Konstuksi Realitas Teks Naskah Pagelaran Tanah Komunitas Teater Celah-Celah Langit Bandung

(1)

KONSTRUKSI REALITAS TEKS NASKAH PAGELARAN TANAH KOMUNITAS TEATER CELAH CELAH LANGIT BANDUNG

(Analisis Wacana Teks Naskah pagelaran Tanah Komunitas Teater Celah Celah Langit Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

Oleh :

Sawitri Dian Ekawati NIM 41807131

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

ABSTRAK

KONSTRUKSI REALITAS TEKS NASKAH PAGELARAN TANAH

KOMUNITAS TEATER CELAH CELAH LANGIT BANDUNG

(Analisis Wacana Teks Naskah pagelaran Tanah Komunitas Teater Celah Celah Langit Bandung)

Penyusun: Sawitri Dian Ekawati

NIM. 41807131

Skripsi ini dibawah bimbingan, Iin Rahmi Handayani S.Sos., M.Ikom

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui Konstruksi Realitas Teks Naskah Pagelaran Tanah Komunitas Teater Celah-Celah langit Bandung. Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk mengetahui teks kritik sosial pada pagelaran tanah , kognisi sosial kritik sosial pada pagelaran tanah , Konteks sosial kritik sosial pada pagelaran, dan analisis wacana tanah komunitas Celah-Celah Langit Bandung.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan informan yang berjumlah 5 (lima) orang. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, studi literatur, internet searching, juga triangulasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, pengumpulan data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan evaluasi.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa makna tanah yang diangkat merupakan awal dari kehidupan, Kognisi sosial penulis merupakan pengalaman penulis baik tertulis maupun tidak tertulis. Pada konteks sosial, Iman Soleh mengajak pemahaman penonton kepada kesadaran untuk menghargai tanah.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Berdasarkan analisis diatas seorang penulis Berdasarkan analisis diatas seorang penulis teks naskah teater banyak sekali menggunakan dalam bentuk kiasan dalam menyampaikan pesan yang akan disampaiakan, kognisi seorang penulis dalam memahami peristiwa yang terjadi dan kemudian dikembangkan dalam setiap paragraph sehingga terbentuknya suatu teks naskah yang kemudian di sebarluaskan kepada masyarakat banyak melalui pagelaran teater. Pada konteks, bagaimana persepsi penonton mengenai tulisan yang dibuat oleh para pembuat naskah dan disajikan dalam pagelaran teater.

Saran yang dapat peneliti berikan adalah Pertunjukan Tanah yang mengangkat permasalahan di sekitar kita dan dengan memberikan pandangan kepada masyarakat luas harus terus disuarakan, karena Perubahan tidak hadir sendirinya, tetapi akan efektif apabila perubahan berawal dari diri sendiri.


(3)

ABSTRACT

CONSTRUCTION REALITY TEXT SCRIPT PERFORM 'TANAH' COMMUNITY THEATER OF CELAH - CELAH LANGIT

(Discourse Analysis Text Script performances 'Tanah' Community Theatre of Celah Celah Langit Bandung)

Editors:

Sawitri Dian Ekawati NIM. 41807131

This research under the guidance of,

Iin Rahmi Handayani, S. Sos., M. Si

This study intends to find out the reality of Text Scrolls Construction show 'Tanah Community Theatre Celah Celah Langit Bandung. The purpose of this research is to find texts of social criticism on the performances of 'Tanah', the social cognition of social critique on the performances of 'Tanah', and discourse analysis of Tanah Community Theatre Celah Celah Langit Bandung.

This study used a qualitative approach with the informant, amounting to 5 (five) persons. Data obtained through in-depth interviews, observation, literature study, internet searching, as well as triangulation. The data analysis techniques used are data reduction, data collection, data presentation, drawing conclusions, and evaluation.

From the results of research can be concluded that the theme of the Community Theatre Celah Celah Langit Bandung very interesting, and in the selection of the title was already quite interesting, simple and assertive, Social Cognition authors of the manuscript of this land is connected with the culture and everyday life.

The results showed that the above analysis by an author Based on an analysis of the manuscript text writer using a lot of theater in the form of metaphor in conveying the message that will tell, an author of cognition in understanding the events that occurred.

Advice that can give you is to show researchers 'Tanah' which raised issues around us and to provide insight to the wider community must continue to sound, because the change was not present itself, but it will be effective when the change begins with your self.


(4)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya yang telah meridhoi segala jalan dan upaya peneliti dalam menyelesaikan Penelitian yang berjudul Konstruksi Realitas Teks Naskah Tanah Komunitas Teater Celah Celah Langit Bandung ( Analisis Wacana Teks Naskah

Tanah Komunitas Teater Celah Celah Langit Bandung, dan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna mendapat nilai akhir bagi kelulusan di tingkat srata satu (S1).

Hasil penelitian ini peneliti persembahkan kepada orang tua peneliti, saudara, dan juga teman-teman yang selalu memberikan dukungan, nasehat dan pelajaran hidup yang sangat berarti bagi peneliti. Kesabaran dan ketegarannya menjadi hal yang sangat berarti.

Ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya peneliti tujukan kepada kedua orang tua yang selalu membantu dan memberikan dukungan baik moral, spiritual dan material serta doa kepada peneliti hingga detik ini. Doa ananda, semoga dapat membahagiakan orang tua. Seperti apa yang mama dan papa harapkan untuk menjadi manusia yang berguna setidaknya untuk hidup ananda. Amien

Melalui kesempatan ini pula, dengan segala kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan terima kasih, dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Yang Terhormat:


(5)

vii

1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A. selaku Dekan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, yang telah menandatangani surat pengantar permohonan penelitian peneliti.

2. Bapak Manap Solihat, S.Sos., M.Si, selaku Ketua program studi Ilmu Komunikasi & Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung.

3. Ibu Melly Maulin S.Sos, MSi, selaku selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi & Public Ralations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung

4. Ibu Iin Rahmi Handayani S.Sos., M.Si selaku Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi & Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sekaligus Dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, dukungan, motivasi, menghibur dan semangat kepada peneliti.

5. Adiyana Slamet, S.IP., M.Si selaku Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi & Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan arahan, dukungan, menghibur dan semangat kepada peneliti.

6. Ari prasetyo S.Sos., M.Si selaku Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi & Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan arahan, dukungan, menghibur dan semangat kepada peneliti. 7. Ibu Rismawaty, S.Sos,. M.Si, selaku Dosen Program Studi Ilmu

Komunikasi & Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. sekaligus dosen wali Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan banyak dukungan, motivasi, dan menghibur peneliti .

8. Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si selaku Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi & Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada peneliti.


(6)

viii

9. Kepada seluruh staf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi & Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah ikut membantu setiap proses untuk penelitian.

10.Ibu Astri Ikawati, A.Md.Kom, selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah membantu penulis dalam hal administrasi perkuliahan.

11.Untuk keluargaku, neneku tercinta Lasyatun, ayahku Yophi Alpha heryanto, mama Eky , Cici Dewi, Om Sodikin, Ci Ari, Om Deni, Onyx, Rivany, Diadra, serta untuk semua anggota keluarga yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih untuk semua doa dan dukungan yang telah diberiakan.

12.Terima kasih Kepada Iman Soleh dan keluarga, Peri Sandi, Dery Saefulloh (Aconk), Koi Harry Pagabdian Yusup, Dellu uye, Derru, yadi, cucu, bintang, ape, idil, dan teman teman Celah Celah Langit yang lain . 13.Terima Kasih Kepada Harry Pangabdia Yusup, Babbete Stroes, Joost

Larakker, dan Sharon Jason telah memberi warna di hari-hari saya,finger in head yala yala.

14.Terima kasih peneliti ucapkan juga untuk saudara-saudara peneliti:Vida Regina, Arlitch Naurky, Dhiny, Tesa Eka Maulana Yusup, Addinda Sonang Danial, Mbie, Nisa Restiani, Farida, Kukuh Juliansyah, Teguh, Bella, Tasya, Ferdiz, Anca, reza, Evry, okym, toke, dukun, ferdis dan Semua Teman Teman Ma Kokom. yang telah menemani hari-hari


(7)

ix

peneliti selama masa kuliah. Terima kasih untuk segala tawa, canda, dan haru yang telah diberikan.

15.Terima kasih kepada Wahyu Sutejo Putra yang sudah memberi motivasi dan tawa setiap hari, Eko nugroho, Moli, om bagus, otot, sena, adi biho, rani biho, dika mehong, tile, very, dan sandy yang sudah memberi keceriaan dan nasihat kepada penulis.

