FEDERALISME DI AUSTRALIA di celah

FEDERALISME DI AUSTRALIA
Oleh Stefani Dyah Retno Pudyanti

- 15/384163/SP/26875

Mahasiswa S1 Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada

Australia merupakan salah satu negara di dunia yang menganut sistem federasi atau
lebih dikenal juga dengan negara bagian. Saat ini Australia suatu negara merdeka terbagi
menjadi enam negara bagian dan dua wilayah teritori. Enam negara bagian di Australia
meliputi: New South Wales dengan Ibu Kota Sydney, Queensland dengan Ibu Kota Brisbane,
Australia Selatan (South Australia) dengan Ibu Kota Adelaide, Tasmania dengan Ibu Kota
Hobart, Victoria dengan Ibu Kota Melbourne, Australia Barat (Western Australia) dengan Ibu
Kota Perth, serta 2 wilayah teritori khusus yaitu Wilayah Kapital (Australia Capital
Territory/ACT) dengan Ibu Kota Canberra yang sekaligus jadi ibu kota nasional dan
Australia Utara (Nothern Territory) dengan Ibu Kota Darwin. Selain 8 wilayah itu, di
Australia juga ada teritori lain berupa pulau-pulau kecil atau kepulauan meliputi: Pulau
Norfolk, Kepulauan Cocos (Keeling), Pulau Christmas, Kepulauan Coral Sea, Kepulauan
Ashmore and Cartier, Kepulauan Heard and McDonald , dan Teritori Jervis Bay1.
Federalisme yang diterapkan di Australia tentunya berbeda dengan negara federal
lain, ada keunikannya tersendiri. Konsep utama dari sistem federal ini bahwa sistem

politiknya berdasarkan power sharing antara pemerintah nasional dam pemerintah negara
bagian2, dan sistem ini dianggap yang paling cocok bagi Australia sehingga sampai saat ini
masih dianut dalam pemerintahan Australia. Pertimbangan utama dalam memilih sistem
federal atau negara bagian dibandingkan dengan negara kesatuan secara general ada dua.
Pertama, ada keinginan dalam hal kenyamanan pengaturan politik dimana ada kelompokkelompok yang memiliki kepentingan (power) yang tidak ingin hilang begitu saja dengan
sistem federal lebih ada pembagian yang jelas. Kedua, kebutuhan untuk menjaga kekhasan
dari sekelompok orang atau hak khusus dari kelompok yang berbeda-beda dan terpisah,
sehingga sistem federal lebih bisa mengakomodasi hal ini.3 Alasan Australia memilih sistem

1

G. Singleton, D. Aitkin, B. Jinks, & J. Warhurst, Australia Political Institutions, 10th edn, Pearson Australia,
Frenchs Forest NSW, 2013, p. 121
2
G. Singleton, D. Aitkin, B. Jinks, & J. Warhurst, p. 95
3
G. Singleton, D. Aitkin, B. Jinks, & J. Warhurst, p. 96

1


federal tidak terlepas dari sejarah Australia yang dulu merupakan koloni Inggris, dimana
Founding Fathers duduk bersama dan merumuskan yang terbaik untuk negara Australia.
Wilayah Australia dari dahulu sudah ditempati oleh penduduk pribumi yaitu Suku
Aborigin, lalu mulai berdatangan penduduk dari Eropa terutama Inggris yang awalnya
merupakan kriminal yang diasingkan dari negara asalnya. Lama-kelamaan pendatang ini
semakin banyak dan membuat masyarakat sendiri dan menggusur penduduk aslinya,
terbentuklah koloni-koloni Inggris di Australia. Koloni-koloni ini tadinya berdiri sendirisendiri dan langsung berhubungan dengan Ratu di Inggris. Koloni-koloni mulai membahas
untuk bersatu dan membentuk pemerintahan nasional yang bertanggung jawab terhadap
semua wilayah koloni. Tadinya Selandia Baru dan Fiji juga ikut berunding dalam
pembentukan negara ini, namun tidak mencapai kesepakatan sehingga tidak jadi bersatu
dengan Australia4. Dicapai kesepakatan pada Januari 1901 untuk membentuk Negara
Commonwealtth yang menyatukan enam koloni yang menjadi enam negara bagian di
Australia5. Commonwealth yang dibentuk ini menjadi pemerintah nasional Australia dengan
koloni-koloni yang memiliki kepentingannya masing-masing dan berbeda satu sama lain,
sehingga ingin tetap melestarikan yang sudah ada di tiap koloni namun tetap ingin bersatu.
Ketika itu ada dua koloni yang sudah menjadi negara bagian yang paling
mendominasi yaitu Victoria dan New South Wales6 sehingga terdapat persaingan diantaranya
dan bahkan masih ada hingga saat ini. Persaingan ini termasuk dalam hal memilih ibu kota
negara, sehingga dibentuklah teritori khusus yaotu Australia Capital Territory/ACT pada
1911 dan Canberra menjadi ibu kota nasional pada 1913. Sedangkan untuk Northern

