Tertiary Treatment Bangunan Pengolahan Air Buangan

Dasar pemilihan antara system satu dengan satu tangki atau dua tangki aerasi biasanya dengan memperhatikan perbandingan BOD 5 TKN, untuk : - BOD 5 TKN 3, menggunakan system terpisah two stage - BOD 5 TKN 5, menggunakan satu tangki single stage b Denitrifikasi Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat menjadi gas nitrogen N 2 secara biologi pada kondisi anoxic tanpa oksigen. Bakteri yang bertanggungjawab dalam proses denitrifikasi adalah jenis heterotrof. Nitrit dan nitrat sebagai aseptor electron, sedangkan organic karbon sebagai donor electron. Dalam air buangan rendah, biasanya ditambahkan methanol CH 3 OH sebagai sumber karbon, sedangkan sumber energi diperoleh dari hasil reaksi anorganik. Bakteri yang melakukan proses denitrifikasi meliputi : achromobacter, Alcaligenes, Bacillus, Brevibacterium, F lavobacterium, Laccthobacterium dan lainnya. Ada dua tahap konveksi dalam proses denitrifikasi yaitu : - Tahap nitrat menjadi nitrit - Tahap nitrit menjadi gas nitrogen Sehingga keseluruhan proses secara berurutan adalah : NO 3 NO 2 NO N 2 O N 2

II.2.4. Tertiary Treatment

Pengolahan ini adalah kelanjutan dari pengolahan terdahulu, oleh karena itu pengolahan jenis ini akan digunakan apabila pada pengolahan pertama dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kedua, banyak zat tertentu yang masih berbahaya bagi masyarakat umum. Pengolahan ketiga ini merupakan pengolahan secara khusus sesuai dengan kandungan zat yang terbanyak dalam air limbah, biasanya dilaksanakan pada pabrik yang menghasilkan air limbah khusus diantaranya yang mengandung fenol, nitrogen, fosfat, bakteri patogen dan lainnya. Unit pengolahan tersier ini terdiri dari : a Carbon Aktif Pengolahan air limbah dengan menggunakan karbon aktif biasanya digunakan sebagai proses kelanjutan dari pengolahan secara biologis. Organik terlarut yang ada dengan cara menyerap partikel yang berada dalam partikel juga bisa dihilangkan. Selain itu proses ini juga bisa menghilangkan bau, warna, rasa, bahan organik fenol, merkuri dan lain-lain. Gambar 2.41. Karbon Aktif MetcalfEddy,1151 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b Ion Exchange Untuk limbah cair yang bahan pencemarnya larut dan membentuk ion bahan anorganik, pengolahannya tidak dapat dilakukan dengan cara adsorbsi, karena ion-ion cenderung menjadi permukaan yang berbatasan dengan absorber, sehingga cara pengolahan yang dipilih untuk jenis tersebut adalah pertukaran ion ion exchange baik ion positif maupun ion negatif. Secara garis besar prosesnya serupa dengan adsobsi yaitu dengan mengkontakkan limbah dengan bahan aktif penukaran ion yang siap memberi ion H + atau OH - ke limbah dan menerima ion positif atau ion negatif dari limbah. Keadaan jenuh juga akan dialami oleh bahan aktif penukar ion, yang pemulihan keaktifanya dapat dilakukan melalui proses regenerasi. Limbah biasanya menggunakan proses ion exchange antara lain yang mengandung logam, misalnya Na 2+ , Ca 2+ , Cu, Ni, Cr, Mg 2+ , Fe, Co. Gambar 2.42. Ion Exchange Reynold, 383 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c Secondary Clarifier Fungsinya sama dengan Bak pengendap, tetapi clarifier biasanya di tempatkan setelah pengolahan kedua pengolahan Biologis. Gambar 2.43. Clarifier. a Denah, b Tampak Samping Reynold, 251

II.2.5. Sludge Treatment Pengolahan Lumpur