16.Terimakasih kepada teman-teman Ik Jurnalistik seperjuangan selama masa penelitian,. Terima kasih untuk semangat dan dukungan yang telah diberikan.

17.Terima kasih kepada teman teman event organation Ardan, om Mbien, Ait bombay, Dini putih, Titi sumenep, wulan daun, Intan Suha, Dena, Away, Robi dan semuanya.

18.Terima kasih untuk The panic dan kawan-kawan, akis, agi, eko, uum, adit, koi, tesa dan sonang, kexnroll dan anak mamihnya, mbie putra petir, eky dan ucrit, jaya, bang tigor dan friska, nisa restiani, keep rockin guys, yeah!

19.Terimakasih kepada semua yang tidak bisa disebut satu persatu yang telah bertukaran pikiran, menghibur dan memberikan semangat kepada penulis. Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam melakukan penulisan laporan penelitian ini semoga dapat memberikan .Semoga semua bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diberikan itu akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Bandung, Juli 2011 Peneliti


(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Celah-Celah Langit (CCL) merupakan salah satu organisasi informal di lingkungan teater yang secara resmi berdiri pada 22 Mei 1998 dan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pengembangan bakat seni teater khususnya di Kota Bandung. CCL dalam pentas-pentas teaternya merujuk pada gagasan atau visinya untuk membuat teater dekat dengan masyarakat.

Proses teaternya bersinggungan dengan ratusan mahasiswa penghuni kontrakan yang mengelilinginya, warga Ledeng, para pedagang, anak-anak dan bahkan ayam-ayam yang berkeliaran di halaman yang ditumbuhi pepohonan. Dari prosesnya selalu saja ada anak-anak, tukang parkir terminal, para mahasiswa maupun warga Ledeng yang secara sengaja ataupun tidak sengaja turut menyaksikannya. Sehingga, proses kreatif teater CCL senantiasa memperhitungkan dan mempertimbangkan kehadiran masyarakat Ledeng sebagai publik apresiatornya.

Melihat CCL sebagai kelompok teater adalah melihat salah satu aspek spesifik dari keberadaan CCL sebagai komunitas budaya yang berfokus pada seni pertunjukan. Artinya, eksplorasi estetik yang dilakukan CCL dalam pentas-pentas teaternya selalu merujuk pada gagasan atau visinya untuk membuat teater dekat dengan masyarakat. Teater lahir dari masyarakat,


(9)

2

belajar dari masyarakat, hadir untuk masyarakat. Dia adalah media penguatan nilai-nilai masyarakat.

Iman Soleh adalah penggerak untuk seluruh kegiatan teater CCL. Sebagai seorang seniman, Iman merasa beruntung karena para tetangganya banyak yang sudah lama berkesenian. Namun, di era rezim Orde Baru talenta berkesenian para tetangga Iman itu tidak terekspresikan secara optimal karena berbagai kendala, seperti masalah tempat, dana, dan perizinan. Interaksi yang dibangun CCL memungkinkan warganya akrab dengan kesenian dan para pelakunya, karena seringnya CCL mengundang dan mengakomodir pementasan dari luar memungkinkan pertukaran budaya dan interaksi sosial terbina di sana. Masyarakat Ledeng, terutama anak-anak menjadi terbiasa oleh perbedaan dan keberlainan termasuk di dalamnya ekspresi estetik-artistik yang menyertainya.

Interaksi ini berdampak pada kesadaran dan melahirkan pengertian, simpati, partisipasi dan kecintaan. Anak-anak adalah penonton teater yang sangat antusias di Ledeng. Tidak sedikit warga Ledeng yang tidak punya latar belakang kesenian akhirnya turut bermain dalam garapan teater CCL.

Garapan CCL adalah melihat persoalan dan idiom yang dekat dengan masyarakat. Pilihan artistik, model perwujudan pentasnya dibuat sedekat-dekatnya dengan apa yang menjadi bagian keseharian masyarakatnya. Dengan mengangkat soal-soal yang biasa dan dekat, secara tidak langsung CCL mengajak warganya untuk melahirkan karya kreatif dari persoalan sehari-hari, dari apa yang ada dan apa yang dimiliki. Program-program kerja


(10)

3

yang dirancang bertujuan untuk mempromosikan, mengembangkan bakat para pemain serta mengkritiki permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar masyarakat. Teater lahir dari masyarakat, belajar dari masyarakat, hadir untuk masyarakat.

Harapan dari tema yang diangkat oleh seniman pastilah mempunyai kecenderungan dalam maksud dan tujuan karya tersebut diwujudkan, adalah sebuah tujuan agar para panikmat seni bisa memahami karya yang ditampilkan agar terjadi apa yang dinamakan komunikasi, sehingga pesan yang ingin disampaikan seniman kepada penikmat seni atau yang lain dapat difahami dengan jelas sehingga tidak menutup kemungkinan sebuah karya seni berfungsi juga sebagai media pengingatan atau bahkan penyadaran, interaksi yang diharapkan dengan munculnya karya seni yang bertemakan kritik sosial merupakan sebuah kemajuan dalam berkesenian, sebab karya-karya yang dibuat akan sangat menarik untuk dinikmati dengan tidak bernada menggurui atau memaksakan kehendak, pesan yang terdapat dalam karya akan dapat tersampaikan dengan lebih menarik dan menyenangkan.

Ketertarikan peneliti dalam mengangkat tema tanah pada pageleran teater komunitas Celah-Celah Langit Bandung karena tanah merupakan persoalan yang biasa didengar dan menjadi biasa untuk sebagian orang, tetapi sebenarnya tanah merupakan persoalan mengenai rasa menghargai tempat dimana manusia berpijak dan mencari penghasilan untuk kehidupan.

Tanah merupakan lahan kehidupan bagi masyarakat indonesia khususnya karena Indonesia merupakan negara agraris, karena kehidupan perekonomian


(11)

4

Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.

Selain itu, tanah memiliki fungsi dan kedudukan yang sangat penting dalam berbagai kehidupan, terlebih lagi sebagai tempat bermukim/perumahan. Maraknya pembangunan di berbagai bidang kehidupan, menyebabkan tanah menjadi komoditi yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi dan sulit dikendalikan. Kondisi demikian terutama diakibatkan oleh kebutuhan lahan yang terus meningkat dengan sangat pesat sementara ketersediaannya terbatas, dan tidak mungkin dapat diproduksi seperti kebutuhan lainnya. Sehingga tidak jarang menimbulkan konflik pertanahan baik berupa konflik kepemilikan dan penguasaan, maupun konflik yang menyangkut penggunaan tanah itu sendiri.

Setiap karya seni, sedikit banyak mencerminkan setting masyarakat tempat seni itu diciptakan. Sebuah karya seni ada karena seorang seniman menciptakanya. Dan, seniman itu selalu berasal dan hidup dari masyarakat tertentu. Kehidupan dalam masyarakat itu merupakan kenyataan yang langsung dihadapi sebagai rangsangan atau pemicu kreatifitas kesenimannya. dalam menghadapi rangsangan penciptaannya, seniman mungkin sekedar saksi masyarakat, atau bisa juga sebagai kritikus masyarakat, atau memberikan alternatif dari kehidupan masyarakatnya. Dalam hal ini, seniman memainkan peran keberadaan dirinya yang bebas dari nilai-nilai


(12)

5

yang dianut masyarakat. Jadi, meskipun seniman hidup dalam suatu masyarakat dengan tata nilainya sendiri, dan dia belajar hidup dengan tata nilai tersebut, ia juga punya kebebasan untuk menyetujui atau tidak menyetujui tata nilai masyarakat itu. Dengan demikian seniman memang tidak bisa lepas dari kehidupan sosial kemasyarakatan itu sendiri sehingga kehidupan yang ada tetap akan mempengaruhi setiap karya yang akan diciptakannya, sehingga seniman juga dapat terpengaruh segala kejadian, dalam hal ini bisa yang sifatnya baik ataupun buruk.

Seniman dalam mengambil tema kritik dalam karyanya dengan sendirinya sudah menempatkan fungsi dari seni sebagai alat untuk berkomunikasi .Istilah kritik, atau orang Inggris menyebutnya dengan

criticism berasal dari bahasa Yunani kritikos yang rapat hubunganya dengan

krinein yang artinya lebih kurang mengamat, membanding,memisahkan dan menimbang. Di Yunani ada kata krites yang maksudnya hakim. Dengan

krinein berarti juga menghakimi.