Territory tadinya dibawah pemerintahan New South Wales namun dipindah ke Australia
Selatan pada 1858, sebelum terbentuk Commonwealth. Namun biaya besar dikeluarkan oleh
pemerintah Austalia Selatan untuk mengurus wilayah utara, sehingga diserahkan ke
pemerintah Commonwealth dan dibentuklah wilayah sendiri Northern Territory pada 1907
dengan administrasi lokal7.
Federasi di Australia dianggap yang paling tepat melihat latar belakang sejarahnya
dengan kepentingan tiap koloni yang sudah settle dengan wilayahnya masing-masing dan
memiliki kepentingan sendiri-sendiri seperti Australia Barat dan Queensland yang fokus pada
pertambangan sedangkan New South Wales, Victoria, dan Australia Selatan ekonominya
‘Fiji
and
Australian
Federation’,
National
Library
of
Australia
(daring),
, diakses 17 Desember 2016
5

F. Alexander, Australia Since Federation A Narrative and Critical Analysis, Thomas Nelson Ltd, Melbourne,
1967, p. 5
6
F. Alexander, p. 5.
7
G. Singleton, D. Aitkin, B. Jinks, & J. Warhurst, p. 111
4

2

lebih bergantung pada manufaktur8. Koloni-koloni menyadari ada kebutuhan dalam skala
besar yang tidak bisa diurus oleh pemerintahannya sendiri sehingga muncul kepentingan
membuat pemerintahan skala nasional terutama dalam mengurus pertahanan dan urusan luar
negeri.

Federalisme di

Australia tidak hanya

menjadi


refleksi

bentuk

institusi

pemerintahannya saja, namun juga perilaku penduduknya, dimana warga Australia lebih
sering mengidentifikasi mereka sebagai warga negara bagian tertentu dibanding hanya
sekedar warga negara Australia.
Federalisme pada dasarnya sistem pemerintahan denga power sharing, dimana
pemerintahan pusat dan negara bagian memiliki kewenangannya masing-masing9.
Federalisme di Australia dapat dikatakan cukup unik karena merupakan campuran dari
Inggris dan Amerika Serikat, dimana tanggung jawab pemerintah mengikuti model Inggris
dan pembagian kekuasaan federal mengikuti sistem Amerika SerikatFederasi di Australia
tujuan utamanya adalah untuk membuat desentralisasi kekuasaan dengan negara bagian yang
kuat (power) dan pemerintah nasional atau pusat juga tetap memiliki kekuasaan spesifik,
mirip dengan Amerika Serikat.10 Hanya saja menjadi perdebatan hingga saat ini, dimana
founding fathers Austraia apakah dengan sengaja menciptakan layer-cake federalism11. Di
Australia federalisme menyebabkan pemerintahan ada beberapa tingkat. Ada tiga tingkatan

pemerintah yaitu pemerintah nasional atau federal, pemerintah di negara bagian atau wilayah
teritori dan pemeritah lokal. Pemerintah nasional lebih fokus pada mensejahterakan
masyarakat dan mengatur perekonomian nasional, sedangkan pemerintah negara bagian fokus
pada penyediaan fasilitas untuk masyarakat seperti infrastruktur yang bersentuhan langsung
dengan rakyat, sedangkan pemerintah lokal sebenarnya tidak diatur dalam konstitusi dan
lebih ditujukan untuk menyalurkan kebutuhan masyarakat dalam komunitas. Selanjutnya
akan dibahas tentang perbedaan pemerintah nasional dan negara bagian.
Pemerintah pusat bertugas membuat kebijakan yang nantinya diimplementasikan oleh
pemerintah negara bagian. Pemerintah pusat berhubungan dengan eksternal seperti daalam
perdagangan internasional, pertahanan, dan hubungan luar negeri yang biasanya cenderung
jauh dari aktivitas warga pada umumnya12,hubugan langsung dengan rakyat tidak dilakukan
oleh pemerintah pusat, kecuali dalam urusan pajak penghasilan. Pajak penghasilan baik
individu atau perusahaan diberikan ke pemerintah pusat. Pemerintah pusat lebih memiliki
8

