Hasil analisis XRD Na Hasil analisis XRD Na

sintering, artinya suhu sintering berperan sangat penting pada pembentukan fasa Na 2 O. Ini juga mendukung hasil analisis mikrostrukur dengan SEM sebelumnya yang menunjukkan pertumbuhan butir. Perubahan mikrostruktur butir itu merupakan dekomposisi fasa Na 2 CO 3 menjadi fasa Na 2 O.

d. Pengaruh Suhu Sintering Terhadap Struktur Fasa Yang Terbentuk

Pada Na 2 CO 3 Hasil Sintesis Untuk melihat perbedaan difraktogram sampel setelah sintering 800, 825 dan 850 o C dan pengaruh suhu sintering terhadap struktur fasa dari sampel dapat dilihat pada Gambar 4.20. Gambar 4.20 Difraktogram sampel Na 2 CO 3 a Setelah sintering suhu 800 o C b setelah sintering suhu 825 o C c Setelah sintering suhu 850 o C. NO NO NO NO NO NO NO \ NO NO NO NO Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa sampel setelah sintering diperoleh fasa yang sama, yakni Na 2 CO 3 dan Na 2 O. Gambar 4.19.a, b dan c menunjukkan terjadinya dekomposisi fasa Na 2 CO 3 menjadi Na 2 O. Kenaikan suhu sintering yang dilakukan membuktikan proses pembentukan fasa Na 2 O secara berangsur-angsur ditandai dengan kenaikan intensitas fasa Na 2 O pada difraktogram sampel Na 2 CO 3 . Pada suhu sintering 850 o C sampel telah mengalami dekomposisi dan perubahan fasa menjadi Na 2 O secara keseluruhan dibandingkan dengan sampel yang disintering pada suhu 800 dan 825 o C. Untuk melihat dekomposisi yang lebih jelas pada sampel dalam penelitian ini maka dibuktikan dengan menganalisis perubahan termal menggunakan DSC-TGA.

G. Hasil Analisis Termal Na

2 CO 3 Menggunakan DSC-TGA Dari hasil analisis XRD dapat diketahui fasa yang terbentuk pada sampel adalah Na 2 CO 3 dan Na 2 O. Fasa Na 2 O ini merupakan hasil dari peruraian Na 2 CO 3 akibat proses sintering. Untuk mengetahui perubahan fasa kristalin yang terjadi dan perubahan termal dengan mengukur perbedaan kalor yang masuk dalam sampel Na 2 CO 3 maka dilakukan analisis dengan menggunakan DSC Differential Scanning Calorymetri . Alat ini juga dapat digunakan sebagai referensi fungsi temperatur DSC ini dilengkapi oleh TGA Termogravimetry Analysis untuk mengetahui perubahan massa sampel Haines, 2002; Pungor, 1995; Riefvan, 2013. Sampel Na 2 CO 3 yang diuji dengan DSC TGA yakni Na 2 CO 3 standar dan Na 2 CO 3 dari hasil sintesis CO 2 dengan konsentrasi NaOH 9 dan 10 M.

1. Hasil Analisis Termal Na

2 CO 3 Standar Termogram perubahan termal sampel Na 2 CO 3 standar dengan menggunakan DSC-TGA ditunjukkan pada Gambar 4.21 dan hasil analisis dirangkum dalam Tabel 4.4. Gambar 4.21 Termogram Na 2 CO 3 Standar A DSC B TGA Tabel 4.4 Analisis DSC-TGA Na 2 CO 3 Standar Range temperatur o C Kehilangan massa Puncak endoterm o C Puncak eksoterm o C Entalpi mJmg 77,51-124,28 2,90 101,67 - 50,39 240,23-267,98 3,68 253,15 - 144,59 802,75-825,98 4,06 812,69 - 3 x 10 3 1132-1162 12,43 - 1153,17 7,9 x 10 3 Seperti terlihat pada Gambar 4.21, kurva DCS kurva A Na 2 CO 3 standar menunjukan terbentuknya beberapa puncak endoterm dan eksoterm. Puncak endoterm dapat dilihat pada Tabel 4.4 mengindikasikan terjadinya proses hidrasi pada sampel, proses ini menunjukkan bahwa sampel menerima kalor sebesar