Pengertian Kewenangan. Pemerintahan Daerah dan Kewenangan 1. Pengertian Pemerintahan Daerah.

yang sah. 10 Kewenangan sebagai hak untuk menjalankan satu atau lebih fungsi manajemen yang meliputi regulasion dan standarisation pengaturan dan dasar, administrasion pengurusan dan supervisior pengawasan atau suatu urusan tertentu. 11 Unsur-unsur kewenagan adalah : 1. Pengaruh adalah bahwa penggunaan wewenang dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku subyek hukum. 2. Dasar hukum, bahwa wewenang itu selalu harus dapat ditunjuk dasar hukumnya, dan 3. Konformitas hukum mengandung makna adanya standard wewenang, yaitu standard umum semua jenis wewenang dan standard khusus untuk jenis wewenang tertentu. Setiap tindakan pemerintahan danatau pejabat umum harus bertumpu pada kewenangan yang sah. Kewenangan itu diperoleh melalui 3 sumber: 1. Atribusi adalah wewenang yang diberikan atau ditetapkan untuk jabatan tertentu. Dengan demikian wewenang atribusi merupakan wewenang yang melekat pada suatu jabatan. 2. Delegasi adalah wewenang yang bersumber dari pelimpahan suatu organ pemerintahan kepada organ lain dengan dasar peraturan perundang- undangan 10 Abbella Lihat http:www.slideshare.netabd3llahkekuasaan-dan-wewenang, dikutip pada hari, Minggu Tanggal 15 Desember 2013, pukul 10.07 WIB 11 Ganjong, Pemerintahan Daerah Kajian Politik dan Hukum, Bogor: Ghalia Indonesia, 2007.hlm. 93 3. Mandat adalah wewenang yang bersumber dari proses atau prosedur pelimpahan dari pejabat atau badan yang lebih tinggi kepada pejabat yang lebih rendah atasan kepada bawahan. 2.3. Pengertian Program Bantuan Sosial dan Raskin 2.3.1. Pengertian Program Bantuan Sosial Pada awalnya program bantuan sosial bansos diciptakan untuk menanggulangi dampak krisis ekomonmi, rawan pangan, berkurangnya kesempatan kerja, berkurangnya penyediaan fasilitas sosial bidang kesehatan dan pendidikan, dan menurunnya ekonomi masyarakat. Belanja bantuan sosial adalah pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa yang diberikan oleh pemerintah pusatdaerah kepada masyarakat guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi danatau kesejahteraan masyarakat. Pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 81PMK.052012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementrian NegaraLembaga. 12 Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uangbarang dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok danatau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjasinya resiko sosial. 13 Bantuan sosial dapat diberikan secara langsung kepada masyarakat danatau lembaga kemasyarakatan termasuk di 12 Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 81PMK.052012 Pasal 1 ayat 1 13 http:www.ppkad.pinrangkab.go.idindex.phpartikel-bansos84-pengertian-bantuan-sosial-dan- tata-cara-pengajuannya, dikutip pada hari Minggu, 15 Desember 2013, pukul 14.00 WIB dalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan, sifatnya tidak terus menerus dan selektif. Sifat bantuan sosial bisa dengan syarat atau tanpa syarat. Dari segi durasinya, bantuan sosial dapat bersifat sementara bagi korban bencana, atau bersifat tetap bagi penyandang cacat, dan dapat berupa uang atau barang. 14 Bantuan sosial kepada anggotakelompok masyarakat sebagaimana dimaksud meliputi : 1. Individu, keluarga danatau masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai akibat dari krisis sosial, ekonomi, politik, bencana atau fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum, dan 2. Lembaga non pemerintahan bidang pendidikan, keagamaan, dan bidang lain yang berperan untuk melindungi individu, kelompok, danmasyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Pemanfaatan bantuan sosial berdasarkan dana APBN dikelompokan menjadi empat bidang, yaitu: 1. Bidang pendidikan meliputi Program BOS dan Bea Siswa Pendidikan SiswaMahasiwa Miskin; 2. Bidang kesehatan meliputi Program Jamkesmas di Puskesmas dan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Kelas III; 3. Bidang Pemberdayaan Masyarakat PNPM Perdesaan mencakup Kecamatan PPK, P2KP, PNPM Perkotaan, PNPM Infrastruktur 14 Sri Lestari Rahayu, 2012. Bantuan Sosial di Indonesia Sekarang Dan Ke Depan, Bandung. Fokusmedia hlm. 2 PerdesaanPPIP, PNPM Daerah Tertinggal PDT, PNPM infrastruktur Sosial Ekonomi WilayahPISEW; dan 4. Bidang Perlindungan Sosial, meliputi Program Keluarga HarapanPKH, beras untuk rumah tangga miskin dan Bantuan Langsung TunaiBLT atau Bantuan Langsung Sementara Masyarakat BLSM. 15 Untuk memberikan keabsahan sistem perlindungan sosial di Indonesia, pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, untuk mencegah dan menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompok, danatau masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal. Adapun definisi perlindungan sosial yang terdapat pada rencana pembangunan nasional diartikan sebagai suatu langkah kebijakan yang dilakukan umtuk memberikan perlindungan dan rasa aman bagi masyarakat miskin, terutama kelompok masyarakat the poorest yang paling miskin dan the poor kelompok masyarakat miskin 16 . Sebagai landasan hukum yang digunakan dalam mengawal pelaksanaan perlindungan sosial mengacu kepada : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Fakir Miskin; 2. