Format Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010

21 Lanjutan... Pemerintah KabupatenKota Laporan Realisasi Anggaran Per 31 Desember 20X1 dan 20X0 Dalam Rupiah No. Uraian Anggaran 20X1 Anggaran 20X1 Realisasi 20X0 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan Penggunaan SILPA Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Daerah Lainnya Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga Keauangan Bank Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga Kauangan Bukan Bank Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lain Jumlah Penerimaan 72sd83 Pengeluaran Pembiayaan Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah PPPDN-Pemerintah Pusat PPPDN-Pemerintah Daerah Lainnya PPPDN-Lembaga Keuangan Bank PPPDN-Lembaga Keuangan Bukan Bank PPPDN-Obligasi PPPDN-Lainnya Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Lainnya Jumlah Pengeluaran 87sd97 Pembiayaan Neto 84+98 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran 67+99 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Tabel: II.1 Sumber: PP No.71 tahun 2010 PPPDN: Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri 22

2. Laporan Perbahan Saldo Anggaran Lebih

a. Paragraf 63: Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Format tabel laporan perubahan saldo anggaran lebih dapat disajikan sebagai berikut: Pemerintah Pusat Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Per 31 Desember 20X1 dan 20X0 Dalam Rupiah No. Uraian 20X1 20X0 1 2 3 4 5 6 7 8 Saldo Anggaran Lebih Awal Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan Subtotal 1-2 Sisa LebihKurang Pembiayaan Anggaran SILPASIKPA Subtotal 3+4 Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya Lain-lain Subtotal Anggaran Lebih Akhir 5+6+7 xxx xxx xxxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Tabel: II.2 Sumber: PP No.71 tahun 2010

3. Neraca

a. Paragraf 64: Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 b. Paragraf 65: Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai danatau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi danatau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan oleh penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. 2. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. 3. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Aset c. Paragraf 66: Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah. 24 d. Paragraf 67: Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 dua nonlancar. Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau belas bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar. e. Paragraf 68: Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang dan persediaan. f. Paragraf 69: Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang dan aset tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan dan aset lainnya. g. Paragraf 70: Investasi jangka panjang merupakan investasi yang diadakan dengan maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Investasi jangka panjang meliputi investasi nonpermanen dan permanen. Investasi nonpermanen antara lain investasi dalam Surat Utang Negara, penyertaan modal dalam proyek pembangunan dan 25 investasi nonpermanen lainnya. Investasi permanen antara lain penyertaan modal pemerintah dan investasi permanen lainnya. h. Paragraf 71: Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan. i. Paragraf 72: Aset nonlancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya. Termasuk dalam aset lainnya adalah aset tak berwujud dan aset kerja sama kemitraan. Kewajiban j. Paragraf 73: Karakteristik esensial kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban masa kini yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang. k. Paragraf 74: Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 yang bekerja pada pemerintah atau dengan pemberi jasa lain. l. Paragraf 75: Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan. m. Paragraf 76: Kewajiban dikelompokkan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek merupakan kelompok kewajiban yang diselesaikan dalam waktu kurang dari 12 dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka panjang adalah kelompok kewajiban yang penyelesaiannya dilakukan setelah 12 dua belas bulan sejak tanggal pelaporan. Ekuitas n. Paragraf 77: Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas. Format tabel dari neraca dapat disajikan sebagai berikut: 27 Pemerintah KabupatenKota Neraca Per 31 Desember 20X1 dan 20X0 Dalam Rupiah No. Uraian 20X1 20X0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Aset Aset Lancar Kas di Kas Daerah Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Investasi Jangka Pendek Piutang Pajak Piutang Retribusi Penyisihan Piutang Belanja Dibayar Dimuka Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi Piutang Lainnya Persediaan Jumlah Aset Lancar 4sd19 Investasi Jangka Panjang Investasi Nonpermanen Pinjaman Jangka Panjang Investasi dalam Surat Utang Negara Investasi dalam Proyek Pembangunan Investasi Nonpermanen Lainnya Jumlah Investasi Nonpermanen 24sd27 Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Investasi Permanen Lainnya Jumlah Investasi Permanen 30sd31 Jumlah Investasi Jangka Panjang 28+32 Aset Tetap Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi dalam Pengerjaan xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Tabel: II.3 Sumber: PP No.71 tahun 2010 28 Lanjutan... Pemerintah KabupatenKota Neraca Per 31 Desember 20X1 dan 20X0 Dalam Rupiah No. Uraian 20X1 20X0 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 Akumulasi Penyusutan Jumlah Aset Tetap 36sd42 Dana Cadangan Dana Cadangan Jumlah Dana Cadangan 46 Aset Lainnya Tagihan Penjualan Angsuran Tuntutan Ganti Rugi Kemitraan dengan Pihak Ketiga Aset Tak Berwujud Aset Lain-Lain Jumlah Aset Lainnya 50sd54 Jumlah Aset 20+33+43+47+55 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 Kewajiban Kewajiban Jangka Pendek Utang Perhitungan Pihak Ketiga PFK Utang Bunga Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Pendapatan Dibayar Dimuka Utang Belanja Utang Jangka Pendek Lainnya Jumlah Kewajiban Utang Jangka Pendek 62sd67 Kewajiban Jangka Panjang Utang Dalam Negeri-Sektor Perbankan Utang Dalam Negeri-Obligasi Premium Diskonto Obligasi Utang Jangka Panjang Lainnya Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 71sd74 Jumlah Kewajiban 68+75 Ekuitas Ekuitas Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana 76+79 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Tabel: II.3 Sumber: PP No.71 tahun 2010 29