Apabila berbicara masalah kritik, persepsi orang pasti sudah bernuansa koreksi, meneliti, pokoknya hal-hal yang sangat tidak disukai oleh manusia, karena sifat dasar manusia tidak suka apabila kesalahan atau kejelekkanya diketahui oleh orang lain, lain halnya jika kita membicarakan tentang pujian, pasti setiap orang akan menyukainya dan bisa jadi malah mencari-cari agar dipuji. Pemahaman seperti itu memang tidak salah, akan tetapi bayangkan apabila dalam kehidupan ini tidak ada koreksi atau kritik yang bernuansa positif atau membangun, maka akan sangat sulit sekali membedakan mana


(13)

6

yang baik dan mana yang tidak, sehingga keadaan akan berhenti atau monoton serta tidak berkembang, maka apabila kita tinjau lebih dalam dari permasalahan ini, memang kritik itu penting dalam kehidupan manusia, sebagaimana setiap umat beragama pasti memerlukan rambu-rambu atau pedoman dalam menjalani kehidupan hal ini dibuktikan dengan adanya kitab suci yang menyertai setiap agama yang ada, yang juga dapat digunakan juga sebagai alat kontrol dalam kehidupan. Seniman adalah bagian dalam kehidupan sosial, kehidupan sosial diliputi oleh kemajemukan dari permasalahan dan kejadian yang ada, sehingga bagi diri seniman kehidupan merupakan suatu lahan dalam menemukan ide atau gagasan dalam menciptakan sebuah karya seni, dengan kepekaan dan kehalusan dalam mengolah rasa, maka penemuan ide bisa terjadi dengan melihat, mendengar, dan menyelami bersama kehidupan yang sedang berjalan secara terus-menerus dan berkesinambungan sehingga seniman dapat menciptakan karyanya sesuai perasaan yang sedang berlangsung dalam hal ini adalah kejadian yang berhubungan dengan kehidupan sosial atau politik.

Maka dapat dikatakan bahwa kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya suatu sistem sosial atau proses bermasyarakat.

Teater merupakan kisah kehidupan manusia yang disusun untuk ditampilkan sebagai pertunjukkan di atas pentas oleh para pelaku dengan dan ditonton oleh publik (penonton).


(14)

7

Teater sebagai sebuah seni pertunjukan tidak telepas dari aspek tanda dan simbol kehidupan manusia. Kehidupan manusia yang merupakan bahan bakar penciptaan bagi penulis maupun pekerja seni teater lainnya akan membangun karya seni pertunjukan penuh dengan tanda dan simbol-simbol kehidupan. Tanda dan simbol yang sifatnya universal tersebut oleh banyak ilmuwan diyakini sebagai dasar dari semua komunikasi.

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

Berkomunikasi merupakan keharusan bagi manusia. Manusia membutuhkan dan senantiasa berusaha membuka serta menjalin komunikasi atau hubungan dengan sesamanya. dalam usahanya untuk mengembangkan berbagai macam cabang disiplin komunikasi dalam teater khususnya, menegaskan bahwa yang paling penting yaitu :

1.tanda dan simbol, 2.bahasa, dan 3.wacana.

Setiap orang dalam melakukan kegiatan komunikasi pasti mempunyai persepsi dan konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas, berdasarkan pengalaman, preferensi, pendidikan dan lingkungan sosial, yang dimiliki


(15)

8

masing-masing individu. Karenanya sangat potensial terjadi peristiwa yang sama dikonstruksi secara berbeda. Dalam konstruksi realitas, bahasa merupakan unsur utama. Ia merupakan instrumen pokok untuk menceritakan realitas. Bahasa adalah alat konseptualisasi dan alat narasi. Begitu pentingnya bahasa, maka tak ada tulisan, cerita ataupun ilmu pengetahuan tanpa ada bahasa. keberadaan bahasa tidak lagi sebagai alat semata untuk menggambarkan realitas, melainkan bisa menentukan gambaran (citra) yang akan muncul di benak khalayak. Bahasa yang dipakai penulis, ternyata mampu mempengaruhi cara melafalkan (pronounciation), tata bahasa (grammar), susunan kalimat (syntax), perluasan dan modifikasi perbendaharaan kata, dan akhirnya mengubah dan atau mengembangkan percakapan (speech), bahasa (language) dan makna (meaning).

maka penulis tertarik mengambil judul Konstruksi Realitas Teks Naskah Pagelaran Tanah Komunitas Teater Celah-Celah langit Bandung .

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah penelitian, penulis ingin membatasi permasalahan sebagai berikut:

Bagaimana Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah penelitian, penulis ingin membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana teks pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung?


(16)

9

2. Bagaimana kognisi sosial pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung?

3. Bagaimana Konteks sosial pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung?

4. Bagaimana Konstruksi Realitas teks naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah Celah Langit Bandung?

1.3Maksud dan tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud penelitian

Maksud dan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mengetahui mengenai sejauhmana konstruksi realitas pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu dan menjawab pertanyaan yang ada pada indentifikasi masalah, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana teks pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung.

2. Untuk mengetahui bagaimana kognisi sosial pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung.

3. Untuk mengetahui bagaimana pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung.

4. Untuk mengetahui konstruksi realitas pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung.


(17)

10

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, penulis berharap penelitian ini dapat menjadi pengembangan ilmiah, terutama bagi ilmu komunikasi umumnya dan pengembangan ilmu humas khususnya yang menyangkut dengan komunikasi kelompok serta pengembangan ilmiah tentang komunitas atau kelompok yang berpartisipasi dengan masyarakat.

1.4.2 Kegunaan Praktis

A. Kegunaan Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan serta sebagai salah satu rujukan untuk meneliti lebih lanjut dari sisi dan masalah penelitian yang sama dalam konteks komunikasi kelompok.

B. Kegunaan Bagi Universitas

Untuk pihak universitas khususnya jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik berguna sebagai literatur bagi peneliti selanjutnya yang akan mengadakan penelitian yang sama. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk seluruh mahasiswa untuk meningkatan pengetahuan mahasiswa memberikan pengetahuan tentang kritik sosial dalam pagelaran teater .


(18)

11

C. Kegunaan bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi mengenai Kritik sosial dalam pagelaran teater khususnya.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka pemikiran praktis

Kerangka pemikiran merupakan alur pikir peneliti yang dijadikan sebagai skema pemikiran yang melatarbelakangi penelitian ini. Dalam kerangka pemikiran ini, peneliti akan mencoba menjelaskan pokok masalah penelitian. Penjelasan yang disusun akan menggabungkan antara teori dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

Penelitian ini didasari pula pada kerangka pemikiran secara teoritis maupun praktis dengan fokus penelitian adalah analisis wacana.

Analisis wacana adalah suatu disiplin ilmu yang berusaha mengkaji penggunaan bahasa yang nyata dalam komunikasi. Stubbs (1983:1) mengatakan bahwa analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti dan menganalisis bahasa yag digunakan secara alamiah, baik lisan atau tulis, misalnya pemakaian bahasa dalam komunikasi sehari-hari.(Stubbs, 1983 : 1)

Sedangkan Kartomiharjo (1992 : 21) mengungkap bahwa analisis wacana merupakan cabang ilmu bahasa yang dikembagkan untuk


(19)

12

menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Analisis wacana lazim digunakan untuk menemukan makna wacana yang persis sama atau paling tidak sangat ketat dengan makna yang dimaksud oleh pembicara dalam wacana lisan, atau oleh penulis dalam wacana tulis.

Analisis wacana kritis adalah sebuah upaya atau proses (penguraian) untuk memberi penjelasa dari sebuah teks (realita sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok dominan yang kecenderungannya mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh apa yang diinginkan. Artinya, dalam sebuah konteks harus disadari akan adanya kepentingan. Oleh karena itu, analisis yang terbentuk nantinya disadari telah dipengaruhi dari penulis dari berbagai faktor. Selain itu harus disadari pula bahwa dibalik wacana itu terdapat makna dan citra yang diinginkan serta kepentingan yang sedang diperjuangkan.

Teun A Van Dijk (1998) mengemukakan bahwa analisis wacana kritis digunakan untuk menganalisis wacana-wacana kritis, diantaranya politik, ras, gender, kelas sosial, hegemoni dan lain-lain. Cara untuk melakukan analisis wacana kritis tidak mempunyai kesatuan kerangka teoritis atau metodologi tertentu, tetapi tergantung pada pemusatan pikiran dan keterampilam-keterampilan yang berguna untuk menganalisis teks yang didasari latar belakang ilmu pengetahuan dan daya nalar. Analisis wacana kritis juga dilakukan pada bahasa-bahasa


(20)

13

tubuh, ucapan, lambang, gambar visual, dan bentuk-bentuk semiosis lainnya.

Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya berdasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus diamati. Di sini, dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga kita memperoleh suatu pengetahua kenapa teks bisa semacam itu. Penelitian mengenai wacana tidak bisa mengekslusi seakan-akan teks adalah bidang yag kosong, sebaliknya teks adalah bagian kecil dari struktur besar masyarakat.

Model yang diperkenalkan Teun A Van Dijk ini sering disebut kognis sosial. Van dijk tidak mengeksklusi modelnya semata-mata dengan menganalisis teks semata. Ia juga melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/ pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu. Tiga dimensi bangunan : teks, kognis sosial, dan konteks sosal. Inti analisis Van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut kedalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Kognisi sosial dipelajari proses produks teks berita yang melibatkan kognisi individu. Sedangkan aspek ketiga mempelajari


(21)

14

bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah.

Model dari analisis Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Model Analisis Teun A Van Dijk

Sumber : Eriyanto, Analisis Wacana 2001 A. Teks

Van dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur atau tingkatan masing-masing bagian saling mendukung. Van dijk membaginya kedalam tiga tingkatan:

1. Struktur makro

Struktur makro merupakan makna global atau umum dari suatu teks yag dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Elemen wacana Van Dijk yang akan diamati dalam struktur makro adalah :

Konteks sosial

Kognisi sosial Teks


(22)

15

a. Temantik

Tema atau topik yang dikedepankan dalam suatu berita. Topik menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh penulis dalam hasil tulisan tersebut. Topik menunjukan konsep dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu tulisan.

2. Superstruktur

Superstruktur merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun secara utuh. Elemen yang akan diteliti pada superstruktur adalah :

a. Skematik

Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukan bagaimaa bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.

3. Struktur mikro

Struktur mikro merupakan makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, prosisi, anak kalimat, parafrase dan gambar. Elemen yang akan diteliti pada struktur mikro adalah :


(23)

16

a. Semantik

Makna yang ingin ditekanka dalam suatu teks dengan memberi detil pada satu sisi atau membuat eksplisit satu sisi dan mengurangi sisi yang lain.

b. Sintaksis

Bentuk dan sususnan kalimat yang dipilih, seperti koherensi dan kata ganti.

c. Stilistik

Pilihan kata yang dipakai dalam suatu teks, seperti leksikon yaitu pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pemilihan kata yang dipakai tidak hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukan pemaknaa seseorang terhadap fakta dan realitas.

d. Retoris

Penekaanan kata yang dipilih menggunakan penekanan, seperti grafis, metafora dan ekspresi.

B. Kognisi Sosial

Analisis wacana tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks, tetapi juga bagaimana suatu teks diproduksi. Struktur wacana itu sendiri menunjukan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks


(24)

17

tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pamakai bahasa, atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa. Karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa.

Peristiwa dipahami dan dimengerti didasarkan pada skema. Van Dijk menyebut skema ini sebagai model. Skema dikonseptualisasikan sebagai struktur mental di mana tercakup di dalamnya bagaimana kita memandang manusia, peranan sosial, dan peristiwa. Skema menunjukan bahwa kita menggunakan struktur mental untuk menyeleksi dan memproses informasi yang datang dari lingkungan. Skema sangat ditentukan oleh pengalaman dan sosialisasi. Sebagai sebuah struktur mental, skema menolong kita menjelaskan realitas dunia yang kompleks.

Skema bekerja secara aktif untuk mengkonstruksi realitas dan memahami apa yang harus dipahami, maknai, dan ingat tentang sesuatu. Skema menggambarkan bagaimana seseorang menggunakan informasi yang tersimpan dalam memorinya dan bagaimana itu diintergrasikan dengan informasi baru yang menggambarkan bagaimana peristiwa dipahami, ditafsirkan, dan dimasukan sebagai bagian dari pengetahuan mengenai suatu realitas.


(25)

18

Pemahaman realitas dipengaruhi oleh pengalaman dan memori. Model yang tertanam dalam ingatan tidak hanya berupa gambaran pengetahuan, tetapi juga pendapat atau penilaian mengenai sebuah peristiwa. Penilaian itu mempunyai pengaruh besar pada teks yang ditemukan sat menggambarkan pembuat teks. C. Konteks Sosial

Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat sehingga untuk meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Titik penting dari analisis kognisi sosial adalah untuk menunjukan makna yang dihayati bersama. Menurut Van Dijk, dalam analisis mengenai masyarakat ini ada dua poin yang penting :

1. Kekuasaan ( power )

Van Dijk mendefinisikan kekuasaa tersebut sebagai kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok ( atau anggotanya ), satu kelompok untuk mengontrol kelompok (atau anggota) dari kelompok lain.

Kekuasaan yang dimaksud umumnya didasarkan pada kepemilikan atas sumber-sumber yang bernilai, seperti uang, status, dan pengetahuan juga secara tidak langsung mengontrol dengan jalan mempengaruhi kondisi mental, seperti kepercayaan, sikap dan pengetahuan.


(26)

19

2. Akses ( acces )

Analisis wacana Van Dijk, memperhatikan bagaimana akses di antara masing masing kelompok dalam masyarkat. Akses yang lebih besar bukan hanya memberi kesempatan untuk mengontrol kesadaran khalayak lebih besar, tetapi juga menentukan topik apa dan isi wacana apa yang dapat disebarkan dan didiskusikan kepada khalayak.

1.5.2 Kerangka konseptual

Pada kerangka konseptual ini pengumpulan data dengan pencarian informasi mengenai kritik sosial dalam tema tanah pada pegelaran teater komunitas celah-celah langit Bandung.

Analisis wacana kritis adalah sebuah upaya atau proses (penguraian) untuk memberi penjelasan dari sebuah teks (realita sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok dominan yang kecenderungannya mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh apa yang diinginkan. Artinya, dalam sebuah konteks, maksudnya disini adalah pagelaran teater tema tanah yang dilakukan oleh komunitas celah-celah langit Bandung, harus disadari akan adanya kepentingan. Oleh karena itu, analisis yang terbentuk nantinya disadari telah dipengaruhi dari Iman Soleh sebagai sutradara dan para pemain teater sebagai penulis. Selain itu harus disadari pula bahwa dibalik wacana itu


(27)

20

terdapat makna dan citra yang diinginkan serta kepentingan yang sedang diperjuangkan.

Teun A Van Dijk menggambarkan tiga dimensi wacana yaitu :

1. Teks

Teks meneliti mengenai bagaimana struktur teks dan strategi wacana dipakai untuk menegaskan tema tanah pada pagelaran teater komunitas celah-celah langit Bandung.Van dijk membaginya kedalam tiga tingkatan:

a. Struktur makro

Makna tanah menjadi makna global yang akan menjadi topik yang diamati. Peneliti mengamati makna global pada teks naskah Tanah pada pagelaran yang dilakukan komunitas celah-celah langit Bandung.

b. Superstruktur

Kerangka teks atau naskah tanah seperti bagian pendahuluan, isi, penutup dan kesimpulan merupakan makna wacana yang dapat diamati, juga pemikiran para pemain yang juga sebagai pembuat naskah dan Iman Soleh sebagai sutradara yang menjadikan semua ide naskah menjadi suatu bentuk naskah yang tersusun secara utuh.


(28)

21

c. Struktur mikro

Makna wacana yang diamati dari bagian kecil dari teks atau naskah tanah yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar.

2. Kognisis Sosial

Analisis wacana tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks, tetapi juga bagaimana suatu teks diproduksi. Struktur naskah tanah menunjukan sejumlah makna mengenai permasalahan tanah, dengan tema tanah teks naskah tanah bercerita pentingnya menghargai tanah tempat manusia berpijak dan mencari penghidupan. Pada teks tanah itu pula turut memasukan beberapa unsur ide, opini dan pendapat para pembuat naskah tanah itu, termasuk pula ideologi dari para pemain dan sutradara Iman Soleh yang turut andil membuat naskah.

3. Konteks Sosial

Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah struktur dari teks. Cara memandang atau melihat suatu realita sosial itu melahirkan teks tertentu. Konteks sosial melihat bagaimana teks tanah itu dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan mengenai permasalahan yang berhubungan


(29)

22

dengan tanah yang berkembang dalam masyarakat. Titik penting dalam penelitian dari analisis ini adalah untuk menunjukan makna yang dihayati bersama. Menurut Van Dijk, ada dua poin yang penting dalam analisis mengenai masyaakat ini :

b. Kekuasaan ( power )

Kekuasaan di sini merupakan kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok, satu kelompok untuk mengontrol kelompok lain. Kekuasaan pengetahuan disini, tentu saja Iman Soleh sebagai penggerak dan pembuat naskah Tanah dalam komunitas Celah-celah Langit Bandung yag mengontrol secara fisik, langsung, dan persuasif.

c. Akses (acces)

Akses yang lebih besar bukan hanya memberi kesempatan untuk mengontrol kesadaran khalayak lebih besar, tetapi menentukan isi dan topik tanah yang dapat disebarkan dan didiskusikan kepada khalayak.


