ ❼ ❽
➋ ➄
➃ ❿
➃ ➄
❻ ➌
➂ ❻ ❻ ➈ ❿ ❻ ➒
❿ ❻ ➈ ➃
➂ ❺ ➁ ➓
➂ ➃
➍ ❽
❾➄➅➄
√
❹ ❿ ➂
❾❽ ❺ ❻
➂➊ ➔
➂ ➊ ❾ ➂
➌ ❾❽ ➌
➂ ❻ ➈
❿ ❻ ➒ ❿ ❻ ➈
➅➂ ❻ ➅➄ ❻ ➈
❺ ➁ ➓ ➂ ➃ ➍
❽❾ ➄ ➅➄
➆❽ ➅❿
➇ ➄
➈ ➂
❻ ❼ ❽ ➅
√
❹ ❿ ➂
❾❽ ❺ ❻
➂➊ ➔
➊➂ →➂ ➊➂ ❻ ❾ ❽ ➌
➂ ❻ ➈ ❿ ❻ ➒
❿ ❻ ➈ ➅➂
❻ ➅➄ ❻ ➈
❺ ➁ ➓ ➂
➃ ➍
❽❾ ➄ ➅➄
➆❽ ➅❿
➇ ➄
➈ ➈
➂ ❻
❼ ❽ ➅
√
❹ ❿ ➂
❾❽ ❺ ❻
➂➊
Sumber: Hasil olahan
➣ ↔ ↕➙ ➛➜➝ ➛
➞➟ ➠ ➡➢ ➝➜➤ ➥
➦➙ ➜
➙ ➜➧ ➨ ➟ ➜
➩ ➨ ➠ ➢➟ ➫
➭➟ ➠ ➡ ➙
➢➯ ❙◗
❳ ❨ ❱
❚ ❩
❘ ❬ ❱❳
❴❱ ❚
❲ ◗
❬ ❭ ❱ ❬❱
❚ ❲
◗ ❳
◗ ❬
❘ ❪
❘ ❱
❳ ❘
❳ ❘
❭ ❘
❬❱❫ ◆
❫ ❱❳ ❭
◗ ❳ ❨
❱❳ ❚
◗ ❳ ❨ ❨
◆ ❳ ❱❫ ❱❳
❚ ◗
❪ ❵ ❭
◗ ❲
◗ ❳ ❨
❱ ❚
❩ ❘
❬❱❳ ❴❱
❚ ❲
◗ ❬
❱ ➲
❱❫ ❴
◗ ❭
◗ ❖ ❛ ❱
❳ ❱
random sampling.
➳◗ ❪
❵ ❭
◗ ❲
◗ ❳ ❨
❱ ❚
❩ ❘
❬❱❳ ❴ ❱
❚ ❲
◗ ❬
❱ ➲
❱ ❫
❴ ◗
❭ ◗
❖ ❛ ❱❳ ❱
❱❭ ❱ ❬❱ ❛
❚ ◗
❪ ❵
❭ ◗
➵ ❱❳ ❨
❭ ❘
❨ ◆
❳ ❱ ❫ ❱❳
◆ ❳ ❪
◆ ❫
❚ ◗
❚ ❘
❬ ❘
❛ ❴❱
❚ ❲
◗ ❬
❭ ❱ ❖
❘ ❲ ❵
❲ ◆
❬❱ ❴ ❘
❭ ◗
❳ ❨ ❱ ❳
➲ ❱
❖ ❱
❴ ◗
❭ ◗ ❚
❘ ❫
❘ ❱❳
❖ ◆
❲ ❱ ❴
◗ ❛
❘ ❳ ❨
❨ ❱ ❴
◗ ❪
❘ ❱❲
❱❳ ❨ ❨ ❵
❪ ❱
➸
➺ ➻ ➺ ➼
➽ ➾➚ ➪ ➶ ➹➶➺ ➼
➘
y
➾ ➪ ➺ ➹➽ ➼ ➾➘ ➴
y
➾➘ ➴ ➚ ➾➶ ➾
➷ ➹ ➚ ➾➬
➼ ➘ ➮ ➼
➱ ✃ ➪➾➶ ➷ ➪
➽ ➚ ➹ ➷ ➾➴ ➾➪
➚ ➾➶➺ ➹ ➽ ❐
❒➾➽ ➮➹➬ ➚ ➹➷ ➼ ➮
➶ ➹ ➘ ➼
➘ ❮
➼ ➱ ➱ ➾➘
➷ ➾ ❰
Ï ➾
➚ ➹ ➶
➼ ➾
➾ ➘ ➴ ➴
➻ ➮➾ ➺ ➻ ➺ ➼
➽ ➾
➚ ➪ ➶ ➹➘
❮ ➾✃ ➪
➾➘ ➴ ➴ ➻ ➮ ➾
✃ ➾➬ ➪ ➱ ➹
➬ ➾ ➘ ➴
➱ ➾ ➚ ➾➶➺ ➹➽
Ð➼ ➴ ➪➾➬ ➮➻ Ñ Ò Ó Ó
Ô ❐
Õ ➾➽ ➾➶
➶ ➹ ➘ ➹➘ ➮ ➼
➱ ➾➘ ➼
➱ ➼ ➬ ➾
➘ ❮
➼ ➶➽ ➾
❰ ➚ ➾
➶ ➺ ➹➽ ✃ ➪
➽ ➾
