E. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah konstruksi bentukan diri sendiri. Pengetahuan
tidak bisa ditransfer dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya. Pengetahuan
merupakan proses kognitif di mana terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema yang
baru. Seseorang membentuk skema, kategori, konsep dan strukur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan secara terus menerus
Bettencourt dalam Suparno, 1997. Pada pembelajaran kontruktivisme, peran guru sebagai pemandu, fasilitator, dan rekan yang mendorong untuk
memformulasikan gagasan, pendapat, dan kesimpulan mereka sendiri.
Prinsip-prinsip konstruktivisme dalam pembelajaran yang diungkap oleh Suparno 2007, yaitu: 1 pengetahuan siswa dibentuk sendiri, 2 pengetahuan
tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, 3 siswa aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep yang sesuai dengan
konsep ilmiah, 4 guru sekadar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa terlaksana.
F. Teori Perubahan Konsep
Menurut Piaget dalam Suparno 1997, teori pengetahuan itu adalah teori adaptasi pikiran ke dalam suatu realitas. Ilmu pengetahuan dibangun dalam
pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi.
Asimilasi ialah pemaduan data baru dengan stuktur kognitif yang sudah dimiliki untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam lingkungannya.
Seseorang sering tidak memadukan informasi baru ke dalam struktur kognitifnya karena tidak memiliki struktur asimilasi yang cocok. Akomodasi
ialah penyesuaian stuktur kognitif terhadap situasi baru, dan ekuilibrasi ialah penyesuaian kembali yang terus dilakukan antara asimilasi dan akomodasi.
Dalam proses akomodasi ini seseorang memerlukan modifikasi struktur internal yang ada dalam menghadapi reaksi terhadap tantangan lingkungan.
Asimilasi dan akomodasi bekerjasama dalam perkembangan intelektual. Akomodasi mempunyai arti dalam pengubahan struktur kognitif individu.
Bila ia menyadari bahwa cara berpikirnya bertentangan dengan kejadian lingkungan, ada ketidakseimbangan antara pengalaman baru dan skema lama
yang disebut dengan keadaan ketidakseimbangan kognitif. Untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut, mereka mengakomodasi atau menyesuaikan
skema lama sehingga lebih cocok untuk pengalaman baru Beilin, 1994, hal. 263. Reorganisasi inilah yang menghasilkan tingkat berpikir yang lebih
tinggi. Ekuilibrasi adalah pengaturan diri yang berkesinambungan yang memungkinkan seseorang tumbuh, berkembang dan berubah untuk menjadi
lebih mantap atau seimbang. Ekuilibrasi bukan keseimbangan dalam hal kekuatan melainkan merupakan proses yang dinamis yang secara terus
menerus mengatur tingkah laku. Equilibrasi membuat seseorang dapat menyatukan pengalaman dari luar dengan skema yang sudah dimiliki
Suparno,1997.
G. Usaha dan Energi