(30)

23

1.6 Pertanyaan Penelitian

Adapun beberapa pertanyaan penelitian yang akan diajukan:

1. Bagaimana Teks pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung?

a. Apakah arti tanah pada pagelaran teater komunitas celah-celah langit Bandung?

b. Bagaimana naskah tanah dapat diproduksi? c. Dari mana inspirasi tema tanah tersebut?

d. Apakah semua anggota ikut terlibat dalam pembuatan naskah tanah pada pagelaran teater ini?

e. Seberapa lama pembuatan naskah tanah ?

2. Bagaimana kognisi sosial pada naskah pagelaran tanah komunitas teater Celah-Celah Langit Bandung?

a. Apa makna dari tema tanah pada pagelaran teater komunitas celah-celah langit Bandung?

b. Bagaimana pendapat anda mengenai tema tanah yang diangkat? c. Ideologi apa yang mendasari terbentuknya naskah tersebut? d. Bagaimana pagelaran teater ini dalam memandang manusia?

e. Bagaimana peranan sosial dalam tema tanah pada pagelaran teater komunitas celah-celah langit Bandung?

f. Peristiwa apa yang melatar belakangi pembuatan naskah tema Tanah? 3. Bagaimana konteks sosial pada naskah pagelaran tanah komunitas teater


(31)

24

a. Bagaimana struktur sosial masyarakat dalam pagelaran teater ini? b. Pengetahuan apa yang kita dapat dalam pagelaran teater tema tanah

pada komunitas celah-celah langit Bandung?

c. Bagaimana pagelaran teater tema tanah ini diproduksi? d. Bagaimana cara mengontrol para pemain teater?

e. Bagaimana akses penyebaran pagelaran teater tema tanah pada pagelaran teater komunitas celah-celah langit Bandung?

1.7Subjek Penelitian dan Informan 1.7.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yaitu keseluruhan objek dimana terdapat beberapa narasumber atau informan yang dapat memberikan informasi tentang masalah yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Wawancara akan dilakukan berdasarkan kriteria tertentu kepada subjek penelitian.Wawancara akan dilakukan kepada pembuat naskah yaitu para pemain teater komunitas Celah-Celah Langit Bandung dan Iman Soleh sebagai salah satu penulis dan sutradara pagelaran teater tema tanah pada pagelaran teater komunitas celah-celah langit Bandung. Menurut Webster s New Collegiate Dictionary :

Seorang informan adalah seorang pembicara asli yang berbicara dengan mengulang kata-kata, frasa, dan kalimat dalam bahasa atau dialeknya sebagai model imitasi dan sumber informasi . (Spradley, 2006:39).


(32)

25

1.7.2 Informan Penelitian

Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang, karena memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai objek penelitian tersebut. Informan dalam penelitian ini yaitu berasal dari wawancara langsung yang disebut sebagai narasumber. Adapun definisi narasumber menurut Bagong Suyatna adalah Peranan informan dalam mengambil data yang akan digali dari orang-orang tertentu yang dinilai menguasai persoalan yang hendak diteliti, mempunyai keahlian dan berwawasan cukup (Suyatna, 2005 :72)

Informan dipilih secara purposive (purposive sampling) berdasarkan aktivitas mereka dan kesediaan mereka untuk mengeksplorasi pengalaman mereka secara sadar dam tidak sadar. Peneliti dapat memilih informan, atau bisa juga informan yang mengajukan secara sukarela.

Pada penelitian ini, peneliti menarik orang-orang yang berada di komunitas celah-celah langit Bandung sebagai informan yang menjadi sutradara dan pemain teater yang berjumlah 4 orang dari keseluruhan 13 orang dan 1 orang petani. Jumlah 4 orang berdasarkan pra riset sebelumnya yang berbentuk wawancara kecil dan observasi dimana informan yang akan diwawancara adalah benar benar berkompeten dan anggota dari komunitas Celah-Celah Langit.


(33)

26

Pengambilan informan secara sengaja sesuai dengan persyaratan atau kriteria tertentu yang diperlukan. Penelitian ini menggunakan informan yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian.

Informan diambil berdasarkan penilaian (judgment) peneliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas (memenuhi persyaratan) untuk dijadikan informan. Oleh karenanya agar tidak sangat subjektif, sebagai penulis, penulis memahami ciri dan karakteristik objek atau informan yang sesuai dengan persyaratan dan tujuan penelitian sehingga memperoleh data yang akurat.

Data informan tersebut ditampilkan sebagai berikut :

Table 1.1 Informan Penelitian

No Nama Keterangan

1 Iman Soleh Sutradara dan editor 2 Dhery Saefulloh Pemain

3 Peri Sandi Pemain 4 Harry Pangabdian Maulana Yususf pemain 5 Pardi petani


(34)

27

1.8Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian yang digunakan adalah dengan teknik analisis Wacana.

Analisis wacana menurut Kartomiharjo adalah

Cabang ilmu bahasa yang dikembangkan untuk menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar daripada kalimat.Analisis wacana lazim digunakan untuk menemukan makna wacana yang persis sama atau paling tidak sangat ketat dengan makna yang dimaksud oleh pembicara dalam wacana lisan, atau oleh penulis dalam wacana tulis.

(Kartomiharjo, 1999 : 21)

Analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. Wacana adalah suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subjek yang mengemukakan suatu pernyataan. Pengungkapan ini dilakukan diantaranya dengan menempatkan diri pada posisi sang pembicara denga penafsiran mengikuti struktur makna dari sang pembicara.

Berdasarkan analisisnya, ciri dan sifat wacana menurut Syamsuddin (1992 : 6) analisis wacana dapat dikemukakan sebagai berikut :


(35)

28

2. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks, dan situasi.

3. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui interpretasi semantik.

4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa.

5. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara fungsional.

Ciri- ciri dasar lain dapat diramu dari pendapat beberapa ahli, seperti Merrit, Sclegloff, dan Sacls, Fraser, Searle, Richard, Halliday, Hasan, dan Horn, antara lain sebagai berikut. (Syamsuddin, 1992 :6) 1. Analisis wacana bersifat interpretatif pragmatis, baik bentuk bahasa

maupun maksudnya

2. Analisis wacana banyak bergantung pada interpretasi terhadap konteks dan pengetahuan yang luas.

3. Semua unsur yang terkandung di dalam wacana dianalisis sebagai suatu rangkaian.

4. Wujud bahasa dalam wacana itu lebih jelas karena didukung oleh situasi yang tepat.

5. Khusus untuk wacana dialog, kegiatan analisis terutama berkaitan dengan pertanyaan, jawaban, kesempatan berbicara, penggalan percakapan dan lain-lain.


(36)

29

Berdasarkan penjelasan teknik analisis wacana dan mengetahui dengan jelas kritik sosial dalam tema tanah pada pagelaran teater komunitas celah-celah langit Bandung.

1.9Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti berupa: 1. Analisis wacana

Analisis wacana adalah suatu disiplin ilmu yang berusaha mengkaji penggunaan bahasa yang nyata dalam komunikasi.

Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti dan menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah baik lisan maupun tulisan, misalnya pemakaian bahasa dalam komunikasi sehari-hari . (Stubbs, 1983 : 1)

Apabila digambarkan, makan skema penelitian dan metode yang bisa dilakukan dalam kerangka Van Dijk adalah :

a. Teks

Menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu. Bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkirkan suatu kelompok, gagasan, atau peristiwa tertentu. Metode penelitian yang dipakai adalah critical linguistik.


(37)

30

b. Kognisi Sosial

Menganalisis bagaimana kognisi penulis dalam memahami seseorang atau peristiwa tertentu yang akan ditulis. Metode penelitian yang dipakai adalah wawancara mendalam.

c. Konteks Sosial

Menganalisis bagaimana wacana yang berkembang dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa yang digambarkan. Metode yang dipakai adalah studi pustaka, dan penelusuran sejarah.