4. Laporan Operasional

a. Paragraf 78: Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah dalam satu periode pelaporan. b. Paragraf 79: Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Oprasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pendapatan-Lo adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. 2. Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. 3. Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang darioleh suatu entitas pelaporan darikepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil. 4. Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atay transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada diluar kendali atau pengaruh entitas yang bersangkutan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

5. Laporan Arus Kas

a. Paragraf 80: Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusatdaerah selama periode tertentu. b. Paragraf 81: Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing- masing dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum NegaraDaerah. 2. Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum NegaraDaerah. Format tabel laporan arus kas dapat disajikan sebagai berikut: Pemerintah KabupatenKota Laporan Arus Kas Per 31 Desember 20X1 dan 20X0 Dalam Rupiah No. Uraian 20X1 20X0 1 2 3 4 5 6 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Masuk Kas Penerimaan Pajak Daerah Penerimaan Retribusi Daerah Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Tabel: II.5 Sumber: PP No.71 tahun 2010 31 Lanjutan... Pemerintah KabupatenKota Laporan Arus Kas Per 31 Desember 20X1 dan 20X0 Dalam Rupiah No. Uraian 20X1 20X0 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Penerimaan Dana Alokasi Umum Penerimaan Dana Alokasi Khusus Penerimaan Dana Otonomi Khusus Penerimaan Dana Penyesuaian Penerimaan Pendapatan Bagi Hasil Pajak Penerimaan Bagi Hasil Lainnya Penerimaan Hibah Penerimaan Dana Darurat Penerimaan Lainnya Penerimaan dari Pendapatan Luar Biasa Jumlah Arus Masuk Kas 3sd18 Arus Keluar Kas Pembayaran Pegawai Pembayaran Barang Pembayaran Bunga Pembayaran Subsidi Pembayaran Hibah Pembayaran Bantuan Sosial Pembayaran Tak Terduga Pembayaran Bagi Hasil Pajak Pembayaran Bagi Hasil Retribusi Pembayaran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya Pembayaran Kejadian Luar Biasa Jumlah Arus Keluar Kas 21sd31 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 19-32 Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Masuk Kas Pencairan Dana Cadangan Penjualan atas Tanah Penjualan atas Peralatan dan Mesin Penjualan atas Gedung dan Bangunan Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan Penjualan Aset Tetap Penjualan Aset Lainnya Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Penerimaan Penjualan Investasi Nonpermanen Jumlah Arus Masuk Kas 36sd44 Arus Keluar Kas Pembentukan Dana Cadangan Perolehan Tanah Perolehan Peralatan dan Mesin Perolehan Gedung dan Bangunan Perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Tabel: II.5 Sumber: PP No.71 tahun 2010 32 Lanjutan.. Pemerintah KabupatenKota Laporan Arus Kas Per 31 Desember 20X1 dan 20X0 Dalam Rupiah No. Uraian 20X1 20X0 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 Perolehan Aset Tetap Lainnya Perolehan Aset Lainnya Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pengerluaran Pembelian Investasi Nonpermanen Jumlah Arus Keluar Kas 47sd55 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi 45-56 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Arus Masuk Kas Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Daerah Lainnya Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bank Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bukan Bank Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya Jumlah Arus Masuk Kas 60sd68 Arus Keluar Kas PPPDN-Pemerintah Pusat PPPDN-Pemerintah Daerah Lainnya PPPDN-Lembaga Keuangan Bank PPPDN-Lembaga Keuangan Bukan Bank PPPDN-Obligasi PPPDN-Lainnya Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya Jumlah Arus Keluar Kas 71sd79 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan 69-80 Arus Kas dari Aktivitas Transitoris Arus Masuk Kas Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga PFK Jumlah Arus Masuk Kas 84 Arus Keluar Kas Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga PFK Jumlah Arus Keluar Kas 87 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Transitoris 84-87 KenaikanPenurunan Kas 33+57+81+89 Saldo Awal Kas di BUDKas di Bendahara Pengeluaran Saldo Akhir Kas di BUDKas di Bendahara Pengeluaran 90+91 Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan Saldo Akhir Kas 92+93 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Tabel: II.5 Sumber: PP No.71 tahun 2010 PPPDN: Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri 33

