62
2.1.6.1 Pembelajaran Behaviorisme
Menurut pandangan Skinner dalam Herpratiwi 2009: 10 manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya, yang akan
memberi pengalaman-pengalaman tertentu kepadanya. Belajar disini merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan paradigma
Stimulus-Respon, yaitu suatu proses yang memberikan respon tertentu terhadap yang datang dari luar. Prinsip utama bagi teori ini ialah faktor
dorongan drive, rangsangan stimulus, respon response serta penguatan reinforcement. Teori ini menekankan pada apa yang dapat
dilihat yaitu tingkah laku, serta tidak memperhatikan apa yang terjadi dalam pikiran karena tidak dapat dilihat, oleh karena itu tidak dianggap
ilmiah.
Thorndike dalam Herpratiwi 2009: 7 merupakan orang pertama kali yang menghubungkan stimilus dan respon ini. Beberapa macam teori
behaviorisme yang terkenal adalah. 1 Classical Conditioning Pavlop, teori ini didasarkan atas reaksi sistem tak terkontrol di dalam diri dari
reaksi emosional yang dikontrol oleh sistem urat syaraf otonom serta gerak reflek setelah menerima stimulus dari luar. 2 Opera Conditioning
Skinner, menyatakan bahwa setiap kali memperoleh stimulus maka seseorang akan memberikan respon berdasarkan hubungan Stimulus-
Respon. Respon yang diberikan dapat bener atau salah dengan apa yang diharapkan. Respon yang benar perlu diberi penguatan agar orang ingin
melakukan kembali.
63 Sebagai contoh, seorang peserta didik diberikan ganjaran positif setelah
dia menunjukan respon positif lalu akan mengulangi respon tersebut setiap kali rangsangan yang serupa ditemui. Hal demikian akan diperoleh
dalam pengajaran guru dengan adanya latihan dan ganjaran terhadap suatu latihan. Penguatan reinforcement yang terbina akan memberi
rangsangan supaya belajar lebih bersemangat dan bermotivasi tinggi. Peserta didik yang berprestasi memperoleh pengetahuan yang mereka
inginkan dalam sesuatu sesi pembelajaran, dapat dikatakan mendapat respons positif.
2.1.6.2 Pembelajaran Kognitif