2. Wawancara Mendalam (In-depth Interview)

Untuk memperoleh informasi secara akurat dari narasumber langsung sebagai data primer, peneliti melakukan metode wawancara. Wawancara adalah cara pengumpulan data yang dalam pelaksanaannya mengadakan Tanya jawab terhadap orang-orang yang erat kaitannya dengan permasalahan, baik secara tertulis maupun lisan guna memperoleh keterangan atas masalah yang diteliti :

wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai orang yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewee) sebagai orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu . (Koentjaradiningrat, 1986:136)

Wawancara dapat dilakukan beberapa kali untuk memberikan data-data yang benar-benar aktual. Seperti juga dalam metode penelitian lainnya, kualitatif sangat bergantung dari data dilapangan dengan melihat fakta-fakta yang ada. Data yang terus bertambah dimanfaatkan untuk


(38)

31

verifikasi teori yang timbul dilapangan, kemudian terus-menerus disempurnakan selama penelitian berlangsung.

3. Observasi

Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatannya terhadap objeknya secara langsung, seksama dan sistematis. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan Observasi naturalistik dalam konteks natural tertentu selama periode tertentu, dengan menggunakan sejumlah teknik pengumpulan informasi. Para peneliti lapangan meneliti segala hal tempat ,pola pola relasi personal, reaksi orang pada kejadian dan sebagainya.

4. Studi Literatur

Dalam studi literatur ini penulis menganut sistem kepustakaan terbuka dimana dengan mengumpulkan data atau keterangan melalui bahan bacaan mengenai masalah yang diteliti. Dengan teknik kepustakaan ini diharapkan mendapat dukungan teori dalam pembahasan masalah, yaitu dengan mengutip pendapat-pendapat para ahli, hal ini diharapkan akan memeperjelas dan memperkuat pembahasan yang akan diuraikan.

5. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.


(39)

32

6. Penelusuran Data Online

Penelusuran data online menurut Burhan Bungin adalah :

Tata cara melakukan penelusuran data melalui media online

seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis (Bungin, 2008: 148). Dari pendapat Burhan Bungin yang dikutip diatas, peneliti menggunakan sumber yang online sebagai data pendukung untuk kebutuhan informasi penelitian ini, baik dengan menggunakan jasa

search engine seperti: google, yahoo, dan blog karena didalam situs ini banyak informasi-informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian ini. Jadi, sudah selayaknya untuk mendapatkan informasi yang berkaitan, yang bisa didapat dari jaringan online untuk umum.

1.10 Teknik Analisa Data

Suatu kegiatan yang mengacu pada penelaahan atau pengujian yang sistematik mengenai suatu hal dalam rangka mengetahui bagian-bagian, hubungan diantara bagian, dan hubungan bagian dengan keseluruhan. Menurut Bodgan & Biklen bahwa:

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang


(40)

33

penting dan apa yang dipelajari, dan memmutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Bodgan dan Biklen dalam Moleong, 2005:248)

Logika yang dilakukan dalam penarikan kesimpulan penelitian kualitatif bersifat induktif (dari yang khusus kepada yang umum), seperti dikemukakan Faisal (dalam Bungin, 2003: 68-69):

Dalam penelitian kualitatif digunakan logika induktif abstraktif. Suatu logika yang bertitik tolak dari khusus ke umum ; bukan dari umum ke khusus sebagaimana dalam logika deduktif verifikatif. Karenanya, antara kegiatan pengumpulan data dan analisis data menjadi tak mungkin dipisahkan satu sama lain. Keduanya berlangsung secara simultan atau berlangsung serempak. (Faisal, 2003 : 68-69)

Tabel 1.2

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli

1 TAHAP

PERSIAPAN Pengajuan Judul

Persetujuan Judul

2 TAHAP

PENELITIAN

Wawancara

3 TAHAP

PENYUSUNAN Pengolahan Data

Analisis Data Penyusunan 4 SIDANG


(41)

34

1.11 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.11.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di komunitas Celah Celah Langit daerah Ledeng Bandung. Penelitian yang dilakukan tidak terfokus pada satu tempat, tetapi dilakukan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan informan.

1.11.2Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini kurang lebih selama 5 bulan, yaitu mulai dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Juli 2011.

1.12. Sistematika Penulisan

Penulisan Penelitian ini dapat diuraikan dengan sistematika berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Mencakup tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian (meliputi; kegunaan teoritis, kegunaan praktis), kerangka pemikiran, teknik pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data , subjek penelitian dan informan, lokasi dan waktu penelitian (meliputi; lokasi penelitian, waktu penelitian) dan sistematika penelitian.


(42)

35

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Mencakup tentang tinjauan mengenai komunikasi, tinjauan tentang analisis wacana kritik social.

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Mencakup gambaran umum Celah Celah Langit Bandung (meliputi; sejarah, visi misi, moto, logo), khususnya kepada para pemain dan sutradara yang sekaligus pembuat naskah

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Terdiri atas Analisis Data Responden dan Analisis Data Penelitian dan pembahasan data penelitian.

BAB V : PENUTUP

Bab ini mengenai kesimppulan dari seluruh bab dan saran dari peneliti untuk Komunitas teater khususnya Celah celah Langit Bandung.


(43)

36

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi secara bebas dipergunakan oleh setiap orang dalam masyarakat. Istilah komunikasi berasal dari kata latin Communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. (Effendy 1998:9)

komunikasi atau proses komunikasi harus adanya persamaan makna antara komunikator dengan komunikan, sehingga pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat direrima dengan baik oleh komunikan (Effendy, 2003:9).

Komunikasi juga sebagai penyebaran informasi dari pimpinan kepada bawahan. Untuk lebih jelas penulis kemukakan mengenai pengertian komunikasi.

Menurut Hovland dalam Effendy (1986:10) memberikan definisi bahwa komunikasi sebagai communication is process to modify the behavior of other individual (komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain). Wexley dan Yulk dalam Warsanto (2002:153) mengemukakan komunikasi adalah communication can be defined as the transmission of information between two or more person (komunikasi dapat diberikan definisi sebagai pengiriman informasi antara dua orang atau lebih).


(44)

37

Sedangkan menurut Kartini Kartono (1982:23) mengemukakan bahwa komunikasi adalah kapasitas individu dan kelompok untuk menyampaikan perasaan, pikiran, ide-ide sendiri kepada orang lain .

Dari beberapa pengertian mengenai komunikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan atau informasi antara dua orang atau lebih, untuk memperoleh kesamaan arti atau makna diantara mereka

2.1.2Tujuan Komunikasi

Kegiatan komunikasi yang manusia lakukan sehari-hari tentu memiliki suatu tujuan tertentu yang berbeda-beda yang nantinya diharapkan dapat tercipta saling pengertian. Berikut tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy:

1. Perubahan sikap (Attitude change) 2. Perubahan pendapat (Opinion change) 3. Perubahan prilaku (Behavior change)

4. Perubahan sosial (Social change) (Effendy, 2003 : 8)

Dari empat poin yang dikemukakan oleh Onong Uchjana effendy, dapat disimpulkan bahwa komunikasi bertujuan untuk merubah sikap, pendapat, perilaku, dan pada perubahan sosial masyarakat. Sedangkan fungsi dari komunikasi adalah sebagai penyampai informasi yang utama, mendidik, menghibur dan yang terakhir mempengaruhi orang lain dalam bersikap dan bertindak.


(45)

38

2.1.3 Fungsi Komunikasi

Komunikasi dalam pelaksanaannya memiliki berbagai macam fungsi dalam kehidupan manusia, seperti berikut ini ;

1. Menyampaikan informasi (to inform) 2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain)

4. Mempengaruhi (to influence) (Effendy, 2003 :8)

Dari poin tersebut diatas, biasanya selalu ada dan terkandung pada setiap pesan yang disampaikan, baik melalui media cetak atau elektronik ataupun pada lisan dan tulisan. Penyampaian informasi ini merupakan hal umum dan biasa dalam kehidupan sehari-hari, mendidik

(to educate) biasanya fungsi ini dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai pengajar (guru, dosen), hiburan merupakan salah satu fungsi komunikasi yang cukup diminati karena adanya faktor kesenangan, mempengaruhi (to influence) biasanya bersatu dengan penyampaian informasi.

2.1.4 Proses Komunikasi

Komunikasi tidak bisa terlepas dari proses. Oleh karena itu apakah suatu komunikasi dapat berlangsung dengan baik atau tidak tergantung dari proses yang berlangsung tersebut. Menurut Rusady Ruslan proses komunikasi adalah :

Diartikan sebagai transfer informasi atau pesan-pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima


(46)

39

pesan sebagai komunikan, dalam proses komunikasi tersebut bertujuan (feed back) untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) atau antar kedua belah pihak. (Ruslan 1999 : 69). Sementara itu menurut onong Uchjana Effendy proses komunikasi terbagi dua tahap, berikut uraiannya :

1. Proses komunikasi secara primer

Proses pencapaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa.