G. Singleton, D. Aitkin, B. Jinks, & J. Warhurst, p. 101
G. Singleton, D. Aitkin, B. Jinks, & J. Warhurst, p. 108
10
K. Wiltshire, ‘Australia’s New Federalism: Recipes for Marble Cakes’, Publius, Oxford Journals, Vol 22, No.
3, 1992, P. 166 (pp. 165- 180)

11
K. Wiltshire , p. 166
12
G. Singleton, D. Aitkin, B. Jinks, & J. Warhurst, p. 108
9

3

kewenangan dalam aliran dana dibandingkan dengan pemerintah negara bagian, dimana
pajak yang diterima pusat diberikan lagi ke negara bagian untuk kebutuhan dalam pelayanan
ke rakyat yang dilakukan oleh negara bagian. Karena hal ini, sering terjadi sentimen antar
negara bagian yang lebih kaya yang merasa dirugikan, karena seolah mensubsidi negara
bagian yang lebih sedikit menyumbang pajak penghasilan.
Pemerintah negara bagian memiliki tugas utama yang berkaitan dengan penyediaan
layanan dan fasilitas bagi warga. Pemerintahan yang diselenggarakan negara bagian secara
langsung menjadi vital bagi kehidupan masyarakat Australia13. Fasilitas publik menjadi
tanggung jawab negara bagian seperti sarana transportasi, pendidikan, dan kesehatan
sementara standardisasi dan regulasi bisa berasal dari pemeirntah pusat. Pemerintah negara
bagian memiliki peraturannya sendiri yang mungkin berbeda dengan negara bagian lain,
namun bila suatu aturan atau hukum di negara bagian bertentangan dengan yang ada di

pemerintah pusat makan peraturan pusat yang menang14.
Pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian sering tidak sepaham dalam suatu hal
karena memiliki kepentingannya masing-masing, sehingga terkada mempersulit dalam
pembuatan suatu kebijakan. Mengatasi permasalahan tersebut, diadakan kooperasi atau kerja
sama formal antara pemerintah pusat dan negara bagian dalam membuat kebijakan agar bisa
memutuskan sesuai dengan mutual interest15. Kerja sama ini dilakukan melalui beberapa
bentuk seperti COAG, Council for Australian Federation, Inter-governmental agreements,
serta meeting dan konsultasi. COAG kenpanjangan dari Council of Australian Governments
berupa pertemuan antara perdana menteri dengan pemimpin negara bagian dan wilayah
teritor dalam membahas permasalahan bersama. Lalu terdapat juga COAG Reform Council
yang dibentuk tahun 2007, dimana memiliki tugas untuk memantau kinerja pemerintahan
berkenaan dengan kesepakatan nasional lalu melaporkannya ke COAG itu sendiri. Council
for Australian Federation dibentuk 13 Oktober 2006 oleh para pemimpin negara bagian guna
menciptakan forum antar negara bagian yang kolaboratif, kooperatif, dan efektif. Intergovernmental agreement juga bentuk kooperasi lain antar pemerintah yang lebih condong ke
cara konsesus. Meeting dan konsultasi lebih condong ke komunikasi reguler antara
pemerintah pusat dan negara bagian yang membahas tentang pelayanan di negara bagian serta
permasalahan lainnya.16

13


G. Singleton, D. Aitkin, B. Jinks, & J. Warhurst, p. 104
G. Singleton, D. Aitkin, B. Jinks, & J. Warhurst, p. 96
15
G. Singleton, D. Aitkin, B. Jinks, & J. Warhurst, p. 123
16
G. Singleton, D. Aitkin, B. Jinks, & J. Warhurst, pp. 124-125
14