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional; 15 Ibid hlm. 3 16 Ibid hlm. 123-124 4. Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom; 6. Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara RI; 7. Peraturan Presiden RI Nomor 15 tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; 8. Keputusan Presiden RI Nomor 187M tahun 2004 tentang pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana diubah dengan Keputusan Presiden RI Nomor 8M tahun 2005; 9. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 86HUK2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Sosial RI; 10. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 38HUK2011 tentang Tim Pelaksana Program Keluarga Harapan PKH; 11. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 4HUK2011 tentang Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat pembuat Komitmen, Pejabat Penandatangan SPM. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran di Lingkungan Kementrian Sosial RI tahun 2011. 12. Kebijakan perlindungan sosial dikelompokan pada kegiatan Bantuan Langsung Tunai BLT dan Program Keluarga Harapan PKH. 2.3.2. Kriteria Pemberian Bantuan Sosial. Pemberian bantuan sosial harus memiliki krtiteria agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian bantuan sosial tersebut. Adapun kriteria pemberian bantuan sosial adalah sebagai berikut : 1. Pemberian bantuan sosial memenuhi kriteria paling sedikit, diartikan bahwa bantuan sosial hanya diberikan kepada calon penerima yang ditujukan untuk melindungi dari kemungkinan resiko sosial. 2. Selektif, tidak semua masyarakat dapat menerima bantuan sosial, hanya yang benar-benar pantas yang dapat menerima bantuan. 3. Memenuhi persyaratan penerima bantuan, kriteria memenuhi persyaratan penerima bantuan sebagaimana dimaksud meliputi : a. Memiliki identitas yang jelas; dan b. Berdomisili dalam wilayah Kabupaten Kota tetap. 4. Bersifat sementara dan tidak menerus, kecuai dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan, kriteria bersifat sementara dan tidak terus menerus sebagaimana dimaksud diartikan bahwa pemberian bantuan sosial tidak wajib dan tidak harus diberikan setiap tahun anggaran. Keadaan tertentu dapat berkelanjutan sebagaimana dimaksud diartikan bahwa bantuan sosial dapat diberikan setiap tahun anggaran sampai penerima bantuan telah lepas dari resiko sosial. 5. Sesuai tujuan penggunaan, kriteria sesuai tujuan penggunaan sebagaimana dimaksud bahwa tujuan pemberian bantuan sosial meliputi : a. Rehabilitasi sosial; b. Perlindungan sosial; c. Pemberdayaan sosial; d. Jaminan sosial; e. Penanggulangan kemiskinan, dan f. Penanggulangan bencana. 2.3.3. Bentuk dan Besaran Belanja Bantuan Sosial Bantuan sosial dapat dalam bentuk uang maupun barang. Adapun bantuan sosial dalam bentuk barang dapat berupa peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan asset tetap lainnya sesuai Peraturan Perundang-undangan. Besaran bantuan sosial dibatasi tidak melebihi batas toleransi untuk penunjukan langsung sesuai dengan peraturan tentang pengadaan barangjasa pemerintah. 2.3.4. Tujuan Bantuan Sosial Bantuan sosial harus memiliki tujuan yang jelas, tujuannya harus digunakan untuk perlindungan sosial. Adapun tujuan bantuan sosial adalah sebagai berikut : 1. Rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud, ditujukan untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. 2. Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud, ditujukan untuk mencegah dan menangani resiko sosial seseorang, keluarga, kelompok masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal. 3. Pemberdayaan sosial sebagaimana dimaksud dalam, ditujukan untuk menjadikan seseorang atau kelompok masyarakat yang mengalami masalah sosial sehingga mempunyai daya yang selanjutnya mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. 4. Jaminan sosial sebagaimana dimaksud, merupakan skema yang melembaga untuk menjamin penerima bantuan agar dapat mememnuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. 5. Penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud, merupakan kebijakan, program dan kegiatan yang dilakukan terhadap orang, keluarga, kelompok masyarakat yang tidak mempunyai atau mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan. 6. Penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud, merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk rehabilitasi. 7. Jenis Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud akan diatur lebih lanjut dengan keputusan Bupati.

