18 Pada sistem
Subak, yang ditekankan adalah keadilan dalam memperoleh air. Apabila air yang mengalir tidak cukup untuk mengairi
seluruh areal sawah maka pemberian air dilakukan dengan cara pergiliran atau rotasi, yaitu Subak dibagi bagi menjadi bagian bagian lebih kecil yang disebut
tempek. Pola rotasi biasanya diawasi oleh patelik petugas yang ditunjuk untuk mengawasi pergiliran air. Selain dengan cara rotasi pada sistem Subak
juga dikenal pengaturan pemberian air dengan sistem nyorog yaitu dengan mengatur waktu tanam tidak bersamaan.
Sedangkan pola Operasi dan Pemeliharaan ditingkat Subak biasanya diselenggarakan melalui mekanisme musyawarah mufakat dalam sangkepan.
Adapun langkah perbaikan-perbaikan atau rehabilitasi pada bangunan- bangunan dan saluran irigasi, sehingga kehilangan air akibat kebocoran-
kebocoran pada saluran dapat dihindari, dan juga dikaitkan dengan pola dan jadwal tanam yang hendak diterapkan dalam suatu organisasi Subak. Ketika
hendak mengambil keputusan tentang pola dan jadwal tanam itulah musim dan atau iklim akan diperhitungkan.
2.5 Sistem Jaringan Irigasi Subak
Subak sebagai organisasi yang fungsi utamanya adalah mengatur air irigasi telah membangun sistem jaringan irigasi dengan keunggulan teknologi
tradisionalnya, dimana konstruksi jaringan sangat disesuaikan oleh kondisi fisik alam dimana jaringan itu dikonstruksi. Kondisi alam Bali yang
bergelombang dan dilalui oleh banyak sungai menjadikan luasan lahan sawah yang sempit, oleh karena itu dengan kearifan yang sangat tinggi Subak telah
19 berupaya menekan pemanfaatan lahan agar sekecil mungkin dibebaskan untuk
pembangunan jaringan irigasi. Atas dasar pertimbangan tersebut ketika Subak membangunan jaringan irigasinya banyak memanfaatkan alur alam berupa
lembah atau pangkung sebagai saluran pembawa. Secara prinsip antara jaringan irigasi dengan jaringan irigasi Subak
memiliki tugas dan kewajiban yang sama. Sehingga dalam penelitian kali ini yang dimaksud dengan jaringan irigasi adalah jaringan irigasi Subak.Jaringan
irigasi Subak sudah dikonstruksi sedemikian lengkap mulai dari bangunan pengambilan pada sumber air, bangunan pembagi dan pengambilan di saluran
sampai saluran distribusi di petak-petak sawah, seperti ditunjukkan dalam gambar jaringan irigasi Subak pada Gambar 2.1. dengan jenis dan fungsi
bangunan seperti diuraikan berikut ini.
20 Gambar 2.1. Jaringan Irigasi Subak Sushila,2006
Pura Ulun Empelan
Pura Bedugul Empelan Bendung Subak
Aungan Terowongan
Telabah Saluran Pembawa
Tembuku Aya B.Bagi Utama Tembuku Pemaron B.Bagi
Telabah Pemaron Saluran Kedua Tembuku Daanan B. Sadap
Telabah Daanan Saluran Ketiga
Telabah Pengutangan Saluran Pembuang
Tukad Sungai
21 Gambar 2.2. Ilustrasi Wilayah Subak dalam Wilayah Desa Adat
Sushila,2006
2.6 Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 32PRTM2007 yang dimaksud dengan operasi jaringan irigasi adalah upaya
pengaturan air irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan membuka menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun
sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintubangunan,
mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi. Sedangkan yang dimaksud dengan pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya
menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan
kelestariannya.
Desa Adat - A Desa Adat - B
Desa Adat - C
Subak - X Tembuku B. Bagi
Telabah Saluran Aungan Trowongan
Empelan Bendung Tukad Sungai
22 Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang No 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air dan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Irigasi sebagai pengganti PP 772001 tentang irigasi, pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan
jaringan irigasi ditetapkan: a. Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi primer dan
sekunder menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.
b. Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi tersier menjadi
hak dan tanggung jawab masyarakat petani pemakai air.
2.7 Pengertian Partisipasi