4

Federalisme tetap bertahan di Australia sampai saat ini dan dianggap paling tepat,
namun ada beberapa kelemahan dalam sistem ini. Ada lima kelemahan sistem federal yang
juga menjadi kritik bagi pemerintah, yaitu: sentralisasi, Inefisiensi dan duplikasi, telalu
banyak tingkatan pemerintahan, ‘blame game’, dan permasalahan tanggung jawab
pemerintah17. Sentralisasi di sini maksudnya adalah secara finansial dimana pajak
penghasilan sejak tahun 1942 diberikan ke pemerintah pusat yang seharusnya menjadi hak
pemerintah daerah. Pajak penghasilan dialihkan ke pemerintah pusat pada waktu itu untuk
membantu pembiayaan Australia yang ikut serta dalam Perang Dunia, namun sampai saat ini
tetap dipertahankan pemberian pajak penghasilan ke pemerintah pusat18. Pemeritahn negara
bagian menerima hasil pajak dari pemerintah pusat namun dengan tujuan tertentu, atau ada

ketentuan dari pemerintah pusat bahwa uang ini harus digunakan untuk hal apa saja, sehingga
negara bagian tidak leluasa dalam mengatur keuangannya19. Inefisiensi dan duplikasi yaitu
untuk power division antara pemerintah pusat dan negara bagian, dimana dalam pembuatan
kebijakan dan administrasi menjadi lebih kompleks. Ketidakefektifan terjadi misalnya ketika
suatu negara bagian memiliki peraturan yang berbeda sehingga menyulitkan dalam bisnis dan
pekerjaan bagi orang yang berpindah tempat tinggal ke negara bagian lain. Sedangkan
duplikasi terjadi dengan pemerintahan yang bertingkat-tingkat sehingga hingga terdapat tiga
tingkatan.20 ‘Blame game’ terjadi karena ada pembagian tanggung jawab antar pemerintah,
sehingga bila terjadi suatu masalah pemerintah akan saling menyalahkan antar pusat dan
negara bagian, kerena keduanya juga memiliki tanggung jawab. Hal ini berkaitan dengan
tanggung jawab yang harus dipegang oleh tiap pemerintah21.
Walaupun memiliki kelemahan tetap ada kelebihan dari sistem federal yang
diterapkan di Australia. Kelebihan ini sekaligus menjadi keuntungan penerapan federalisme
di Australia yaitu: pemisahan kekuasaaan (separation of powers) dan demokrasi , serta
Choice dan flexibility. Pemisahan kekuasaan dalam federalisme Australia yang dijelaskan
oleh Konstitusi memberi keuntungan dalam menghindari penyalahgunaan kekuasaan dari
pemerintahan pusat yang terlalu berkuasa. Hal ini sekaligus dianggap lebih menciptakan
demokrasi karena pemerintah negara bagian dekat dengan rakyat sehingga lebih bisa
mengakomodasi kepentingan rakyat itu sendiri.22 Negara bagian memiliki pilihan (choice)
dan lebih fleksibel dalam menyediakan pelayanan rakyatnya sesuai kebutuhan tiap wilayah,

17

G. Singleton, D. Aitkin, B. Jinks, & J. Warhurst, p. 116
Kuliah Kelas Politik dan Pemerintahan Australia oleh Dr. Dafri Agussalim pada hari Selasa, 23 Agustus 2016
19
G. Singleton, D. Aitkin, B. Jinks, & J. Warhurst, p. 117
20
G. Singleton, D. Aitkin, B. Jinks, & J. Warhurst, pp. 118-119
21
G. Singleton, D. Aitkin, B. Jinks, & J. Warhurst, p. 121
22
G. Singleton, D. Aitkin, B. Jinks, & J. Warhurst, p. 122