➱ ➼ ➱ ➾➘
✃ ➹ ➘ ➴
➾➘ ➶ ➹➘ ➴
➾ Ö
➼ ➺ ➾
✃ ➾ ➺ ➹
➘ ✃ ➾ ➺ ➾➮
Slovin
× ➶
➾ ➬ Ñ
Ò Ó Ó
Ø ➚ ➹➚ ➼ ➾➪
✃ ➹➘ ➴ ➾➘
➬ ➼ ➶ ➼
➚ Ù Ú
Û Ü
Ý
+ N e
2
Keterangan: n : Jumlah sampel N: Jumlah pengunjung
1: Konstanta e : Tingkat kesalahan terkecil 0,1 atau 10
Þ ➼
➶ ➽ ➾ ❰
➚ ➾ ➶➺ ➹➽
➶ ➹➘ ➴ ➾
Ö ➼
➺ ➾ ✃ ➾
✃ ➾ ➮➾ ➮➪➘ ➴
➱ ➾➮ ➱ ➼
➘ ❮
➼ ➘ ➴
➾➘ ➱ ➹
➻ ➷
y
➹ ➱
Ï ➪
➚ ➾ ➮➾ Ð➪ ➮➼
ß ➾ ➴ ➹ ➘ ✃ ➪➮
➮➾ ❰
➼ ➘
Ò Ó Ó à
✃ ➹ ➘ ➴
➾➘ ❮
➼ ➶➽ ➾
❰ ➺ ➹
➘ ➴ ➼ ➘
❮ ➼
➘ ➴ á
â Ó ❐ Ò
Ø ã ➻ ➬ ➾
➘ ➴ ❐
Õ ➾➬ ➪
✃ ➾ ➮➾ ❮
➼ ➶➽
➾ ❰
➺ ➹ ➘ ➴
➼ ➘
❮ ➼
➘ ➴ ➮➹➬ ➚ ➹➷ ➼ ➮
✃ ➾➺ ➾ ➮ ✃ ➪➱ ➹ ➮➾
❰ ➼
➪ ➬ ➾➮ ➾
ä ➬ ➾➮ ➾
➺ ➹ ➘ ➴
➼ ➘
❮ ➼
➘ ➴ ➺ ➹➬
➶ ➪
➘ ➴ ➴ ➼
Ñ
y
➾ ➪➮ ➼ ➚ ➹➷ ➹➚ ➾
➬ Ô ❐
ã å å ➺ ➹➘ ➴
➼ ➘
❮ ➼
➘ ➴ ❐
Þ ➼
➶➽ ➾
❰ ➪➘ ➪
➾ ➱ ➾➘
✃ ➪ ❮
➾✃ ➪➱ ➾ ➘
æ ➷ ➹➚ ➾➬
✃ ➹➘ ➴ ➾ ➘
➾➚ ➼ ➶ ➚ ➪
➷ ➾ ❰
Ï ➾
➺ ➹ ➘ ➴
➾➶ ➷ ➪➽ ➾➘ ➚ ➾
➶ ➺ ➹ ➽
✃ ➪ ➻ ➷
y
➹ ➱
Ï ➪
➚ ➾ ➮➾ Ð➪ ➮➼
ß ➾ ➴
➹➘ ✃ ➪ ➮
✃ ➪
➽ ➾
➱ ➼ ➱ ➾➘
➺ ➾✃ ➾ ❰
➾ ➬ ➪
➶ ➪➘ ➴ ➴ ➼
➚ ➾ ❮
➾ ➚ ➹
❰ ➪➘ ➴
➴ ➾ ✃ ➪➺ ➹
➬ ➻ ➽ ➹ ❰
❮ ➼
➶➽ ➾
❰ ➚ ➾
➶ ➺ ➹➽
y
➾ ➘ ➴
➶ ➹ ➘
❮ ➾
✃ ➪ ➚ ➾➶➺ ➹➽
➺ ➹ ➘ ➹
➽ ➪➮ ➪➾➘
➚ ➮➼ ✃ ➪
➪➘ ➪ ➚ ➹➷ ➾➘
y
➾➱ à ç
➚ ➾➶➺ ➹ ➽
❐ è ➹
➬ ❰
➪➮ ➼ ➘ ➴ ➾➘
➺ ➹ ➘ ➹
➘ ➮ ➼ ➾➘
❮ ➼
➶ ➽ ➾ ❰
➚ ➾➶➺ ➹ ➽
✃ ➾ ➺ ➾ ➮
✃ ➪➽ ➪
❰ ➾➮
➺ ➾✃ ➾ ➺ ➹
➬ ❰
➪➮ ➼ ➘ ➴ ➾
➘ ➷ ➹
➬ ➪➱ ➼ ➮❐ ➘
= 3.466
1 + 3.466 x 0,01 = 97,19 sampel ≈ 97 Orang.
1.5.2 Metode Analisis Data