2.4. Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin Raskin.

Penyaluran Beras untuk Rumah Tangga Miskin RASKIN sudah dimulai sejak 1998. Krisis moneter tahun 1998 merupakan awal pelaksanaan RASKIN yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan rumah tangga terutama rumah tangga miskin. Pada awalnya disebut program Operasi Pasar Khusus OPK, kemudian diubah menjadi RASKIN mulai tahun 2002, RASKIN diperluas fungsinya tidak lagi menjadi program daruratsocial safety net melainkan sebagai bagian dari program perlindungan sosial masyarakat. Melalui sebuah kajian ilmiah, penamaan Raskin menjadi nama program diharapkan akan menjadi lebih tepat sasaran dan mencapai tujuan Raskin. Raskin merupakan subsidi pangan dalam bentuk beras yang diperuntukkan bagi rumah tangga berpenghasilan rendah sebagai upayadari pemerintah untuk meningkatkan ketahananpangan dan memberikan perlindungan sosial padarumah tangga sasaran. Keberhasilan Program Raskin diukur berdasarkan tingkat pencapaian indikator 6 T, yaitu: 1. Tepat Sasaran, 2. Tepat Jumlah, 3. Tepat Harga, 4. Tepat Waktu, 5. Tepat Kualitas, dan 6. Tepat Administrasi. Program ini bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran RTS melaluipemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalambentuk beras dan mencegah penurunan konsumsi energi dan protein. Selain itu raskin bertujuan untuk meningkatkan akses pangan keluarga melalui penjualan beras kepada keluarga penerimamanfaat dengan jumlah yang telah ditentukan.

1. Program Raskin

Program Raskin adalah salah satu program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial di bidang pangan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat berupa bantuan beras bersubsidi kepada rumah tangga berpendapatan rendah rumah tangga miskin dan rentan miskin. Program Raskin adalah program nasional lintas sektoral baik vertikal Pemerintah Pusat sampai dengan Pemerintah Daerah maupun horizontal lintas KementerianLembaga, sehingga semua pihak yang terkait bertanggung jawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing- masing untuk kelancaran pelaksanaan dan pencapaian tujuan Program Raskin. 2. Tujuan Program Raskin Program Raskin bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Lebih jauh, program raskin bertujuan untuk membantu kelompok miskindan rentan miskin mendapat cukup pangan dan nutrisi karbohidrat tanpa kendala. Efektivitas Raskin sebagai perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan sangat bergantung pada kecupan nilai transfer pendapatan dan ketepatan sasaran kepada kelompok miskin dan rentan.

3. Masyarakat Yang Berhak Menerima Raskin

Rumah tangga yang berhak menerima beras Raskin, atau juga disebut Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat RTS-PM Program Raskin, adalah rumah tangga yang terdapat dalam data yang diterbitkan dari Basis Data Terpadu hasil PPLS 2013 yang dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan TNP2K dan disahkan oleh Kemenko Kesra RI. Tahun 2014, Program Raskin menyediakan beras bersubsidi kepada 17,5juta RTS-PM dengan kondisi sosial ekonomi terendah di Indonesia kelompok miskin dan rentan

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Beras Untuk Masyarakat Miskin di Desa Lau Gumba Kecamatan Berastagi

4 65 159

EVALUASI DAMPAK PENDISTRIBUSIAN BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN (RASKIN) TAHUN 2013 DI DESA MUMBULSARI KECAMATAN MUMBULSARI KABUPATEN JEMBER

0 5 17

EVALUASI PELAKSANAAN PENDISTRIBUSIAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) TAHUN 2011 DI DESA GENTENGKULON KECAMATAN GENTENG KABUPATEN BANYUWANGI

0 3 20

EVALUASI PELAKSANAAN PENDISTRIBUSIAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) TAHUN 2011 DI DESA GENTENGKULON KECAMATAN GENTENG KABUPATEN BANYUWANGI

0 2 21

Evaluasi Pelaksanaan Pendistribusian Program Beras Miskin (Raskin) Tahun 2011 Di Desa Gentengkulon Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi

1 6 14

STRATEGI NAFKAH RUMAHTANGGA PETANI MISKIN DI DESA SUKORAHAYU KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 16 9

ARTI MATERIAL SESAJEN DALAM PERKAWINAN ADAT JAWA DI DUSUN II DESA MATARAM BARU KECAMATAN MATARAM BARU KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 6 58

KARAKTER KEJUJURAN PADA PENDISTRIBUSIAN BANTUAN BERAS MISKIN (RASKIN) Karakter Kejujuran Pada Pendistribusian Bantuan Beras Miskin (RASKIN) (Studi Kasus di Desa Giling Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati Tahun 2014).

1 4 24

KARAKTER KEJUJURAN PADA PENDISTRIBUSIAN BANTUAN BERAS MISKIN (RASKIN) Karakter Kejujuran Pada Pendistribusian Bantuan Beras Miskin (RASKIN) (Studi Kasus di Desa Giling Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati Tahun 2014).

0 2 10

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENDISTRIBUSIAN BERAS BERSUBSIDI (Studi Kasus di Dusun Tiga Desa Restu Baru Kecamatan. Rumbia Kabupaten. Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 0 117