18

5

mengingat tugas utama negara bagian adalah untuk delivery of service 23 sedangkan
pendanaan dari pusat. Dengan bentuk federal, tiap wilayah bisa lebih memaksimalkan potensi
yang dimiliki dan memberi keuntungan pada negara bagiannya dan juga secara nasional
karena negara bagian memiliki kewenangan untuk mengatur urusan dalam negara bagiannya
masing-masing.
Isu-isu yang sering muncul berkaitan dengan sistem federal adalah pembuatan
kebijakan secara nasional yang bisa diaplikasikan di semua negara bagian mengingat tiap
negara bagian berbeda-beda keadaannya dan memiliki kepentingannya masing-masing.
Dalam pembuatan kebijakan skala nasional bisa menjadi pertarungan tersendiri, karena tiap
negara bagian akan mementingkan egonya masing-masing, di sini pemerintah federal harus
berperan agar bisa menengahi kepentingan dari tiap negara bagian tersebut. Salah satu
permasalahan dalam pembuatan kebijakan adalah soal transportasi. Kebijakan transportasi
menjadi salah satu contoh nyata permasalahan yang timbul karena kompleksnya sistem
federasi yang terdiri dari negara-negara bagian yang terpisah24. Negara bagian di Australia
yang tadinya merupakan koloni yangs setuju untuk melebur menjadi satu negara di bawah
pemerintahan nasional sudah memiliki peraturan dan kebijakannya sendiri soal transportasi,
hal ini yang sering bertentangan kepentingan antar negara bagian atau dengan pemerintah
pusat mengingat transportasi erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian. Salah satu
kebijakan transportasi yang menjadi perdebatan bahkan di era ini adalah kereta atau railway.
Sistem kereta dan jalurnya atau rel sudah ada di Australia sejak zaman koloni sekitar
pertenghan 1800an sebelum Australian menjadi negara federal. Kereta pada waktu itu lebih
ditujukan untuk transportasi barang-barang dan tiap wilayah memiliki sistemnya yang
berkembang secara terpisah. Perbedaan terletak pada ukuran rel, jenis kereta, sistem operasi
dan hal teknis lainnya sehingga menyulitkan dalam transportasi itu sendiri. Sampai tahun
1917, jika mau pergi dari Perth ke Brsbane harus berganti sampai dengan 6 kereta, karena
tidak ada kereta yang bisa sekaligus melaju antar negara bagian. Perbedaan membawa
kesulitan dalam mobilisasi dan semakin disadari ketika Perang Dunia II, dimana perlu
memindahkan barang-barang perang dan personil angkatan bersenjata secara cepat. Sampai
taun 1995 kereta belum bisa melaju antar negara bagian karena belum ada standardisasi rel,
baru pada 1970 sudah ada kereta yang bisa langsung dari Perth ke Sydney. 25
23

G. Singleton, D. Aitkin, B. Jinks, & J. Warhurst, p. 123
B.M. Kolsen, ‘Transport Policy in Australia’, Journal of Transport Economics and Policy, Vol. XX, No. 2,
1986, p. 276
25
‘Introduction’,
Departemen
of
Infrastructure
and
Regional
Development
(daring),
, diakses 17 Desember 2016

24

6

Tiap negara bagian sudah memiliki kereta dan jalurnya masing-masing yang saling
berbeda. Negara bagian Victoria sudah memiliki kereta sejak 1854 dengan ketebalan rel
(gauge) 1435 mm, Queensland rel kereta dengan ketebalan 1067 mm, Australia Selatan 1600
mm, dan Australia Barat sejak 1879 memili rel dengan ketebalan 1435 mm. Di sini terlihat
perbedaan di tiap negara bagian, sehingga untuk mebuat transportasi kereta yang tersambung
antar negara bagian harus ada standar baru yang tidak mudah ditemui titik temunya. Misalkan
saja harus membuat rel baru, maka harus menggunakan lahan yang merupakan hak tiap
negara bagian. Pada akhirnya ada keputusan untuk menstadarkan rel kereta dengan ketebalan
1435 mm dan itu pun belum menyeluruh di seluruh negara bagian. Sistem kereta
menghubungkan Brisbane dan New South Wales baru ada tahun 1930, Melbourne ke New
South Wales tahun 1962, Melbourne dan Adelaide di tahun 1995, dan Alice Springs ke
Darwin baru pada Januari 2004.26
Sistem tranportasi yang ada masih terpisah-pisah satu sama lain dan pada tahun 1998
pemerintah Australia baru berhasil membuat kesepakatan dengan pemerintah tiap negara
bagian untuk membuat infrastruktur jalur kereta Australian’s interstate sebagai satu kesatuan
entitas. Padahal konsep awal dari federalisme Australia, bahwa infrastruktur yang langsung
untuk rakyat merupakan tanggung jawab dan kewenangan negara bagian, tapi dalam hal ini
pemerintah pusat juga ikut turun tangan karena transportasi kereta ini dianggap penting demi
kemajuan Australia secara nasional. Kereta berperan pentng untuk perekonomian Australia
yaitu pada sektor industri pengangkutan, dimana sepertiga dari transportasi barang di
Australia menggunakan kereta27. Tidak seperti kebanyakan negara dengan sistem federasi
lainnya, di Australia pengelolaan kereta dan relnya merupakan tanggung jawab negara
bagian28. Hal ini dikarenakan warisan sejarah sejak zaman koloni, kemudian baru disadari
pengelolaan kereta ini menjadi suatu permasalahan nasional. Sehingga butuh waktu yang
lama untuk mereformasi bidang transportasi ini dan dicapai kesepakatan antara pemerintah
pusat dan pemerintah negara bagian.
Hasil kesepakatan pemerintah pusat dan pemerintah negaraa bagian melahirkan
institusi ARTC (Australian Rail Track Corporation Ltd) yang sepenuhnya milik pemerintah
pusat. Menjadi sulit karena rel yang berada di negara bagian merupakan hak pemerintah
negara bagian, maka ada sistem lease (sewa) di tiap negara bagian guna mewujudkan standar
‘Standardisation of Australia’s Interstate Track Gauge’, Departemen of Infrastructure and Regional
Development (daring), , diaskes 17 Desember 2016
27
‘Reforms ro Rail Transport’, Departemen of Infrastructure and Regional Development (daring),
, diakses 17 Desember 2016
28
K. Wiltshire, p. 172

