Jumlah Unsur Simetri LAPORAN KRISTALOGRAFI BAB II

LAPORAN KRISTALOGRAFI BAB II - IV ANAK TOBA haloo saudara ku yang terhebat.. salam damai dan sukses lagi yaa : nah.. kali ini geologist muda mau melampirkan tugas nih.. barang kali berguna bila suatu saat saudara hendak membuat laporan mengenai kristalografi.. yang geologist muda harapkan saudara terhebat sekalian dapat menguasai materi dari laporan mengenai kristalografi ini yaa.. karna seperti yang kita tahu kristalografi ini adalah dasar dari ilmu geologi sebelum kita melangkah ke tahap mineralogi, petrologi dan petrografi dan seterusnya.. jadi kita harus menguasai dasarnya dulu ya saudara.. nah.. pendek cerita langsung aja nih geologist muda tunjukin.. lets see.... : BAB II TATA CARA PENDESKRIPSIAN

2.1. Jumlah Unsur Simetri

Jumlah unsur simetri adalah notasi-notasi yang digunakan untuk menjelaskan nilai- nilai yang ada dalam sebuah kristal, nilai sumbu-sumbunya, jumlah bidang simetrinya, serta titik pusat dari kristal tersebut. Dengan menentukan nilai jumlah unsur simetri, kita akan dapat mengetahui dimensi-dimensi yang ada dalam kristal tersebut, yang selanjutnya akan menjadi patokan dalam penggambarannya. Unsur simetri yang diamati adalah sumbu, bidang, dan pusat simetri. Cara penentuannya adalah sebagai berikut: 1. Pada posisi kristal dengan salah satu sumbu utamanya, lakukan pengamatan terhadap nilai sumbu simetri yang ada. Pengamatan dapat dilakukan dengan cara memutar kristal dengan poros pada sumbu utamanya. 2. Perhatikan keterdapatan sumbu simetri tambahan, jika ada tentukan jumlah serta nilainya. Menentukan nilainya sama dengan pada sumbu utama. 3. Amati keterdapatan bidang simetri pada setiap pasangan sumbu simetri yang ada pada kristal. 4. Amati bentuk kristal terhadap susunan persilangan sumbunya, kemudian tentukan ada tidaknya titik pusat kristal. 5. Jumlahkan semua sumbu dan bidang simetri yang bernilai sama yang ada.

2.1.1. Bidang Simetri

Bidang simetri merupakan suatu bidang khayal yang menembus dan membagi Kristal menjadi dua bagian yang sama besar dengan salah satu sisi bagian merupakan suatu pencerminan dari bidang yang lain. Bidang simetri dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Bidang Simetri Aksial, merupakan suatu bidang simetri yang melewati 2 sumbu Kristal. Jika

bidang tersebut terbentuk tegak lurus dengan sumbu c, maka disebut dengan bidang simetri horizontal dan Jika bidang tersebut terbentuk sejajar dengan sumbu c, maka disebut dengan bidang simetri vertikal.

2. Bidang Simetri Intermediet, apabila bidang simetri tersebut hanya melewati 1 sumbu saja

Bidang Simetri Diagonal 2.1.2. Sumbu Simetri 2.1.2. Sumbu Simetri Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal, dan bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama.

2.1.2.1 Sumbu Simetri Gyre

Gyre atau sumbu simetri biasa,cara mendapatkan nilai simetrinya adalah dengan memutar Kristal pada porosnya dalam satu putaran penuh. Bila terdapat dua kali kenampakan yang sama dinamakan digire, bila tiga trigire 3, dst.

2.1.2.2. Sumbu Simetri Gyre Polair

Simetri Gyre Polair adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan memutar kristal pada porosnya dan memproyeksikannya pada bidang horisontal.

2.1.2.3 Sumbu Cermin Putar

Sumbu cermin putar adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan memutar kristal pada porosnya dan mencerminkannya melalui pusat kristal. Penulisan nilai simetrinya dengan cara menambahkan bar pada angka simetri itu. Bila tiga tribar 3, empat tetrabar 4, dst.

2.1.3 Pusat Simetri

Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila dalam kristal tersebutdapat dibuat garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut Semua Kristal memiliki pusat Kristal, namun belum tentu memiliki sumbu simetri.

2.2. Herman-Mauguin