6. Laporan Perubahan Ekuitas

a. Paragraf 82: Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Format tabel dari laporan perubahan ekuitas dapat disajikan sebagai berikut: Pemerintah KabupatenKota Laporan Perubahan Ekuitas Per 31 Desember 20X1 dan 20X0 Dalam Rupiah No. Uraian 20X1 20X0 1 2 3 4 5 6 7 Ekuitas Awal SurplusDefisit-LO Dampak Kumulatif Perubahan KebijakanKesalahan Mendasar: Koreksi Nilai Persediaan Selisih Evaluasi Aset Tetap Lain-Lain Ekuitas Akhir xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Tabel: II.6 Sumber: PP No.71 tahun 2010

7. Catatan Atas Laporan Keuangan

a. Paragraf 83: Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkanmenyajikanmenyediakan hal-hal sebagai berikut: 1. Mengungkapkan informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi; 2. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskalkeuangan dan ekonomi makro; 3. Menyajikan ikhtisal pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target; 4. Menyampaikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian- kejadian penting lainnya; 5. Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 6. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan; 7. Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian dengan melihat masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan keadaan saat ini dari subjek dan objek penelitian. Kemudian peneliti melakukan pengolahan data berupa laporan keuangan Puskesmas untuk selanjutnya dievaluasi kesesuaiannya dengan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Penelitian tentang analisis laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010 dilakukan di Puskesmas Magelang Selatan, alamat: Jl. Beringin III No.2, Kecamatan Magelang Selatan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober tahun 2016. 37

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah pimpinan Puskesmas Magelang Selatan dan bagian keuangan Puskesmas Magelang Selatan. 2. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan periode tahun 2015, karena pada tahun 2013 Puskesmas Magelang Selatan ditetapkan sebagai unit kerja yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah BLUD, serta mengalami transisi pada tahun 2013-2014 dan tahun 2015 diasumsikan sudah menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD sepenuhnya.

D. Data yang Dibutuhkan

1. Profil tentang Puskesmas Magelang Selatan 2. Struktur Organisasi Puskesmas Magelang Selatan 3. Laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan periode tahun 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

E. Teknik Pengumpulan Data

- Riset Lapangan Riset lapangan adalah pengumpulan data secara langsung ke lapangan dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut: A. Wawancara Dalam penelitian ini penulis mengadakan tanya jawab langsung kepada Kepala Puskesmas Magelang Selatan dan bagian keuangan Puskesmas Magelang Selatan untuk mendapatkan berbagai informasi, data dan gambaran umum tentang Puskesmas Magelang Selatan, serta tata cara dan cara kerja bagian keuangan. b. Dokumentasi Penelitian mendapatkan langsung informasi yang dibutuhkan dari sumber yaitu dari laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan periode tahun 2015. c. Observasi Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh penulis untuk memperoleh gambaran tentang Puskesmas Magelang Selatan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 - Riset Pustaka Pengertian dari riset pustaka yaitu dengan mempelajari buku-buku dan tulisan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif, yaitu penggalian masalah yang terjadi dan atau untuk mendukung hipotesis Supranto:1997 dalam Suharso:2009. Untuk menjawab permasalahan menggunakan cara sebagai berikut: a. Mengumpulkan data berupa laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan yang berupa laporan realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggaran lebih, neraca, laporan operasional, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan. b. Membandingkan laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010 tentang penyajian laporan keuangan yang terdiri dari dua puluh tiga paragraf apakah sesuai atau tidak, lalu jika tidak sesuai dijelaskan perbedaan yang ditemukan. 40 Tabel III.1 Contoh Tabel Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010 No. Kriteria No. Paragraf SAP PP No.71 tahun 2010 Puskesmas Magelang Selatan Penyajian Keterangan Sesuai Sesuai Sebagian Tidak Sesuai Tidak Relevan 1. Laporan Realisasi Anggaran 1. Paragraf 61 2. Paragraf 62 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih 1. Paragraf 63 3. Neraca 1. Paragraf 64 2. Paragraf 65 3. Paragraf 66 4. Paragraf 67 5. Paragraf 68 6. Paragraf 69 7. Paragraf 70 8. Paragraf 71 9. Paragraf 72