2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua yang sering digunakan diantaranya adalah surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan lain lain. (Effendy, 1984 : 11-17).

Pentingnya peranan media yakni media sekunder dalam proses komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak. Jelas efisien karena dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya, bukan satu jutaan,


(47)

40

melainkan puluhan juta, bahkan ratusan juta, seperti misalnya pidato kepala negara yang disiarkan melalui radio atau televisi.

2.1.5 Komponen - Komponen Dalam Proses Komunikasi

Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi terdiri dari proses yang di dalamnya terdapat unsur atau komponen. Menurut Effendy (2005:6), Ruang Lingkup Ilmu Komunikasi berdasarkan komponennya terdiri dari :

1. Komunikator (communicator) dan Komunikan (communicant) 2. Pesan (message)

3. Media (media) 4. Efek (effect) 5. Lingkungan

Untuk itu, Lasswell memberikan paradigma bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

2.1.5.1. Komunikator dan Komunikan

Komunikator dan komunikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam proses komunikasi. Komunikator sering juga disebut sebagai sumber atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender, atau encoder.

Hafied Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi mengatakan bahwa:


(48)

41

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga (Cangara, 2004:23).

Begitu pula dengan komunikator atau penerima, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver.

Cangara menjelaskan, Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau negara . Selain itu, dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber .

Cangara pun menekankan:

Kenallah khalayakmu adalah prinsip dasar dalam berkomunikasi. Karena mengetahui dan memahami karakteristik penerima (khalayak), berarti suatu peluang untuk mencapai keberhasilan komunikasi (Cangara, 2004:25).

2.1.5.2. Pesan

Pesan yang dalam bahasa Inggris disebut message, content, atau

information, salah unsur dalam komunikasi yang teramat penting, karena salah satu tujuan dari komunikasi yaitu menyampaikan atau mengkomunikasikan pesan itu sendiri. Cangara menjelaskan bahwa:


(49)

42

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda (Cangara, 2004:23).

2.1.5.3. Media

Media dalam proses komunikasi yaitu, Alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima (Cangara, 2004:23).

Media yang digunakan dalam proses komunikasi bermacam-macam, tergantung dari konteks komunikasi yang berlaku dalam proses komunikasi tersebut. Komunikasi antarpribadi misalnya, dalam hal ini media yang digunakan yaitu pancaindera.

Selain itu, Ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi (Cangara, 2004:24).

Lebih jelas lagi Cangara menjelaskan, dalam konteks komunikasi massa media, yaitu:

Alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya surata kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk, dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, electronic board, audio casette, dan semacamnya (Cangara, 2004:24).


(50)

43

2.1.5.4. Efek

Efek atau dapat disebut pengaruh, juga merupakan bagian dari proses komunikasi. Namun, efek ini dapat dikatakan sebagai akibat dari proses komunikasi yang telah dilakukan. Seperti yang dijelaskan Cangara, masih dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi , pengaruh atau efek adalah:

Perbedaaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang (De Fleur, 1982, dalam Cangara, 2004:25).

Oleh sebab itu, Cangara mengatakan, Pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan (Cangara, 2004:25).

2.1.5.5 Lingkungan

Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.

Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis. Komunikasi sering kali sulit dilakukan karena faktor jarak yang begitu


(51)

44

jauh, dimana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor pos atau jalan raya.

Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik yang bisa terjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat, dan status sosial. Dimensi psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung perasaan orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak. Dimensi psikologis ini bisa disebut dimensi internal.

Sedangkan dimensi waktu menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya musim. Namun perlu diketahui karena dimensi waktu maka informasi memiliki nilai.

Jadi, setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling bergantung satu sama lainnya. Artinya, tanpa keikutsertaan satu unsur akan memberi pengaruh pada jalannya komunikasi. (Cangara, 2005 : 23). 2.1.6 Lingkup Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu , Teori dan Filsafat Komunikasi (2003:52), ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah dan meneliti kegiatan-kegiatan komunikasi manusia yang luas ruang lingkup (scope)-nya dan banyak dimensinya.


(52)

45

Para mahasiswa acap kali mengklasifikasikan aspek-aspek komunikasi ke dalam jenis-jenis yang satu sama lain berbeda konteksnya. Berikut ini adalah penjenisan komunikasi berdasarkan konteksnya :

A. Bidang Komunikasi

yang dimaksud dengan bidang ini adalah bidang pada kehidupan manusia, dimana diantara jenis kehidupan yang satu dengan jenis kehidupan lain terdapat perbedaan yang khas, dan kekhasan ini menyangkut pula proses komunikasi. Berdasarkan bidangnya, komunikasi meliputi jenis-jenis sebagai berikut:

1. komunikasi sosial (social communication)

2. komunikasi organisasi atau manajemen (organizational or management communication)

3. komunikasi bisnis (business communication) 4. komunikasi politik ( political communication )

5. komunikasi internasional ( international communication ) 6. komunikasi antar budaya ( intercultural )

7. komunikasi pembangunan ( development ) 8. komunikasi tradisional ( traditional )

B. Sifat Komunikasi ditinjau dari sifatnya komunikasi dklasifikasikan sebagai berikut:

1. komunikasi verbal (verbal), diantaranya: a. komunikasi lisan


(53)

46

b. komunikasi tulisan

2. komunikasi nirverbal ( nonverbal ) a. kial ( gestural )

b. gambar ( pictorial ) c. tatap muka (face to face) d. bermedia (mediated) C. Tatanan Komunikasi

Tatanan komunikasi adalah proseskomunikasi ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar. Berdasarkan situasi komunikasi seperti itu, maka diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut: 1. Komunikasi Pribadi ( personal )

a. komunikasi intrapribadi (intrapersonal ) b. komunikasi antarpribadi (interpersonal) 2. Komunikasi kelompok (group)

a. komunikasi kelompok kecil b. komunikasi kelompok besar 3. komunikasi massa

a. komunikasi media massa cetak (printed mass media)

b. komunikasi media massa elektronik (electronic mass media) D. Fungsi Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu , Teori dan Filsafat Komunikasi (2003:55), Fungsi Komunikasi antara lain:


(54)

47

a. Menginformasikan ( to Inform ) b. Mendidik (to educate )

c. Menghibur (to entertaint ) d. mempengaruhi (to influence)

E. Metode Komunikasi

Istilah metode dalam bahasa Inggris Method berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk kepada tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan, dan logis.

Atas dasar pengertian diatas, Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu , Teori dan Filsafat Komunikasi (2003:56), metode komunikasi meliputi kegiatan2 yang teroganisaasi sebagai berikut :

1. jurnalisme

a. jurnalisme cetak b. jurnalisme elektronik 2. hubungan masyarakat 3. periklanan

4. propaganda 5. perang urat syaraf 6. perpustakaan


(55)

48

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Untuk memberikan batasan tentang komunikasi massa dan setiap bentuk komunikasi massa memiliki cirri tersendiri. Begitu mendengar istilah komunikasi massa, biasanya yang muncul dibenak seseorang adalah bayangan tentang surat kabar, radio, televise atau film.

Banyak pakar komunikasi yang mengartikan komunikasi massa dari berbagai sudut pandang, seperti halnya Jalaludin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi, menjabarkan bahwa komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym, melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara dan sesaat. (Rahkmat, 1993:77)

Sedangkan, definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yang dikutip peneliti dalam buku Komunikasi Massa, yakni pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. (Ardiyanto dan Erdinaya, 2004:3)

Berbeda halnya dengan Effendy yang mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televise yang ditujukan kepada kepada umum, dan film yang dipertunjukan gedung-gedung bioskop. (Effendy, 2003:79)

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu


(56)

49

disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan yang luas yang dihadiri oleh ribuan orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media yang termasuk media massa adalah radio, televisi, surat kabar, majalah, film, dan sebagainya.

2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa secara umum menurut Karlinah dalam buku karangan Ardiyanti dan Erdinaya (2004:19-22), Komunikasi Massa, antara lain adalah:

1. Fungsi Informasi

Fungsi informasi dari media massa adalah penyebar informasi yang merupakan suatu kebutuhan pembaca, pendengar atau pemirsa.

2. Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan dari media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya, karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik, melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembacanya.

3. Fungsi Mempengaruhi

Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implicit terdapat pada tajuk, features, iklan, artikel, dan sebagainya, dimana khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan di televisi ataupun surat kabar. 4. Proses Pengembangan Mental


(57)

50

Untuk mengembangkan wawasan kita membutuhkan berkomunikasi dengan orang lain, karena melalui komunikasi, manusia akan bertambah pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Hal ini sesuai dengan fungsi komunikasi massa, yakni fungsi proses pengembangan mental.

