Mengungkap Pemahaman Miskonsepsi Pemahaman siswa tentang konsep usaha dan energi : sebuah studi kasus.

C. Mengungkap Pemahaman

Semua pemahaman ada di dalam pikiran atau otak seseorang, sehingga untuk mengetahuinya dilakukan tes pemahaman Sutoyo, 2012: 19. Beberapa cara untuk mengungkap pemahaman seseorang secara bebas dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: 1. Wawancara Wawancara dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik klinis dan teknik kelas. Wawancara dengan teknik klinis dilakukan oleh peneliti atau guru dengan mewawancarai siswa tentang pemikiran mereka terhadap suatu topik di ruang yang tenang, tanpa penonton, dan waktu yang tepat. Sebagai contoh, wawancara dilakukan setelah sekolah, atau jam bebas di tengah pelajaran. Wawancara dengan teknik kelas, peneliti atau guru dapat melakukan wawancara di dalam kelas ketika jam pelajaran berlangsung. Wawancara dapat berbentuk bebas dan terstruktur. Dalam wawancara bebas, peneliti bebas bertanya dan siswa bebas menjawab. Dalam wawancara terstruktur, pertanyaan sudah disiapkan dan urutannya sudah disusun sehingga mempermudah dalam praktek. Keuntungan wawancara terstruktur ini adalah peneliti dapat secara sistematis bertanya dan mengorek pemikiran siswa Suparno, 2005. 2. Peta Konsep Peta konsep adalah alat untuk memperlihatkan hubungan antara beberapa konsep Berg, 1991. Peta konsep dapat digunakan untuk melihat ide awal siswa tentang topik tertentu, untuk menunjukkan bagaimana siswa melihat hubungan antara ide-ide mereka, untuk mengetahui seberapa banyak yang diketahui siswa dan melihat sejauh mana siswa memahami topik tersebut Taber, 1999. 3. Gambar Siswa dapat diminta menggambar untuk mewakili pemahaman mereka tentang konsep tertentu. Menggambar dapat digunakan dalam situasi klinis, tetapi juga dapat digunakan di dalam kelas saat proses belajar mengajar berlangsung Taber, 1999.

D. Miskonsepsi

Miskonsepsi adalah konsepsi siswa yang tidak sesuai dengan konsep yang sebenarnya van den Berg, 1991. Contohnya, konsep tentang massa dan berat yang sering dianggap sama, karena dalam kehidupan sehari-hari hal tersebut digunakan dan dianggap benar yang dapat memudahkan berkomuniskasi dengan orang lain. Sering kali siswa mengabaikan miskonsepsi suatu konsep sehingga mengakibatkan miskonsepsi pada konsep lain. Miskonsepsi disebabkan oleh beberapa hal, antara lain berasal dari siswa sendiri, guru pengajar yang kurang menguasai konsep fisika, buku teks yang bahasanya sulit atau penjelasannya tidak benar; serta metode mengajar yang digunakan guru yang dapat memunculkan miskonsepsi siswa Suparno, 2005.

E. Teori Konstruktivisme