26

7

operasi yang sama dalam hal transportasi kereta di Australia. Pemerintah pusat dan negara
bagian di sini bekerja sama dalam kebijakan nasional dalam hal regulasi transportasi kereta.
Transportasi darat menjadi permasalahan yang cukup sulit dan agak politis dibanding
transportasi udara dan laut yang merupakan urusan pemerintah pusat, karena urusan
transportasi darat seperti kereta, bus, dan penumpangnya merupakan kewenangan dari negara
bagian dimana transportasi darat itu berada29.
Sistem federalisme banyak diterapkan di berbagai negara di dunia salah satunyaa
Australia, namun federalisme di Australia berbeda dengan di negara lain. Ada kekhasan dan
keunikan yang bisa dipelajari dari sistem federal Australia. Sejarah panjang Australia
memberi dampak pada sistem federal yang ada saat ini, yaitu koloni-koloni Inggris yang
sekarang menjelma menjadi negara bagian di Australia. Adanya power separation dan power
division di federalisme Australia antara pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian
dimana tiap layer pemerintahan memiliki fungsi dan perannya masing-masing yang sudah
diatur dalam konstitusi. Pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian sama-sama memiliki
powernya masing-masing. Pemerintahan federal di Australia berfungsi untuk memastikan
tidak ada kekuasaan yang tunggal30, sehingga power itu dipecah ke unit-unit lain dan tidak
terkumpul di pusat. Kekuasaan yang dimiliki pemerintah pusat lebih ke hubungan luar negeri
dan pengaturan secara nasional sedangkan pemerintah negara bagian memiliki power dalam
meregulasi secara langsung warganya. Walaupun keberadaan sistem federal di Australia tidak
selalu berjalan mulus namun pemerintahan ini terbukti cukup efektif. Hingga saat ini
pemerintahan federal masih tetap berlangsung dan belum pernah berubah, serta pemerintahan
Australia dapat dikatakan berjalan dinamis tanpa adanya masalah siginifikan yang
mengganggu keberlangsungan negara Australia itu sendiri.

‘Surface Transport Security’, Departemen of Infrastructure and Regional Development (daring),
, diakses 17 Desember 2016
30
J. Holmes, ‘The Australian federalism System’, International Political Science Review , Vol. 5, No. 4, 1984,
p. 412
29

8

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Alexander. F., Australia Since Federation A Narrative and Critical Analysis, Thomas Nelson
Ltd, Melbourne, 1967.
Singleton. G, Aitkin. D., Jinks. B., & Warhurst. J., Australia Political Institutions, 10th edn,
Pearson Australia, Frenchs Forest NSW, 2013.
Sumber Jurnal
Holmes. J., ‘The Australian federalism System’, International Political Science Review , Vol.
5, No. 4, 1984, pp. 397 – 414.
Kolsen. B. M., ‘Transport Policy in Australia’, Journal of Transport Economics and Policy,
Vol. XX, No. 2, 1986, pp. 275-282.
Wiltshire. K., ‘Australia’s New Federalism: Recipes for Marble Cakes’, Publius, Oxford
Journals, Vol 22, No. 3, 1992, pp. 165- 180.
Sumber Online
‘Fiji

and

Australian

Federation’,

National

Library

of

Australia

(daring),

, diakses 17 Desember 2016
‘Introduction’, Departemen of Infrastructure and Regional Development (daring),
, diakses 17 Desember 2016
‘Reforms ro Rail Transport’, Departemen of Infrastructure and Regional Development
(daring),
, diakses 17 Desember 2016
‘Standardisation of Australia’s Interstate Track Gauge’, Departemen of Infrastructure and
Regional Development (daring), ,
diaskes 17 Desember 2016
‘Surface Transport Security’, Departemen of Infrastructure and Regional Development
(daring), , diakses 17 Desember 2016
9