E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Menurut Borg 2001, secara garis besar metode penelitian dan pengembangan
terdiri dari tiga langkah yaitu: 1 studi pendahuluan meliputi studi pustaka dan survey lapangan untuk mengamati produk atau kegiatan yang ada; 2 melakukan
pengembangan produk meliputi penyusunan draf produk, validasi, dan uji coba produk; dan 3 pengujian produk. Sukmadinata 2011 juga menjelaskan secara
garis besar langkah penelitian dan pengembangan terdiri atas tiga tahap yaitu: 1 studi pendahuluan; 2 pengembangan modelproduk; dan 3 uji modelproduk.
1. Studi pendahuluan
Pada penelitian ini, tahap pertama yang dilakukan adalah studi pendahuluan. Stu- di pendahuluan ini bertujuan untuk mengumpulkan data pendukung yang dapat
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi di lapangan dan sebagai acuan atau perbandingan dalam mengembangkan produk. Studi pendahuluan terdiri dari
studi kepustakaan dan studi lapangan.
a. Studi kepustakaan
Studi ini digunakan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang memperkuat suatu produk yang akan dikembangkan. Menurut
Subagyo 2006 penelaahan kepustakaan dimaksudkan untuk mendapatkan informasi secara lengkap serta untuk menentukan tindakan yang akan diambil
sebagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah. Sukmadinata 2011 juga mengatakan bahwa studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari
konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk atau model yang
akan dikembangkan. Dalam studi kepustakaan ini, peneliti mengkaji buku menge- nai asesmen, evaluasi pembelajaran, keterampilan proses sains, kurikulum, dan
hasil penelitian yang terdahulu. Hasil dari kajian tersebut dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan produk.
b. Studi lapangan
Studi lapangan dilakukan di enam sekolah yang terdiri dari empat SMA Negeri dan dua SMA Swasta di Bandar Lampung yaitu SMAN 9 Bandar Lampung,
SMAN 3 Bandar Lampung, SMAN7 Bandar Lampung, SMAN14 Bandar Lam- pung, SMA Perintis 2 dan SMA Bakti Utama, dengan kriteria dua sekolah kate-
gori tinggi, dua sekolah kategori sedang, dan dua sekolah kategori rendah. Pemi- lihan enam sekolah ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang asesmen
yang digunakan, apakah ada perbedaan penggunaan asesmen antar sekolah dengan perbedaan tingkat kategori atau tidak. Instrumen yang digunakan untuk mempero-
leh data adalah angket untuk siswa dan pedoman wawancara untuk guru. Angket disebarkan kepada 60 orang siswa kelas X yang ada di enam SMA tersebut, se-
dangkan wawancara dilakukan kepada 6 orang guru bidang studi kimia di enam SMA tersebut. Hal-hal yang ditanyakan dalam angket dan pedoman wawancara
tersebut berhubungan dengan pelaksanaan asesmen atau penilaian yang dilakukan di masing-masing sekolah.
Tujuan dari penyebaran angket dan wawancara ini adalah untuk mengetahui kea- daan di lapangan, kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran dan penggunaan serta penyusunan instrumen asesmen, dan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari asesmen yang ada di sekolah.