5. Fungsi Adaptasi Lingkungan

Fungsi adaptasi lingkungan adalah setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk dapat bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses penyesuaian tersebut.

6. Fungsi Memanipulasi Lingkungan

Memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk mempengaruhi. Setiap orang berusaha untuk saling mempengaruhi dunia dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikasi digunakan sebagai alat control utama dan pengaturan lingkungan.

2.2.3 Ciri-ciri Komunikasi Massa

Ciri-ciri komunikasi massa menurut Onong Uchjana Effendy. Yaitu: a. komunikator pada komunikasi massa melembaga

b. pesan komunikasi massa bersifat umum

c. komunikasi massa menimbulkan keserempakan d. komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen e. komunikasi massa berlangsung satu arah (Effendy, 2000:37)


(58)

51

Komunikator melakukan komunikasi atas nama organisasi atau institusi, maupun instansi. Mempunyai struktur organisasi garis tanggung jawab tertentu sesuai dengan kebijakan dan peraturan lembaganya.

Komunikasi massa menyampaikan pesan yang ditujukan kepada umum, karena mengenai kepentingan umum pula. Maka komunikasi yang ditujukan perorangan atau sekelompok orang tertentu tidak termasuk ke dalam komunikasi massa. Komunikasi massa mencapai komunikasn dari berbagai golongan, berbagai tingkat pendidikan, usia, maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda.

Komunikasi melalui media massa dapat dinikmati oleh komunikan yang jumlahnya tidak terbatas dan terpisah secara geografis pada saat yang sama.

Komunikasi massa menyebarkan pesan yang menyangkut masalah kepentingan umum. Oleh karenanya, siapapun dapat memanfaatkannya. Komunikan tersebar dan terdiri atas berbagai latar belakang yang berbeda beda.

2.3 Tinjauan tentang Jurnalistik

2.3.1 Pengertian dan Sejarah Jurnalistik

Jurnalistik atau journalism berasal dari perkataan journal, artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga surat kabar. Journal berasal dari perkataan latin diurnalis, artinya harian atau


(59)

52

tiap hari. Dari perkataan itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang-orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik.

MacDougall dalam buku jurnalistik teori dan praktik, menyebutkan bahwa jurnalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa. Jurnalisme sangat penting di mana pun dan kapan pun. Jurnalisme sangat diperlukan dalam suatu Negara demokratis. Tak peduli perubahan-perubahan apa pun di masa depan, baik perubahan social, ekonomi, politik maupun yang lainnya. Tak dapat dibayangkan, akan pernah ada saatnya ketika tiada seorang pun yang fungsinya mencari berita tentang peristiwa yang terjadi dan menyampaikan berita tersebut kepada khalayak ramai, dibarengi dengan penjelasan tentang peristiwa itu.

Asal mula istilah jurnalistik berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu de jour yang berarti hari, istilah tersebut karena pada masa itu dalm politik Yunani terdapat suatu lembara-lembaran yang berisikan kejadian-kejadian pada hari itu yang setiap harinya ditulis dan ditempelkan di pusat-pusat keramaian kota untuk diberitakan. pada masa yang lain, istilah lain tentang jurnalistik pun muncul pada zaman Romawi kuno yaitu Acta Diurna , yang berarti lembaran yang ditempelkan di dinding yang berisikan peraturan-peraturan yang dibuat oleh senator, dan dari situlah asal muasal munculnya media massa. Menurut sejarah pers, pada awalnya kegiatan jurnalistik hanya memberitakan hal-hal yang bersifat informasi saja.


(60)

53

2.4Tinjauan Tentang Komunitas

Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.

Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir, hutan jati.

Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat berdasarkan :

1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil

2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan,dll

3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim,


(61)

54

misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.

Karakter komunitas dibagi menjadi 3 bagian, diantaranya yaitu :

1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.

2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan

3. Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut konsep mutahir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.


(1)

145

DAFTAR PUSTAKA

A.

BUKU

Bungin. 2003. Analisa Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Cangara, Hafied. 1988. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press.

Effendy, Onong. Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.

Effendy, Onong Uchjana. 1998. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktik. Bandung :

PT. Remaja Rosdakarya

Effendi, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra

Aditya Bhakti, Bandung

Eriyanto, 2001. Analisis Wacana. LkiS, Jogjakarta.

Hamid Hasan Lubis. 1991. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung:Angkasa

Hikmat, Mahi. 2011. Hukum dan Etika Pers. Bandung: Baticpress.

Jaeni. 2007. Komunikasi Seni Pertunjukan. Bandung: Etnoteater Publisher

Moleong, Lexy. J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, Dedi. 2001. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Cespur: Malang.

Rakhmat, Jalaludin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.


(2)

150

Sobur, Alex, Analisis Teks Media. Bandung :Remaja Rosda Karya 2004

B. SUMBER LAIN:

http://www.scrib.comdi download pada 12 Maret 2011 pukul 21.00 WIB

http://www.scribd.comdi download pada 12 Maret 2011 pukul 21.00 WIB

http://www.ifajarwadi.blogdetik.com di download pada 12 Maret 2011 pukul

21.00 WIB

http://delianur-hasba.blogspot.com/feeds/post/default di download pada 12 Maret

2011 pukul 21.00 WIB

http://apadefinisinya.blogspot.com didownload pada 26 Maret 2011 pukul 13.00

WIB

http://blog.ub.ac.id/caldhela/2010/06/27/7-tradisi-dalam-teori-komunikasi/

didownload pada 22 Juni 2011 pukul 15.00 WIB

http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/pesona-puisi/pengertian-teks-dalam-sastra/didownload pada 22 Juni 2011 Pukul 15.45 WIB

http://www.total.or.iddidownload pada 22 Juni 2011 Pukul 15.47 WIB

http://www.artikata.com/arti-341985-naskah.html didownload pada 22 Juni 2011

Pukul WIB

C. Karya Ilmiah :

Siti Zakiah, Sarah. 2011. KOMUNIKASI REMAJA BROKEN HOME (Studi


(3)

151

Tuanya di Kota Bandung). Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Thadi, Robeet.2007. KAMPANYE POLITIK PILKADA LANGSUNG PROVINSI BENGKULU DALAM MEDIA CETAK LOKAL (Analisis Wacana Pemberitaan kampanye Agusrin M. Najamuddin dalam pemilihan Gubernur Bengkulu pada Harian Rakyat Bengkulu). Bandung : Universitas Padjajaran


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Sawtri Dian Ekawati

Alamat : Jl. Pahlawan Sukaluyu 1 Rt.08 Rw.06 No.18 Bandung

Kode Post : 40122

Nomor Telepon : 085722405535

Email : aviesawitri@rocketmail.com Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Kelahiran : Bandung, 11 Juli 1989 Status Marital : Lajang

Warga Negara : Indonesia Agama : Islam


(5)

Riwayat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengalaman Kerja

1. Pendidikan

Sekolah Tempat Tahun

SDN Muararajeun I Bandung 1994 2000 SLTP Kartika III 1 Bandung 2001 2003 SMA Kartika Siliwangi 1,

Jurusan IPA

Bandung 2004 2006 Universitas Komputer

Indonesia (semester 5) , program study : S1 Ilmu komunikasi

Konsentrasi : Jurnalistik

Bandung 2007 sekarang

2. Training Seminar :

No Periode Seminar / Workshop

1 20 Juni 2008 Mentoring Agama 2 2009 Study Tour Mass Madia 3

29 Desember 2009

Seminar Budaya Preneurship Mengangkat Budaya Bangsa Melalui Jiwa Entrepeneur

4 Oktober 2010 Pemaparan Makalah Kebumian, Badan Geologi 5 4 Maret 2010 Tabble Manner Course di Amarossa Hotel


(6)

3. Pengalaman kerja

Event Jabatan Tahun kerja

Yamaha Free Your Soul L O 2008 Dream Girl Global Tv L O 2009

Sabun Lux L O 2009

Ciwalini SPG 2010

Indonesia Mencari Bakat Trans Tv

LO 2010

Indosan Gathering outlet

LO 2010

Ardan 20th Cantik Annyversari

LO 2010

Lets Dace Global Tv LO 2010 Nick Carnival Global

Tv

PD 2010

Electric Youth 3# PD 2010 Mensana Bettle Ekskul PD 2011 Games Extreme rekor

Muri

PD 2011

VJ Hunt Global TV Team Leader 2011 Nick Carnival Global

Tv

PD 2011

Lip Ice Girl search 2011